Anda di halaman 1dari 9

PANDUAN PRAKTIK TERPADU

PRODUKSI TERNAK UNGGAS

PENGAMPUH :
NANI ZURAHMA
NURTANIA SUDARMI
GALLUSIA M N ISTI

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MANOKWARI


BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2023
KEMENTERIAN PERTANIAN

Kementerian Negara/Lembaga : Kementerian Pertanian

Unit Eselon I : Badan Penyuluhan dan Pengembangan


SDM Pertanian

Unit Eselon II/Satker : Politeknik Pembangunan Pertanian


Manokwari

Program Studi : Penyuluhan Peternakan dan


Kesejahteraan Hewan

Kegiatan : Praktikum Mata Kuliah Produksi Ternak


Unggas

Indikator Kegiatan : Mahasiswa mampu menjelaskan tentang


jenis usaha ternak unggas dan mengerti
aspek breeding, feeding, dan manajemen
budi daya ayam kampung, ayam
pedaging, dan itik
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

1. Dasar Hukum Tugas Fungsi/Kebijakan


a. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional.
b. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan
Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan.
c. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.
d. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi.
e. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
f. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2009 tentang
Dosen.
g. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 100 Tahun
2016 tentang Pendirian, Perubahan, Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri
dan Pendirian, Perubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta.
h. Peraturan menteri Pertanian Nomor 75 Tahun 2016 tentang Pedoman
Penerapan Teaching Factory/Teaching Farm pada Lembaga Pendidikan
Vokasi di Lingkungan Petanian.
i. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 11 Tahun 2017 tentang Standar
Pendidikan Tinggi Vokasi Lingkup Kementerian Pertanian.
j. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 25 Tahun 2018 tentang Organisasi Tata
Kerja Politeknik Pembangunan Pertanian.
k. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 32 Tahun 2020 tentang Statuta Politeknik
Pembangunan Pertanian Manokwari.
l. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2020
tentang Pedoman Proses dan Penilaian Pembelajaran Pendidikan Tinggi
Vokasi Lingkup Kementerian Pertanian.
m. Keputusan kepala badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian
Nomor 88 Tahun 2018 tentang Profil, Capaian Pembelajaran, dan Bahan
Kajian Kurikulum Pendidikan Tinggi Vokasi Lingkup Kementerian Pertanian.
n. Keputusan Direktur Polbangtan Manokwari Nomor
277.a/Kpts/SM.240/I.2.7/11/2018 tentang Kurikulum, Silabi dan Sabaran Mata
Kuliah Program Diploma IV Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan, Penyuluhan
Peternakan dan Kesejahteraan Hewan dan Teknologi Produksi Tanaman
Perkebunan.
o. Keputusan Direktur Polbangtan Manokwari Nomor
618/Kpts/SM.240/I.2.7/9/2021 tentang Kurikulum, Silabi dan Sabaran Mata
Kuliah Program Diploma IV Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan, Penyuluhan
Peternakan dan Kesejahteraan Hewan dan Teknologi Produksi Tanaman
Perkebunan.
2. Gambaran Umum
Peraturan Presiden (Perpres) No. 68/2022 tentang Revitalisasi Vokasi dan
Pendidikan Vokasi untuk meningkatkan akses, mutu, dan relevansi penyelenggaraan
pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi sesuai dengan kebutuhan pasar kerja
diperlukan kolaborasi dengan berbagai pihak.
Visi dan Misi Pendidikan Pertanian adalah menjadikan Politeknik
Pembangunan Pertanian unggul, sehingga mampu menyiapkan generasi muda
pertanian yang terdidik, terlatih, berkarakter disiplin tinggi dan memiliki kompetensi
keahlian, yaitu berperan sebagai job seeker. Selain itu juga mampu mencetak
generasi muda pertanian unggul dalam agrosociopreneur, yaitu berperan sebagai job
creator yang mampu mencetak lapangan pekerjaan di bidang pertanian.
Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Manokwari merupakan salah
satu pendidikan tinggi yang berada di Kementerian Pertanian, Badan Penyuluhan
dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian. Untuk menindaklanjuti visi dan
Misi Pendidikan Pertanian, maka perlu adanya kegiatan praktikum agar mahasiswa
lebih memahami materi ajar yang diampuh.

B. Prosedur Kerja
1. Mendatangi lokasi praktikum
2. Lakukan pengamatan sesuai bahasan
3. Catat seluruh hasil pengamatan
4. Pembuatan Laporan

C. Pelaporan
1. Laporan diketik rapi menggunakan kertas A4. Masing-masing anggota terlibat
dalam penulisan laporan.
2. Lakukan pengamatan sesuai bahasan dimasing-masing pertemuan :
3. Catat seluruh hasil pengamatan
4. Pembuatan Laporan dilakukan dengan membandingkan apa yang
dilaksanakan dilapangan dengan apa yang tertuang dalam buku teks ataupun
jurnal.
LEMBARAN PETUNJUK PRAKTIKUM (BUDI DAYA ITIK)

MINGGU KE : PERTEMUAN I - IV

Campaian Pembelajaran : Mampu menguasi konsep-konsep breeding khususnya


penetasan telur itik.

