Anda di halaman 1dari 24

FISIOLOGI DAN ANATOMI TERNAK 02

SISTEM ENDOKRIN PADA TERNAK


DOSEN : FITRAH KHAIRI, S.Pt.,M.Si

Oleh :
YULIA NINGSIH
2005104010110

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM BANDA ACEH
A. PENGERTIAN ENDOKRINOLOGI

Endokrinologi adalah Suatu ilmu yang mempelajari


tentang kelanjar endokrin dan hormon yang mempengaruhi proses homeostatis dan
fungsi fisiologi tubuh. Kelenjar endokrin merupakan suatu kelenjar yang
memproduksi hormon, kelenjar ini mengeluarkan hasil sekresinya (hormon) kedalam
aliran pembuluh darah dan bereaksi pada target sel melalui respon biologi.

Hormon adalah senyawa organik yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin


(kelenjar buntu). Hormon berfungsi mengatur pertumbuhan, reproduksi, tingkah laku,
keseimbangan dan metabolisme. Hormon masuk ke dalam peredaran darah menuju
organ target. Perbedaan saraf dan hormon adalah saraf bekerja cepat dan pengaruhnya
cepat hilang. Sedangkan hormon bekerja lambat dan pengaruhnya lama. Sistem
endokrin hamper selalu bekerja sama dengan sistem saraf, namun cara kerjanya
dalam
mengendalikan aktivitas tubuh berbeda dari sistem saraf.
Sel-sel penyusun organ endokrin dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut :
1. Sel Neusekretori, adalah sel yang berbentuk seperti sel saraf, tetapi berfungsi sebagai penghasil
hormon. Contoh sel neusekretori ialah sel saraf pada hipotalamus. Sel tersebut memperhatikan
fungsi endokrin sehingga dapat juga disebut sebagai sel neuroendokrin.
2. Sel endokrin sejati, disebut juag sel endokrin kelasik yaitu sel endokrin yang benar-benar
berfungsi sebagai penghasil hormon, tidak memiliki bentuk seperti sel saraf. Kelenjar endokrin
sejati dapat ditemukan pada hewan yang memepunyai sistem sirkulasi, baik vertebrata maupun
invertebrate. Contoh hewannya yaitu Insekta, Crustaceae, Cephalopoda, dan Moluska. Kelenjar
ensokrin dapat berupa sel tunggal atau berupa organ multisel

Secara pragmatis, organ endokrin dapat dibedakan menjadi tiga tipe. Tipe pertama disusun atas
beberapa organ yang membentuk endokrin secara utama seperti hipofise, epifise (pineal), dan tiroid,
paratiroid, glandula adrenal (supra renal). Tipe kedua, tersusun atas organ-organ yang
menggabungkan fungsi endokrin dengan fungsi lainnya tetapi sangat berhubungan, sebagai contoh
pankreas, testes, ovarium, dan plasenta. Tipe ke tiga, tersusun atas organ-organ dengan fungsi utama
yang cukup berbeda, tetapi organ tersebut termasuk komponen endokrin yang tidak menyolok, seperti
ginjal, hati, timus, jantung, dan traktus digastivus.
B. KLASIFIKASI HORMON

 Hormon perkembangan/Growth hormone adalah hormon yang memegang peranan


di dalam perkembangan dan pertumbuhan. Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar
gonad
 Hormon metabolisme mengatur proses homeostasis glukosa dalam tubuh diatur
oleh bermacam-macam hormon, contoh glukokortikoid, glukagon, dan
katekolamin
 Hormon tropik – dihasilkan oleh struktur khusus dalam pengaturan fungsi
endokrin yakni kelenjar hipofise sebagai hormon perangsang pertumbuhan folikel
(FSH) pada ovarium dan proses spermatogenesis (LH)
 Hormon pengatur metabolisme air dan mineral – kalsitonin dihasilkan oleh
kelenjar tiroid untuk mengatur metabolisme kalsium dan fosfor.
C. STRUKTUR SISTEM ENDOKRIN

Struktur sistem endokrin terdiri dari :


 Kelenjar eksokrin yang melepaskan sekresinya ke dalam duktus pada permukaan
tubuh, Seperti kulit, atau organ internal, seperti lapisan traktus intestinal.
 Kelenjar endokrin termasuk hepar, pankreas (kelenjar eksokrin dan endokrin),
payudara,
 kelenjar lakrimalis untuk air mata. Sebaliknya, kelenjar endokrin melepaskan
sekresinya langsung ke dalam darah

