Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Islam Malang Untuk Memenuhi Sebagaian
Persyaratan Guna Memperolah Gelar Sarjana Teknik (S. T)
Oleh :
Angga Novianto
Nim : 2140.1052.043
Fakultas teknik
2018
BAB I
PENDAHULUAN
Peningkatan populasi penduduk membuat kebutuhan akan sandang pangan dan papan juga
peternakan, baik dalam skala besar maupun skala rumah tangga. Salah satu jenis usaha
peternakan yang banyak diminati oleh masyarakat adalah pembibitan ayam kampung ini tidak
butuh biaya dan lahan yang terlalu besar, dibandingkan dengan peternakan sapi atau kambing.
Sehingga peternakan ayam kampung ini cocok sekali dijadikan sebagai salah satu UKM
Proses penetasan telur ayam kampung dapat dibedakan menjadi, dua yaitu secara alamiah
(natural incubation) dan buatan (artificial incubation). Penetasan telur secara alamiah
dilakukan oleh induk ayam dengan cara dierami pada tempat pengeraman yang terbuat dari
bahan jerami dan disediakan oleh manusia. Massa pengeraman telur oleh induk ayam kampung
pada kisaran 21 hari. Secara alamiah telur dibalik oleh induk ayam kampung dalam jangka
waktu tertentu saat penggeraman berlangsung. Proses pembalikan proses telur oleh induk ayam
kampung merupakan cara agar telur dapat menetas pada waktunya. Penetasan telur ayam
kampung secara buatan sepenuhnya bergantung kepada tiga pokok, yaitu tekur tetas, mesin
tetas, dan operator. Sejumlah kriteria telur tetas, antara lain bentuk, berat, lama simpanan,
Pada prinsipnya untuk menetas ayam kampung hanya menjaga suhu pada telur tersebut
agar stabil sesuai yang dibutuhkan telur agar bisa menetas. Embrio akan berkembang bila suhu
udara disekitar telur minimal 300C. Dibawah suhu udara ini praktis embrio tidak mengalami
perkembangan, sehingga penyimpanan telur tetas sebaiknya sama atau di atas suhu tersebut.
Suhu yang baik untuk pertumbuhan embrio adalah berkisar 370C - 390C (eat all., Hartono Rudi
2017).
Untuk meningkatkan produksi ternak maka anak ayam yang harus disediakan harus cukup
banyak, juga untuk menghasilkan anak ayam yang penetasnya secara lama dimana memakai
induk ayam dirasa kurang efektif, karena satu induk ayam mengerami maksimal 10 butir telur
untuk mesin penetas sebagai ganti induk ayam. Mesin penetas yang baik harus memiliki daya
tetas yang tinggi di atas 80%. Ada beberapa factor yang sangat mempengaruhi keberhasilan
Maka untuk menghasilkan induk ayam dalam menetas telurnya, dibuatlah mesin penetas
telur ayam kampung. Mesin penetas telur yang beredar dipasaran saat ini masih manual,
terutama pada pemutaran telur. Untuk control suhunya menggunakan thermostat, sehingga
hanya menggunakan on-off untuk heaternya. Mesin tetas yang sudah ada juga tidak dilengkapi
kipas sebagai pendingin dan perataan panas dalam mesin sehingga panas mesin kurang merata
Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan mekanisme pembalik telur pada mesin
penetas telur. Pada mesin penetas telur biasanya mekanisme pembaliknya menggunakan rak
yang bergerak kekanan dan kekiri, sedangkan pada penelitian ini mekanis pembalik telur
dibuat dengan mengadopsi mekanisme belt conveyor sehingga didapatkan telur terbalik
dengan sempurna dan diharapkan presentase penetasan lebih baik daripada pembalik sistem
telur rak.
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas, maka perlu adanya rumusan masalah agar penelitian ini
dapat berfokus pada permasalahan yang akan diteliti. Rumusan masalah antara lain :
Agar skripsi ini mengarah tujuan yang dikehendaki, maka perlu membatsai beberapa pokok
permasalahan yang akan dibahas. Batasan masalah antara lain sebagai berikut :
2. Beban belt conveyor ditentukan sesuai jumlah yang ditetaskan 25 butir telur.
Tujuan dari pembuatan tugas akhir ini adalah untuk membuat suatu alat mesin pembalik
telur agar proses penetasan telur lebih efisien dan lebih semaksimal mungkin telur bisa menetas
sesuai dengan keinginan masyarakat. Dan penulisan bertujuan memberikan suatu inovasi pada
mesin pembalik telur yang lebih efisien. Dan sebagai syarat memperoleh gelar strata satu.
Dari perencanaan sebuah alat mesin pembalik telur tersebut diharapkan mempunyai
pembalik telur.
2. Menjadi parameter dalam merencanakan dan membuat alat yang mampu bekerja secara
efektif.
3. Mendukung kemajuan dan perkembangan mesin pembalik telur baru dan inovasi.
1. Studi pustaka, suatu cara mencari data yang berkaitan dengan judul tugas akhir ini lewat
2. Studi langsung, suatu cara pengambilan data secara langsung guna mendapatkan data yang
benar dan obyektif untuk dilampirkan dalam penulisan tugas akhir ini.
Penyusunan penulisan penelitian ini menyesuaikan dengan format dasar penulis skripsi
dengan beberapa penyesuaian. Agar mudah untuk memahami karya tulis ini maka sistematika
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan
dari buku literakur ilmiah ataupun penelitian-penelitian yang lain untuk melandasi dan
Pada bab ini berisikan langkah-langkah sistematis yang mengarahkan penelitian ini pada tujuan
Pada bab ini berisikan tentang perencanaan dan perhitungan belt conveyor dan kontruksi mesin
yang direncanakan.
BAB V : PENUTUP
Pada bab ini merupakan pembahasan akhir meliputi kesimpulan dari hasil karya ilmiah ini dan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN