Anda di halaman 1dari 20

MANAJEMEN PEMELIHARAAN AYAM PEJANTAN PARENT STOCK

DI PT. CHAROEN POKPHAND UNIT 6 SEMARANG

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Diajukan Oleh :
Ahmad Hilmi Zakaria
21410007

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS DARUL UMUM ISLAMIC CENTRE SUDIRMAN GUPPI
UNGARAN
2024
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................................1
BAB I...................................................................................................................................2
PENDAHULUAN...............................................................................................................2
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................2
1.2 Tujuan.........................................................................................................................3
1.3 Manfaat......................................................................................................................3
BAB II..................................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................................5
2.1 Pembibitan Ayam Pejantan........................................................................................5
2.2 Bobot Badan...............................................................................................................6
2.3 Pemberian Pakan dan Minum....................................................................................9
2.4 Keseragaman (Uniformity).......................................................................................10
2.5 Rasio Pejantan..........................................................................................................11
2.6 Seleksi Pejantan.......................................................................................................12
BAB III..............................................................................................................................14
MATERI DAN METODE.................................................................................................14
3.1 Materi.......................................................................................................................14
3.2 Metode.....................................................................................................................14
3.3 Parameter Kegiatan..................................................................................................15
3.4 Uraian Kegiatan.......................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................17

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang bergerak pada sektor agraria yang cukup

besar sehingga unsur-unsur pertanian sangat penting perannya dalam kontribusi

pada perekonomian. Selinan itu kondisi geografis yang beriklim tropis juga sangat

ideal untuk berbagai jenis hewan ternak dan tumbuh-tumbuhan yang menjadi

sumber pangan untuk hewan ternak. Menurut Ayu (2018) ilmu peternakan adalah

ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang bersangkutan dengan usaha manusia

untuk beternak atau mengusahakan peternakan dari berbagai jenis hewan untuk

memperoleh manfaat dari padanya. Maksud dari beterbak memelihara, merawat,

mengatur kehidupan, perkawinan, kelahiran, penjagaan kesehatan dan

penggunaannya dari hewan yang diusahakan.

Peternakan dikelompokkan menjadi tiga jenis, diantaranya ternak besar

(kuda, sapi, kerbau), ternak kecil (kambing, babi, domba, kelinci), dan ternak

unggas (ayam, burung, bebek). Salah satu peternakan yang banyak dikembangkan

oleh masyarakat adalah unggas terutama ayam karena hasil panennya cepat dan

aman. Ayam terdiri dari berbagai jenis, salah satunya ayam pejantan yang akan

menjadi topik dari penelitian ini. Ayam pejantan adalah ayam jantan yang

dibesarkan dengan tujuan reproduksi. Rahayu et al. (2021) mengatakan bahwa

ayam jantan yang akan dipilih sebagai pejantan biasanya ayam yang memiliki

tubuh gagah, dipelihara bukan dengan tujuan untuk dikonsumsi. Ayam pejantan

dirawat untuk membuahi induk ayam yang akan menghasilkan banyak telur .

2
Menurut Mulyani et al. (2021) ayam pejantan merupakan salah satu jenis ayam

ras yang memiliki keunggulan tertentu dan telah mengalami perbaikan secara

genetis. Ayam parent stock adalah ayam penghasil ayam komersil yang

merupakan hasil silangan grand final stock ayam yang dipilih sebagai induk

penghasil telur tetas adalah ayam dewasa yang berumur antara 6-8 bulan dan telah

siap bertelur, sedang untuk ayam jantan berumur 1 tahun strain ayam sebagai bibit

unggul yang dihasilkan oleh pembibit merupkan final stock yang umumnya

diarahkan pada tiga sifat ekonomi yaitu pertumbuhan cepat, daya hidup yang baik

dan produktivitasnya yang tinggi (Panggih, 2016).

Keberhasilan pemeliharaan hewan ternak dapat dilihat dari sistem

pengelolaan pemeliharaannya pejantanya. Oleh karena itu, dilaksanakannya

Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini adalah untuk mengetahui Manajemen

Pemeliharaan Pejantan Ayam Parent stock.

