Tahap-tahap menetaskan telur dimulai dari penerimaan telur sampai prossesing DOC dan
distribusi, yang diuraikan sebagai berikut :
1. Penerimaan Telur
Telur tetas yang masuk ke Hatchery berasal dari Breeding Farm . Telur yang diterima dari
kandang kemudian dimasukkan kedalam cooling room dan di identifikasi, yang meliputi
pemeriksaan fisik antara jumlah yang tertera disurat jalan dengan yang diterima oleh
Hatchery antara lain, jumlah telur dengan egg tray, asal kandang dan usia induk.
2. Pelaksanaan Grading
Grading adalah proses pemisahan telur yang layak tetas disebut HE (Hatching Egg) dan
telur yang tidak layak tetas yang disebut grade out.
Berat telur yang ideal adalah 54 gram per butir, karena akan menyusut 30 % dari bobot
awal. Sehingga akan mencapai berat ideal DOC yang memiliki bobot 36/37 gram.
Dalam proses seleksi telur, simpan telur secara hati-hati kedalam setter tray atau tray
transportasi dimana ujung yang tumpul berada diatas.
Ciri-ciri telur yang layak ditetaskan :
· Berat telur normal yaitu 50-60 gram.
· Bentuk telur normal yaitu berbentuk oval dengan perbandingan 2 : 3.
· Warna kulit telur berwarna coklat gelap.
· Kerabang telur tidak tipis, berukuran 0,3 mm.
· Kulit telur tidak kasar dan tidak berbintik-bintik.
3. Cooling Room
Cooling room merupakan tempat penyimpanan telur tetas sementara sebelum disetting.
Suhu ruangannya berkisar antara 16oC – 21oC, lama penyimpanan telur tetas di cooling
room biasanya dilakukan selama 1-4 hari, jika lebih akan berefek negatif terhadap
hatchability. Proses ini bertujuan agar suhu telur menjadi rata semua dan menekan
pertumbuhan embrio di dalam telur sebelum masuk ke mesin tetas.
4. Pre Warming
Pre warming (pra penghangatan) adalah pemanasan awal terhadap telur tetas sebelum di
setting ke mesin setter dengan tujuan agar tidak terjadi “Heat Shock” atau untuk
menyesuaikan suhu semua telur. Temperatur ruang yang ideal untuk pre warming adalah
24-, proses pre warming dilakukan dengan menaruh roda telur di depan ruangan setter
sebelum dilakukan setting.
5. Setting Telur Tetas
Setting adalah Proses masuknya telur kedalam mesin Setter sesuai dengan
kode setting setelah melaluia Proses Pre Warming. Telur harus kehilangan berat selama
Proses di Setter sebesar 13 – 14 % dari berat asli untuk mendapatkan ukuran kantong
udara (Air Cell) yang ideal. Sehingga pada saat akan Transfer dilakukan Penimbangan
yang bertujuan agar dapat mengetahui weight loss nya (Penyusutan) berat telur yang
sangat erat kaitannya dengan humidity yang berpengaruh pada kualitas DOC
yangdihasilkan.
6. Weight Loss
Adalah Penyusutan berat Telur selama Proses Inkubasi di Setter dalam satuan Persentase.
Penyebab terjadinya penyusutan yaitu karena adanya peningkatan temperatur.
Factor factor yang mempengaruhi pencapaian Weight Loss , yaitu :
· Berat Hatching Egg (HE)
· Usia Induk
· Lama Koleksi HE Di Cooling Room
· Set Point Humidity
· Waktu Transer (18 atau 19 hari)
· Kualitas kerabang telur
7. Mesin Setter dan Hatcher
Dalam satu proses menetaskan telur secara buatan (mesin),ada dua jenis mesin
yang digunakan untuk menetaskan telur tersebut, yaitu :
Mesin Setter atau Incubator (Mesin Pengeraman)
Mesin ini berfungsi sebagai tempat pengeraman, dimana didalamnya terdapat 3
pengaturan penting mengenai suhu, kelembaban, dan turning. Penyimpanan telur di
mesin setter selama 19 hari (498 jam) dengan menggunakan temperature 99,5oF (37,5oC)
dan kelembaban 65-80 %. Mesin incubator ini ada dua jenis, yaitu :
· Incubator Single Stage
Dimana mesin ini adalah sebuah mesin Incubator, yang dirancang khusus untuk produksi
DOC dalam 1 putaran waktu setting. Dengan kata lain, mesin ini menyimpan kapasitas
telur yang akan ditetaskan dalam waktu yang sama
· Incubator Multi Stage
Berbeda dengan Sigle Stage, sesuai dengan namanya, mesin ini mampu menyimpan telur
dalam keadaan koleksi setting yang berbeda usia dan kapasitas yang lebih besar, sehingga
memungkinkan Multi Stage untuk membuat 1 alur kegiatan Penetasa yang terus
berlanjut.