Waktu : (3 x 170 menit x 4) 8.00-16.00.

Tempat : Instalasi penetasan Laboratorium Peternakan Terpadu


Polbangtan Manokwari

1. Pokok Bahasan : Penetasan Telur Itik


2. Indokator Pencapaian : Mampu memahami proses penetasan ternak itik
3. Teori : Penetasan adalah proses di mana telur ditetaskan dalam
kondisi buatan. Tiga faktor utama perlu diperhatikan
dalam penetasan itik yaitu : (a) Kualitas telur tetas, (b)
mesin tetas, dan (c) faktor manusianya.

(a) Kualitas Telur tetas; untuk mendapatkan telur tetas


yang baik perlu diperhatikan hal-hal berikut :
(-) sex Ratio, jumlah perbandingan induk jantan dan
betina dalam pemeliharaan ketika menghasilkan
telur tetas, itik = 1 Jantan : 10-13 betina,
(-) lama penyimpanan telur tetas, paling baik dibawah
umur 7 hari,
(-) bentuk telur tetas, oval untuk mengukur tingkat
ovalnya dapat dilakukan dengan cara “ sumbu
panjang X Sumbu lebar x 100%” untuk ukuran
oval Indek Telurnya adalah 72-74%, jika lebih dari
74% maka telut bulat, Jika kurang dari 72% maka
telur lonjong,
(-) bobot telur yang ideal perlu diperhatikan berkisar
60 – 65 gram).

(b) Mesin Tetas ; ada dia tipe mesin tetas yaitu mesin
tetas yang sumber panasnya berasal dari satu arah
(type Still Air Incubator) misalnya yang menggunakan
lampu bolham. Tipe ini sebaran panasnya tidak
merata sehingga perlu dilakukan pembalikan dan
type Force Draught Incubator, yaitu mesin tetas yang
menggunakan kipas angin untuk menyebarkan panas.
Beberapa hal penting yang berhubungan dengan
mesin tetas yaitu : Suhu optimal : itik 102oF., Kelem-
baban 70-80%. Jarak bak air ke rak tetas 2-3 Cm,

(c) Faktor manusia ; yang dimaksud dalam poin ini


adalah tingkat ketekunan, kesabaran dan kedisiplinan
dalam melakukan penetasan, beberapa hal yang
dapat dijelaskan dalam kegiatan penetasan yang
berhubungan dengan manusianya yaitu :
(-) Sanitasi Mesin tetas, yaitu melakukan Fumigasi
atau mensucihamakan mesin tetas dan sangat
penting untuk dilakukan dapat dibersihkan dengan
KMnO4 (Kalium permanganat) yang dicampur
dengan Formaldehide 40 %,
(-) Candeling yaitu peneropongan telur tetas apakah
fertile (dibuahi) atau tidak dilakukan dengan
bantuan senter proses ini biasanya dilakukan pada
hari ke 4, dikatakan telur fertile apabila dilihat ada
semacan bercak darah yang membetuk jaringan
(-) Membalikan telur tetas pada mesin tetas tipe (type
Still Air Incubator) dilakukan 3 kali sehari yaitu
pagi, siang dan malam hari dengan jarak selang 8
jam. Selama melakukan pembalikan usahakan
tidak terjadi penurunan suhu ruang tetas yang
drastis.
(-) Pengambilan hasil tetas biasanya dilakukan 24
jam setelah masa inkubasi Itik 28 + 1 hari, tentu
saja ketika unggasnya sudah menetas.

Selain faktor-faktor diatas tentu ada faktor pendukung


lain yang perlu dipertimbangkan, antara lain sumber
energi panas (listrik, api dll), faktor lingkungan (suhu
lingkungaan, kondisi ruangan penetasan dll).

4. Alat dan bahan :


1. Alat Tulis,
2. Masker,
3. Laptop/Note Book/Komputer.

5. Organisasi
Praktikum ini dilaksanakan secara berkelompok, tiap kelompok terdiri dari 5-6 orang
mahasiswa (jumlah anggota kelompok menyesuaikan dengan kondisi di lapangan).

6. Prosedur Kerja

1. Datang ke Lab. Peternakan Terpadu

2. Amati proses penetasan burung itik

3. Catat hasil pengamatan


7.Tugas dan pertanyaan

a. Tugas

1. Lakukan pengamatan dalam proses penetasan ternak itik

b. Pertanyaan

1. Bagaimana Kualitas Telur tetas, ditinjau dari


(-) sex Ratio : jantan ... : betina ...
(-) lama penyimpanan telur tetas apakah dibawah umur 7 hari?
(-) bentuk telur tetas, apakah berkisar antara 72-74%?
(-) bobot telur, apakah berkisar 60 – 65 gram?

