Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH METODE

PENYULUHAN

DISUSUN OLEH:
MEY KHUSANA PRATAMA
NIM :19542310057

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


SEKOLAH TINGGI PERTANIAN KUTAI TIMUR
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa atas segala rahmatnya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Dan harapan saya
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, saya yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

sangatta, 08 Aril 2021


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................I
KATA PENGANTAR...........................................................................................II
DAFTAR ISI........................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Pengertian Penyuluh................................................................................3
B. Pengertian Penyuluh Pertanian................................................................3
C. Tujuan Memilih Metode Penyuluh Pertanian..........................................4
D.Perinsip-Perinsip Metode Penyuluh Pertanian.........................................4
BAB III KESIMPULAN........................................................................................8
A. Kesimpulan..............................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN

Semakin maju suatu Negara semakin banyak orang yang terdidik, maka
semakin dirasakan akan pentingnya dunia penyuluhan. Pembangunan akan lebih
mantap jika ditunjang oleh turunnya penyuluh yang berarti, karena kemampuan
pemerintah sangatlah terbatas. Pemerintah tidak akan sanggup menggarap semua
aspek pembangunan karena membutuhkan anggaran belanja yang besar, personalia,
dan pengawasannya. Oleh sebab itu, penyuluh merupakan potensi pembangunan
baik dalam jumlah maupun mutu. Sekarang kita menghadapi kenyataan bahwa
jumlah penyuluh di Indonesia masih sedikit dan mutunya belum bisa dikatakan
baik/hebat, sehingga persoalan penyuluhan Indonesia merupakan persoalan
mendesak bagi suksesnya pembangunan.

Sebagian besar masyarakat Indonesia yang tinggal pada daerah terpencil


atau yang kurang terjangkau dari kemajuan teknologi yang terus berkembang
kurang menyadari hal-hal yang terus berkembang dan terus maju. Mereka masih
mempercayai hal-hal yang berbau mistik, ataupun mereka belum memahami
konsep-konsep pada tingkat jaman yang terus berkembang. Hal ini di sebabkan
jangkauan yang jauh dari tempat yang telah berkembang, dan juga mugkin sebab
faktor dari masyarakat tersebut sendirilah yang tidak ingin mengetahui hal-hal yang
berbau terknologi.

Maka dari itu, khususnya pada sektor pertanian dalam hal ini pemerintah
harus bertindak cepat agar masyarakat dapat menyadari perkembangan zaman yang
semakin hari semakin berkembang dengan cepat serta kembali mendongkrak
ekonomi daerah, salah satu cara untuk menangani hal ini adalah dengan cara
membuat strategi dengan membentuk oragnisasi ataupun penyuluhan yang
berpengalaman dengan menerjunkannya lansung pada daerah –daerah yang di
anggap harus terus berbenah.
Untuk mensukseskan pembangunan nasional di dalam sektor pertanian
pembangunan pertanian terdapat tiga kelompok sasaran utama yang perlu dicapai
yaitu :

1. Meningkatnya ketahanan pangan nasional yang meliputi meningkatnya kapasitas


produksi komoditas pertanian dan berkurangnya ketergantungan terhadap pangan
impor sekitar 5-10 persen dari produksi domestik.
2. Meningkatnya nilai tambah dan dayasaing komoditas pertanian yang meliputi
meningkatnya mutu produk primer pertanian, meningkatnya keragaman
pengolahan produk pertanian dan meningkatnya ekspor serta meningkatkanya
surplus perdagangan komoditas pertanian; dan
3. Meningkatnya kesejahteraan petani yang meliputi meningkatnya produktivitas
tenaga kerja di sektor pertanian dan menurunnya insiden kemiskinan.

Untuk mengimplementasikan sasaran pembangunan pertanian tersebut


sangat diperlukan mengajak seluruh lapisan masyarakat petani dan diluar pertanian.
Bentuk ajakan yang sekaligus dapat meningkatkan kemampuan masyarakat
tersebut diantara melalui pendidikan non formal seperti penyuluhan. Penyuluhan
pertanian merupakan proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha
agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam
rangka mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya
lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktifitas, efisiensi usaha,
pendapatan, dan kesejahteraan, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian
fungsi lingkungan.

