Anda di halaman 1dari 7

Cara menetaskan telur ayam dengan listrik

3 Januari 2013 ·

Kami adalah distributor Cara menetaskan telur ayam dengan listrik, Terbesar & Terlengkap
Se
indonesia Dengan Harga Sangat Terjangkau. Silakan Bandingkan Dengan Tempat
Lain !. mesin tetas dan alat penetas telur yang kami jual terdiri dari
beberapa type baik yang semi otomatis, maupun yang otomatis sekaligus juga
ada mesin penetas telur bebek atau mesin penetas telur sederhana yang full
otomatis.

Mesin penetas yang kami jual di antaranya yaitu type:

c30 Rp.290.000,-
c50 Rp.320.000,-
c75 Rp.360.000,-
c100 Rp.405.000,-
c200 Rp.610.000,-
c500 Rp.2.650.000,-
c1000 Rp.3.650.000,-

Dibawah ini adalah spesifikasi mesin penetas yang kami jual:

* Kapasitas mulai 30 telur - 1000 telur


* Hemat Energi: Daya listrik kecil mulai sekitar 10 watt 220V
* Bahan multipleks dan MDF (Medium density fiberboard)
* Pemanas : Lampu pijar dan pemanas darurat
* Tingkat keberhasilan tinggi: Dengan mengikuti tata cara yang benar,
keberhasilan telur yang menetas dengan mesin penetas telur Mitra Jaya
ini bisa di atas 90 %. Dengan cara tradisional biasanya dibawah 50 %
DI JAMIN !!!.
* Menggunakan sistem rak putar, pemutaran semua telur hanya dengan
sekali mengoperasikan handle dari luar mesin (tanpa membalik telur
satu per satu).
* Ada pemanas darurat. Pemanas darurat menggunakan plat pemanas, cukup
memakai lampu minyak atau lilin.
* Dapat digunakan untuk berbagai jenis dan ukuran telur unggas, dari
telur bebek, ayam, puyuh, itik, burung dara, perkutut, walet dan
lain-lain. (untuk ukuran telur burung, rak dapat dipesan khusus).
* Kontrol suhu otomatis: menggunakan thermostat, Thermostat
menggunakan rangka fiber, penyetelan dilakukan dari lubang ventilasi
dan fluktuasi suhu sekitar 1,5o C sehingga aman digunakan, lebih
akurat dan praktis.
* Ada Manual book: (Buku petunjuk pemakaian alat penetas telur)

UNTUK PEMBELIAN MESIN TETAS, SILAKAN BISA HUBUNGI:

Bpk. Subhan / ibu. Aliya


Tlp. 0341 - 711 930
HP. 081 853 854 6 atau 081 333 15 4747
www.MesinPenetasTelur.com

Dibawah ini adalah Profil Perusahaan Mitra Jaya, Produsen Mesin Penetas
Telor Otomatis & Mesin Tetas Sederhana

Mitra Jaya didirikan oleh Bpk. Hadi Mulyanto sejak tahun 1990 dengan
lokasi usaha di Malang. Awal berdirinya MITRA JAYA memiliki kapasitas
produksi yang sangat kecil yakni 20 unit/ bulanya. Seiring berjalanya
waktu usaha ini mendapatkan banyak pengalaman di bidang produksi mesin
penetas telur otomatis sehingga sering kali melakukan inovasi di dalam
desain maupun teknologi di dalam produk kami. Untuk saat ini kami telah
mencapai kapasitas produksi mesin penetas telur sebesar + 1500 unit/
bulan.

Sekarang usaha kami berdiri di Kota Malang. Produk yang dihasilkan oleh
perusahaan kami ini berupa incubator machine automatic yang diperuntukkan
sebagai penetas telur unggas. Produk yang kami hasilkan telah dipasarkan
di seluruh pelosok Indonesia dengan media pemasaran internet, namun daerah
yang lebih diintensifkan adalah di wilayah Jawa- Bali, karena di wilayah
itu kami memasarkan melewati media Poultry Shop (PS) yang berdiri di
setiap kota dan metode inilah yang paling efektif bagi kami dalam
memasarkan produk mesin penetas telur. Sehingga, bagi warga Jawa Maupun
Bali bias mendapatkan produk kami di Poultry Shop di wilayah anda dengan
mudah.

