PROSES PENETASAN
DI HATCHERY
▪ Asal telur
▪ Fertilitas telur
▪ Besar/bobot telur
▪ Bentuk telur
▪ Keadaan kulit telur
▪ Kebersihan telur
▪ Umur telur
Telur Grade Out
• Meat spot (bintik daging pada kuning atau putih telur)
• Blood spot (bintik darah pada kuning atau putih telur)
• Double egg yolks (terdapat 2 kuning telur)
• Triple egg yolks (terdapat 3 kuning telur)
• Yolkless eggs (tanpa kuning telur)
• Extra calcified (kulit telur tebal)
• Dented eggs shell (kulit tebal dan tidak merata)
• Soft shelled eggs (kulit telur lembek)
• Eggs with bands (bagian tengah telur terdapat lingkaran)
3. Sanitasi dan Fumigasi HE
• Sanitasi telur tetas dilakukan penyemprotan desinfektan
(H202) pada saatserah terima di terminal dan diulang
lebih merata pada saat seleksi per egg tray, kemudian
telur tetas difumigasi.
Fumigasi supaya berfungsi dengan efektif, perlu diperhatikan
hal-hal berikut:
• Kosentrasi formaldehyde yang terkandung dalam formalin standar 40 %
• Temperatur ruang fumigasi 27- 29℃
• Kelembaban ruang fumigasi 70-75%
• Volume ruang dan jumlah telur
• Sistem sirkulasi dan exhaust fan yang baik
• Waktu fumigasi 15- 20 menit
• Dosis fumigasi dengan kekuatan 1 kali dosis yang dijadikan acuan adalah
PK 21,5 gr + formalin 43 ml pada volume ruang 100 CF atau 2,83 M³.
Untuk dosis per 1 m³ adalah PK 7,6 gr : formalin 15,2 ml
Penyemprotan telur tetas di terminal pada saat penerimaan
telur tetas dan saat seleksi per egg tray akan membantu
meningkatkan RH pada telur dan ruangan fumigasi serta
membuat lembab atau basah permukaan telur sehingga
pada waktu fumigasi gas formaldehyde akan terikat lebih
lama di permukaan telur
4. Penyimpanan Telur Tetas
• Setelah seleksi fisik, telur tetas
dimasukan ke dalam egg
holding (cooling room) untuk
menunggu jadwal masuk ke
dalam setter.
• Untuk cangkang telur, prosesing yang diberikan hanya pengeringan di bawah sinar matahari
yang dilanjutkan dengan penggilingan untuk menghasilkan tepung.
•Untuk embrio mati, anak ayam yang terlambat menetas, maupun anak ayam mati direbus,
dikeringkan, dan dijemur dengan sinar matahari.
•Sedangkan telur infertil dipecah untuk kemudian dicampur dengan dedak padi, dilanjutkan
dengan perebusan dan pengeringan.
•Semua limbah penetasan telur ini kemudian siap digunakan untuk pembuatan pakan.