Dalam proses penyuluhan pertanian keberhasilan yang dicapai yaitu dapat


penetapkan pesan/materi yang tepat sesuai dengan sasaran pembangunan pertanian
tersebut tanpa mengabaikan kebutuhan dari masyarakat petani. Pesan atau materi
penyuluhan pertanian untuk dapat diterima dan dihayati serta diterapkan sehingga
dapat meningkatkan kemampuan, bila cara penyampaiannya yang dipilih cocok
dengan kondisi dari masyarakat petani. Memilih cara atau metode/teknik ini akan
menentukan keberhasilan didalam penyelengaraan program penyuluhan pertanian
yang merupakan bagian dari pembangunan pertanian.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penyuluh
Penyuluhan berdasar dari kata dasar “SULUH” atau OBOR, sekaligus
sebagai terjemahan dari kata “ Voorlichting” yang dapat diartikan sebagai kegiatan
penerangan atau memberikan terang bagi yang dalam kegelapan. Sebagai proses
penerangan, kegiatan penyuluhan tidak saja terbatas pada memberikan penerangan,
tetapi menjelaskan mengenai segala informasi yang ingin disampaikan kepada
kelompok sasaran yang akan menerima manfaat penyuluhan (beneficiaries),
sehingga mereka benar-benar memahami seperti yang dimaksud oleh penyuluh.
Penyuluhan tidak boleh bersifat searah tapi harus komunikasi timbal balik (bersifat
dua arah dan aktif) agar aspirasi masyarakat diketahui. Hal ini penting, agar
penyuluhan yang dilakukan tidak bersifat “ PEMAKSAAN KEHENDAK”
(indoktrinasi, agitasi, dll). Sehingga terjalin hubungan yang harmonis antara
penyuluh dan masyarakat /kliennya secara berkelanjutan. Penyuluhan adalah proses
aktif yang memerlukan interaksi antara penyuluh dan yang disuluh agar terbangun
proses perubahan “PERILAKU” (Behaviour)yang merupakan perwujudan dari
Pengetahuan , Sikap dan Keterampilan seseorang yang dapat diamati oleh orang/
pihak lain , baik secara langsung atau tidak langsung. Dengan kata lain kegiatan
penyuluhan tidak hanya berhenti pada penyebarluasan informasi/inovasi, dan
memberikan penerangan tetapi merupakan proses yang dilakukan secara terus
menerus, sekuat tenaga dan pikiran, memakan waktu dan melelahkan, sampai
terjadinya perubahan perilaku yang ditunjukkan oleh penerima manfaat penyuluhan
(beneficiaries) yang menjadi klien penyuluhan.

B. Pengertian Penyuluh Pertanian


Penyuluhan pertanian adalah sistem pendidikan di luar sekolah (non
formal), bagi petani dan keluarganya agar berubah perilakunya untuk bertani lebih
baik (better farming), berusahatani lebih menguntungkan (better bussines), hidup
lebih sejahtera (better living), dan bermasyarakat lebih baik (better community)
serta menjaga kelestarian lingkungannya (better environment).
Dengan pencanangan Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan pada
tanggal 11 Juni 2005 oleh Presiden RI, menyebabkan terjadinya perubahan
pengertian penyuluhan pertanian. Menurut Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006
tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (UU SP3K), arti
penyuluhan pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku
usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya
dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumber daya
lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha,
pendapatan dan kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian
fungsi lingkungan hidup.

Metode penyuluhan pertanian dapat diartikan sebagai cara atau teknik


penyampaian materi penyuluhan oleh para penyuluh kepada para petani beserta
keluarganya baik secara langsung maupun tidak langsung, agar mereka tahu, mau
dan mampu menerapkan inovasi (teknologi baru). Sedangkan teknik penyuluhan
pertanian dapat didefinisikan sebagai keputusan – keputusan yang dibuat oleh
sumberatau penyuluh dalam memilih serta menata simbul dan isi pesan menentukan
pilihan cara dan frekuensi penyampaian pesan serta menentukan bentuk penyajian
pesan.

C. Tujuan Pemilihan Metode Penyuluhan Pertanian


Penggunaan panca indera tidak terlepas dari suatu proses belajar mengajar
seseorang karena panca indera tersebut selalu terlibat di dalamnya. Hal ini
dinyatakan oleh Socony Vacum Oil Co. Yang di dalam penelitiannya memperoleh
hasil sebagai berikut: 1% melalui indera pengecap, 1,5% melalui indera peraba, 3%
melalui indera pencium, 11% melalui indera pendengar dan 83% melalui indera
penglihat.
Dalam mempelajari sesuatu, seseorang akan mengalami suatu proses untuk
mengambil suatu keputusan yang berlangsung secara bertahap melalui serangkaian
pengalaman mental fisikologis sebagai berikut:

1. Tahap sadar yaitu sasaran mulai sadar tentang adanya inovasi yang ditawarkan
oleh penyuluh.
2. Tahap minta yaitu tumbuhnya minat yang seringkali ditandai oleh keinginan
untuk bertanya atau untuk mengetahui lebih banyak tentang segala sesuatu yang
berkaitan dengan inovasi yang ditawarkan oleh penyuluh.
3. Tahap menilai yaitu penilaian terhadap baik/buruk atau manfaat inovasi yang
telah diketahui informasinya secara lebih lengkap.
4. Tahap mencoba yaitu tahap dimana sasaran mulai mencoba dalam skala kecil
untuk lebih meyakinkan penilaiannya, sebelum menerapkan untuk skala yang lebih
luas.
5. Tahap menerapkan yaitu sasaran dengan penuh keyakinan berdasarkan penilaian
dan uji coba yang telah dilakukan/diamati sendiri.

