Anda di halaman 1dari 6

Latihan membuat inkubator sederhana

Oleh:

Alya Azzahra Putri ( VIIC/02 )

SMP NEGERI 61 SURABAYA

TAHUN AJARAN 2019-2020


BAB 1

PENDAHULUAN
 Latar belakang
Kalor merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan kita. Dengan adanya
kalor kita dapat melakukan metabolisme tubuh dengan baik. Banyak hal yang ada
didunian dapat berfungsi dengan baik karena adanya konsep kalor. Di zaman
modern seperti saat ini konsep kalor terutama konsep perpindahan kalor banyak
digunakan dan dikembangkan untuk alat-alat yang berbasis teknologi. Termasuk
salah satunya dibidang ilmu pengetahuan biologi konsep perpindahan kalor
banyak digunakan untuk alat-alat yang ada hubungannya dengan poses biologis.
Salah satunya adalah mesin penetas telur. Dalam hal ini mesin penetas telur
mengdopsi konsep perpindahan kalor yang terjadi pada proses pengeraman telur
secara alami dengan menggunakan induk ayam. Dalam Penetasan telur dengan
menggunakan mesin penetas terjadi perpindahan kalor secara konduksi dari mesin
penetas ke telur. Dalam penetasan telur kalor menjadi hal yang penting karena
dengan adanya kalor yang cukup maka embrio dalam telur akan tumbuh dan
berkembang dengan baik. Dibandingkan dengan induk ayam mesin penetas telur
ini memiliki beberapa kelbihan diantaranya adalah memiliki daya tetas tinggi,
mampu mempertahankan keadaan suhu ruangan dengan stabil sehingga kalor
yang diterima telur juga relatif stabil dan merata. Sehingga prosentase telur yang
menetas juga akan lebih banyak daripada enetaskannya secara alami.

 Rumusan masalah
1. Bagaimana konsep kerja mesin penetas telur?
2. Bagaiman proses penetasan telur menggunakan mesin penetas telur?

 Tujuan
1. Mengetahui konsep kerja mesin penetas telur

2. mengetahui proses penetasan telur menggunakan mesin penetas telur


BAB 2
 Mesin Penetas Telur

Seperti yang kita tahu saat ini teknologi sudah semakin berkembang,
semakin hari semakin canggih saja perkembanggannya. Namun perkembangan
teknologi tersebut tentu saja sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan
yang ada. Dan biasanya perkembangan teknologi yang ada dimanfaatkan untuk
memajukan ilmu pengetahuan. Salah satu ilmu pengetahuan yang berkembang
dengan pesat adalah ilmu Fisika. Melalui ilmu ini kita dapat mengembangkan
berbagai alat-alat teknologi seperti saat ini. Kalor merupakan salah satu
pembahasan dalam ilmu fisika, penerapan konsep kalor sangat penting belakangan
ini termasuk dalam bidang biologi. Konsep kalor belakangan ini banyak
dimanfaatkan dalam bidang biologi salah satunya diterapkan dalam pembuatan
mesin penetas telur. Seperti yang kita tahu di zaman modern seperti sekarang ini
semua serba praktis termasuk untuk menetaskan telur, saat ini menetaskan telur
tidak lagi perlu dengan cara yang repot-repot seperti mengeraminya dengan
induknya. Saat ini telah diciptakan terobosan baru yang akan memudahkan
peternak dalam menetaskan telur ayam ataupun bebeknya, sesuai dengan
namanya mesin yang sejenis ini disebut dengan mesin penetas telur. Mesin
penetas telur memakai konsep perpindahan kalor, yaitu perpindahan kalor secara
konduksi dari thermostat yang ada dalam mesin ke telur.

 Cara Kerja Mesin Penetas Telur

Cara kerja dari mesin penetas telur secara umum mengadopsi apa
yang dilakukan oleh induk ayam, disini mesin penetas bertindak sebagai induk
ayam. Pada penetasan telur secara alami (menggunakan induk ayam) terjadi
perpindahan kalor secara konduksi dari tubuh induk ayam ke telur, disini induk
ayam berperan sebagai sumber panas. Induk ayam selalu menjaga agar suhu
( kalor ) yang di miliki dan bersumber dari suhu tubuh ayam dapat menyebar
secara merata ke seluruh telur yang dia miliki. Dalam mesin penetas telur terjadi
perubahan energy listrik menjadi energi kalor(panas). Kemudian terjadi
perpindahan panas dari mesin penetas
 Bahan dan Alat
Bahan untuk membuat mesin penetas telur berkapasitas 100 butir
sumber panas dari listrik adalah sebagai berikut:
a. Multiplek / triplek 9 mm
b. Engsel
c. Kawat ram diamater 0.5 cm
d. Seng
e. Thermostaat
f. Kabel listrik
g. Fiting lampu
h. Steker listrik
i. Lampu bohlam
j. Thermometer
k. Baki/nampan air
l. Paku triplek dan lem kayu