Permintaan mesin penetas telur di wilayah Indonesia cukup pesat hal itu
diindikasikan semakin banyaknya warga yang berminat mengembangkan usaha di
bidang unggas sebagai komoditi usaha utama maupun sampingan yang hasilnya
cukup menjanjikan. Hal ini dikarenakan bisnis di bidang penetasan cukuplah
menjanjikan karena maksimal keuntungan yang dapat diraih oleh pelaku
usahanya bisa mencapai 400% dalam 1 bulan investasi. Sebagai contoh harga
telur tetas ayam buras yang kurang lebih Rp. 1000,-/ butir jika telah
menetas dan menjadi DOC dapat mencapai harga Rp. 5000,-/ ekor, Bukankah
ini sangat menguntungkan.

Dengan Semboyan perusahaan kami MITRA JAYA Berkarya Untuk Membangun Bangsa
kami akan terus berusaha untuk mengembang kan perusahaan ini tanpa
mengenal menyerah.

Pimpinan,
Hadi Mulyanto
Prospek Penetasan Telur dan Cara Penetasan Telur Itik
Materi ini saya sampaikan pada waktu pelatihan penetasan telur itik di Kab Solok smoga
bermanfaat
Prospek Penetasan Telur
• Permintaan Dod Tinggi Dan Belum Terpenuhi (Kualitas Dan Kuantitas)
• Perputaran Modal Cepat 28 hari
• Modal Tidak Terlalu Besar
• Fluktuasi Harga Rendah
• Resiko Relatif Rendah
• Keuntungan Besar
Pemilihan Telur
• Berasal Dari Hasil Perkawinan Induk Jantan Dan Betina Dengan Imbangan Sex Ratio (1:6-8
Ekor)
• Berat Telur 60-65 Gram
• Berasal Dari Induk Yang Berumur Lebih Dari 9 Bulan
• Lama Penyimpanan Telur Tidak Lebih Dari 5 Hari
• Kerabang Telur Tidak Terlalu Tebal Atau Tipis
• Pakan Seimbang
• Bentuk Oval
• Telur Bersih
Perlakuan Telur
• Pembersihan Dari Kotoran Yang Menempel Jangan Sampai Lapisan Telur Hilang
Untuk Menghilangkan/Meminimalkan Kuman Dapat Dilakukan :
• Pembilasan Dengan Air Hangat
Persiapan Alat
• Fumigasi Dengan Desinfektan
• Kaliberasi Alat
• Menyalakan Mesin 3 Jam Sebelum Telur Masuk
• Pengaturan Suhu 37-38 Oc Dan Kelembaban 65-70%
• Sediakan Bola Lampu/Lampu Minyak/Genset/Ups
Proses Penetasan
Hari ke-1
• Masukkan telur ke dalam mesin tetas dengan posisi miring atau tegak (bagian tumpul di
atas). Telur bisa langsung begitu saja dimasukkan ke dalam mesin atau melalui proses
prewarming terlebih dahulu yaitu dibilas secra merata dengan air hangat.
• Ventilasi ditutup rapat
• Kontrol suhu (38°C)
Hari ke-2
• Ventilasi dibiarkan tertutup sampai hari ke-3
• Kontrol suhu (38°C)
Hari ke-3
• Pembalikan telur harian bisa dimulai pada hari ini atau masuk hari hari ke-4. Disarankan
pembalikan telur minimal 3x dalam sehari-semalam (jika memungkinkan dipakai rentang
waktu setiap 8 jam. Misalkan pagi pukul 05.00, siang pukul 13.00, dan malam pukul 21.00.
• Bersamaan dengan itu bisa dilakukan peneropongan telur kalau sudah memungkinkan
karena ketelitian seseorang berbeda-beda. Telur yang berembrio ditandakan dengan bintik
hitam seperti mata yang ikut bergoyang ketika telur digerakkan dan disekitarnya ada serabut-
serabut kecil. Kalau telur tidak menandakan tersebut dikeluarkan saja dam masih layak untuk
dikonsumsi. Peneropongan telur dilaukan ditempat yang gelap argar bayangan telur nampak
lebih jelas.
• Kontrol suhu (38°C) dan lakukan penambahan air pada bak jika jumlah air dalam bak
tersebut berkurang.
Peneropongan
• Telur kosong
• Keadaan di dalam telur tampak jernih, tanpa ada serabut-serabut urat, rongga udara tidak