D. FUNGSI
Sistem endokrinSISTEM ENDOKRIN
mempunyai beberapa fungsi yaitu :
 Membedakan sistem saraf dan sistem reproduktif pada janin yang sedang
berkembang
 Menstimulasi urutan perkembangan
 Mengkoordinasi sistem reproduktif
 Memelihara lingkungan internal optima
E. MACAM-MACAM KELENJAR ENDOKRIN
Berikut adalah beberapa kelenjar endokrin utama
yaitu :
1. Hipotalamus
Selama kehamilan, plasenta juga bertindak sebagai
suatu kelenjar endokrin. Hipotalamus melepaskan sejumlah
hormon yang merangsang hipofisa; beberapa diantaranya
memicu pelepasan hormon hipofisa dan yang lainnya
menekan pelepasan hormon hipofisa.
2. Hipofise
Hipofise merupakan relay antara mekanisme saraf
dan humoral yang secara bersama mengontrol fungsi
tertentu. Hipofise tergantung di bawah hipotalamus oleh
tangkai pendek dan rapuh (infundibulum), dan menempati
fossa hipofise sellae tursica (cekungan pada tulang
basisphenoid) yang berada pada lantai cavum cranii
(tepatnya fossa cranialis medius). Hipofise dibungkus oleh
duramater kecuali tempat perlekatan infundibulum pada
hypotalamus.
3. Epifise (Glandula Pinea)
Epifise berukuran kecil, agak gelap, tumbuh ke luar dari
bagian dorsal otak di ujung belakang atap ventrikel III sebelum
coliculli rostralis. Pada spesies tertentu epifise dikaitkan dengan
pembentukan kantong ke luar (recces epiphyse) dari pia-
ependima yang mengatapi ventrikel III. Epifise tersembunyi di
antara cerebrum dan cerebellum pada otak utuh. Epifise berfungsi
sebagai jam biologis yang mengatur variasi tahunan (musiman)
dan harian aktivitas gonad.
Menghasilkan Hormon Melatonin (diproduksi tinggi saat
intensitas cahaya rendah) dan Hormon Serotonin (diproduksi
tinggi saat intensitas cahaya tinggi). Pada kuda melatonin
memiliki efek anti- gonadotopin, pada musim dimana siang lebih
panjang maka akan mempengaruhi sistem reproduksi kuda
(long-day breeding). Pada domba melatonin meningkatkan kerja
gonadotropin
4. Glandula Tiroid
Tiroid berasal dari bahasa Yunani yaitu thyreos yang berarti
perisai memanjang, dan eidos yang berarti bentuk. Glandula tiroid
ditemukan pada semu vertebrata. Hormon produksinya berfungsi
sebagai pengatur laju metabolisme. Perkembangan awal glandula
tiroid berupa kantong (diverticulum thyroideus) yang tumbuh ke
ventral dari bagian tengah usus depan, tetapi masih tetap terikat
melalui leher sempit (duktus tiroglosus). Perkembangan selanjutnya,
duktus tersebut menjadi tangkai solid atau bahkan pecah menyisakan
takikan di belakang lidah (foramen cecum).
Tiroid sendiri menjadi massa yang solid dan berlobus dua yaitu
kiri dan kanan pada saat fase perkembangan awal Glandula tiroid
dewasa dibungkus oleh kapsul jaringan ikat yang dilekatkan ke organ
sekitarnya secara longgar. Pada beberapa hewan seperti sapi,
penampakan tiroid utuh tidak teratur, tetapi pada hewan lain seperti
anjing permukaannya sedikit halus. Jaringan tiroid sedikit kenyal dan
padat menyebabkannya dapat dipalpasi dibelakang laring pada hewan
besar. Pada anjing sehat, tiroid tidak terpalpasi.
5. Glandula Paratiroid
Paratiroid berasal dari bahasa Yunani yaitu para
yang berarti di samping, posisi relatif terhadap tiroid.
Biasanya ditemukan 4 glandula paratiroid dengan lokasi
dekat atau di dalam glandula tiroid. Secara embriologi,
glandula paratiroid berkembang dari diverticulum dorsal
kantong branchial ketiga dan keempat. Setiap diverticulum
menebal oleh massa sel yang berasal dari entoderm dan berdiferensiasi
menjadi dua pasang glandula yang
terpisah dari mukosa faring.
Pada anjing, kucing, dan ruminansia kecil,
glandula paratiroid masuk atau terbungkus di dalam
substansi glandula tiroid. Kondisi ini sering lepas dari pengamatan saat
nekropsi rutin. Sekali terlihat, glandula paratiroiddapat dibedakan dari
glandula tiroid dengan
melihat warna yaitu berwarna pucat, kontras dengan
tiroid yang berwarna merah. Pada sapi dan kuda,
paratiroid ditemukan dekat glandula tiroid. Glandula
paratiroid menghasilkan parathormon.Hormon ini
berperan pada metabolisme kalsium.
6. Glandula Adrenal
Glandula adrenal terdapat sepasang. Terletak pada atap cavum
abdomen dekat sambungan thorac-lumbal. Glandula menempati daerah
retroperitonium dan biasanya craniomedial ginjal (lebih di medial pada
kuda). Glandula lebih dekat berhubungan dengan pembuluh darah di
