Anda di halaman 1dari 25

DOSEN PENGAMPU:

1. Dr. Ferry Lismanto Syaiful, S.Pt, MP


2. Rusdimansyah, S.Pt, M.Si

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2022
ACARA PRAKTIKUM

I. PENDUGAAN UMUR TERNAK


1. Pemeriksaan Gigi Ternak (Poel)
2. Melalui cincin pada tanduk

II. PENDUGAAN BOBOT BADAN


III. Body Condition Scoring (BCS)
ACARA PRAKTIKUM I
PENDUGAAN UMUR TERNAK

Pendugaan umur ternak dapat dilakukan melalui


beberapa cara yaitu:
1. Pemeriksaan Gigi Ternak (Poel)
q Salah satu cara menduga umur ternak yaitu dengan
melihat keadaan gigi serinya.
q Gigi seri pada sapi telah tumbuh sejak lahir dan hanya
terdapat di rahang bawah saja.
q Gigi seri yang telah ada sejak lahir disebut gigi susu,
s e d a n gka n g i g i te t a p a d a l a h g i g i s e r i b a r u ya n g
menggantikan gigi susu.
q Gigi seri sapi mudah diperiksa dan akan tanggal sepasang
demi sepadang yang selanjutnya akan berganti dengan
gigi seri yang baru.
2. Melalui cincin pada tanduk
q Jumlah cincin tanduk pada sapi dapat digunakan untuk menduga umur
sapi.
q Cincin tanduk ini berhubungan dengan periode kebuntingan, kelahiran
ternak dan periode laktasi.
q Munculnya alur melingkar pada pangkal tanduk saat selesai periode
kebuntingan pertama. Selanjutnya akan terjadi hal yang sama setiap kali
sapi bunting.
q Berikut ini adalah acuan menentukan umur berdasarkan kondisi tanduk:
Ø Jika bakal tanduk terasa agak menyembul dan keras saat diraba, umur
pedet diperkirakan sekitar 1 bulan.
Ø Jika tanduk sudah mulai tumbuh sekitar 3 cm, diperkirakan umur
pedet sekitar 5 bulan.
Ø Jika tanduk sudah mulai tumbuh sekitar 10 cm, diperkirakan umur
pedet sekitar 1 tahun.
Ø Jika tanduk sudah mulai tumbuh sekitar 15 cm, diperkirakan umur
pedet sekitar 1,5 tahun.
Ø Jika muncul 1 cincin pada tanduk, diperkirakan sapi telah berumur
sekitar 3 tahun.
Ø Jika muncul 2 cincin atau lebih pada tanduk, diperkirakan sapi telah
berumur sekitar 4 tahun atau lebih.
q Cara menghitung jumlah cincin tanduk dengan penafsiran umur ternak
yaitu menjumlahkan angka dua pada tiap lingkar cincin tanduk dengan
rumus sebagai berikut:
Y=X+2
Ket:
Y = umur ternak , X = jumlah cincin tanduk

Gambar 2. Cincin tanduk sapi


Ø Mampu menaksir umur sapi melalui pemeriksaan gigi
ternak (poel)
Ø Mampu menaksir umur sapi melalui pemeriksaan
tanduk

Ø Alat : kuesioner, alat tulis, alat dokumentasi


Ø Bahan : Ternak potong
(Sapi/Kerbau/Domba/Kambing)
a. Melakukan pengamatan pada ternak yang ada di lokasi
praktikum Anda (Sapi/Kerbau/Domba/Kambing)
b. Mengidentifikasi dan menaksir umur ternak melalui
pemeriksaan gigi ternak.
c. Mengidentifikasi dan menaksir umur ternak melalui
pemeriksaan cincin tanduk ternak lalu dihitung
menggunakan rumus.
d. Melakukan pencatatan data pendukung praktikum
e. Melakukan dokumentasi segala bentuk kegiatan selama
praktikum berlangsung.

Laporan praktikum berupa:


ACARA PRAKTIKUM II
PENDUGAAN BOBOT BADAN TERNAK

q Performan ternak sebagai indikator produktivitas ternak


dapat diamati melalui beberapa hal yaitu bobot badan,
pertambahan bobot badan dan ukuran – ukuran badan.
q Bobot badan merupakan berat tertimbang dari seekor
ternak yang diukur pada umur tertentu dengan satuan
berat.
q Bobot badan merupakan faktor terpenting dalam seleksi
bibit, penentuan tingkat pakan, menggambarkan kondisi
ternak dan pemotongan ternak (Ulatas et al., 2001).
q Ozkaya dan Bozkurt (2009) menyatakan bahwa bobot
hidup berkorelasi positif terhadap ukuran-ukuran linear
dimensi tubuh antara lain: lingkar dada, panjang badan,
serta tinggi pundak/tinggi badan.
q Menurut Natasasmita (1985) menjelaskan bahwa ukuran –
ukuran tubuh ternak dapat digunakan sebagai dasar
pendugaan bobot badan ternak melalui perhitungan rumus.
Penggunaan lingkar dada, panjang badan sebagai petunjuk
bobot badan seekor ternak secara tepat.
q Pendugaan bobot badan ternak, upaya untuk memilih
ternak digunakan sebagai bibit, bakalan maupun untuk
ternak potong
q Pencatatan tentang pertambahan bobot badan ternak akan
membantu program pemberian pakan, pemberian obat-
obatan sesuai dosis, mengetahui laju pertumbuhan dan
sebagai salah satu penentu harga jual sapi.
Beberapa fungsi pengukuran statistik vital ternak antara lain : a.
Untuk menduga bobot badan ternak, b. Sebagai parameter teknis
penentuan ternak bibit , c. Untuk menduga umur ternak, d. Sebagai
parameter ukuran penilailan ternak saat kontes, dan e. Untuk mengetahui
konformasi kepala dan grade ternak

