Disusun oleh:
Kelompok 4
JURUSAN PETERNAKAN
2023
KATA PENGANTAR
Kelompok 4
ii
DAFTAR ISI
iii
I. PENDAHULUAN
2
ternak dan membangun kondisi ternak pada waktu manajemen ternak yang rutin
(Susilorini dkk, 2007).
3
III. PROSEDUR KERJA
3.1 Waktu
Praktikum Pengamatan BCS sapi perah di lakukan di kandang Politeknik
Negeri Lampung pada:
Hari/ Tanggal : Selasa 26 ,September,2023
Pukul : 10.00 sd Selesai.
4
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
1. BCS Sapi perah Grade 2 karna tulang bagian tail haid, hips, ribs, back bone,
terlihat jelas dan ketika diraba terasa perlemakan sangat tipis.
2. Sapi Po BCS 3 karna tonjolan tulang terlihat dan perlemakan tipis.
3. Sapi Po betina BCS 3 karna tonjolan tulang masih terlihat dan perlemakan
tipis.
4. Sapi Brangus betina BCS 4 karena tonjolan tulang masi terlihat beberapa
bagian untuk perlemakan sedang.
4.2 Pembahasan
Hasil perhitungan BCS sangat bergantung pada jenis dan bangsa ternak
sertabersifat sangat obyektif dan tidak dapat dikaitkan dengan berat hidup ternak,
oleh karenanya antara satu ternak dengan ternak lainnya yang memiliki berat
hidup sama, nilai BCS nya belum tentu sama. Terdapat dua metode skala yang
umumnya di gunakan dalam penentuan BCS yaitu scala 9 (Amerika) dan skala 5
(Inggris dan Commenwealth), perhitungan BCS umumnya menggunakan skala 5
(1= sangat kurus, 2=kurus, 3=sedang, 4=gemuk, 5=sangat gemuk) dengan skala
0.25. Penilaian BCS pada sapi perah dirancang untuk menaksir kondisi induk
selama siklus produksi. Skor 0-5 diberikan atas dasar lemak yang dapat
didasarkan pada daerah pelvis dan sacralis. Skor 0 menggambarkan sapi yang
sangat kurus, skor 5 untuk sapi yang sangat gemuk. Secara umum telah disetujui
bahwa induk sapi perah mempunyai rata-rata BCS antara 2,5-3,5 saat melahirkan
5
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum ini dapat disimpulkan bahwa semakin ideal body
condition score (BCS) dan kecukupan pakan maka akan semakin baik pula
produktivitas dan kinerja reproduksi sapi betina maupun pejantan.
6
Dokumntasi