terdapat perubahan dan tidak tampak adanya kehidupan. Kuning telur. Telur dikeluarkan dari
mesin tetas dan masih baik untuk dikonsumsi.
• Telur mati
• Telur mati ditandai dengan bintik hitam atau pelangi warna merah dan tidak menunjukkan
adanya pergerakan dari kehidupan. Telur yang sudah yakin mati dapat langsung dikeluarkan
dari mesin tetas, akan tetapi telur yang masih meragukan statusnya dibiarkan dulu dengan
diberi tanda khusus.
• Telur hidup
• Ditandai dengan adanya serabut urat, rongga udara meluas dan tampak adanya kehidupan di
dalam telur.
Hari ke-4
• Pembalikan telur harian sesuai jadwal hari ke-3
• Lubang ventilasi mulai dibuka ¼ bagian
• Kontrol suhu (38°C)
Hari ke-5
• Pembalikan telur harian
• Ventilasi dibuka ½ bagian
• Kontrol suhu (38°C)
Hari ke-6
• Pembalikan telur harian
• Ventilasi dibuka ¾ bagian
• Kontrol suhu (38°C) dan lakukan penambahan air pada bak jika jumlah air dalam bak
tersebut berkurang.
Hari ke-7
• Pembalikan telur harian
• Lakukan peneropongan telur untuk mengetahui perkembangan embrio (hidup atau mati).
Embrio mati mati ditandakan dengan bercak darah atau lapisan darah pada salah satu sisi
kerabang telur sedang embrio yang berkembang serabut yang menyerupai sarang laba-laba
semakin jelas
• Ventilasi dibuka seluruhnya
Hari ke-8 sampai ke-13
• Pembalikan telur harian
• Kontrol suhu (38°C) dan lakukan penambahan air pada bak jika jumlah air dalam bak
tersebut berkurang.
Hari ke-14
• Pembalikan telur harian
• Lakukan peneropongan telur untuk mengetahui embrio yang tetap hidup atau sudah mati.
Telr fertile membentuk gambaran mulai gelap dengan rongga udara yang terlihat jelas
Hari ke 15 sampai ke-20
• Pembalikan telur harian
• Kontrol suhu dinaikkan sedikit (38,5-39°C) dan lakukan penambahan air pada bak jika
jumlah air dalam bak tersebut berkurang.
Hari ke-21
• Pembalikan telur harian
• Lakukan peneropongan telur untuk mengetahui embrio yang tetap hidup dan mati. Embrio
mati ditandakan dengan bocornya lapisan rongga udara sehingga telur terlihat hitam semua
• Kontrol suhu (38,5-39°C) dan tambahkan air ke dalam bak
Hari ke-22 sampai ke-25
• Pembalikan telur harian
• Kontrol suhu (38,5-39°C) dan tambahkan air ke dalam bak
Hari ke-26 sampai ke-27
• Pembalikan telur dihentikan
• Kontrol kelembaban, lakukan penyemprotan jika diperlukan (dengan semburan yang paling
halus)
• Biasanya ada telur yang sudah mulai menetas di malam hari
Hari ke-28
• Telur-telur sudah banyak yang menetas
• Keluarkan cangkang telur dari rak agar space atau ruangan lebih longgar
• Keluarkan anak itik yang baru menetas setelah bulunya setengah kering atau kering
seluruhnya
Proses menetas biasanya berlangsung hingga hari ke-29
• Dan setelah semuanya selesai mesin tetas bisa dibersihkan dan difumigasi kembali untuk
persiapan proses penetasan berikutnya.
Catatan tambahan : hendaklah melakukan pendinginan telur minimal 2 kali sehari karena
kalau melihat prilaku unggas yang mengerami telurnya maka dia akan meninggalkan telur
untuk berenang beberapa saat kemudian masuk ke tempat pengeraman kembali dan begitu
seterusnya dan kalau diperhatikan hal tersebut kadang dilakukan setiap hari.
Sumber: supriyadi-teknologi dot blogspot dot com
Kisah Sukses Peternak Penetasan Telur
Abdul Lathif

