Anda di halaman 1dari 14

Nama : Muhamad Anwar

Prodi : Peternakan

UTS Teknologi Penetasan

Open Book, 09.00-17.00 wita

Dr. Sutikno, S.Pt, M.Si

1. Jelaskan beberapa istilah di bidang penetasan telur dibawah ini !

a. Terminal b. Holding room c. candling d. Cooling room

e. Hatching egg f. Ruang setter g. Ruang hatcher h. hatchability

i. Penetasan alami j. penetasan buatan k. telur fertil l. regulator

m. Grade out HE n. Velocity o. exploder egg p. pull chik

q. Setting telur tetas

2. Sebutkan macam-macam mesin tetas yang anda ketahui !

3. Jelaskan keuntungan dan kelemahan penetasan buatan !

4. Jelaskan faktor-faktor yang menentukan fertilitas telur tetas !

5. Jelaskan tujuan dari identifikasi telur tetas dan hal-hal apa saja yang
mempengaruhinya !

6. Jelaskan kreteria apa saja yang dijadikan acuan seleksi telur tetas !

7. Jelaskan faktor-faktor yang harus dilakukan dalam pengesetan HE !

8. Tuliskan standar HE dan DOC PT Multi Breeder Adirama Indonesia, Tbk


dalam bentuk

tabel !

9. Jelaskan pengaruh kelembaban yang tinggi di setter terhadap telur tetas !

10. Jelaskan pengaruh kelembaban yang rendah di setter terhadap telur tetas
!

11. Jelaskan tujuan turning di setter yang anda ketahui !


12. Jelaskan difinisi weight loss telur tetas dan faktor apa saja yang
mempengaruhinya !

13. Jelaskan faktor-faktor yang menyebabkan kematian embrio selama


penetasan !

14. Jelaskan 4 prinsip utama kebutuhan embrio selama proses


perkembangannya dalam ruang

setter !

15. Jelaskan penyebab kematian embrio telur tetas pada usia 1-3 hari !

16. Jelaskan penyeab kematian embrio telur tetas pada 3 hari terakhir
inkubasi !

17. Jelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum, sedang dan setelah
setting telur tetas !

18. Usaha apa saja yang perlu dilakukan untuk memperkecil exploder eggs !

19. Jelaskan kapan masa-masa kritis di hatcher yang memerlukan ketepatan


kelembaban !

20. Jelaskan kreteria dan syarat pull chik !

21. jelaskan tanda-tanda DOC yang berkualitas baik !

22. Terangkan hal-hal penyebab telur tidak menetas

23. Jelaskan tujuan pelaksanaan transfer telur (hari ke 18-19) dari setter ke
hatcher!

24. Jelaskan apa yang dimaksud pre warming, sebutkan manfaat dan
kerugian dari pre

warming ! Selamat mengerjakan

Jawab :

1. A. Terminal adalah tempat peneriman telur tetas dari farm ke hatchery


atau dari hatchery ke hatchery.
B. Holding Room adalah ruang penyimpanan telur.
C. Candling adalah penerepongan telur untuk mengetahui telur yang fertil
dan tidak.
D. Cooling Room adalah ruang yang memiliki suhu tetap sebelum telur
dimasukkan ke setter.
F. Ruang setter adalah mesin tetas yang digunakan khusus untuk
pengeraman telur selama 18 hari (telur ayam).
G. Ruang hatcher adalah mesin tetas yang digunakan khusus untuk
penetasan telur yaitu hari ke 19-21 (telur ayam).
H. Hatchability adalah daya tetas yang dimiliki sebuah telur. Rendah atau
tinggi akan mempengaruhi keberhasilan menetasnya telur.
I. Penetasan alami Adalah: Suatu proses menetaskan telur fertil
(Blastoderm) yang dierami oleh seekor induk ayam (selama 21 hari)
sampai menetas menjadi anak ayam.
J. Penetasan buatan Adalah : Suatu usaha menetaskan telur dengan
bantuan alat yang dibuat dengan fungsi menyerupai induk alami sehingga
dapat menetaskan telur secara bersamaan dengan jumlah yang banyak.
K. Telur fertil adalah telur yang berhasil dibuahi oleh ayam jantan
sehingga telur tersebut dapat menetas.
L. Regulator Alat pengatur suhu incubator yang cara kerjanya secara
otomatis.
M. Grade Out adalah proses seleksi telur yang tidak sesuai standar.
N. Velocity adalah suatu ukuran level kecepatan sedotan cerobong
exhoust yang bertujuan untuk menjaga supplay oksigen ke dalam mesin
dan pembuangan gas CO2Menjadi seimbang.
O. Exploder egg Telur busuk merupakan masalah besar bagi hatchery,
karena akan menurunkan daya tetas telur dan mempengaruhi kualitas
DOC yg dihasilkan.
P. Pull Chick adalah pemanenan telur yang sudah menetas.
Q. Setting telur tetas adalah Setting telur tetas adalah satu pekerjaan
memasukkan telur tetas ke setter sesuai waktu, mesin dan posisi yang
telah ditentukan.
2. Macam mesin Tetas :
 Mesin tetas tradisional/manual (gabah)
 Mesin tetas semi otomatis
 Mesin tetas otomatis/ modern

