Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH PRSKTIKUM MANAJEMEN PRODUKSI TERNAK NONRUMINANSIA PETERNAKAN ITIK PEDAGING

OLEH:
MUHAMMAD RIZALDI

(145050101111256)

MELA RUVITASARI

(145050101111293)

NABILA AYUNI

(145050101111299)

ZARINA CAHYANINGTYAS

(145050107111052)

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016/2017

DAFTAR ISI

COVER..................................................................................................................................1
DAFTAR ISI..........................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................3
1.1 LATAR BELAKANG.....................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH................................................................................................4
1.3 TUJUAN..........................................................................................................................4
1.4 MANFAAT......................................................................................................................4
BAB II ISI..............................................................................................................................5
2.1 BIBIT.........................................................................................................................5
2.1.1 LRITERIA DALAM PEMILIHAN BIBIT.......................................................5
2.2 PAKAN......................................................................................................................6
2.2.1 TABEL KEBUTUHAN PAKAN TERNAK BABI...............................................7
2.3 KANDANG...............................................................................................................8
2.3.1 FUNGSI KANDANG.........................................................................................9
2.3.2 SYARATKANDANG......................................................................................14
2.4 KESEHATAN..........................................................................................................15
2.5 REPRODUKSI........................................................................................................19
2.5.A MEMILIH INDUKAN DAN PEJANTAN......................................................20
2.5.B PERKAWINAN DAN PARTUS......................................................................22
2.6 TENAGA KERJA.....................................................................................................25
2.7 PERATURAN PEMERINTAH................................................................................25
2.7.1 LOKASI..............................................................................................................25
2.7.2 SUMBER AIR.....................................................................................................25
2.7.3 UPAYA PENCEGAHAN PENCEMARAN LINGKUNGAN...........................25
2.7.4 BIBIT...................................................................................................................25
2.7.5 PAKAN................................................................................................................26
2.7.6 KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER.................................................26
BAB III PENUTUP
KISUMPULAN............................................................................................................27
SARAN.........................................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................29
DOKUMENTASI............................................................................................................30

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ternak non ruminansia tergolong pada ternak monogastrik, yaitu ternak yang
memiliki lambung tunggal. Salah satu contoh dari ternak non ruminansia adalah babi.
Menurut Siagian (1999), ternak babi adalah ternak penghasil daging yang memiliki potensi
besar untuk dikembangkan dalam rangka pemenuhan kebutuhan protein hewani bagi
masyarakat. Hal ini disebabkan karena ternak babi memiliki keunggulan antara lain karena
pertumbuhannya yang cepat, konversi pakan yang sangat baik dan mampu beradaptasi pada
kondisi lingkungan yang beranekaragam serta persentase karkasnya dapat mencapai 65% 80%.
Peternakan babi di Indonesia saat ini semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena
kebutuhan daging babi yang juga semakin meningkat dan belum memenuhi target. Selain itu,
banyaknya peternakan babi dikarenakan dalam sekali beranak menghasilkan anak dalam
jumlah besar dan harga jual daging yang tinggi. Namun, pada kenyataannya peternakan babi
belum dikelola dengan baik. Semestinya, dalam sebuah usaha peternakan babi diperlukan
manajemen.
Babi yang di pelihara pada peternakan milik Bapak Mulyono adalah jenis babi
Landrace. Babi Landrace termasuk bacon type atau babi tipe sedang, dengan ukuran lebar
tubuh sedang dan timbunan lemak sedang dan halus (Mangisah, 2003). Menurut sejarahnya,
babi Landrace awalnya dikembangkan di Denmark, kemudian masuk ke Amerika Serikat.
Babi Landrace berasal dari persilangan antara pejantan babi Large white dengan babi lokal
Denmark. Babi Landrace juga banyak digunakan untuk program persilangan babi-babi di
daerah tropik, terutama di Asia Tenggara (Reksohadiprodjo, 1995).
Manajemen adalah tindakan untuk mengatur sesuatu yang meliputi pelaksanaan dan
pengawasan suatu kegiatan dalam menggunakan sarana dalam mencapai tujuan tertentu.
Dalam manejemen peternakan terdapat 4 komponen diantaranya plan, do, check dan action.
Sedangkan dalam pemeliharaan ternak dibutuhkan beberapa komponen pemeliharaan,
diantaranya bibit, pakan, kandang, reproduksi, tenaga kerja, kebijakan pemerintah, kesehatan
dan lain-lain (ekonomi, limbah, produk dan sanitasi).
Dengan adanya manajemen pada peternakan babi kedepannya dapat memenuhi
kebutuhan daging babi masyarakat Indonesia. Selain itu, dengan adanya manajemen
peternakan dapat menigkatkan kualitas ternak.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana manajemen bibit pada usaha peternakan babi?
2. Bagaimana manajemen pakan pada usaha peternakan babi?
3. Bagaimana manajemen kandang pada usaha peternakan babi?
4. Bagaimana manajemen reproduksi pada usaha peternakan babi?
5. Bagaimana manajemen tenaga kerja pada usaha peternakan babi?
6. Bagaimana manajemen kebijakan pemerintah pada usaha peternakan babi?
7. Bagaimana manajemen kesehatan ternak pada usaha peternakan babi?
8. Bagaimana manajemen limbah pada usaha peternakan babi?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui manajemen bibit pada usaha peternakan babi
2. Untuk mengetahui manajemen pakan pada usaha peternakan babi
3. Untuk mengetahui manajemen kandang pada usaha peternakan babi
4. Untuk mengetahui manajemen reproduksi pada usaha peternakan babi
5. Untuk mengetahui manajemen tenaga kerja pada usaha peternakan babi
6. Untuk mengetahui manajemen kebijakan pemerintah pada usaha peternakan babi
7. Untuk mengetahui manajemen kesehatan pada usaha peternakan babi
8. Untuk mengetahui manajemen limbah pada usaha peternakan babi
1.4 Manfaat
1. Dapat mengetahui manajemen pada usaha peternakan babi milik Bapak Mulyono.
2. Dapat menerapkan manajemen usaha peternakan babi dengan bai