Dengan perbedaan antara Sigle Stage dan Multi Stage untuk membuat 1 alur kegiatan
Penetasan yang terus berlanjut.
8. Turning
Turning telur di Setter bertujuan agar embrio dapat memanfaatkan seluruh
Albumen Protein yang tersedia dan mencegah menempelnya embrio pada sel membran
khususnya pada minggu pertama incubasi. Idealnya turning setiap 1 jam 1x dengan sudut
kemiringan 45o dengan sistem Automatic Electric yang bertujuan menhomogenkan
ekspos panas terhadap telur tetas. Dengan turning yang baik akan membantu
mengoptimalkan pertumbuhan embrio didalam telur. Dan mencegah embrio agar tidak
melekat pada cangkang telur.
Selama proses perkembangan embrio didalam telur terjadi peningkatan produksi panas
didalam setter, dengan adanya turning akan membantu mendistribusikan udara dan
membantu mendinginkan setter.
9. Transfer telur
Transfer yaitu proses pemindahan telur-telur fertil yang sudah berusia 18-19 hari dari
mesin setter ke mesin hatcher melewati proses candling dan handling dan menggunakan
suhu 98,5oF (36,7oC) dan kelembaban 85,5oF (32,2oC). Keakuratan dari proses transfer
ini sangat penting untuk mendapatkan hatchability yang baik. Untuk itu kita harus jeli
dan cepat tapi harus akurat.
Candling yaitu pemisahan antara telur yang memiliki embrio atau telur yang dibuahi
dengan telur yang tidak memiliki embrio atau telur yang tidak dibuahi dengan cara
penerepongan menggunakan cahaya. Candling dilakukan pada saat usia telur dalam
mesin setter 18 hari. Telur yang memiliki embrio atau telur yang dibuahi disebut fertil
dan telur yang tidak memiliki embrio atau yang tidak dibuahi disebut telur infertil,
sedangkan telur busuk disebut exploder egg. Exploder egg adalah sebuah masalah besar
yang harus dihadapi oleh hatchery karena hal ini dapat menyebabkan menurunnya
hatchability dan juga dapat mempengaruhi dari kualitas DOC yang dihasilkan.
Perbedaan telur fertil dan infertil pada saat candling yaitu telur fertil akan tampak gelap
karena di dalam telur tersebut terdapat embrio yang tumbuh, sedangkan telur infertil akan
tampak merah karena cahaya lampu neon dapat menembus ke dalam telur karena di
dalam telur tersebut tidak terdapat embrio yang tumbuh. Disitulah kita ambil telur-telur
yang termasuk telur infertil. Dan candling kedua dilakukan seperti candling pertama.
Setelah proses candling selesai, telur kemudian dimasukkan ke dalam mesin hatcher
dengan temperatur di dalam mesin hatcher adalah 98,5o F dan humidity 85,5o F.
10. Pull Chick
Pull Chick yaitu panen DOC atau dikeluarkannya anak ayam yang sudah menetas dan
dilanjutkan dengan proses seleksi serta pengepakkan DOC. Menurut standar nasional,
bobot minimal DOC harus tidak kurang dari 37 gram. Masa inkubasi normal untuk telur
broiler di daerah tropis adalah 504 jam.
Kriteria dan syarat pull chick :
· Semua telur secara keseluruhan sudah menetas.
· DOC sebaiknya dipanen ketika masih 5% basah disekitar bulu leher.
· Navel (pusar) sudah menutup rapat dan kering.
Adapun pemisahan DOC dapat dikelompokkan sebagai berikut :
· Grade 1/A atau platinum
· Grade 2/B atau gold
· DOC afkir (culling)
Sementara telur yang tidak menetas dikenal dengan istilah UNHATCH/DIS (deat in
shell), dipergunakan untuk pakan ikan.
Kurang lebihnya seperti yang saya tulis sesuai dengan pengalaman PKL di Hatchery
Tanjung Mulya .