Anda di halaman 1dari 6

KORELASI UKURAN TUBUH TERHADAP BOBOT BADAN TERNAK

Irvan Arief Sukri

17542310028

PROGRAM STUDI PETERNAKAN SEKOLAH TINGGI PERTANIAN


KUTAI TIMUR SANGATTA

2020
Korelasi Bobot Badan Dan Variabel-Variabel Ukuran Tubuh Sebagai Dasar
Seleksi Calon Induk Sapi Bali
1. Pendahuluan
Upaya pengembangan sapi dari berbagai aspek perlu dilakukan,terutama sapi potong asli
maupun local Indonesia. Salah satu aspek penting dan mendesak untukdikerjakan adalah aspek
peningkatan mutu genetik sapi potong.Aspek ini penting dilakukan dalam rangka terbentuknya
populasi sapi potong dalam negeri yang produktif sehingga mampu memenuhi kebutuhan daging
dalam negeri. Sapi Bali dikembangkan,dimanfaatkan dan dilestarikan sebagai sumberdaya ternak
asli yang mempunyai ciri khas tertentu dan mempunyai kemampuan untuk berkembang dengan
baik pada berbagai lingkungan yang ada di Indonesia. Bobot badan menurut memegang peranan
penting dalam pola pemeliharaan yang baik, selain untuk menentukan kebutuhan nutrisi, jumlah
pemberian pakan, jumlah dosis obat, bobot badan juga dapat digunakan untuk menentukan nilai
jual ternak.

Bobot badan menurut Ni’am, dkk., memegang peranan penting dalam pola pemeliharaan


yang baik, selain untuk menentukan kebutuhan nutrisi, jumlah pemberian pakan, jumlah dosis
obat, bobot badan juga dapat digunakan untuk menentukan nilai jual ternak tersebut.Di lapangan
masih banyak dijumpai peternak yang memberikan pakan tidak mempertimbangkan jumlah
kebutuhan berdasarkan bobot badan. Kurangnya pengetahuan peternak tentang cara penentuan
jumlah pakan serta penentuan harga jual yang tidak lepas dari pengaruh bobot badan dan
minimnya fasilitas untuk mengetahui bobot badan yang tepat menjadi salah satu alasan.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan bobot badan dan beberapa variabel ukuran
tubuh dalam penentuan calon induk sapi Bali di
Kabupaten Polewali Mandar.

2. Rumusan masalah
1. Apakah ada ukuran badan yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur bobot badan pada ternak?
2. Bagaimana selisih pengukuran dengan bobot asli?
3. Metode Penelitian
Penelitian dilaksanakan di dua kecamatan yang ada di Kabupaten Polewali Mandar, yaitu
Desa MapilliKecamatan Luyo dan Desa Galeso Kecamatan Wonomulyo.Obyek penelitian adalah
ternak sapi milik kelompok tani ternak Paraita sebanyak 25 ekor dan Sejahtera sebanyak 19 ekor.
Data penelitian diklasifikasikan berdasarkan lokasi populasi dan dianalisis secara deskriptif
meliputi perhitungan nilai rataan (x), simpangan baku (s) dan nilai koefisien keragaman (KK)
dari setiap sifat diamati. Selanjutnya analisis korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan
dari variabel terukur terhadap penentuan calon induk sapi bali. Teknik pengambilan sampel
menggunakan purposive random sampling, dimana variabel yang diukur adalah bobot badan,
tinggi pundak, panjang badan, dan lingkar dada.

4. Hasil dan Pembahasan

Secara umum bobot badan dan ukuran-ukuran tubuh sapi Bali dari kelompok tani ternak
Paraita dan Sejahtera berbeda. Demikian pula untuk ukuran tubuh, bahwa pada umumnya sapi
Bali di kelompok tani ternak Sejatera memiliki ukuran tubuh khususnya lingkar dada dan tinggi
pundak yang lebih besar dibandingkan dengan kelompok tani ternak Paraita namun panjang
badan relatif sama antara kedua kelompok. Ukuran tubuh ternak dapat berbeda antara satu sama
lain yang kemungkinan adanya perbedaan keragaman disebabkan oleh potensi genetik, lokasi
asal, sistem pemeliharaan dan perkawinan yang ditetapkan di daerah tersebut. Manajemen
pemeliharaan dan pakan juga merupakan bagian yang dapat digunakan sebagai penentu dalam
pengukuran bobot badan dan ukuran-ukuran tubuh pada sapi Bali. Hasil analisis korelasi
menunjukkan bahwa korelasi antara bobot badan terhadap ukuran-ukuran tubuh sangat beragam
pada kedua kelompok tani ternakyang diamati tersebut.