1.2 Tujuan

Tujuan dari kegiatan PKL ini adalah untuk melihat dan mengetahui serta

berpartisipasi secara langsung dalam pemeliharaan ayam khususnya dalam

manajemen pemeliharan pejantan yang diterapkan di PT Charoen Pokphand Unit

6 Semarang.

3
1.3 Manfaat

Manfaat dari kegiatan PKL adalah untuk menambah pengetahuan,

pemahaman dan wawasan serta keterampilan mengenai tatalaksana pemeliharaan

ayam pejantan dan pelaksana Praktek Kerja Lapang memiliki pengalaman kerja

yang berguna dalam dunia usaha/wirausaha.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembibitan Ayam Pejantan

Menurut Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 79 Tahun

2014 tentang Pedoman Pembibitan Ayam Asli dan Lokal, pengertian pembibitan

adalah kegiatan budi daya menghasilkan bibit ternak untuk keperluan sendiri atau

untuk diperjualbelikan. Pembibitan ayam atau breeding farm merupakan salah

satu usaha peternakan yang memelihara ayam indukan (parent stock) untuk

menghasilkan bibit yang baik atau indukan yang menghasilkan telur tetas. Ayam

pembibit akan menghasilkan telur tetas sesuai standar dan kualitas baik apabila

dipelihara dengan prinsip manajemen pemeliharaan yang benar. Selain

manajemen pemeliharaan yang baik dan benar, guna mencapai produktivitas yang

optimal dan daya tetas yang tinggi dibutuhkan penujang utama yaitu ayam

pembibit pejantan. (Yusep, 2021)

Usaha pembibitan ayam, memiliki tiga fase pemeliharaan yaitu starter (usia

0-4 minggu), grower (usia 5-12 minggu) dan laying (13 minggu keatas).

Pembibitan ayam berperan penting karena ayam dengan produktivitas tinggi

diperoleh dari bibit yang baik. Faktor-faktor yang berperan penting dalam

keberhasilan usaha pembibitan yaitu breeding (pembiakan), feeding (pemberian

pakan), dan management. Bibit yang berkualitas harus diimbangi dengan pakan

dan manajemen pemeliharaan yang baik agar didapatkan performa ayam yang

baik (Gerda, 2022).

5
Maskur et al. (2023) menyampaikan bahwa untuk dapat meningkatkan

produksi telur dan pertumbuhan ayam yang baik, maka diutamakan pemilihan

calon bibit, baik calon induk maupun calon pejantan. Seleksi sederhana harus

dilakukan secara terus menerus pada tiap generasi agar produksi yang diperoleh

tidak mengalami penurunan. Perbandingan antara jantan dan betina adalah 1 :

7-10, artinya 1 ekor pejantan dapat melayani 7 sampai 10 ekor betina.

Banyaknya telur yang dapat ditetaskan oleh induk ayam tergantung kondisi badan

dan sifat keindukan induk serta ada tidaknya pembuahan pada telur. Semakin

besar badan ayam semakin banyak telur yang dapat ditetaskan, demikian pula

sifat keindukan yang baik dapat mempertinggi jumlah telur yang ditetaskan.

Pengaturan perkawinan dengan bergilir dapat meningkatkan daya tetas telur ayam

yang dihasilkanUntuk mencegah terjadinya penurunan produksi pada generasi

berikutnya maka dianjurkan perkawinan jangan secara acak dan hindarkan

perkawinan antar sesama seketurunan/inbreeding.

2.2 Bobot Badan

Berdasarkan Manajemen Guide Cobb MV (2017), standar berat pejantan

Cobb MV didesain untuk menjaga pejantan tetap ringan pada awal produksi

dengan pertumbuhan positif yang konsisten sekitar 20-25 g (0.04 – 0.06 lb) tiap

minggunya dari minggu ke-30 hingga afkir. grafik standar berat untuk detailnya.

Pejantan tidak produktif harus disingkirkan dari flok saat mereka terdeteksi.

Tergantung pada ketersediaan tenaga kerja, kondisi pejantan dan desain kandang,

pemilihan pejantan berdasarkan berat badan telah menghasilkan keseragaman

pejantan dan kesuburan (fertilitas) yang lebih baik. Hasil terbaik dicapai saat

6
pemilihan dilakukan pada minggu ke 25, 35, 45 dan 55. Teknik manajemen ini

mungkin paling berguna pada negara di mana penggantian pejantan (spiking)

tidak diperkenankan. (Cobb MV, 2017)