Krisis moneter tahun 1998 ternyata menjadi tonggak baru dalam sejarah kehidupan Nasib
Budiono, peternak itik/bebek asal Dusun Gedang, Desa Modopuro, Kecamatan Mojosari,
Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

”Sebelum membuka usaha ternak sendiri, saya ikut Pak Suwardi. Selama 12 tahun saya
bekerja di peternakan milik beliau dan banyak belajar tentang bagaimana beternak bebek
secara baik dan benar,” kata Nasib Budiono.

Selama bekerja di peternakan milik tetangganya itu, Nasib tidak semata-mata mengharapkan
imbalan uang alias gaji. Dia rupanya menimba ilmu beternak itik/bebek. ”Yang penting
ilmunya, bukan berapa saya dibayar,” katanya.

Gonjang-ganjing krisis moneter tahun 1998 berdampak pada kehancuran ekonomi, termasuk
gulung tikarnya sejumlah usaha kecil peternakan bebek. ”Setelah tidak bekerja di peternakan
Pak Suwardi, saya mencoba usaha sendiri,” katanya. Bermodalkan Rp 5 juta, Nasib membeli
3.000 itik.

Saat memulai usaha peternakan itik/bebek, Nasib memeliharanya dengan cara tradisional.
Bebek-bebeknya dibiarkan mencari makan di sungai kecil dan sawah. Alasannya, tidak cukup
modal untuk membeli pakan ternak yang kala itu sangat mahal. ”Saya angon sendiri ke
sungai dan sawah,” katanya.

Seiring dengan berputarnya waktu, hasil usahanya berkembang pesat. Saat ini setidaknya ada
9.000 bebek di kandang miliknya dan 25.000-30.000 bebek di kandang milik mitra kerjanya,
yang tersebar di Desa Modopuro, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

Ketekunan, keuletan, dan kehati-hatian dalam menjalankan usaha ternaknya tak ayal
mengantarkan Nasib menjadi peternak itik/bebek yang berhasil. Kehidupan keluarganya pun
kini jauh lebih baik.
”Alhamdulillah, dari usaha ternak itik, saya bisa membeli rumah, tanah, sepeda motor, dan
mobil. Namun yang penting dalam hidup ini, saya bisa bermanfaat untuk orang lain,”
katanya.

Peternak binaan

Omzet hasil ternaknya saat ini berkisar Rp 50 juta-Rp 60 juta per bulan. Omzet sebesar itu
belum termasuk hasil ternak dari 32 mitra usaha yang dia modali di Desa Modopuro,
Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto, dan di Kepanjen, Malang. Peternakan itik
miliknya dengan lima karyawan menyediakan bibit itik/bebek untuk para mitranya.

Selain di desa tempat kelahirannya, kata Nasib menjelaskan, dia juga punya usaha ternak
binaan di Kepanjen, Malang, yang mulai dikembangkan tahun 2003.

”Sekarang ini ada 15 peternak binaan saya yang saya modali dengan bibit itik untuk
dibesarkan,” tutur Nasib seraya menekankan bahwa dia selalu mengedepankan kejujuran dan
kepercayaan bagi para mitranya.

Soal penetasan telur, Nasib mengaku memiliki 35 oven penetasan yang keseluruhannya
mampu menghasilkan lebih kurang 10.000 anak itik. Harga setiap itik (anak bebek) Rp 3.200
untuk pejantan dan Rp 5.000 untuk betina.

”Setiap hari rata-rata 2.500 bibit itik saya kirim ke Samarinda dan Tarakan, Kalimantan
Timur. Sebagian lainnya ke Makassar, Malang, dan Tulungagung. Kalau untuk bebek potong,
lebih kurang 500 ekor per hari,” katanya.

