Anda di halaman 1dari 4

JURNAL ILMIAH MAHASISWA PERTANIAN

E-ISSN: 2614-6053 P-ISSN: 2615-2878


Volume 4, Nomor 3, Agustus 2019
www.jim.unsyiah.ac.id/JFP

HUBUNGAN UKURAN TUBUH, BOBOT BADAN DAN BOBOT KARKAS


KAMBING LOKAL BETINA DI RUMAH PEMOTONGAN
HEWAN (RPH) KAMBING SURAKARTA

ABDUL HAKIM, Ir. YBP. Subagyo, MS Ir. Lutojo, MP


1
Program Studi Peternakan , Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret

Abstrak.
Jumlah produksi daging kambing sangat berkaitan erat dengan kualitas karkas yang dihasilkan. Ketika
memberikan penilaian terhadap kualitas karkas kambing terlebih dahulu harus diketahui tentang bobot badan.
Bobot badan dapat diketahui dengan melakukan penimbangan dengan alat timbang. Namun, di lapangan sulit
ditemukan alat timbang, sehingga untuk mempermudah hal tersebut terdapat alternatif yang dapat digunakan
untuk menduga bobot badan ternak kambing yaitu dengan pendekatan menggunakan ukuran tubuhnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara ukuran tubuh, bobot badan dan bobot karkas
kambing lokal betina. Penelitian dilakukan secara deskriptif dengan melakukan pengukuran ukuran tubuh ternak
selama dua bulan yaitu dari tanggal 6 Juni 2010 sampai 13 Juli 2010, di RPH Kambing Surakarta.Materi yang
digunakan kambing lokal betina berjumlah 125 ekor.
Kata kunci : : kambing lokal betina, ukuran tubuh, bobot badan, bobot karkas, koefisien korelasi dan regresi

Abstract. The amount of mutton production is closely related to carcass quality produced. When giving an
assessment of the quality of goat carcass, body weight of the goats has to be known. Body weight can be known
by weighing with scales. However, at field scales is hard to be found, thus there are alternatives that can be used
to estimate body weight of goats by using the approach of the body measurements.
This study aimed to determine the relationship between body size, body weight and carcass weight of the local
female goats. Descriptive study was conducted by measuring body size of the goats for two months, from June
6th, 2010 until July 13th, 2010, at goat abattoir Surakarta. In total 125 goats were used in this study.
Keywords: : female local goat, body measurements, body weight, carcass weight, coefficient of correlation and
regression
PENDAHULUAN
Pada tahun 2007 propinsi Jawa Tengah mempunyai populasi kambing terbesar di
Indonesia dengan jumlah 3.193.842 ekor (Direktorat Jenderal Peternakan, 2007 cit. Hanifah,
2008). Berdasarkan jumlah tersebut diperkirakan kambing lokal mempunyai proporsi lebih
banyak daripada jenis kambing lainnya. Hal tersebut dikarenakan kondisi wilayah Jawa
Tengah yang luas dengan iklim kering dan lembab sehingga produktivitas dan
perkembangbiakkan kambing lokal dapat berlangsung dengan baik.
Kambing merupakan salah satu jenis ternak ruminansia kecil yang dipelihara untuk
menghasilkan daging, susu dan kulit. Kemampuan kambing dalam mengkonversi pakan
dengan kualitas rendah menjadi daging merupakan salah satu sifat produksi kambing yang
sangat baik. Selain itu, dalam hal reproduktivitasnya kambing juga mempunyai kemampuan
menghasilkan anak lebih dari satu ekor (prolific). Oleh karena itu kambing merupakan ternak
yang cukup produktif untuk dipelihara sebagai penghasil daging apabila dibandingkan dengan
jenis ternak lainnya.
Jumlah produksi daging kambing sangat berkaitan erat dengan kualitas karkas yang
dihasilkan. Ketika memberikan penilaian terhadap kualitas karkas kambing, terlebih dahulu
perlu diketahui tentang bobot badannya. Bobot badan dapat diketahui dengan
melakukan penimbangan dengan alat timbangefektif apabila dilakukan oleh masyarakat,
terutama pedagang kambing, karena di lapangan sulit diperoleh alat timbang atau harus
membawa alat timbang setiap akan membeli kambing. Selanjutnya ada alternatif yang dapat
digunakan untuk menduga bobot badan atau bobot karkas pada ternak kambing, yaitu dengan
pendekatan menggunakan ukuran tubuhnya. Ukuran tubuh tersebut meliputi panjang badan,
lingkar dada, tinggi badan dan tinggi pinggul. Menurut Pamungkas (2009) pada kambing

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, Volume 4, Nomor 3, Agustus 2019 1