Jadi tujuan pemilihan metode penyuluhan adalah:


1) agar penyuluh pertanian dapat menetapkan suatu metode atau kombinasi
beberapa metode yang tepat dan berhasil guna,
2) Agar kegiatan penyuluhan pertanian yang dilaksanakan untuk menimbulkan
perubahan yang dikehendaki yaitu perubahan perilaku petani dan anggota
keluarganya dapat berdayaguna dan berhasilguna.

D. Prinsip-prinsip Metode Penyuluhan Pertanian


Prinsip merupakan suatu pernyataan mengenai kebijaksanaan yang
dijadikan sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan dan dilaksanakan secara
konsisten. Dalam kegiatan penyuluhan, prinsip menurut Leagans (1961) menilai
bahwa setiap penyuluh dalam melaksanakan kegiatannya harus berpegang teguh
pada prinsip-prinsip yang sudah disepakati agar dapat melakukan pekerjaannya
dengan baik.

Mardikanto (1999) menyatakan bahwa merujuk pada pemahaman penyuluhan


pertanian sebagai proses pembelajaran, maka prinsip-prinsip dalam penyuluhan
pertanian sebagai berikut:
a. Mengerjakan; artinya kegiatan penyuluhan harus sebanyak mungkin melibatkan
masyarakat untuk menerapkan sesuatu.
b. Akibat; artinya kegiatan pertanian harus memberikan dampak yang memberi
pengaruh baik.
c. Asosiasi; artinya kegiatan penyuluhan harus saling terkait dengan kegiatan
lainnya. Misalnya apabila seorang petani berjalan di sawahnya kemudian melihat
tanaman padinya terserang hama, maka ia akan berupaya untuk melakukan tindakan
pengendalian.

Lebih lanjut Dahama dan Bhatnagar dalam Mardikanto (1999) mengemukakan


bahwa yang mencakup prinsip-prinsip penyuluhan pertanian:
a) Minat dan kebutuhan; artinya penyuluhan akan efektif jika selalu mengacu
kepada minat
dan kebutuhan masyarakat, utamanya masyarakat tani.
b) Organisasi masyarakat bawah; artinya penyuluhan akan efektif jika mampu
melibatkan
organisasi masyarakat bawah dari setiap keluarga petani.
c) Keraguan budaya; artinya penyuluhan harus memperhatikan adanya keragaman
budaya.
d) Perubahan budaya; artinya setiap penyuluhan akan mengakibatkan perubahan
budaya
e) Kerjasama dan partisipasi; artinya penyuluhan hanya akan efektif jika
menggerakkan
partisipasi masyarakat untuk selalu bekerjasama dalam melaksanakan program-
program
penyuluhan yang telah dicanangkan.
f) Demokrasi dalam penerapan ilmu; artinya dalam penyuluhan harus selalu
memberikan
kesempatan kepada masyarakat untuk menawar setiap alternatif.
g) Belajar sambil bekerja; artinya dalam kegiatan penyuluhan pertanian harus
diupayakan
agar masyarakat dapat belajar sambil berbuat, atau belajar dari pengalaman tentang
segala
sesuatu yang ia kerjakan.
h) Penggunaan metode yang sesuai; artinya penyuluhan harus dilakukan dengan
penerapan
metode yang selalu disesuaikan dengan kondisi lingkungan fisik, kemampuan
ekonomi, dan
nilai sosial budaya.
i) Kepemimpinan; artinya penyuluh tidak melakukan kegiatan yang hanya
bertujuan untuk
kepuasan sendiri, tetapi harus mampu mengembangkan kepemimpinan.
j) Spesialis yang terlatih; artinya penyuluh harus benar-benar orang yang telah
mengikuti
latihan khusus tentang segala sesuatu yang sesuai dengan fungsinya sebagai
penyuluh.
k) Segenap keluarga; artinya penyuluh harus memperhatikan keluarga sebagai satu
kesatuan
dari unit sosial.