Tabel 2.1 Panduan Berat Badan Ayam Pejantan Cobb MV

Usia Berat Badan


Hari Minggu Gram Pound
7 1 150 0.33
14 2 340 0.75
21 3 525 1.16
28 4 690 1.52
35 5 830 1.83
42 6 960 2.11
49 7 1090 2.40
56 8 1220 2.69
63 9 1345 2.96
70 10 1470 3.24
77 11 1595 3.51
84 12 1720 3.79
91 13 1845 4.06
98 14 1970 4.34
105 15 2095 4.61
112 16 2225 4.90
119 17 2355 5.19
126 18 2490 5.48
133 19 2625 5.78
140 20 2765 6.09
147 21 2905 6.40
154 22 3050 7.72
161 23 3340 7.36
168 24 3470 7.64
175 25 3600 8.93
182 26 3690 8.13
189 27 3770 8.30
196 28 3860 8.50
203 29 3950 8.70
210 30 4020 8.85
217 31 4060 8.94
224 32 4090 9.01
231 33 4110 9.05
238 34 4130 9.10
245 35 4155 9.15
252 36 4175 9.20
259 37 4200 9.25

7
Usia Berat Badan
Hari Minggu Gram Pound
266 38 4220 9.30
273 39 4245 9.35
280 40 4270 9.41
287 41 4290 9.45
294 42 4315 9.50
301 43 4335 9.55
308 44 4360 9.60
315 45 4380 9.65
322 46 4405 9.70
329 47 4430 9.76
336 48 4450 9.80
343 49 4470 9.85
350 50 4495 9.90
357 51 4515 9.94
364 52 4540 10.00
371 53 4565 10.06
378 54 4585 10.10
385 55 4610 10.15
392 56 4630 10.20
399 57 4655 10.25
406 58 4675 10.30
413 59 4700 10.35
420 60 4720 10.40
427 61 4745 10.45
434 62 4765 10.50
441 63 4790 10.55
448 64 4810 10.59
455 65 4835 10.65
Sumber : Cobb MV, 2017
Bobot rata-rata ayam pejantan pada umumnya berkisar antara 2 hingga 4

kilogram, tergantung pada rasnya. Beberapa ras ayam pejantan dirancang untuk

pertumbuhan cepat dan memiliki bobot yang lebih besar, sementara ras lainnya

mungkin bisa jadi lebih ringan. Berikut adalah tabel berat badan ayamm pejantan

secara umum :

Tabel 2.2 Berat Badan Ayam Pejantan

Usia Target Berat Badan


Minggu Ke – 1 30 – 60 gram

8
Usia Target Berat Badan
Minggu Ke – 2 60 – 100 gram
Minggu Ke – 3 100 – 500 gram
Minggu Ke – 4 150 – 250 gram
Minggu Ke – 5 250 – 400 gram
Minggu Ke – 6 400 – 550 gram
Minggu Ke – 7 550 – 800 gram
Minggu Ke – 8 800 – 1100 gram
Sumber : peternakrakyat, 2021

2.3 Pemberian Pakan dan Minum

Pakan adalah makanan atau yang diberikan kepada hewan, terutama hewan

ternak atau peliharaan. Pemberian pakan yang baik dan sesuai dengan kebutuhan

hewan sangat penting untuk memastikan kesehatan, pertumbuhan, dan kinerja

optimal mereka. Penting untuk memahami kebutuhan nutrisi spesifik dari setiap

jenis hewan dan memilih atau membuat pakan yang sesuai dengan kebutuhan

tersebut. Pakan yang baik dapat berdampak positif pada kesehatan dan

produktivitas hewan.

Pakan ayam broiler parent stock fase layer ini diberikan satu kali dalam

sehari pada pukul 07.00 WIB dengan jumlah konsumsi pakan untuk jantan rata-

rata 161,3 g/ekor/hari sedangkan untuk betina rata-rata 142,3 g/ekor/hari.

Pemberian pakan pada ayam jantan menggunakan pan feeder yang diisi secara

manual sedangkan pada ayam betina menggunakan trough dengan putaran pakan

secara otomatis diatur oleh timer pada panel control. Sedangkan untuk pemberian

air minum ayam broiler parent stock fase layer di menggunakan nipple untuk

mempermudah ayam mendapatkan air minum dan diberikan secara ad libitum,

9
namun tetap terkontrol dengan mengatur tinggi nipple. Penyediaan air secara ad

libitum akan membawa ternak untuk mengatur metabolisme tubuhnya.

(Marwansyah et al., 2019).