 Sedangkan peralatan yang digunakan: gergaji kayu, gergaji besi, meteran, alat
tulis, bor, obeng, tang, pahat kayu dan palu

 Cara membuat
1.). Potong multiplek/triplek dengan ukuran seperti pada (gambar 1) dan
rangkaikan sehingga terbentuk kotak / bok dengan ukuran 60 x 30 x 30 cm
2.)Buat lubang dengan ukuran 10 x 5 cm pada bagian atas kotak mesin tetas untuk
ventilasi udara dan berilah penutup yang dapat dibuka dan ditutup,
3.) Buat lubang pada bagian bawah kotak dengan ukuran 10 x 20 dan tutuplah
dengan selembar pelat seng (gambar 1). Kegunaan pelat seng ini adalah sebagai
elemen pemanas darurat jika terjadi pemadaman listrik. Jika terjadi pemadaman
listrik maka taruhlah di bawah pelat seng tersebut lampu minyak.
4.). Buat rak untu tempat meletakkan telur di dalam mesin tetas, seperti
Bahan rak tempat telur dapat dibuat dari kawat lurus seperti pada gambar,
dapat pula dipakai kawat ram atau Anda dapat berkreasi lain dengan
memanfaatkan bahan yang ada di sekitar kita, yang penting rak dapat digunakan
untuk meletakkan telur di dalam ruang mesin penetas.
 Setelah alat penetas telurnya selesai dibuat, Anda tinggal menyiapkan
telur-telur ayam yang mau ditetaskan. Akan tetapi, tidak boleh sembarangan
memilih telur ayamnya karena ada beberapa kriteria yang harus
diperhatikan, yaitu sebagai berikut.

1. Memiliki berat 40 – 45 gram (berat normal)


2. Memiliki bentuk yang normal
3. Berumur tidak lebih dari 5 hari
4. Tidak ada kotoran di cangkang telur
5. Permukaan telur tidak retak, tidak terlalu kasar, dan tidak lembek
6. Tidak berbau busuk
7. Rasio induk jantan dan betina maksimal 1:8
8. Rongga udara terlihat jelas di bagian tumpul dan tidak berpindah-pindah

.
PENUTUPAN

 Kesimpulan
a.) Otomatisasi mesin tetas menyebabkan daya tetas baik yang tinggi, yaitu di
atas 80% dengan kualitas DOC yang relatif baik.
b.) Penambahan motor khusus untuk memutar telur secara otomatis dapat
mengefisienkan tenaga dan kematian embrional ayam dapat dikurangi, sehingga
daya tetas meningkat.
c.) Penggunaan blower ternyata menjamin pendistribusian panas
dankelembaban yang baik di dalam mesin tetas.
d). Penambahan komponen pengatur uap air mampu memperbaiki kelembaban
udara dalam mesin tetas untuk menjamin daya tetas yang tinggi.
e.) Bahan dinding mesin tetas yang dibuat berlapis mampu menstabilkan suhu
dalam mesin tetas.
f.) Peternak memperoleh keuntungan banyak dalam penggunaan mesin tetas
otomatis, yaitu menambah pendapatan, meningkatkan efisiensi tenaga serta
memperoleh pengetahuan tambahan yang sangat berguna bagi pengelolaan
usaha pembibitan ayam.
g.) Peternak merasa terdorong untuk lebig meningkatkan usahanya, khususnya
ingin mengembangkan usaha pembibitan ayam lurik, sehingga kendala
keterbatasan bibit untuk peremajaan dapat teratasi

 Saran
Sejalan dengan program vucer yang diberikan peternak mitra, maka sebaiknya
peternak mitra meningkatkan manajemen pemeliharaan ayam, khususnya ayam
yang akan digunakan sebagai induk dan pejantan untuk menghasilkan telur
fertil.
Peternak mitra dapat menggunakan mesin tetas otomatis ini untuk memproduksi
DOC yang dapat digunakan untuk peremajaan sendiri atau dijual, sehingga
menambah pendapatan selain telur konsumsi.
Peternak mitra sudah saatnya melakukan penerapan manajemen usaha
pembibitan yang baik, yaitu dengan melakukan analisis ekonomi. Mengingat
manfaat yang ada, maka pemerintah melalui DIKTI perlu mempertahankan
program vucer pada masa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai