Disusun oleh: FAPET B Muhammad Fahmy Avicenna 200110110071 Wulan Restu Septiani 200110110091 R. Faisal Hilmi 200110110097 Lisana Sidqi Alia 200110110099 Dian Rifai 200110110100
LABORATORIUM PRODUKSI TERNAK PERAH FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN SUMEDANG 2013 KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH Subhanahuwataala atas rahmat dan karunia yang telah diberikan-Nya. Shalawat serta salam juga kami panjatkan kepada junjungan kita semua, Nabi Muhammad SAW atas kepemimpinannya hingga akhir zaman. Alhamdulillah, saat ini, kami dapat menyelesaikan laporan akhir praktikum mata kuliah manajemen ternak perah mengenai Evaluasi Efisiensi Reproduksi. Dalam praktikum ini, kami telah mengolah serta menganalisa data reproduksi sapi perah. Manusia tidak luput dari kesalahan, begitu pun dengan kami dalam penyelesaiannya, kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan yang terkandung didalamnya. Maka dari itu, kritik dan saran dari para pembaca yang bersifat membangun sangat kami harapkan.
Jatinangor, September 2013
Penulis
I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Susu merupakan salah satu faktor utama yang melengkapi kebutuhan nutrisi bagi manusia. Untuk memenuhi kebutuhan itu, susu harus memiliki kualitas yang baik dan kaya akan manfaat. Susu akan diproduksi sapi perah betina pada masa sapi tersebut bunting dan pada saat beranak. Sapi mengeluarkan cairan yang kaya akan manfaat tersebut sebenarnya untuk memenuhi kebutuhan anaknya. Namun, susu dipergunakan sebagai salah satu sumber pangan terpenting bagi kehidupan manusia. Sehingga, susu yang diproduksi sapi pun dipergunakan dan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Produksi susu yang berkesinambungan sangat diharapkan karena untuk memenuhi kebutuhan manusia akan susu dapat terpenuhi secara terus menerus. Karena produksi susu sangat berkaitan erat dengan sistem reproduksi, maka dibutuhkan manajemen reproduksi sapi perah yang baik agar produksi susu dapat diprediksi. Selai untuk produksi susu, kaitannya reproduksi pula sangat berkaitan erat dengan menghasilkan keturunan agar tidak terjadi kepunahan.
1.2. Maksud dan Tujuan Terdapat maksud dan tujuan dalam melakukan praktikum mengenai manajemen reproduksi ternak perah, yakni: a. Untuk mengetahui definisi dari reproduksi. b. Untuk mengetahui manajemen reproduksi sapi perah yang baik. 1.3. Identifikasi Masalah a. Apa yang dimaksud dengan reproduksi. b. Bagaimana manajemen reproduksi sapi perah yang baik.
1.4. Waktu dan Tempat Hari / Tanggal : Selasa, 17 September 2013 Waktu : Pukul 12.30 s.d. 14.30 WIB Tempat : Laboratorium Produksi Ternak Perah Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran.
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Reproduksi Reproduksi adalah proses perkembangbiakan pada ternak yang diawali dengan bersatunya sel telur (ovum) dengan sel sperma sehingga terbentuk tanda-tanda kehidupan dari zygot, Embrio, hingga fetus (Prof. Worobusono, 2012). 2.2. Mananjemen Reproduksi Manajemen sangat berhubungan erat dengan pengelolaan. Pengelolaan reproduksi sapi perah merupakan bagian yang penting dalam pengelolaan sapi perah karena produksi susu merupakan turunan dari karakteristik seks atau produksi susu sangat tergantung dari reproduksi (Achmad, 2010). Menurut Endang (2009), Reproduksi merupakan suatu barometer untuk menilai kehidupan normal seekor terak. Untuk meningkatkan efisiensi produksi dalam usaha peternakan, perlu diketahui prinsip-prinsip reproduksi, penyebab menurunnya efisiensi reproduksi, serta cara-cara untuk meningkatkannya. Fenomena reproduksi yang perlu diperhatikan antara lain umur pertama kali melahirkan dan interval antara dua kelahiran atau calving interval. Umur pertama kali melahirkan tergantung pada umur pertama kali dikawinkan dan umur pertama kali dikawinkan tersebut bergantung pada umur masa pubertas, ketika ternak menunjukkan tanda-tanda kematangan seksualnya. Pada masa tersebut, ternak bersedia menerima kehadiran pejantan, walaupun kadang-kadang tidak menunjukkan tanda berahi yang jelas. Performans reproduksi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain manajemen, kesehatan, nutrisi, lingkungan, dan faktor-faktor biologi yang dimiliki ternak tersebut. Beberapa faktor yang dapat mencerminkan performans reproduksi ternak sapi meliputi siklus estrus, lama bunting, birahi setelah beranak, kawin pertama setelah beranak, waktu kosong (days open), service per conception, jarak beranak (Calving Interval) dan skor kondisi tubuh (Endang dkk., 2009). Terdapat karakteristik pola reproduksi pada sapi perah menurut Etgen et al (1987) yang dikutip oleh Achmad (2010) yang tersaji pada tabel berikut:
Karakteristik Pola Reproduksi pada Sapi Perah Karakteristik Rata-rata Rentang Umur Pubertas (bulan) 10 6-14 Lama Siklus Estrus (hari) 21 18-24 Lama Estrus 18 10-24 Waktu Ovulasi 11 5-16 Lama Bunting Ayshire 278 FH dan Jersey 278 Milking Shorhorn 282 Guernsey 283 Brown Swiss 288 Sumber: Etgen et al. (1987)
2.3. Inseminator Inseminator adalah petugas telah terlatih dan memiliki keahlian khusus yang bertugas menangani reproduksi, khususnya inseminasi buatan pada ternak betina agar menghasilkan keturunan. Biasanya, inseminator melakukan inseminasi buatan (IB) pada suatu populasi agar menghasilkan anak sapi atau pedet yang berusia seragam. Namun, hal tersebut bergantung dari produktivitas ternak betina (induk) dan semen yang dihasilkan pejantan. Apabila salah satunya tidak berfungsi dengan baik, maka tidak akan terjadi kebuntingan. Inseminator juga melakukan deteksi berahi yang berkesinambungan sehingga ternak yang diketahui berahi dapat segera di-IB.
III ALAT, BAHAN, DAN PROSEDUR KERJA
3.1. Alat Komputer (Program excel)
3.2. Bahan Data Evaluasi Reproduksi Sapi Perah
3.3. Prosedur Kerja Mengolah data yang diperoleh
V KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Triwulanningsih, Endang. 2009. Profil Usaha Peternakan Sapi Perah di Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Balitnak. Bogor. Firman, Achmad. 2010. Agribisnis Sapi Perah. Widya Padjadjaran. Bandung.