2.4 Keseragaman (Uniformity)

Keseragaman dalam ilmu ternak merujuk pada upaya untuk mencapai

tingkat konsistensi atau keseragaman tertentu dalam sifat-sifat atau karakteristik

hewan ternak dalam suatu populasi. Hal ini dapat mencakup berbagai aspek,

seperti ukuran tubuh, warna, produksi susu atau daging, tingkat pertumbuhan, dan

sifat-sifat lainnya. Keseragaman ini sering kali dianggap sebagai indikator kualitas

dan efisiensi dalam usaha ternak. Menurut Cobb MV (2017) Perkembangan berat

badan pada 8 minggu pertama sangat mempengaruhi ukuran tubuh ke depannya.

Pejantan yang lebih berat cenderung akan memiliki ukuran tubuh yang besar,

sehingga sangat penting untuk menjaga berat badan pejantan sesuai standar dari

usia 4-16 minggu.

Salah satu cara untuk mencapai hal ini adalah memisahkan pejantan-

pejantan paling berat pada usia 3-4 minggu, dengan grading dan mengontrol berat

badan selama periode pertumbuhan. Cara ini dapat diikuti dengan pengulangan

grading pada usia 8 minggu dengan memegang semua pejantan dan

menyingkirkan pejantan berkualitas rendah yang memiliki cacat, termasuk jari

kaki bengkok, kelainan tulang belakang, kelainan mata dan paruh. Flok yang

keseragamannya buruk pada usia 15-16 minggu dapat dinilai pada konformasi

dan/atau resistansi paruh dengan pejantan yang paling tidak berkembang dan

10
ditempatkan pada pen terpisah dan diberikan pakan tambahan untuk membantu

meningkatkan perkembangan seksual dan keseragaman konformitas.

Tujuannya adalah menghasilkan 95% pejantan yang telah dikondisikan

dengan baik pada usia 20 minggu. Mempertahankan keseragaman flok sangat

penting dalam mengelola pejantan dengan hasil tinggi saat ini. Ini termasuk

keseragaman berat badan, ukuran tubuh (frame size) dan konformasi karkas atau

pedagingan (fleshing). Pada kandang slat, menyeragamkan pejantan sesuai dengan

standar berat Cobb akan menghasilkan cacat kaki yang lebih sedikit, mobilitas

yang lebih baik, frekuensi kawin yang lebih tinggi dan perkawinan yang lebih

banyak.

2.5 Rasio Pejantan

Faktor paling penting dalam menentukan rasio yang tepat dalam Buku

Panduan Manajemen Pejantan Cobb MV adalah kualitas pejantan saat di

pencampuran. Pertimbangan dalam menentukan rasio pejantan terhadap rasio

betina:

 Kondisi pejantan

Target rasio pejantan pada kandang slat adalah antara 8.0-9.0%. Pada

kandang 100% litter, rasio dapat naik hingga 9.0-10%. Rasio pejantan

dapat disesuaikan berdasarkan kematangan seksual (dewasa kelamin)

pejantan dan betina, serta ketersediaan kandang untuk menampung

pejantan ekstra untuk penggantian (spiking).

 Jenis betina

11
Jika pejantan matang (dewasa kelamin) lebih cepat dibanding betina,

maka dibutuhkan lebih sedikit pejantan terutama saat dikawinkan dengan

Cobb700. Berat pejantan yang berlebih dan kematangan pejantan lebh

lanjut dapat mengakibatkan penurunan jumlah ayam betina muda.

 Program penggantian (spiking) / tipe kendang

Spiking adalah penambahan pejantan muda broiler breeder dalam flok

yang lebih tua untuk mengkompensasi penurunan kesuburan (fertilitas)

yang biasanya terjadi setelah usia 45 minggu. Penurunan ini dapat

disebabkan oleh penurunan ketertarikan untuk kawin (biasanya pasca

usia 35-40 minggu), penurunan kualitas sperma (biasanya pasca usia 55

minggu), penurunan efisiensi perkawinan (manajemen yang buruk

berujung pada kondisi fisik pejantan yang buruk pula, seperti kelainan

berat atau paha dan kaki, dll.), dan kematian (mortalitas) pejantan

berlebih yang menghasilkan penurunan rasio pejantan terhadap betina.

Jenis dari program spiking yaitu sebagai berikut :

1. Pejantan ekstra dipindahkan ke kandang terpisah saat dipindahkan

dan dibiarkan di sana hingga dipindahkan ke sejumlah flok yang lebih

tua. Sebagai alternatif, pejantan dipindahkan ke flok lainnya dan

disimpan di dalam pen hingga digunakan untuk penggantian’ (spike) flok

tersebut.