Pengukuran statistik vital ternak potong antara lain:


a. Lingkar dada (LD) diukur secara melingkar di belakang gumba atau di
belakang Os scapula dengan menggunakan pita ukur
melingkardinyatakan dalam cm.
b. Panjang badan (PB) diukur secara lurus dari Tuber humerus sampai
benjolan tulang tapis (tuber ischii) diukur dengan menggunakan alat
berupa mistar dinyatakan dalam cm.
c. Tinggi badan (TB) diukur jarak tegak lurus dari punggung atau
belakang gumba sampai ketanah atau lantai diukur dengan
menggunakan tongkat ukur dinyatakan dalam cm.
d. Tinggi pinggul (TP) diukur jarak tegak lurus dari titik tertinggi pada os
sacrum pertama sampai ke tanah diukur dengan menggunakan tongkat
ukur dinyatakan dalam cm.
e. Bobot badan (BB) dapat diduga dengan pengukuran
statistik vital ternak mengacu pada rumus.

Tabel 1. Rumus pendugaan bobot badan ternak


Gambar 3. Pengukuran statistik vital kerbau
Gambar 4. Pengukuran statistik vital kambing (Chacon et al., 2011)
Ø Mengetahui ukuran statistik vital/ tubuh ternak
seperti lingkar dada, tinggi gumba, panjang badan.
Ø Mampu menaksir bobot badan ternak melalui
pengukuran statistik vital ternakMampu menaksir
umur sapi melalui pemeriksaan tanduk

Ø Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu pita


ukur, alat tulis, lembar kerja praktikum.
Ø Bahan yang digunakan yaitu ternak ruminansia
(sapi/kerbau/kambing/domba) (disesuaikan yang ada
di lokasi praktikum Anda).
a. Melakukan pengamatan pada ternak yang ada di lokasi
praktikum Anda (Sapi/Kerbau/Domba/Kambing)
b. Mengidentifikasi dan menaksir bobot ternak (sapi dan
kambing atau domba) dengan mengukur statistik vital
ternak (lingkar dada, panjang badan, tinggi gumba,
tinggi pinggul dan lainnya) serta menghitung dengan
rumus.
c. Melakukan pencatatan data pendukung praktikum
d. Melakukan dokumentasi segala bentuk kegiatan selama
praktikum berlangsung.

Laporan praktikum berupa:


ACARA PRAKTIKUM III
BCS TERNAK POTONG

q Body Condition Score (BCS), merupakan suatu metode


untuk memberi skor kondisi tubuh ternak baik secara
visual maupun dengan perabaan terhadap lemak tubuh
pada bagian tertentu tubuh ternak.
q Bertujuan untuk mengetahui pencapaian standar
kecukupan cadangan lemak tubuh yang akan
mempengaruhi dalam penampilan produksi susu,
efesiensi reproduksi dan herd longevity..
q Pengukuran BCS Ternak Potong skor 1-5, dimana:
ü Skor 1 : Sangat Kurus
ü Skor 2 : Kurus
ü Skor 3 : Sedang
ü Skor 4 : Gemuk
ü Skor 5 : Sangat Gemuk
Ø Mampu menaksir BCS ternak

Ø Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu kuesioner,


alat tulis, alat dokumentasi, lembar kerja praktikum.
Ø Bahan yang digunakan yaitu ternak ruminansia
(sapi/kerbau/kambing/domba) (disesuaikan yang ada di
lokasi praktikum Anda).
a. Melakukan pengamatan pada ternak yang ada di lokasi
praktikum Anda (Sapi/Kerbau/Domba/Kambing)
b. Mengidentifikasi dan menaksir nilai BCS ternak (sapi dan
kambing atau domba) dengan palpasi atau perabaan
c. Nilai BCS pada ternak sapi hanya BCS 1-5. Adapun petunjuk
Menilai BCS Sapi yaitu:
1. amati lemak yg hanya menutupi tulang belakang, tulang
pinggul, paha, rusuk dan daerah dasar ekor.
2. Jangan sampai perut dan ukuran sapi mengacaukan
penilaian.
3. Pengamatan dilakukan dari samping dan dari belakang.
4. Penilaian diberikan secara cepat dan secara bebas,
jangan terpengaruh dari penilaian ternak sebelumnya.
d. Melakukan pencatatan data pendukung praktikum
e. Melakukan dokumentasi segala bentuk kegiatan selama
praktikum berlangsung.
Setidaknya ada 6
bagian utama yang
dievaluasi untuk
menentukan BCS
ternak

Gambar 5. Enam bagian tubuh sapi yang dievaluasi untuk penetuan skor BCS
Untuk dapat melakukan penilaian BCS maka ada 6 titik pengamatan
yang harus dinilai.
1. Amati wilayah anus dan tail head (pangkal ekor) (Apakah ada
cekungan atau terisi?)
2. Palpasi bagian rump (Pelvis) (Apakah terisi lemak?)
3. Palpasi bagian Hip Bone (tulang panggul) (Apakah Batasnya jelas
atau tidak?)
4. Palpasi Pin Bone (tulang duduk) (Apakah Batasnya jelas atau tidak?)
5. Amati dan palpasi bagian back bone (tulang belakang) (Apakah jelas
terlihat dan teraba atau tidak?)
6. Amati dan palpasi Ribs (tulang iga) (Apakah terlihat nyata atau
terlindungi oleh lemak?)
Gambar 6. Level BCS pada sapi (modifikasi Parish 2008)
Laporan praktikum berupa:

Anda mungkin juga menyukai