LATAR BELAKANG
Sumber bahan pangan asal hewan yang sering dikonsumsi manusia adalah
daging, telur, dan susu. Protein asal hewan tersebut meningkatkan kemampuan
satu sumber protein asal hewan yang mempunyai kandungan nutrisi lengkap.
Secara umum masyarakat Indonesia mengonsumsi susu dalam bentuk susu segar
ambing seekor induk. Produksi susu mencapai puncaknya terjadi pada bulan
kedua setelah melahirkan. Produksi susu akan turun setelah bulan ketiga laktasi
sampai menjelang fase kering kandang pada bulan kedelapan setelah melahirkan.
Produksi susu sapi laktasi dapat dihubungkan dengan kondisi tubuh selama
sapi yang sering kali sulit diidentifikasi. Bahkan dalam kondisi optimum
sampai anak terlahir dengan selamat. Memahami keterkaitan berbagai faktor yang
1
Upaya memelihara kondisi tubuh ideal sesuai dengan status fisiologis
laktasi dapat menggunakan BCS (Body Condition Score), yang merupakan suatu
metode untuk memberi skor kondisi tubuh ternak baik secara visual maupun
khusus, cukup akurat, murah dan sederhana BCS penting dipelajari dan diterapkan
Ternak yang dipelihara untuk ternak pedaging/ penggemukan maka BCS tubuh
semakin besar maka akan semakin baik. Ternak dengan tujuan pembibitan tidak
memerlukan kondisi tubuh yang terlalu gemuk. Ternak yang cocok untuk bibit
yang ideal adalah mempunyai nilai kondisi tubuh ternak nilai 3 atau ternak tidak
laktasi sekaligus untuk mempersiapkan fase laktasi berikutnya. Oleh karena itu,
perhitungan BCS sangat diperlukan untuk mengetahui berapa besar jumlah nutrisi
yang diberikan agar kondisi sapi dalam keadaan optimal saat partus berikutnya.
dan Diagnostik Kehewanan (UPTD BPBPTDK), merupakan salah satu unit kerja
dari Dinas Pertanian Provinsi DIY yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian
tugas Dinas Pertanian di bidang pengembangan bibit, pakan ternak dan diagnostik
2
ketatausahaan, pengembangan ternak bibit, pelaksanaan diagnosa dan surveilans,
laporan program balai, pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai
Bagian yang ada di Unit Pelaksana Teknis Daerah Balai Penelitian Bibit
Pakan Ternak dan Diagnostik Kehewanan adalah : Kepala Balai, Subbagian Tata
penyusunan program dan laporan kinerja, seksi pengembangan semen, ternak bibit
ternak bibit dan pakan ternak, seksi diagnostik kehewanan yang mempunyai tugas
Permasalahan
perah dalam hal ini BCS membuat mekanisme pelaksanaan penilaian menjadi
tidak terurus dan kegagalan kebuntingan semakin nampak akibat manajemen yang
kurang tepat. Di unit tersebut belum tersedia data tentang hubungan BCS dengan
Tujuan
(UPTD BPBPTDK).
3
Manfaat
Manfaat lain adalah tersediannya informasi tentang hal pengaruh BCS terhadap
tingkat kebuntingan.