JURNAL ILMIAH MAHASISWA PERTANIAN
E-ISSN: 2614-6053 P-ISSN: 2615-2878
Volume 4, Nomor 3, Agustus 2019
www.jim.unsyiah.ac.id/JFP

Peranakan Etawa (PE) betina di kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),
menunjukkan hubungan bobot badan yang berkorelasi positif nyata dengan panjang badan (r
= 0.60), dengan lingkar dada (r = 0.63) dan dengan tinggi gumba (r = 0.91) dari berat
badannya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara ukuran tubuh,
bobot badan dan bobot karkas kambing lokal betina di Rumah Pemotongan Hewan (RPH)
Kambing Surakarta.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini telah dilaksanakan di RPH Kambing Surakarta selama dua bulan yaitu
dari tanggal 6 Juni sampai 13 Juli 2010.

MATERI DAN METODE


Susu
Sampel susu pasteurisasi diambil dari beberapa toko, swalayan dan agen pengecer yang
berada di wilayah DKI Jakarta dan Bogor.

Metode Penelitian
1.Metode penelitian
Penelitian tentang hubungan antara ukuran tubuh, berat badan dan bobot karkas
kambing lokal betina ini dilakukan mengunakan metode diskriptif dengan melakukan
pengukuran dan penimbangan secara langsung di RPH Kambing Surakarta.
2.Parameter Penelitian
Parameter yang diamati dalam penelitian ini meliputi :
a) Ukuran Tubuh
Ukuran tubuh yang diamati meliputi : panjang badan, lingkar dada, tinggi badan dan
tinggi kemudi. Menurut Israil, et al., (1992), ukuran tubuh tersebut diperoleh dari :
-Panjang badan diukur dengan menarik garis horizontal benjolan depan pangkal kaki
muka sampai benjolan tulang duduk (tapis), atau garis lurus diantara tuber ischiadicum
dengan sendi peluru atau sama dengan jarak terpendek dari tuberculum lateral humerus ke
tuber ischiadicum pada seekor ternak.
-Lingkar dada diukur dalam satuan cm yang diambil dengan cara mengikuti lingkaran
dada/tubuh tepat di dekat scapula atau kaki depan bagian belakang (belakang siku).
-Tinggi badan diukur dari bagian tertinggi badan ke tanah mengikuti garis tegak lurus
dengan menggunakan tongkat ukur.
-Tinggi pinggul diukur dari atas permukaan tanah sampai titik tertinggi tulang duduk
(Os ichium) dengan menggunakan tongkat ukur.
b)Bobot badan
Data bobot badan diperoleh dengan cara penimbangan berat badan ternak sewaktu
masih hidup sebelum dipuasakan.
c)Bobot karkas.
Data bobot karkas diperoleh dengan menimbang bagian tubuh
ternak hasil pemotongan dikurangi darah, kepala, kaki (mulai dari

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, Volume 4, Nomor 3, Agustus 2019 2


JURNAL ILMIAH MAHASISWA PERTANIAN
E-ISSN: 2614-6053 P-ISSN: 2615-2878
Volume 4, Nomor 3, Agustus 2019
www.jim.unsyiah.ac.id/JFP

carpus dan tarsus ke bawah), kulit, organ dalam seperti jantung hati
paru-paru, limpa, organ-organ pencernaan, dan organ-organ
reproduksi.

3. Pelaksanaan Penelitian
Pengambilan data dilakukan setiap hari pada pukul 16.00 sampai pukul 17.30 WIB
untuk pengukuran ekterior tubuh ternak meliputi panjang badan, lingkar dada, tinggi badan
dan tinggi kemudi serta bobot badan selanjutnya pada pukul 02.00 sampai pukul 04.00 WIB
untuk penimbangan bobot karkas kambing. Data yang diambil sebanyak 125 ekor kambing
lokal betina.