BAB II
ISI
2.1 Bibit
Di dalam suatu usaha peternakan pemilihan bibit yang unggul merupakan suatu
keharusan yang harus dilakukan karena bibit merupakan salah satu kunci keberhasilan
dari suatu usaha peternakan.bibit yang didukung pakan yang baik dan tatalaksana
yang baik akan mendapatkan produksi yang optimal, menurut undang-undang no 18
tahun 2009 menyebutkan bawha bibit adalah hewan yang mempunyai sifat unggul
dan mewariskan serta memenuhi persyaratan terstentu untuk dikembangkan.
Dalam peternakan babi memerlukan perencanaan yang jelas agar usaha dapat
berhasil dan memperoleh input yang maksimal pertama yaitu melakukan
Pememilihan calon bibit yang akan dikembangkan dan bibit yang akan dikembangkan
yaitu seharga 500-600 ribu/ekor yang kami peroleh dari malang selatan yang mana

bibit tersebut akan dijadikan sebagai pejantan dan indukan dengan memperhatikan
bebrapa kriteria dalam pemilihan bibit.
1.

kriteria yang harus diperhatikan dalam pemilihan bibit:


a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

Bebas dari penyakit hewan menular dan zoonosis


Tidal cacat fisik
Organ reproduksi normal
Tesetis tergantung baik dan simetris
Memiliki libibdo yang baik
Tidak mepunyai riwayat cacat genetik dari tetuanya
Kaki kokoh dan tegap
Tubuh padat dan berisi
Umur lebih dari 2 bulan atau lepas sapih
Puting minimal enam pasang dan simetris dengan jarak antar puting baik
(betina)

Tabel.1 persyaratan kuantitatif pemilihan bibit


Parameter
Litter size induknya
minimal
Bobot lahir individu
minimal
Umur pada bobot
badan 90 kg
maksimal
Rataan pertambaahn
bobot badan harian
(PBBH)
Rataann ketebalan
lemak punggung
pada bobot badan 90
kg

