PENYULUHAN
DISUSUN OLEH:
MEY KHUSANA PRATAMA
NIM :19542310057
Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa atas segala rahmatnya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Dan harapan saya
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, saya yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
HALAMAN JUDUL...............................................................................................I
KATA PENGANTAR...........................................................................................II
DAFTAR ISI........................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Pengertian Penyuluh................................................................................3
B. Pengertian Penyuluh Pertanian................................................................3
C. Tujuan Memilih Metode Penyuluh Pertanian..........................................4
D.Perinsip-Perinsip Metode Penyuluh Pertanian.........................................4
BAB III KESIMPULAN........................................................................................8
A. Kesimpulan..............................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN
Semakin maju suatu Negara semakin banyak orang yang terdidik, maka
semakin dirasakan akan pentingnya dunia penyuluhan. Pembangunan akan lebih
mantap jika ditunjang oleh turunnya penyuluh yang berarti, karena kemampuan
pemerintah sangatlah terbatas. Pemerintah tidak akan sanggup menggarap semua
aspek pembangunan karena membutuhkan anggaran belanja yang besar, personalia,
dan pengawasannya. Oleh sebab itu, penyuluh merupakan potensi pembangunan
baik dalam jumlah maupun mutu. Sekarang kita menghadapi kenyataan bahwa
jumlah penyuluh di Indonesia masih sedikit dan mutunya belum bisa dikatakan
baik/hebat, sehingga persoalan penyuluhan Indonesia merupakan persoalan
mendesak bagi suksesnya pembangunan.
Maka dari itu, khususnya pada sektor pertanian dalam hal ini pemerintah
harus bertindak cepat agar masyarakat dapat menyadari perkembangan zaman yang
semakin hari semakin berkembang dengan cepat serta kembali mendongkrak
ekonomi daerah, salah satu cara untuk menangani hal ini adalah dengan cara
membuat strategi dengan membentuk oragnisasi ataupun penyuluhan yang
berpengalaman dengan menerjunkannya lansung pada daerah –daerah yang di
anggap harus terus berbenah.
Untuk mensukseskan pembangunan nasional di dalam sektor pertanian
pembangunan pertanian terdapat tiga kelompok sasaran utama yang perlu dicapai
yaitu :
A. Pengertian Penyuluh
Penyuluhan berdasar dari kata dasar “SULUH” atau OBOR, sekaligus
sebagai terjemahan dari kata “ Voorlichting” yang dapat diartikan sebagai kegiatan
penerangan atau memberikan terang bagi yang dalam kegelapan. Sebagai proses
penerangan, kegiatan penyuluhan tidak saja terbatas pada memberikan penerangan,
tetapi menjelaskan mengenai segala informasi yang ingin disampaikan kepada
kelompok sasaran yang akan menerima manfaat penyuluhan (beneficiaries),
sehingga mereka benar-benar memahami seperti yang dimaksud oleh penyuluh.
Penyuluhan tidak boleh bersifat searah tapi harus komunikasi timbal balik (bersifat
dua arah dan aktif) agar aspirasi masyarakat diketahui. Hal ini penting, agar
penyuluhan yang dilakukan tidak bersifat “ PEMAKSAAN KEHENDAK”
(indoktrinasi, agitasi, dll). Sehingga terjalin hubungan yang harmonis antara
penyuluh dan masyarakat /kliennya secara berkelanjutan. Penyuluhan adalah proses
aktif yang memerlukan interaksi antara penyuluh dan yang disuluh agar terbangun
proses perubahan “PERILAKU” (Behaviour)yang merupakan perwujudan dari
Pengetahuan , Sikap dan Keterampilan seseorang yang dapat diamati oleh orang/
pihak lain , baik secara langsung atau tidak langsung. Dengan kata lain kegiatan
penyuluhan tidak hanya berhenti pada penyebarluasan informasi/inovasi, dan
memberikan penerangan tetapi merupakan proses yang dilakukan secara terus
menerus, sekuat tenaga dan pikiran, memakan waktu dan melelahkan, sampai
terjadinya perubahan perilaku yang ditunjukkan oleh penerima manfaat penyuluhan
(beneficiaries) yang menjadi klien penyuluhan.
1. Tahap sadar yaitu sasaran mulai sadar tentang adanya inovasi yang ditawarkan
oleh penyuluh.
2. Tahap minta yaitu tumbuhnya minat yang seringkali ditandai oleh keinginan
untuk bertanya atau untuk mengetahui lebih banyak tentang segala sesuatu yang
berkaitan dengan inovasi yang ditawarkan oleh penyuluh.
3. Tahap menilai yaitu penilaian terhadap baik/buruk atau manfaat inovasi yang
telah diketahui informasinya secara lebih lengkap.
4. Tahap mencoba yaitu tahap dimana sasaran mulai mencoba dalam skala kecil
untuk lebih meyakinkan penilaiannya, sebelum menerapkan untuk skala yang lebih
luas.
5. Tahap menerapkan yaitu sasaran dengan penuh keyakinan berdasarkan penilaian
dan uji coba yang telah dilakukan/diamati sendiri.
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Metode penyuluhan pertanian dapat diartikan sebagai cara atau teknik
penyampaian materi penyuluhan oleh para penyuluh kepada para petani beserta
keluarganya baik secara langsung maupun tidak langsung, agar mereka tahu, mau
dan mampu menerapkan inovasi (teknologi baru).
Tujuan pemilihan metode penyuluhan adalah:
1) agar penyuluh pertanian dapat menetapkan suatu metode atau kombinasi
beberapa metode
yang tepat dan berhasil guna,
2) agar kegiatan penyuluhan pertanian yang dilaksanakan untuk menimbulkan
perubahan
yang dikehendaki yaitu perubahan perilaku petani dan anggota keluarganya dapat
berdayaguna dan berhasilguna.
Ban, van den, A.W. dan Hawkins, A.S. Penyuluhan Pertanian, Kanisius,
Yogyakarta.
Kartasapoetra, A.G., 1988. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Bumi Aksara,
Jakarta
Mardikanto, T., 1999. Penyuluhan Pembangunan Pertanian, Universitas
Sebelas Maret,
Surakarta.
Padmowihardjo, S., 2000. Metode Penyuluhan Pertanian, Universitas
Terbuka, Jakarta.
Samsudin, U. 1987. Dasar-dasar Penyuluhan dan Modernisasi Pertanian,
Bina Cipta,
Bandung.
Soedijanto, 2004. Menata Kembali Penyuluhan Pertanian di Era Agribisnis,
Departemen Pertanian, Jakarta.
Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan
Pertanian, Perikanan,