3. Keuntungan Penetasan Buatan :


 1. Dapat menghasilkan bibit ayam/itik (unggas) lebih banyak
dengan waktu yang
 bersamaan
 2. Tidak mengenal musim
 3. Memiliki daya tetas yang lebih baik
 4. Kesehatan anak ayam lebih terjamin hidupnya
 5. Modal relatif sedikit dan hasil berlipat
 6. Induk ayam dapat memproduksi telur terus menerus (tidak
mengerami dan mengasuh anak)
 7. Dapat meningkatkan produksi dan populasi ayam/unggas lain

Kelemahan Mesin Tetas Buatan:


 1. Perlu listrik, ada biaya listrik.
 2. Saat listrik padam perlu sumber pemanas bantuan
 3. Dibutuhkan pengetahuan dan skill untuk mengoprasikan
 4. Diperlukan tenaga /orang dan waktu untuk
mengoprasikan/menggunakan mesin tetas

4. Faktor-faktor yang Menentukan Fertilitas Telur Tetas:

1. Perbandingan Jantan dan Betina

2. Umur ayam

3. Lama waktu penyimpanan telur tetas

4. Pakan

5. Kesehatan
5. Tujuan dari identifikasi telur tetas: untuk mengetahui dengan baik kondisi
telur tetas yang akan diinkubasikan, sehingga dapat menetukan masa
inkubasi yang tepat sesuai kondisi telur tetas.

6. Agar mempermudah pelaksanaan seleksi perlu diperhatikan kriteria berikut


untuk dijadikan acuan untuk mengafkir telur yaitu:

• Kotor

• Terlalu kecil (<46 gr)

• Double yolk

• Cangkang tipis

• Misshape( bentuk tidak normal)

• Ring egg (telur retaknya melingkar),

7. Faktor-faktor terpenting yang harus dlakukan dalam melakukan


pengesetan HE / telur tetas:

• Posisi telur jangan terbalik (up side down), karena akan


menghasilkan DIS dan sangat merugikan secara ekonomis .

• Telur jangan sampai dipilih yang kotor dan retak ambut tersetting.

• Pemberian kode harus betul, meliputi: kode kandang, tgl produksi,


kode setting Ini penting utk identifikasi dan analisa masalah)

• Kelompokkan HE per mesin berdsrkan strain, type bulu, usia induk,


kandang dan lama koleksinya.
8.

9. Pengaruh kelembaban yang tinggi:

a. Pencapaian weight loss yang tidak cukup

b. Kecilnya air cell (kantung udara), akibatnya ayam tdk dpt keluar saat
pipping

c. Kecilnya volume ruang udara, akbiabtnya posisi embrio tdk teratur


dan terganggunya

proses pernafasan embrio

d. Penyerapan albumen yang tidak optimal, akibatnya ayam menempel


pd membran diding

telur akan menyebabkan DOC Cull (red hock).

10. Pengaruh kelembaban yang rendah di setter :

a. Menyebabkan weight loss berlebihan sehingga embrio mengalami


dehidrasi 21

b. Mempengaruhi berat DOC


c. Mempengaruhi pigmen (pucat) pada DOC

11. Pemutaran/ membalikkan telur tetas di setter mutlak dilakukan,


tujuannya:

• Embrio dapat memanfaatkan seluruh albumen protein yang tersedia


dan mencegah Menempelnya embrio pada sel membran.

• Di dalam setter terjadi proses perkembangan embrio, sehingga


mengakibatkan Peningkatkan produksi panas, dengan adanya turning
akan membantu mendistribusikan udara dan membantu mendinginkan
setter.

• Idealnya turning dilakukan setiap jam sekali dengan kemiringan 45

o C dengan sistem Automatic electric.

• Pada mesin tetas sederhana (manual pemutaran/ turning dilakukan


minimal 3 kali sehari, yaitu pagi, siang dan malam ( setip 8 jam)

• Turning yang baik akan membantu mengoptimalkan pertumbuhan


embrio.

12. • Weight Loss adalah penyusutan berat telur selama proses inkubasi di
setter dalam satuan persentase

Faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian Weight Loss:

• Berat Telur tetas

• Usia Induk

• Lama koleksi telur tetas di cooling room

• Humudity (kelembaban) 22

• Waktu transfer ( hari ke 18 atau ke 19)

• Kualitas kerabang telur Secara lengkap weight loss dapat dibuat.

