Anda di halaman 1dari 14

Mata Pelajaran AGRIBISNIS PEMBIBITAN TERNAK RUMINANSIA

Kompetensi Dasar 3.2 Mengevaluasi pengadaan bibit ternak ruminasia


4.2 Melakukan evaluasi pengadaan bibit ternak
ruminasia

PEMBIBITAN TERNAK RUMINANSIA

A. PEMBIBITAN TERNAK RUMIANSIA


Agribisnis Pembibitan sapi di Indonesia mempunyai prospek yang sangat besar, karena permintaan
produk daging, susu maupun kulit terus meningkat, seirama dengan pertambahan penduduk dan
perkembangan perekonomian nasional. Namun, usaha peternakan di Indonesia masih menghadapi
banyak kendala, yang mengakibatkan produktivitas ternak masih rendah. Salah satu kendala
tersebut adalah masih banyak kasus adanya gangguan reproduksi sampai kemajiran ternak betina.
Penurunan kualitas dan kuantitas sapi dapat menghambat pertumbuhan perekonomian usaha
peternakan sapi di Indonesia. Sehingga salah satu kunci keberhasilan dalam usaha peternakan
adalah kualitas bibit yang baik. Selain faktor bibit atau yang disebut juga faktor genetik, penentu
keberhasilan usaha peternakan adalah faktor pakan dan lingkungan (manajemen pemeliharaan).
Bibit yang digunakan dalam usaha pembibitan ternak ruminansia bisa berasal dari dalam negeri
(bibit lokal) atau berasal dari luar negeri, tergantung dari tujuan usaha. Apakah sebagai usaha
pembibitan atau sebagai produk akhir.
Untuk menghasilkan bibit-bibit yang baik dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya
dengan melakukan :
- Seleksi. Seleksi adalah kegiatan untuk memilih bibit yang mempunyai produktifitas yang baik
untuk dikembangkan lebih lanjut
- Culling. Culling adalah kegiatan untuk memilih ternak yang tidak baik, mempunyai produksi
kurang baik untuk dikeluarkan dari kandang (dijual)
Kegiatan seleksi dan culling dilakukan dengan melihat kondisi fisik ternak dan mengamati sifat
genetik ternak.
Ternak yang dipilih untuk digunakan sebagai bibit harus didasarkan pada sifa-sifat produksi yang
tinggi guna memperoleh produksi yang maksimal.

Pemilihan bibit bakalan ternak disesuaikan dengan tujuan usaha pemeliharaan, misalnya :
- Untuk tujuan penghasil daging maka dipilih tipe pedaging
- Untuk tujuan penghasil susu, maka dipilih tipe perah

1 Agribisnis Pembibitan Ternak Ruminansia


- Untuk tujuan pekerja, maka dipilih sapi tipe kerja
- Untuk 2 tujuan (susu dan daging atau daging dan pekerja), maka dipilih tipe dwi guna

Ada beberapa macam tipe ternak ruminansia, yaitu :

1. Tipe Pedaging
Ternak ruminansia tipe pedaging pada umumnya mempunyai ciri-ciri:
- Cepat mencapai dewasa.
- Laju pertumbuhan cepat.
- Efisiensi pakannya tinggi.
- Kualitas dagingnya maksimum dan mudah dipasarkan.
- Tubuh dalam besar, mencirikan tipe pedaging berbentuk persegi empat atau balok.
- Perut tidak menggantung
- Tidak cacat

2. Tipe Perah
- Tubuhnya luas ke belakang seperti baji atau gergaji.
- Sistem dan bentuk ambingnya baik dan putingnya simetris.
- Efisiensi pakan untuk produksi susu tinggi.
- Sifatnya baik dan jinak
- Punggung lurus
- Perut tidak menggantung
- Kapasitas perut besar

3. Tipe Pekerja
- Bertubuh besar dan kuat dengan perototan yang kuat.
- Gerakan anggota tubuhnya bebas.
- Sifatnya tenang dan patuh.
- Kakinya panjang dan kuat.