abdomen dimana aorta di kiri, dan vena cava caudal di kanan dibandingkan
dengan ginjal. Glandula adrenal terfiksir baik, padat, dan mudah patah jika
dibengkokkan. Bentuk glandula adrenal memanjang dan sering asimetri.
Secara embriologi, glandula adrenal mempunyai dua asal. Korteks
adrenal berasal dari lapisan mesoderm, dan medulla berasal dari sel
kromofin ektoderm. Korteks berkembang sangat awal pada embrio. Kapsul
glandula adrenal tersusun atas jaringan ikat padat tak teratur. Glandula
adrenal secara umum disupali oleh ramus kecil dari beberapa arteri besar di
sekitarnya (seperti aorta; arteri renalis, lumbalis, phrenicoabdomenalis, dan
mesentrica cranialis). Setelah perfusi glandula, darah balik dikumpulkan
dalam vena centralis dan darinya keluar vena melalui hilus dan bergabung
dengan vena cava atau vena lain yang lebih besar.
7. Jaringan Pulau Pankreas
Fungsi endokrin pankreas terdapat pada pulau-pulau
Langerhans yang tersebar di seluruh organ. Pada Pulau-pulau
Langerhans ini dapat dijumpai tiga macam sel yaitu :
a. Sel alfa, sel ini menghasilkan Glukagon juga dihasilkan
oleh sel-sel alfa ekstrapankreas (di luar pankreas), seperti
pada lambung dan saluran pencernaan.
b. Sel beta, menghasilkan hormon insulin yang berperan
untuk mengubah glukosa darah menjadi glikogen dalam
hati.
c. Sel delta, menghasilkan hormon somatotropin atau Growth
Hormone Releasing Inhibiting Factor seperti dihasilkan
oleh hipotalamus. Fungsinya untuk menghambat produksi
hormon insulin maupun glukagon.
Terletak pada pertemuan saluran empedu dengan usus
halus. Pada sapi, peranan kedua hormon di atas tidak begitu
besar, karena sumber energi pada ruminansia lebih penting
dari asam lemak terbang.
8. Testes
Testes bertanggung jawab atas fungsi reproduksi pada jantan
dewasa. Tugas ini dilakukan oleh dua meknisme berbeda tetapi saling
berkaitan. Pertama, sekresi internal testes beranggung jawab untuk
perkembangan ciri-ciri seksual sekunder (pembeda jantan dewasa
kelamin), menyiapkan dan mempertahankan fisiologi organ genital
accessorius (glandula vesicula seminalis, prostat, dan bulbourethralis).
Jika gonad berkembang menjadi testes, sel-sel epithel germinal
migrasi ke bawah mesenkim dan membentuk massa sel yang
selanjutnya berdiferensiasi menjadi tubuli seminiferi. Jaringan
mesenkim interstitial antara tubuli berdiferensiasi menjadi sel khusus
yang mampu menghasilkan hormon seks jantan
(androgen/testosteron).
Jika gonad berkembang menjadi ovarium, sel germinal
primordial yang berasal dari lapisan epithel germinal yang
membungkus ovari, migrasi ke bawah mesenkim dan disana, melalui
proses pertumbuhan dan maturasi, berkembang menjadi folikel
primer, sekunder, dan terakhir folikel vesikularis yang mengandung
ova.
9. Ovarium
Ovarium yang berada di bawah kontrol hormon
gonadotrofin dari hipofise bertanggung jawab terhadap
siklus birahi pada hewan betina. Pertama, ovarium
betanggung jawab terhadap pertumbuhan dan maturase
ovum. Kedua, ovarium juga berfungsi sebagai glandula
endokrin yang menghasilkan hormon seks betina
(estrogen). Ketiga, estrogen merangsang dan
mempertahankan sifat seksual sekunder. Keempat,
ovarium mampu mengembangkan korpus luteum yang
menghasilkan progesteron. Selanjutnya, korpus luteum
menghasilkan hormon lain yaitu relaksin yang berperan
dalam proses partus.
Ada dua macam hormon yang dihasilkan ovarium
yaitu estrogen dan Progesteron.
Folikel Hormone Estrogen : tanda-tanda estrus.
Corpus Luteum Hormon Progesteron: mempertahankan
kebuntingan
10.Medulla
Sel-sel penyusun medula berkelompok atau membentuk pita. Dalam sel- sel ini mengandun butir-
butir halus (granula) yan terwarna oleh pewarna garam- garam krom yang menimbulkan warna coklat.
Hormon ini pertama kali diketemukan oelh Oliver dan Schafer pada tahun 1894. Pada tahun 1901 dan
ektralnya dapat dibuat kristal murni yang ternyata dari hasil penelitian lebih lanjut mengandung dua
hormon yaitu adrenalin atau epinefrin, dan noradrenalin atau norepinepfrin, keduanya mempunyai
fungsi :
a. Mempengaruhi denyut jantung, jadi berpengaruh terhadap tekanan darah.
b. Mempengaruhi limpa, dengan kontraksi darah yang terdapat dalam limpa dipompa ke pembuluh
darah.
c. Meningkatkan kadar glukosa darah, dengan mengubah glikogen menjadi glukosa.
F. SISTEM HORMON PADA HEWAN