13. Faktor-faktor penyebab kematian embrio telur pada saat Penetasan.


a. Kurangnya Nutrisi Telur.

b. Kontaminasi mickrobia: Kontaminasi mikroba akan akan membunuh


embrio selama perkembangannya.

c. Masalah Penyakit

d. Kesaalahan inkubasi (setter dan di hatcher)

e. Treatmen di setter ( perlakuan saat fumigasi dan penguapan harus


memperhatikan masa kritis perkembangan embrio dan dosis yang
digunakan.

f. Hendling telur tetas.Handling telur tetas yg kasar saat setting dapat


menyebabkan kematian awal embrio, sedangkan handling yg kasar
saat tranfer akan membunuh embrio.

14. Empat prinsip utama kebutuhan embrio selama proses perkembangannya


dalam ruang setter atau pada mesin tetas sederhana/ semi otomatis :

1. Temperatur yang ideal (37o C sampai 38o C atau 98 – 100o F)

2. Kelembaban udara 55- 60 %

3. Sirkulasi udara, kesesuaian supply O 2 (76 %) dan pembuangan


CO2 (0,1 sampai 0,3 %)

4. Turning /perputaran telur ( msn tetas moderen setiap 1 jam sekali


sedangkan mesin tetas sederhana 7 kali pemutaran sehari dan
minimal 3 kali sehari.

15. Penyebab kematian embrio pada usia 1 – 3 hari :

a. Kesalahan hendling telur tetas , yaitu terlalu kasar

b. Kondisi holding room yang salah (temperatur dan kelembaban)


sehingga embrio tumbuh lebih dulu sebelum inkubasi

c. Temperatur setter yang tidak tepat


d. Tranportasi telur tetas

e. Infeksi pd yolk pada saat ovulation

f. Masalah kesehatan dan nutrisi pd breeder

g. Kontaminasi telur setelah bertelur

h. Cacat bawaan

16. Penyebab kematian embrio pd 3 hari terakhir inkubasi:

a. Salah posisi embrio di dalam telur / posisi embrio terbalik

b. Kelembaban terlalu rendah di setter

c. Kelembabban terlalu tinggi 24

d. Mati lemas akibat kekurangan oksigen

e. Temperatur terlalu tinggi

f. Temperatur terlalu rendah selama inkubasi

g. Infeksi pada telur

17. Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum, sedang dan setelah setting
adalah:

a. Operator harus melakukan sanitasi dulu (mandi, keramas dan ganti


pakaian)

b. Periksa dan pastikan tdk ada telur terbalik, kotor, dan pecah rambut
ikut tersetting.

c. Tiap deret telur hrs ada kode seting dan identitas HE (Kode kandang
dan tanggal produksi HE/ telur tetas)

d. Sebelum setting pastikan turning dalam posisi netral

e. Lakukan setting dg cepat, tepat dan hati-hati. Jangan sampai ada


telur pecah saat di setting.
f. Eegg buggy satu persatu utk di setting, jgn memasukkan egg buggy
lebih dari satu ke dalam setter karena akan mengganggu sirkulasi
udara.

g. Normalnya waktu setting utk mesin Chik master multy stage fix rack
kapasitas 552 butir dapat diselesaiakan dalam waktu 30 – 40 menit.

h. Setelah setting, cek posisi egg tray apakah sdh tepat atau belum.
Karena bisa membahayakan saat turning.

i. Setelah setting, egg buggy harus diserahkan ke ruang pencucian utk


dicuci

j. Selama bekerja di setter usahakan pintu selalu dalam kondidi


tertutup.

18. Hal-hal yang dapat dilakukan utk memperkecil exploder eggs (telur
meledak/pecah dan berbau):

a. Jangan mengeset telur kotor

b. Jangan biarkan telur-telur tdk tertangani selama lebih dari 2 jam pd


ruang yg tdk representatif.

c. Lakukan spray telur tetas yang benar dan merata

d. Buat larutan didesinfektan utk 1 kali habis pakai

e. Kelompokkan telur-telur tua pada satu mesin saja dan ditempatkan


pada mesin yang posisinya paling dekat dg exhoust fan

f. Lakukan fumigasi telur tetas sesuai aturan

g. Lakukan fumigasi dan penguapan formalin di setter sesuai aturan yg


telah ditentukan

h. Segera keluarkan telur busuk , agar tdk mencemari telur lain. Agar
telur busuk tdk banyak, idealnya telur yg baru keluar dari induknya
segera di tangani dan 1 – 2 jam sudah sampai hatchery.
19. Masa-masa kritis yg memerlukan ketepatan humudity:

a. Ketika anak ayam muncul keluar dari cangkang telur

b. Tingginya humuditas setelah munculnya anak ayam dapat merusak


anak ayam tersebut.Setelah beberapa telur mulai pipping dan menetas
lebih kurang 10 %, humudity harus

dinaikkan menjadi 60 – 75 % dan temperatur diturunkan 1 – 2 derajat


F. Umumnya set point pada mesin hatcher diset sebagai berikut:

- Low humudity : 85 o F –

Hight humudity : 90 o F –

Heat : 99,5 o F –

Cooling : 99,0 o F –

Hight temperature : 100, 0 o F –

Low temperatur : 97 o F –

Over temperatur : 101,0 o F

20. Keriteria dan Syarat Pull Chick

a. Semua telur secara keseluruhan sudah menetas

b. DOC sudah dipanen saat masih 5 % basah disekitar bulu leher

c. Navel ( pusar) sudah menutup rapat dan kering

d. DOC menafas dengan normal, tdk terengah-engah. Jika terengah


-engah ini indikasi terlambat pull chick

e. Pegang dan rasakan kondisi perut DOC, apakah yolk terserap


dengan baik. jika perut kempes berarti panen sudah terlambat dan
DOC akan mengalami dehidasi.
f. Kondisi perut yang normal adalah tidak kempes/ lembut dan tidak
keras, (kenyal)

21. Tanda-tanda DOC yang berkualitas baik:

a. Pusarnya kering dan tertutup baik

b. Sisik kaki bewarna kuning dan cerah dan tidak kering.

c. Tingkah lakunya lincah, esponsif dan wana bulu tidak kusam

d. Besarnya relatif seragam (uniform). Bobot DOC diperoleh 65 -69 %


dari bobot telur awal (fresh egg)

e. Tidak ada cacat fisik ataupun abnormalitas fisik.

f. Mata cerah dan terang, pusar bersih dan kering dari yolk sac atau
memban yang menonjol

g. Hidung anak ayam bersih dan tidak ada bulu-blu kecil menempel. Ini
menunjukkan pernafasaan berjalan baik.

h. Cepat beradaptasi terhadap perubahan-perubahan lingkungan yang


minor dan mampu bereaksi normal dengan vaksin aktif yang diberikan.

22. Hal-hal yang menyebabkan telur tidak menetas :

• DIS (Mati dalam shell)

• Telur busuk (tapi tdk menetas)

• Telur rretak pd saat tranfer, krn handling yg kasar

• Telur infertil ( pengambilan infertil tdk sempurna)

• Telur piping (mati saat mematuk cangkang)

• Telur late ( terlambat menetas danmasih hidup)


23. Pelaksanaan hari ke 18 atau 19 bukanlah tujuan, yang menjadi tujuan
adalah:

a. Pencapaian weght loss yg tepat sesuai telur yg disetting (telur hrs


kehilangan berat Sebesar 12-14 % dari berat asli utk mendapatkan
kantung udara (air cell)/ yang ideal ( idealnya 1/3 telur akan terisi oleh
rongga udara).

b. Tidak ada telur pipping atau menetas di setter, krn mencemari setter
dan bedampak negatif terhadap daya tetas dan kualitas DOC.

c. Indikasi waktu tranfer yg tepat dapat dilihat mudah apabila beberapa


telur sdh mulai piping 1 – 2 % pd saat tranfer/ candling dilaksanakan,
Namun tidak boleh terjadi di dalam setter.

d. Pelaksanaan tranfer tdk berbenturan dg persiapan mesin hatcher.

e. Kemudahan pengaturan tenaga kerja.

24. Pra penghangatan adalah : Suatu perlakuan pengenalan/ pengadaptasian


telur (embrio) kepada suhu inkubasi. Beberapa literatur merekomendasikan
perlu pre warming namun ada juga beberapa literatur merekomendasikan
telur tetas langsung disetting dari cooling room ke ruang setter tanpa memalui
pre warming.

Manfaat perlakuan pre warming;

• Telur menetas lebih cepat dalam udara hangat

• Mengurangi waktu yg dibutuhkan utk mengembalikan setter ke suhu


oprasional normal

• Menghemat pemakaian energi listrik

• Mampu menaikkan daya tetas telur utk telur yg disimpan lebih dari 4
hari Kerugian perlakuan pre warming:

• Kemungkinan terjadi kontaminasi selama proses pre warming


• Memerlukan tenaga kerja dan kemungkinan ada telur retak atau
pecah selama proses pengerjaannya.

• Tidak seragamnya waktu menetas, karena ada perbedaan temperatur


internal pd telur-telur yg berada disisi luar rak dibandingkan telur-telur
yg ada di tengah rak (5 – 6 derajat C)

Anda mungkin juga menyukai