2 Agribisnis Pembibitan Ternak Ruminansia


B. KARAKTERISTIK BIBIT TERNAK RUMINANSIA UNGGUL
Segala kegiatan yang berhubungan dengan usaha dibidang peternakan maka pemilihan dan seleksi
bibit merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan produksi ternak. Ada beberapa macam dalam
melakukan pemilihan bibit, hal ini tergantung dari apa tujuannya. Diantaranya:

1. Pemilihan Sapi Pedet


Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih sapi pedet diantaranya:
 matanya tampak cerah dan bersih.
 kukunya tidak terasa panas dan bengkak bila diraba.
 tidak terlihat adanya eksternal parasit pada kulitdan bulunya.
 tidak ada tanda-tanda kerusakan kulit dan kerontokan bulu.
 mempunyai tanda telinga, artinya pedet tersebut telah terdaftar dan lengkap silsilahnya.
 tidak terdapat adanya tanda-tanda mencret pada bagian pangkal ekor dan dubur
 tidak terdapat tanda-tanda sering batuk, terganggu pernafasannya serta dari hidungnya
tidak keluar lendir.
 pusarnya bersih dan kering. Bila masih lunak dan tidak berbulu menandakan bahwa pedet
masih berumur kurang lebih dua hari.

Ternak pedet yang akan dipelihara dengan tujuan untuk penggemukan ataupun untuk ternak bibit
maka perlu dilakukan seleksi terlebih dahulu. Hal ini bertujuan agar ternak bakalan yang digemukan
benarbenar memberikan keuntungan yang diharapkan. Umur bakalan pedet yang akan dipakai
adalah bakalan yang telah lepas kolostrum.

2. Pemilihan Calon Pejantan


Calon pejantan yang baik pada umumnya mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
 kaki kuat dan kokoh
 tubuh bulat selinder
 sehat tidak berpenyakitan
 mata bersih dan bersinar
 ukuran badan panjang dalam dan berisi
 tidak cacat tubuh
 alat kelamin normal
 nafsu makan tinggi

3 Agribisnis Pembibitan Ternak Ruminansia


3. Pemilihan Calon Induk
Calon induk yang baik pada umumnya mempunyai ciri-ciri:
 kaki kuat dan kokoh
 tubuh bulat selinder
 sehat tidak berpenyakitan
 mata bersih dan bersinar
 ukuran badan panjang dalam dan berisi
 tidak cacat tubuh
 alat kelamin normal
 ambing normal
 nafsu makan tinggi

C. PEMULIABIAKAN TERNAK RUMINANSIA


Tindakan memperbaiki ternak merupakan cara yang tepat dalam rangka meningkatkan mutu
genetic ternak. Banyak cara yang dilakukan unutk memperbaiki ternak diantaranya melalui bibit
makan dan managemen. Khususnya memperbaiki, mutu genetic ternak ada berbagai cara yang
dapat dilakukan seperti tertera pada pernyataan dibawah.
Tindakan memperbaiki ternak bertujuan untuk:
1. Efisiensi pemeliharaan sehingga dapat meningkatkan produktifitas
2. Mempertahankan mutu ternak
3. Penataan pengurangan pemotongan ternak produktif
Sejak zaman pemerintahan belanda telah dimulai tindkan-tindakan untuk memperbaiki ternak
dan peternakan rakyat atau memperbaiki mutu dari ternak dan juga cara beternak yang mana
tujuan akhir dari tindakan ini adalah meningkatkan hasil peternakan dan memelihara kesehatan bagi
ternak serta lingkungannya sehingga pendapatan peternak meningkat.
Adapaun tindakan-tindakan yang dilakukan adalah :
 “Sumba Kontrak” ialah suatu tindakan penggaduhan sapi-sapi ongole yang didatangkan dari
India kepada rakyat. Hasil yang diperoleh dari sumba kontak ini yaitu berkembangnya sapi
ongole di P. Sumba yang bentuknya lebih baik dari ongole aslinya. Hasil ini disebut dengan
Sumba Ongole (SO)
 Ongolisasi yatiu program up grading terhadap sapi-sapi jawa dengan menggunakan pejantan S.O
hingga hasilnya merubah bentuk sapi-sapi jawa yang menyerupai sapi ongole dan terkenal
dengan nama PO (Peranakan Ongole)