1. Sistem Endokrin pada Amphibia


Katak memiliki beberapa kelenjar endokrin yang menghasilkan sekresi intern disebut hormon.
Fungsinya mengatur atau mengontrol tugas-tugas tubuh, merangsang, baik yang bersifat
mengaktifkan atau mengerem pertubuhan, mengaktifkan bermacam-macam jaringan dan
berpengaruh terhadap tingkah laku makhluk hidup.
• Pada dasar otak terdapat glandulae pituitaria atau glandula hypophysa. Bagian anterior kelenjar
ini menghasilkan hormon pertumbuhan. Hormon ini mengontrol pertumbuhan tubuh terutama
pada panjang tulang. Juga merangsang gonad untuk menghasilkan sel kelamin.
• Bagian tengah glandula .pituitaria menghasilkan hormon intermidine yang mempunyai peranan
dalam pengaturan cromatophora dalam kulit.
• Bagian posterior glandula Pituitaria menghasilkan hormon yang mengatur pengambilan air.
• Hormon tyroid yang mengatur metabolisme. Kelenjar ini menjadi besar pada berudu sebelum
metamorphose menjadi katak.
• Kelenjar pankreas menghasilkan enzim dan hormon insulin yang mengatur meteabolisme zat
gula.
2. Sistem Endokrin pada Aves
• Kelenjar endokrin terdiri atas glandulae pituitaria atau hypophysa terletak didasar otak pada ujung
infundibulum, glandulae thyroidea yang terletak di bawah pena jugularis dekat cabang arteri subclavia dan
arteri carotis.
• Glandulae pancreaticus menghasilkan hormon insulin. Glandulae sub renalis atau glandula andrenalis
terletak pada permukaan ventral dan Ren, Glandulae sexualis menghasilkan hormon yang mempengaruhi
tanda kelamin sekunder terutama terletak pada warna bulu.