2. Kandang pejantan pengganti (spike) digunakan secara khusus

untuk membesarkan pejantan ekstra sejak doc untuk digunakan dalam

mensuplai pejantan spike ke flok ayam betina umur 38-40 minggu. Saat

menggunakan kandang pembesaran (rearing) pejantan spike yang

12
terpisah, jumlah pejantan yang ditempatkan dengan ayam dewasa betina

di doc dapat dikurangi hingga 10-11%.

2.6 Seleksi Pejantan

Menurut Dewi et.al (2015) Seleksi merupakan suatu proses dimana

individu-individu tertentu dalam suatu populasi dipilih dan diternakkan untuk

tujuan produksi yang lebih baik (segi kuantitas dan kualitas) pada generasi

selanjutnya. Seleksi bertujuan untuk menyamaratakan suatu sifat kearah yang

lebih baik dan diikuti oleh peningkatan keseragaman/homozigositas.

Secara umum seleksi dapat dibagi atas dua macam, yaitu :

 Seleksi alam (natural selection) dimana seleksi terjadi secara spontan

akibat pengaruh alam. Seleksi alam merupakan proses yang kompleks dan

banyak faktor yang menentukan perbedaan antara individu dalam populasi

seperti : mortalitas, periode aktifitas seksual, fertilitas, lingkungan,

perubahan iklim dan lain sebagainya.

 Seleksi buatan (artificial selection) yaitu seleksi terhadap ternak/hewan

yang dilakukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam hal

ini seleksi alam masih mempunyai pengaruh. Akibat seleksi buatan adalah

adanya perbedaan (dari segi kuantitatif dan kualitatif) breed dan tipe

ternak dalam suatu species. (Dewi. Dkk, 2015)

Menurut Rosa (2020) seleksi yang dilakukan pada ayam DOC (Day Old

Chick) adalah penimbangan yaitu dengan memisahkan DOC yang memiliki bobot

sangat kecil di brooder paling belakang. Pemilihan parameter eksterior yang

13
menjadi dasar seleksi harus mempertimbangkan aspek tujuan program seleksi,

nilai heritibiltas suatu sifat, nilai ekonomis dari peningkatan sifat, korelasi antar

sifat, biaya serta waktu yang dibutuhkan untuk suatu program seleksi. Sifat-sifat

yang bernilai ekonomis tinggi yang menjadi tujuan dari program seleksi ternak

antara lain fertilitas, daya hidup, berat lahir/berat tetas, pertambahan berat badan,

masa dewasa badan dan dewasa kelamin, tipe dan konformasi tubuh, dan kualitas

bulu/warna bulu. (Yaman.et al., 2009).

14
BAB III

MATERI DAN METODE

Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini akan dilaksanakan pada bulan Februari

bertempat di PT Charoen Pokphand Jaya Farm Unit 6 Semarang yang terletak di

Dusun Blebak Desa Sendangmulyo Kecamatan Gunem Kabupaten Rembang Jawa

Tengah.

3.1 Materi

Materi yang diperlukan pada Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT Charoen

Pokphand Jaya Farm Unit 6 Semarang adalah ayam pejantan parent stock fase

grower. Kemudian alat yang digunakan sebagaimana pemeliharaan ayam adalah

tempat pakan dan minum, alat pemanas, thermometer, sekop dan selang, kawat,

dan drum penampung air.

3.2 Metode

Praktik Kerja Lapangan ini menggunakan metode berpatisipasi aktif

dalam kegiatan di PT Charoen Pokphand Jaya Farm Unit 6 Semarang.

Pengambilan data primer diambil secara langsung dan wawancara dengan

karyawan di perusahaan peternakan milik PT Charoen Pokphand Jaya Farm Unit

6 Semarang. Data sekunder diperoleh dari catatan kantor PT Charoen Pokphand

Jaya Farm Unit 6 Semarang. Data yang diperoleh kemudian diolah, dianalisis,

secara diskritif dan dibandingkan dengan pustaka, kemudian disusun menjadi

sebuah laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL).

15
3.3 Parameter Kegiatan

Manajemen pemeliharaan ayam melibatkan sejumlah parameter yang perlu

diperhatikan untuk memastikan kesejahteraan dan produktivitas ayam. Berikut

adalah beberapa parameter yang perlu diperhatikan dalam manajemen

pemeliharaan ayam :

1. Aspek kesehatan ayam yaitu meliputi sistem pengobatan, vaksinasi, dan

kontrol parasit.