Usaha yang digeluti Nasib tidak hanya pembibitan itik dari proses penetasan oven, tetapi juga
bebek potong dan bebek siap telur. ”Khusus untuk telur bebek, setiap hari saya bisa mengirim
9.000 butir untuk konsumsi, pembibitan, dan pabrik mi serta kerupuk,” katanya.

Nasib, yang sejak berusia 2 tahun sudah yatim piatu karena orangtuanya (Madilan-Rukemi)
meninggal, adalah potret anak keluarga miskin tetapi berhasil menggapai kehidupan layak
dari beternak itik/bebek.

”Mbakyu saya, Ngatining, yang membiayai sekolah saya sampai SMP. Karena tidak ada
biaya untuk melanjutkan (sekolah), ya saya mau tidak mau harus mencari pekerjaan untuk
hidup,” tuturnya.

Sebagai peternak itik/bebek, Nasib hanya berharap pemerintah memerhatikan harga pakan
ternak yang kini cenderung naik dan mahal. ”Sekarang pakan ternak kosentrat 144 harganya
Rp 290.000 per sak, katul Rp 2.500 per kilogram, dan kepala udang Rp 150.000 per blong,”
keluhnya.

Sebagai peternak itik/bebek yang terbilang sukses, Nasib tetap bersahaja dalam melakoni
hidup. Jika ada waktu senggang, dia tak segan dan malu angon bebek ke sungai yang berada
di belakang rumahnya.

”Sesekali saya masih angon bebek, dan di sungai ini saya dahulu memulai beternak itik serta
memeliharanya sendiri,” katanya sembari menunjuk puluhan bebek yang berlarian.
Kerinduan masa lalu saat angon itik dan melakoninya kembali tatkala dirinya sudah
menapaki kesuksesan sebagai peternak tidak melarutkan Nasib dalam gemerlap kehidupan.
”Saya orangnya dari dahulu ya seperti ini, masih suka angon bebek,” katanya.

Selama 13 tahun menjalankan usaha ternak itik/bebek, Nasib mengaku lancar-lancar saja.
Walaupun demikian, kasus flu burung yang mencuat sekitar tahun 2004 berdampak pada
penurunan omzet.

”Alhamdulillah, sampai sekarang ini aman-aman saja dan tidak ada ternak saya yang
terserang flu burung. Namun, saat marak kasus flu burung, pengiriman itik dan telur bebek ke
beberapa daerah, termasuk Bali, sempat tertunda. Hal ini berdampak pada penurunan omzet
sampai 50 persen,” tuturnya.

Menyoalkan dampak anomali cuaca terhadap pemeliharaan ternak itik/bebek, Nasib


mengatakan, hal itu tak banyak berpengaruh. Namun, dia mengakui, produksi telur bebek
menurun. ”Cuaca mendung, hujan, dan dingin bisa membuat produksi telur bebek turun
sampai 60-70 persen,” katanya.

Sebagai orangtua yang hanya mengenyam pendidikan sampai bangku SMP, dia termotivasi
untuk lebih memerhatikan masa depan dan pendidikan anak-anaknya. Dia ingin anak-
anaknya menjadi orang yang sukses dengan keilmuannya.

”Saya ingin anak saya sukses dan kuliah peternakan serta mengerti nutrisi. Apakah nanti mau
jadi peternak seperti bapaknya, saya tak tahu. Kalaupun memilih jadi peternak, mereka bisa
mengamalkan ilmu nutrisi yang diperoleh dari kuliah,” kata Nasib.

Nasib Budiono

• Lahir : Mojokerto, 6 September 1972 • Istri : Uswatun Hasanah (34) • Anak : - Putri
Riznanda Ramadani (12) - Maulida Zakiyatus Zuhriyah (5) • Pendidikan : - SDN Modopuro
III (1986) - SMPN I Pungging (1989) • Pekerjaan : Peternak itik/bebek
Sumber: kompas dot com

Anda mungkin juga menyukai