2. Mesin Tetas ;
(-) tipe mesin apa yang digunakan dalam proses penetasan telur itik?
(-) Suhu penetasan bersikar ...oF atau setara ... oc.,
(-) Kelembaban berkisar ... %,
(-) Jarak bak air ke rak tetas 2-3 Cm.

3. Faktor manusia dipengaruhu oleh tingkat ketekunan, kesabaran, serta kedisiplinan


dalam melakukan penetasan,
(-) Apakah dilakukan sanitasi Mesin tetas?
(-) Bahan apa yang digunakan saat proses fumigasi atau mensucihamakan mesin
tetas ?
(-) Apakah dilakukan Candeling ? jika ya, hari ke berapa dilakukan candeling?
(-) Apakah dilakukan pembalikan telur tetas pada mesin tetas tipe? Jika ya,
pembalikan dilakukan secara otomatis atau manual? Dalam 1 hari berapa kali
dilakukan?
(-) Hari ke berapa itik menetas?
(-) Berapa jumlah itik yang menetas dari total keseluruhan?

4. Faktor pendukung lain yang perlu dipertimbangkan,


(-) Apakah selama proses penetasan terjadi pemadaman listrik? Jika ya,
penangangan apa yang dilakukan?
(-) Berapa suhu ruang penetasan dan kelembaban ruang penetasan, serta
bagaimana kondsi ruang penetasan tersebut?
LEMBARAN PETUNJUK PRAKTIKUM (BUDI DAYA ITIK)

MINGGU KE : PERTEMUAN V

Campaian Pembelajaran : Mampu menguasi konsep-konsep breeding, feeding,


manajemen budi daya itik.

Waktu : (3 x 170 menit x 1) 8.00-16.00.

Tempat : Peternak Itik di SP 6

5. Pokok Bahasan : Budi Daya Itik


6. Indokator Pencapaian : Mampu memahami proses budi daya ternak itik
7. Teori : Itik merupakan burung yang termasuk dalam keluarga
Anatidae. Kekerabatan ternak itik dekat dengan angsa.
Berbeda dengan angsa, itik memiliki leher yang lebih
pendek dan lebih kecil. Kebanyakan itik adalah burung
air., baik berada di air asin maupun air tawar.

Itik bertelur sepanjang tahun dan omnivora, memakan


tumbuhan air dan hewan kecil, berupa memakan
rerumputan, tumbuhan air, ikan, serangga, amfibi kecil,
cacing, dan moluska kecil. Di sepanjang tepi paruh
terdapat struktur seperti sisir yang disebut pekten. Ini
menyaring air yang menyembur dari sisi paruh dan
menjebak makanan apa pun. Pekten juga digunakan
untuk merapikan bulu.

Secara umum budi daya Itik bertujuan untuk diperoleh


telur dan dagingnya. Namun, terkadang dipelihara
sebagai hewan peliharaan, karena keindahan dan
sifatnya yang menenangkan.

8. Alat dan bahan :


1. Alat Tulis,
2. Masker,
3. Laptop/Note Book/Komputer.

9. Organisasi
Praktikum ini dilaksanakan secara berkelompok, tiap kelompok terdiri dari 5-6 orang
mahasiswa (jumlah anggota kelompok menyesuaikan dengan kondisi di lapangan).

6. Prosedur Kerja

1. Datang ke peternak itik (didahului dengan izin berkunjung)

2. Amati aspek feeding, breeding, manajemen pemeliharaan burung itik

3. Lakukan wawancara dengan peternak

4. Catat hasil pengamatan dan hasil wawancara


7.Tugas dan pertanyaan

a. Tugas

1. Lakukan pengamatan budi daya itik.

b. Pertanyaan

1. Dimana lokasi dilakukannya praktikum ...


2. Jenis burung itik apa yang diamati saat praktikum ...
3. Jelaskan hasil pengamatan berdasarkan aspek ...
A. Feeding, jelaskan
 Bahan Pakan untuk itik
 Kebutuhan Nutrisi
 Pemberiannya berapa jumlahnya dan frekwensinya

B. Breeding, jelaskan
 Asalnya dari mana
 Sistem Perkawainannya

C. Manajemen, jelaskan
Recording

Manajemen Reproduksi Ternak


 Teknologi Reproduksi
 Prinsip-prinsip budidaya ternak itik

Manajeman Kandang
 Fungsi Kandang
 Syarat Kandang
 Model Kandang
 Ukuran
 Peralatan
 Design Kandang

Manajemen Kesehatan
 Penyakit dan Pengendalian Penyakit
 Sanitasi

Anda mungkin juga menyukai