4 Agribisnis Pembibitan Ternak Ruminansia


 Diadakannya larangan memasukkan sapi ke Bali dan Madura tanpa ada ijin khusus, ini bertuuan
untuk mempertahankan kemurnian sapi Bali dan Madura
 Mengadakan tindakakan seleksi kastrasi terhadap ternak rakyat tiap tahun diadakan pemilihan
sapi jantaun yang baik dipakau untuk pemacek sedang yang kurang baik dikastari supaya tidak
menurunkan anak.
 Menempatkan penjantan yang bermutu baik di desa-desa untuk dijadikan pemacek umum di
desa ybs
 Mengadakan pameran-pameran ternkan tiap tahun yang maksunya untuk mendorong ternak
supaya beternak dengan sebaik-baiknya
 Mengadakn program pencegahan dan pemberantasan penyakit menular pada ternak
berdasarkan UU
 Diadakan peraturan yang melarang mengeluarkan/memotong ternak yang masih baik dan
larangan menganiaya ternak serta mengerjakan ternak yang belum mencapai umur tertentu
 Perbaikan recording
 Mengadakan pembibitan secara khusus dan pengaturan distribusinya
 Aktif dalam melakukan penelitian-penelitian
 Mencoba menggali potensi produktifitas ternak asli Indonesia.

Dalam memperbaiki kualitas ternak melalui perbaikan mutu genetik, diperlukan yang cukup
lama. Hal ini berbeda dengan program perbaikan mutu pakan atau pengobatan, dimana hasil yang
diperoleh dapat dilihat dalam waktu yang cukup singkat. Perbaikan mutu genetik ternak sangat
dipengaruhi oleh faktorfaktor yang akan mengontrol atau mengendalikan peningkatan atau
perbaikan mutu genetik dari suatu perilaku atau karakter.

Faktor-faktor tersebut adalah kekuatan sifat menurun, seleksi deferensial dan interval generasi.

1. Kekuatan Sifat Menurun (Heritabilitas)


Heritabilitas menggambarkankekuatan sifat menurun dari suatu karakter atau sifat, apakah karakter
ini akan diturunkan kepada anak-anaknya atau tidak. Lebih lanjut dikatakan bahwa kekuatan sifat
menurun adalah suatu keunggulan dari penurun atau teman sejenisnya pada waktu yang sama yang
secara rata-rata diturunkan kepada keturunannya. Semakin besar kekuatan sifat menurun
(heritabilitas) maka makin besar pula kemungkinan kesamaan turunan dengan penurunnya,
terutama jika faktor lingkungan sama atau hampir sama.
Kekuatan sifat menurun ini dinyatakan dengan tanda h

5 Agribisnis Pembibitan Ternak Ruminansia


Dan dinyatakan dalam skala 0-1,0 atau 0-100 persen. Semakin tinggi nilai h2 maka makin besar
kemungkinan kesamaan turunannya.

Kekuatan sifat menurun (Heritabilitas) dapat pula diukur dengan beberapa cara, diantaranya:
Dari hubungan antara penurun dan turunannya atau perbandingan antara performan dara dengan
induknya. Cara ini dapat dipergunakan untuk mengukur heritabilitas ternak sapi, biri-biri, kuda dll.
Namun demikian pengukuran dengan cara ini mempunyai Kelemahan dimana efek sifat keindukan
(maternal effects) akan membuat keadaan menjadi membingungkan.
Dari respons yang nyata akibat seleksi Heritabilitas dapat dihitung dari jumlah penyimpangan
(perbedaan) diantara garisgaris seleksi. Cara ini tidak umum digunakan dalam dunia peternakan

Dengan perbandingan memakai sapi kembar


Dalam hal ini dilakukan perbandingan antara kembar identik (kembar homozigot, berasal dari satu
sel telur) dengan kembar yang berasal dari dua sel telur (kembar dizigot).
Heritabilitas yang didapat dengan mempergunakan cara tersebut ternyata lebih tinggi dari perkiraan
penafsiran dengan memakai cara yang lain (yang bukan kembar).

2. Seleksi Differensial
Seleksi untuk satu sifat, semakin sedikit ternak yang dipilih semakin besar diferensial seleksinya.
Lebih lanjut dikatakan bahwa faktor lain yang mempengaruhi differensial seleksi adalah besarnya
kelompok ternak. Semakin besar suatu kelompok ternak maka differensial seleksi semakin besar.
Oleh sebab itu pada populasi yang besar maka akan semakin besar pula kemungkinan dijumpai
ternak-ternak yang performannya di atas atau di bawah rataan. Differensial seleksi pada ternak
jantan lebih tinggi dari ternak betina.
Seleksi diferensial adalah satu ukuran atau pengukuran untuk dapat mengetahui sampai mana
baiknya penurunan pilihan menghasilkan keturunan.
Dilapangan, seleksi diferensial dapat dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor.
Seleksi diferensial dapat berkurang atau menjadi terbatas, jika populasi ternak menjadi seragam dan
terdapat terlalu sedikit ternak yang berada di atas atau dibawah nilai rata-rata.
Seleksi diferensial dapat dihitung dari kedua penurunannya baik dari induk ataupun dari pejantan.