3. Sistem Endokrin pada Reptil


Ular memiliki kelenjar endokrin yang sama
seperti mamalia. Beberapa contoh adalah tiroid,
paratiroid, dan kelenjar adrenal. Kelenjar tiroid terletak
di daerah tenggorakkan bertanggung jawab untuk per
tumbuhan dan perkembangan. Paratiroid adalah
struktur dipasangkan berlokasi dekat tiroid dan mem
bantu dalam metabolism kalsium. Kedua kelenjar
adrenal yang terletak di wilayah ekor, tergantung di
sebuah mesenterium dekat dengan organ reproduksi.
Mereka mengeluarkan hormone adrenalin yang
meningkatkan denyut jantung dan pernapasan saat
hewan tersebut dalam situasi bahaya.
1) Crustacea
Terdapat kelenjar sinus pada insekta ada korpus kardiakum.kedua kelenjar tersebut sama
dengan neurohipofisis (hipofisis bagaian belakang) pada vertebrata. Jadi pada dasarnya hewan rendah
maupun vertebrata terdapat suatu hubungan antara sistem syaraf dengan kelenjar endokrin. Hipotisis
pada vertebrata disebut kelenjar neuroendokri.

2) Coelenterata
Pada Coelenterata selurah sistem syaraf bekerja sebagai sistem neurosekresi.Misalnya pada
ubur-ubur syaraf cincin sirkum oral dengan serabut radialnya mempunyai sel-sel neurosekresi.
Neurohormon belum diketahui strukturnya tapi mempunyai fungsi penting misalnya untuk proses
melepaskan gametFungsinya belum diketahui tapi diduga belum mempunyai peranan dalam proses
regenerasi.
4) Mollusca
Sel neurosekresi terdapat pada gangloin otak molluska. Pada molluska terdapat pula
kelenjar endokrin seperti pada vertebrata. Kelenjar tersebut misalnya kelenjar optik pada
Octopus. Pada sejenis siput jika tentakel dibuang hasilnya pembentukan telur pada ovotestis
dipercepat. Jika ekstrak tentakel disuntikkan merangsang produksi sperma. Ekstrak ganglion
otak merangsang produksi telur. Dari contoh diatas menunjukkan bahwa baik otak maupun
tentakel berisi sel-sel neurosekresi yang menghasilkan hormon (neurohormon).

5) Annelida
Sel-sel neurosekresi pada annelida terdapat pada ganglion supraoesofagus, ganglion
suboesufagus dan ganglion ventral. Neuro hormon pada cacing tanah banyak diselidiki peran.
neurohormon pada annelida ialah dalam fungsi:
• Tumbuh dan regenerasi
• Transformasi somatik berkenaan dengan reproduksi
• Pemotongan ganda dan perkembangan seksual
• Menentukan ciri-ciri kelamin luar (sekunder)
 Organ Endokrin Tepi
Organ endokrin tepi adalah semua organ endokrin di luar hipotalamus dan pituitari. Saat
ini telah diketahui bahwa jantung juga menghasilkan hormon yaitu atrial naturetic peptide
(ANP).
Hampir semua aktivas tubuh hewan dipengaruhi oleh hormon. Aktivitas tersebut meliputi
proses pengenceran, peredaran darah (yang melibatkan jantung dan pembuluh darah),
pengeluaran, osmoregulasi, termoregulasi dan reproduksi. Dalam mengatur aktivitas tubuh,
sistem endokrin biasanya bekerjasama dengan sistem saraf.
Keseimbangan kadar kalsium dalam darah manusia dapat dicapai melalui kerja sama antar
hormon paratiroid dan kalsitonin. Keseimbangan kadar kalsium yang normal sangat penting
karena akan memengaruhi kemampuan saraf otak untuk menerima rangsang, pembekuan darah,
permeabilitas membrane sel, serta fungsi normal enzim tertentu. Peningkatan kadar kalsium
darah akibat kerja hormon paratiroid.
Sama seperti kadar kalsium, kadar dalam darah juga dikendalikan oleh hormon, terutama
insulin dan glukagon. Peningkatan kadar gula dalam darah juga disebabkan oleh adanya hormon
epineprin dan glukokortikoid. Hormon lain juga memengaruhi kadar gula dalam darah yaitu
hormon pertumbuhan, hormon pemacu tiroid, dan hormon tiroid.
 Kelenjar Pineal
Terdapat pada permukaan atas talamus diantara hemisfer serebrum. Kelenjar ini
mensekresi melatonin. Melatonin dan serotonin telah diidentifikasi pada pineal burung dan
amfibi. Enzim yang responsibel untuk pembentukan hormon ini adalah Hydroxyndol-o-
methyl transferase.