Koefisien determinasi pada penelitian ini ditemukan bahwa sapi Bali pada kelompok tani
ternak Paraita memiliki nilai koefisien determinasi sebesar 99.84% yang berarti bahwa variabel-
variabel yang diukur berpengaruh terhadap bobot badan sebesar 99.84%. Sedangkankelompok
tani ternak memiliki nilai koefisien determinasi sebesar 99.10% yang berarti bahwa
variabelvariabel yang diukur berpengaruh terhadap bobot badan sebesar 99.10%.Hasil ini
menjelaskan bahwa persamaan matematis pada Tabel 3 merupakan yang terbaik dalam
pendugaan bobot badan, hanya saja peubah ukuran tubuh yang digunakan sebagai penduganya
berbeda dalam penentuan calon induk sapi Bali pada kedua kelompok tani ternak tersebut.

5. Kesimpulan

Dari hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa berdasarkan
ukuran dan bentuk, sapi Bali yang ada pada kelompok tani ternak Paraita relatif lebih kecil
dibandingkan dengan sapi Bali di kelompok tani ternak Sejahtera Kabupaten Polewali
Mandar.Bobot badan sapi Bali dalam penelitian ini berkolerasi dengan lingkar dada sedangkan
panjang badan tidak berkolerasi nyata.

Kelompok tani ternak Sejahtera memiliki bobot badan sapi Bali dan ukuran-ukuran tubuh
paling tinggi dibanding kelompok tani ternak Paraita.Ukuran tubuh yang sangat menentukan
pendugaan bobot badan adalah lingkar dada, tinggi pundak, dan panjang badan. Keeratan
hubungan bobot badan variabel ukuran-ukuran tubuh dapat digunakan sebagai dasar dalam
penentuan calon induk sapi Bali yang baik.

Korelasi antara Ukuran-ukuran Tubuh dengan Bobot Badan Kambing


Kacang Jantan di Jawa Tengah

1. Pendahuluan

Kambing merupakan ternak yang sangat potensial untuk dikembangkan di Jawa


Tengah.
Ada beberapa jenis kambing yang diternakkan di Jawa Tengah, antara lain kambing
Kacang, Peranakan Etawa dan Jawarandu. Kambing Kacang merupakan salah satu kambing
asal Indonesia. Kambing ini merupakan kambing yang tahan penyakit, lincah, mampu
beradaptasi dengan baik dan tersebar luas di Indonesia. Kegunaan utamanya adalah sebagai
penghasildaging.
Pertumbuhan tubuh secara keseluruhan diukur dengan bertambahnya bobot
badan, sedangkan besarnya tubuh dapat diukur tinggi pundak, lingkar dada dan panjang
badan. Kombinasi bobot badan dan ukuran-ukuran tubuh sering digunakan sebagai ukuran
pertumbuhan. Ternak muda, pertumbuhan lebih banyak mengarah ke pertumbuhan
tulang, sedangkan pada ternak dewasa pertumbuhan dan perkembangan lebih mengarah
kepada otot dan lemak. Panjang badan merupakan gambaran pertumbuhan tulang belakang
dan tulang punggung, sedangkan pertumbuhan tulang dada dipengaruhi oleh perkembangan
organ-organ dalam dan perlekatan daging pada tulang bahu dan dada.

Penampang tubuh ternak potong menyerupai bentuk geometris berupa tabung. Untuk
mencari volume tabung harus diketahui luas alas dan tinggi. lingkar dada hewan dapat
diasumsikan sebagai luas alas dan panjang badan sebagai tinggi Penelitian ini bertujuan
mengetahui hubungan antara ukuran-ukuran tubuh dengan bobot badan kambing Kacang jantan
di Kabupaten Wonogiri, Karanganyar dan Grobogan. Manfaat hasil penelitian ini dapat
digunakan untuk memperkirakan bobot badan kambing Kacang jantan dengan cara melihat
ukuran-ukuran tubuhnya.