2. Aspek lingkungan kandang ayam yaitu meliputi kebersihan kandang,

suhu dan ventilasi serta pencahayaan yang mempengaruhi kesehatan

ayam

3. Aspek gizi dan pemberian pakan meliputi pengelolaan nutrisi pada pakan

yang seimbang dan akses air bersih yang cukup

4. Aspek pemantauan dan evaluasi yang meliputi monitoring produksi,

pemantauan kesehatan rutin, serta pengelolaan pembuangan

limbah/kotoran ternak.

3.4 Uraian Kegiatan

Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dilaksanakan di PT Charoen

Pokphand Jaya Farm Unit 6 Semarang dalam kurun waktu satu bulan, yaitu pada

bulan Januari. Berikut adalah uraian kegiatan Praktik Kerja Lapangan :

Tabel 3.1 Time Schedule Praktik Kerja Lapangan (PKL)

Kegiatan Target PKL Bulan Januari


Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4
Perngenalan perusahaan dan
unsur-unsur didalam perusahaan

16
Kegiatan Target PKL Bulan Januari
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4
oleh kepala perusahaan
Pengarahan sistem kerja dan apa
yang harus dikerjakan
mahasiswa
Melaksanakan pekerjaan sesuai
arahan kepala perusahaan setiap
hari berturut-turut
Mencatat dan mengambil
informasi yang didapat dari
dalam kegiatan PKL
Menyusun Laporan Praktik
Kerja Lapangan berdasarkan
tema yang telah diambil dan
sesuai dengan ilmu yang
diperoleh dari perusahaan
Praktik Kerja Lapangan menuju
selesai dan mengucapkan
terimakasih kepada pihak
perusahaan atas bimbingan PKL
Sumber : Penyusun, 2023

17
DAFTAR PUSTAKA

Aman Y., Dasrul., Zulfan. 2009. Pengembangan Metode Seleksi Potensi Genetik
Dan Penyesuaian Kebutuhan Protein Untuk Memacu Ekspresi Genetik
Ayam Buras Pedaging Unggul. Perpustakaan Universitas Syiah Kuala.
Aceh.

Ayu, N. M. 2018. Pengantar Ilmu Peternakan.Perpustakaan Universitas


Warmadema. Bali.

Dewi A.W., I Gusti L.O., Ni Putu S., I Nyoman A, Made D. 2015. Bahan Ajar
Ilmu Pemuliaan Ternak. Eprints Universitas Udayana. Bali.

Gerda F. 2022. Manajemen Pemberian Pakan Ayam Pembibit Pedaging Di PT.


Aretha Nusantara Farm Kuningan Jawa Barat.Institut Pertanian Bogor.

Khodijah, Siti. 2017. Manajemen Pemberian Pakan Ayam Pembibit Fase Produksi
Di Pt. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit : Farm Semarang 5 - Kabupaten
Brebes.

Marwansyah., Miwada., Puger. 2019. Manajemen Pemberian Pakan Ayam Broiler


Parent Stock Fase Layer Di Pt. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit 8
Probolinggo Jawa Timur.

Maskur., Rozi, T., Jan,R., Kasip, L., & Muhsinin, M. 2023. Pengembangan
Usaha Pembibitan Ayam Kampung di Kabupaten Lombok Timur. Jurnal
Pengabdian Magister Pendidikan IPA.

Maulina, Rosa. 2020. Manajemen Pemeliharaan Dan Penanganan Ayam Pembibit


Pejantan Di PT Charoen Pokphand Jaya Farm Rembang Jawa Tengah. IPB
LIBRARY. Bogor.

Rahayu, Imam. 2011. Panduan Lengkap Ayam karya Prof. Dr. Ir. Iman Rahayu
HS., dkk. Jakarta.

Sri M., Yoyok B., Aldira D. (2021). Perbedaan Karakteristik Fisik dan Mutu
Hedonik Daging Ayam Pejantan dengan Metode Perebusan yang Berbeda .
Universitas Diponegoro.

Vantress, Cobb. 2017. Panduan Manajemen Pejantan Cobb MV


Wismo, Panggih. 2016. Manajemen Perkandangan Ayam Pembibit Broiler Di PT.
Japfa Comfeed Unit 15 - Belik, Desa Kalisaleh Pemalang. Universitas
Diponegoro.

Yusep..2021. Manajemen Pemeliharaan Ayam Pembibit Pejantan Di PT. New


Hope Farm Indonesia Tegal Jawa Tengah.

18
19

Anda mungkin juga menyukai