 Feromon pada Hewan


Feromon adalah zat kimia yang berasal dari kelenjar endokrin dan digunakan oleh
makhluk hidup untuk mengenali sesama jenis, individu lain, kelompok, dan untuk membantu
proses reproduksi. Berbeda dengan hormon, feromon menyebar keluar tubuh dan hanya
memengaruhi dan dikenali oleh individu lain yang sejenis (satu spesies).
a. Feromon pada Kupu-Kupu
Ketika kupu-kupu jantan atau betina memgepakkan sayapnya, saat itulah feromon
tersebar di udara dan mengundang lawan jenisnya untuk mendekat secara seksual. Feromon
seks memiliki sifat yang spesifik untuk aktivitas biologis dimana jantan atau betina dari
spesies yang lain tidak akan merespon terhadap feromon yang dikeluarkan jantan atau betina
dari spesies yang berbeda.
b. Feromon pada Rayap
Untuk dapat mendeteksi jalur yang di jelajahinya, individu rayap yang berada di depan
mengeluarkan feromon penanda jejak (trail following pheromone) yang keluar dari kelenjar stenum
(sternal gland di bagian bawah, belakang abdomen), yang dapat dideteksi oleh rayap yang berada di
belakangnya. Sifat kimiawi feromon ini sangat erat hubungannya dengan bau makanannya sehingga
rayap mampu mendeteksi obyek makanannya.

c. Feromon pada Ngengat


Ngengat gipsi betina dapat memengaruhi ngengat jantan beberapa kilometer jauhnya dengan
memproduksi feromon yang disebut “disparlur”. Karena ngengat jantan mmampu mengindra beberapa
ratus molekul dari betina yang mengeluarkan isyarat dalam hanya satu mililiter udara, disparlur
tersebut efektif saat disebarkan di wilayah yang saat besar sekalipun.
d. Feromon pada Semut dan Lebah Madu
Semut menggunakan feromon sebagai
penjejak untuk menunjukkan jalan menuju sumber
makanan. Bila lebah madu menyengat, ia tak hanya
meninggalkan sengat pada kulit korbannya, tetapi
juga meninggalakan zat kimia yang memanggil
lebah madu lain untuk menyerang. Demikian pula,
semut pekerja dari berbagai spesies mensekresi
feromon sebagai zat tanda bahaya, yang digunakan
ketika terancam musuh. Feromon disebar di udara
dan mengumpulkan pekerja lain. Bila semut-semut
ini bertemu musuh, mereka juga memproduksi
feromon sehingga isyaratnya bertambah atau
berkurang, bergantung pada sifat bahayanya
KESIMPULAN
Sistem endokrin dan sistem saraf bekerja sama secara koperatif untuk pembantuan
aktivitas dalam tubuh hewan, dengan cara menghasilkan hormone yang akan mempengaruhi
sel sasaran. Hormon di hasilkan oleh organ endokrin sejati ataupun oleh neuro sekretori.
Hormon di klasifikasi pria jadi 3 yaitu steroid, peptide, dan turunan tirosin.
Sistem endokrin pada invertebrata masih sederhana dan organ endokrin yang dimilikinya
pada umumnya berupa organ neuro endokrin. Sedangkan sistem endokrin pada vertebrata
sangat kompleks. Organ endokrin yang dimiliki vertebrata pada umumnya berupa organ
endokrin klasik terdiri atas organ endokrin pusat dan tepi.
Hormon mempengaruhi sel target secara spesifik. Pengaruh tersebut berkaitan erat
dengan adanya reseptor hormone pada sel target yang sesuai dengan hormone tertentu.
Reseptor hormone ada yang terdapat di membrane sel. Sistem endokrin pada invertebrate
masih sederhana dan organ endokrin yang dimilikinya pada umumnya berupa organ neuro
endokrin. Sedangkan sistem endokrin pada vertebrata sangat kompleks. Organ endokrin yang
dimiliki vertebrata pada umumnya berupa organ endokrin klasik terdiri atas organ endokrin
pusat dan tepi
TERIMAKASIH!!!

Anda mungkin juga menyukai