Selanjutnya, Mardikanto (2006) mengemukakan bahwa prinsip-prinsip dalam


metode penyuluhan pertanian, meliputi:
1.Upaya Pengembangan untuk berpikir kreatif:
Prinsip ini dimaksudkan bahwa melalui penyuluhan pertanian harus mampu
menghasilkan petani-petani yang mandiri, mampu mengatasi permasalahan yang
dihadapi dan mampu mengembangkan kreativitasnya untuk memanfaatkan setiap
potensi dan peluang yang diketahui untuk memperbaiki mutu hidupnya.
2.Tempat yang paling baik adalah di tempat kegiatan sasaran:
Prinsip ini akan mendorong petani belajar pada situasi nyata sesuai permasalahan
yang dihadapi.
3. Setiap individu terkait dengan lingkungan sosialnya:
Prinsip ini mengingatkan kepada penyuluh bahwa keputusan-keputusan yang
diambil petani dilakukan berdasarkan lingkungan sosialnya.
4. Ciptakan hubungan yang akrab dengan sasaran:
Keakraban hubungan antara penyuluh dan sasaran memungkinkan terciptanya
keterbukaan sasaran dalam mengemukakan masalahnya.
5. Memberikan sesuatu untuk terjadinya perubahan.
Metoda yang diterapkan harus mampu merangsang sasaran untuk selalu siap (dalam
arti sikap
dan pikiran) dan dengan sukahati melakukan perubahan-perubahan demi perbaikan
mutu
hidupnya sendiri, keluarganya dan masyarakatnya.
Terjadinya perubahan ”context dan content” pembangunan pertanian dalam
era reformasi, mengakibatkan terjadi pula perubahan sasaran dalam penyuluhan
pertanian. Perubahan tersebut memberi pengaruh yang sangat besar karena saat ini
tidak hanya petani dijadikan sebagai sasaran utama (objek) kegiatan penyuluhan
tapi melibatkan pula stakeholder yaitu pelaku agrobisnis. Jadi, penyuluhan
pertanian merupakan suatu upaya atau proses kegiatan yang dilakukan dalam
rangka pemberdayaan masyarakat dan petani. Secara khusus, penerapan
penyuluhan pertanian dalam era disentralisasi (lokalita) sebagaimana yang
diamanatkan oleh UU Nomor 22 Tahun 1999 yang diperbaharui dengan UU Nomor
32 Tahun 2004, Pusat Pengembangan Penyuluhan (Pusbangluh) Pertanian
mengeluarkan kebijakan tentang pelaksanaan penyuluhan pertanian spesifik
lokalita yang bersifat partisipatif yaitu, pendidikan nonformal bagi petani dan
masyarakat melalui upaya pemberdayaan dan kemampuan memecahkan masalah
sesuai dengan kebutuhan dan kondisi wilayah masing-masing dengan prinsip
kesetaraan dan kemitraan, keterbukaan, kesetaraan kewenangan, dan tanggung
jawab serta kerja sama, yang ditujukan agar mereka berkembang menjadi dinamis
dan berkemampuan untuk memperbaiki kehidupan dan penghidupannya dengan
kekuatan sendiri.

BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Metode penyuluhan pertanian dapat diartikan sebagai cara atau teknik
penyampaian materi penyuluhan oleh para penyuluh kepada para petani beserta
keluarganya baik secara langsung maupun tidak langsung, agar mereka tahu, mau
dan mampu menerapkan inovasi (teknologi baru).
Tujuan pemilihan metode penyuluhan adalah:
1) agar penyuluh pertanian dapat menetapkan suatu metode atau kombinasi
beberapa metode
yang tepat dan berhasil guna,
2) agar kegiatan penyuluhan pertanian yang dilaksanakan untuk menimbulkan
perubahan
yang dikehendaki yaitu perubahan perilaku petani dan anggota keluarganya dapat
berdayaguna dan berhasilguna.

Prinsip-prinsip metode dan teknik penyuluhan pertanian


a. Pengembangan untuk berpikir kreatif
b. Tempat yang paling baik adalah di tempat kegiatan penerima manfaat
c. Setiap individu terikat dengan lingkungan sosialnya
d. Ciptakan hubungan yang akrab dengan penerima manfaat
e. Memberikan sesuatu untuk terjadinya perubahan
DAFTAR PUSTAKA

Ban, van den, A.W. dan Hawkins, A.S. Penyuluhan Pertanian, Kanisius,
Yogyakarta.
Kartasapoetra, A.G., 1988. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Bumi Aksara,
Jakarta
Mardikanto, T., 1999. Penyuluhan Pembangunan Pertanian, Universitas
Sebelas Maret,
Surakarta.
Padmowihardjo, S., 2000. Metode Penyuluhan Pertanian, Universitas
Terbuka, Jakarta.
Samsudin, U. 1987. Dasar-dasar Penyuluhan dan Modernisasi Pertanian,
Bina Cipta,
Bandung.
Soedijanto, 2004. Menata Kembali Penyuluhan Pertanian di Era Agribisnis,
Departemen Pertanian, Jakarta.
Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan
Pertanian, Perikanan,

Anda mungkin juga menyukai