Satuan
ekor

Jantan
-

Betina
10

1400

1400

hari

170

180

g/ekor/hari

785

670

Cm

2,4

2,67

Tahap selanjutnya yaitu kami melakukan pengecekan dengan memperhatikan beberapa


kriteria yang telah kami tetapkan yaitu untuk mengetahui ada tidaknya kecacatan fisik maka
perlu dilakukan pengamatan apakah apakah ada kecacatan atau tidak, litter size yaitu dengan
melihat jumlah anak perkelahiran perinduk,bobot lahir indvidu yaitu dengan menimbang
setiap ekor anak babi paling lambat 24 jam setelah lahir, umur pada bobot badan 90 kg yaitu
dengan menghitung jumlah hari yang diperlukan seekor babi untuk mencapai bobot badan
87,5 samapai 92,5 kg, tebal lemak punggung dihitung dengan cara diukur dari permukaan
luar tubuh sampai permukaan daging didalam tubuh pada bagian punggung,dan untuk
menghitung PBBH yaitu membagi selisih antara bobot badan akhir 92,5 kg dan bobot badan
awal kurang lebih 20 kg dengan jumlah hari pada saat dilakukan uji penampilan, ( SNI
7855.2:2013).

Bibit yang telah kami lakukan pengecekan kemudian kami lakukan pengangkutan dari
malang selatan kemudian kami angkut menggunakan truk yang kami rental yaitu dengan tarif
Rp 200.000 untuk sekali angkut dengan jumlah ternak sebanyak 10 ekor dalam sekali angkut.

2.2 Pakan
Pakan merupakan faktor penting dalam usah aternak babi, walaupun babi tergolong
hewan sangat rakus, namun perlu juga diberi makanan denganperhitungan yang betul. Ada
beberapa jenis bahan makanan yang biasa diberikan kepada babi yaitu : ubi,keladi, jagung,
bekatul, kosentrat, dan hijauan segar.Jumlah makanan yang diberikan disesuaikan dengan
berat babi atau pertumbuhannya, setiap kenaikan umur 1 bulan makanan ditingkatkan 0,5
kg.dan pada setiap fase pertumbuhan babi maka kebutuhan pakan juga berbeda, Faktor-faktor
yang mempengaruhi konsumsi ransum yaitu cara pemberian pakan, aroma pakan, kondisi
lingkungan atau suhu kandang, ketersedian air minum, jumlah ternak dan kesehatan ternak
(Sihombing,
1997)
berikut adalah tabel kebutuhan pakan pada babi pada berbagai umur dengan frekuensi
pemberian pakan dua kali sehari dengan jumlah sekitar 10 karung untuk 1 bulan dengan
harga 120.000/karung.
2.2.1

TABEL.2 kebutuhan konsumsi pakan ternak babi pada berbagai usia

Umur fase produksi

1-4 minggu
4-8 minggu
8-12 minggu
12-16 miggu
20-panen
Bibit/induk
Dara 6 bulan
Jantan 6 bulan
Induk kering
bunting
Induk laktasi

Kosumsi(kg/ekor/hari
)
0,2-0,5
0,7-0,75
1,00-1,25
1,5-2
2,25-2,75
2,75-3,5
1,5-2
1,5-2
2,5-3,5
3-4,5
2-2,5

Air minum
(liter/ekor/hari)
0,25-0,5
0,75-2
2,0-3,5
3,5-4
4-5
5-7
6-8
6-8
7-9
7-9
15-20

Pada peternakan babi kami pemberian pakan yaitu sebanyak 5 kg yang terdiri dari
konsentrat dan pakan sisa dengan perbandingan 1:2 dan frekuensi pemberian yaitu dua kali
sehari pagi jam 09.00 pagi dan jam 15.00 sore jumlah ternak yaitu 8-9 ekor/kandang yang
terdiri dari anak dan induk. Tempat pakan dan air minum selalu dilakukan pengecekan oleh
pekerja apakah masih tersedia atau tidak.

Pemberian pakan selalu dilakukan tepat waktu untuk menghindari ternak memakan
kotorannya sendiri dan untuk memperbaiki pertumbuhannya dan hal ini dilakukan oleh satu
orang pekerja.

Anda mungkin juga menyukai