2. Rumusan masalah
1. Apakah ada ukuran badan yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur bobot badan pada ternak?
2. Bagaimana selisih pengukuran dengan bobot asli?
3. Metode Penelitian
Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 577 ekor kambing Kacang jantan di
Jawa Tengah yang dibedakan menjadi enam kelompok umur yaitu 92 ekor dalam kelompok 1
(umur 0-3 bulan), 124 ekor dalam kelompok 2 (umur >3-6 bulan), 143 ekor dalam kelompok 3
(umur >6-12 bulan), 92 ekor dalam kelompok 4 (poel satu), 100 ekor dalam kelompok 5 (poel
dua) dan 26 ekor dalam kelompok 6 (poel tiga). Alat yang digunakan adalah timbangan badan
dengan kapasitas 40 kg dan ketelitian 10 g, pita ukur sepanjang 1,5 m dengan ketelitian 1 mm
untuk mengukur lingkar dada, dan tongkat ukur setinggi 1,5 m dengan ketelitian 1 mm untuk
mengukur panjang badan dan tinggi pundak.

Penelitian dilakukan dengan metode survei dan purposive sampling untuk menentukan
lokasi penelitian (Kabupaten Grobogan, Karanganyar dan Wonogiri) dan sampel kambing
Kacang (jantan dan umur yang sesuai). Prosedur penelitian dimulai dengan memilih kambing
Kacang sesuai dengan karakteristiknya, menentukan umur dengan wawancara dan melihat
kondisi giginya, menimbang ternak sebelum diberi pakan atau digembalakan untuk mengetahui
bobot badannya dan mengukur ukuran-ukuran tubuh meliputi lingkar dada (LD), panjang badan
(PB) dan tinggi pundak (TP). Adapun cara pengukuran bagian tubuh ternak adalah sebagai
berikut: 1. Lingkar dada (LD, cm) diukur melingkari dada, tepat di belakang scapula sampai
ujung pundak dengan pita ukur. 2. Panjang badan (PB, cm), adalah mengukur jarak garis lurus
dari tepi depan luar tulang scapula sampai benjolan tulang tapis (tulang duduk atau os ischium)
dengan menggunakan tongkat ukur. 3. Tinggi pundak (TP, cm), diukur mulai dari titik tertinggi
pundak (os vertebrae thoracalis III) sampai ke tanah dengan tegak lurus dengan tongkat ukur.

4. Hasil dan Pembahasan


Hubungan lingkar dada, panjang badan, dan tinggi pundak terhadap bobot badan terdapat
pada Tabel 1. Semakin tinggi nilai korelasi ukuran tubuh terhadap bobot badan, maka semakin
erat hubungan antara ukuran tubuh tersebut terhadap bobot badan. Tabel 1 menunjukkan bahwa
nilai korelasi lingkar dada terhadap bobot badan memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan
dengan korelasi panjang badan dan tinggi pundak terhadap bobot badan. Nilai korelasi tertinggi
pada setiap kelompok umur terdapat pada korelasi lingkar dada, dikarenakan lingkar dada
menggambarkan pertumbuhan tulang rusuk pada ternak muda dan pertumbuhan otot dan lemak
yang menyelimuti tulang rusuk pada ternak dewasa. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Alipah
yang menyatakan bahwa nilai korelasi tertinggi terhadap bobot badan pada kambing Peranakan
Etawa pada usia 6-10 bulan terdapat pada lingkar dada.

5. Kesimpulan

Kesimpulan hasil penelitian ini adalah lingkar dada kambing Kacang jantan mempunyai
nilai korelasi tertinggi terhadap bobot badan dibandingkan dengan panjang badan dan tinggi
pundak. Semakin tua umur kambing Kacang, maka semakin menurun nilai korelasi lingkar dada
terhadap bobot badan. Meskipun nilai korelasi panjang badan dan tinggi pundak terhadap bobot
badan kambing Kacang jantan lebih rendah dibandingkan dengan nilai lingkar dada, akan tetapi
nilainya masih termasuk kuat.

Anda mungkin juga menyukai