Analisis Data
Setelah data diperoleh, selanjutnya dilakukan pengolahan data untuk mengetahui hubungan
antara variabel bebas (X) yaitu ukuran tubuh kambing yang meliputi : panjang badan, lingkar
dada, tinggi badan dan tinggi pinggul terhadap variabel tidak bebas (Y) yaitu bobot badan dan
bobot karkas kambing lokal betina.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Rerata Ukuran Tubuh, Bobot Badan dan Bobot Karkas
Rerata ukuran tubuh, bobot badan dan bobot karkas kambing lokal betina yang
diperoleh dari Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Kambing Surakarta disajikan pada
tabel 1 di halaman 17.
Berdasarkan tabel tersebut, diperoleh rerata ukuran tubuh pada kondisi belum poel, poel
1 dan poel 2 masing-masing meliputi: panjang badan 50.10 + 3.10 cm, 50.45 + 2.39 cm dan
53.90 + 2.92 cm; lingkar dada 53.58 + 2.43 cm,
55.45 + 2.42 cm dan 56.30 + 2.83 cm; tinggi badan 52.85 + 2.05 cm, 52.80 +
2.14 cm dan 55.10 + 3.96 cm dan tinggi kemudi 55.70 + 2.31cm, 55.80 + 2.24
cm dan 57.60 + 4.48 cm, dengan rata-rata bobot badan 12.63 + 1.49 kg, 13.30
+ 1.26 kg dan 14.80 + 3.49 kg dan bobot karkas 5.6 + 0.59 kg, 5.08 + 0.46 kg dan 5.68
+ 1.37 kg. Selanjutnya rerata ukuran tubuh pada kondisi poel 3 dan poel 4 masing-masing
meliputi: panjang badan 55.13 + 4.41 cm, 60.84 +
6.53cm; lingkar dada 60.27 + 5.64 cm, 6.35 + 6.54 cm; tinggi badan 59.67 +
5.77 cm, 60.50 + 5.33 cm dan tinggi kemudi 56.40 + 4.66 cm, 63.35 + 5.93 cm,
dengan rata-rata bobot badan 16.80 + 4.97 kg, 21.48 + 5.60 kg dan bobot karkas 6.67 + 2.34
kg, 8.59 + 2.33 kg.
Berdasarkan data yang diperoleh, tidak ada perbedaan yang jauh berbeda antara ukuran
tubuh dengan sumber referensi yang ada. Menurut Pamungkas, et al., (2009), ukuran tubuh
kambing kacang betina berturut-turut yaitu panjang badan 47 cm, tinggi badan 55.3 cm,
tinggi kemudi 54.7 cm, lingkar dada 62.1 cm dan berat badan 22 kg. Selanjutnya, Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah (2009), menambahkan bahwa tinggi badan
kambing kacang betina dewasa rata-rata 56 cm dan bobot badannya sekitar 20 kg.
Berdasarkan Tabel 1, diperoleh rerata ukuran panjang badan, lingkar dada, tinggi badan,
tinggi kemudi dan berat badan kambing lokal betina masing- masing adalah 54-61, 56-66, 55-
60 cm, 57-63 cm dan 15-22 kg.

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, Volume 4, Nomor 3, Agustus 2019 3


JURNAL ILMIAH MAHASISWA PERTANIAN
E-ISSN: 2614-6053 P-ISSN: 2615-2878
Volume 4, Nomor 3, Agustus 2019
www.jim.unsyiah.ac.id/JFP

Hubungan antara Panjang Badan dengan Bobot Badan


Nilai koefisien korelasi (r) hubungan antara panjang badan dengan bobot badan
berturut-turut dari kondisi belum poel, poel 1, poel 2, poel 3 dan poel 4 adalah 0.610, 0.424,
0.444, 0.839 dan 0.829. Nilai r pada kondisi belum poel, poel 3 dan poel 4 berhubungan
sangat nyata (P<0.01) dengan bobot badan. Sedangkan nilai r pada poel 1 dan 2 berhubungan
tidak nyata (P>0.05) dengan bobot badan. Sehingga nilai r yang diperoleh menunjukkan
adanya hubungan yang erat antara panjang badan dengan bobot badan kambing lokal betina
pada kondisi belum poel, poel 3 dan poel 4.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang
erat antara ukuran tubuh yang meliputi: panjang badan; lingkar dada; tinggi badan dan
tinggi pinggul dengan bobot badan dan bobot karkas kambing lokal betina di RPH
Kambing Surakarta.

Ukuran tubuh mempunyai hubungan sangat erat dengan bobot badan kambing lokal
betina pada kondisi poel ke-3 dan lingkar dada mempunyai hubungan paling erat terhadap
bobot badan (r = 0.947), selanjutnya adalah tinggi pinggul (r = 0.852), panjang badan (r =
0.839 ) dan tinggi badan (r = 0.809). Dengan demikian parameter tersebut dapat digunakan
sebagai dasar untuk mengestimasi bobot badan.

Bobot badan mempunyai hubungan sangat erat dengan bobot karkas pada umur poel
2, 3 dan 4 (r = 0.796, 0.959 dan 0.966), sehingga bobot badan yang tinggi akan
mengasilkan bobot karkas yang tinggi pula.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian, untuk mengetahui bobot badan dan bobot karkas kambing
dapat dilakukan pendekatan dengan mengukur ukuran tubuhnya terutama lingkar dada dan
panjang badan.

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, Volume 4, Nomor 3, Agustus 2019 4

Anda mungkin juga menyukai