Seleksi differensial pada ternak jantan lebih tinggi daripada ternak betina. Ternak jantan mempunyai
potensi untuk menghasilkan lebih banyak keturunan jika dibandingkan dengan ternak betina.
Intensitas Seleksi mempengaruhi differensial semakin besar pula menghasilkan keturunan.

6 Agribisnis Pembibitan Ternak Ruminansia


Intensits seleksi adalah rasio antara differensial seleksi dengan simpangan baku suatu sifat.

Standar deviasi fenotip (P) adalah suatu penggambaran variasi yang terjadi untuk suatu sifat atau
karakter dari sekelompok ternak tertentu.

Intensitas seleksinya juga akan semakin tinggi pada ternak jantan sehingga rataan sifat-sifat
produksinya dapat lebih tinggi. Sebagai contoh pada program inseminasi buatan dimana pejantan
akan memilki kemampuan untuk menghasilkan anak yang lebih besar lagi dan memungkin kan
peningkatan jumlah anak per pejantan. Sedangkan pada ternak betina dengan menggunakan teknik
ovulasi berganda dan embrio transfer akan memperlihatkan proporsi ternak pengganti dapat
mengubah seleksi deferensial.

6.3. Interval Generasi.


Interval generasi adalah waktu antara generasi yang satu dan yang yang berikutnya ditentukan
dengan umur rata-rata dari penurunan ketika penurunannya lahir. Interval generasi juga dapat
diartikan sebagai rataan umur tetua pada saat anak-anaknya dilahirkan. Interval generasi ini
digunakan untuk menghitung rataan kemajuan seleksi per tahun. Interval generasi secara langsung
dapat mempengaruhi kemajuan seleksi per tahunnya.
Semakin besar interval generasi maka semakin kecil kemajuan seleksinya.

Interval generasi akan berbedabeda diantara species. Interval generasi pada sapi adalah antara 6-7
tahun, unggas 1 tahun, babi 2-3 tahun, dan pada manusia 30-35 tahun.

D. SELEKSI BIBIT TERNAK


Pada umumnya dalam memilih ternak untuk dipelihara menggunakan 4 (empat) dasar pemilihan :
1. Judging. Adalah penilaian ternak berdasarkan pengamatan secara visual, biasanya digunakan
dalam arena perlombaan atau kontes ternak
2. Pedigree. Yaitu pemilihan ternak didasarkan pada prestasi yang ditunjukkan oleh nenek
moyangnya
3. Pengujian atau tes produksi. Penilaian ternak didasarkan pada kondisi ternak berdasarkan
kesepakatan teknis tertentu.
4. Penampilan fisik ternak. Penilaian ternak didasarkan dari kondisi fisik ternak

7 Agribisnis Pembibitan Ternak Ruminansia


PENILAIAN TERNAK
Memilih ternak sebagai calon bibit pengganti ataupun calon penggemukan sering dirasa sulit
sebab diperlukan pengetahuan, pengalaman dan kecakapan yang cukup, serta criteria atau
persyaratan dasar. Kriteria atau persyaratan tersebut meliputi bangsa dan sifat genetis, bentuk luar
dan kesehatan, serta pengukuran untuk ternak besar (sapi).

Penilaian Sapi
Penilaian bentuk luar dan kesehatan sapi potong/perah perlu pengamatan dari jarak jauh,
dengan jarak sekitar 6 meter agar dapat diperoleh sapi pilihan. Penilaian jarak dekat dilakukan
dengan maksud untuk mengetahui kondisi ternak agar diperoleh suatu penilaian serta pengukuran
yang baik. Yang terakhir, peternak mengusahakan agar sapi yang telah diamati secara seksama dari
dekat tadi bangkit/bergerak. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kelincahan/kesehatan sapi.

A. Pengamatan dari samping


Bagian Tubuh Bagus Jelek

Ukuran tubuh Besar, cepat tumbuh Sangat kecil di bawah ukuran


normal
Keadaan tubuh Harmonis, simetris, padat berisi Tidak harmonis, tidak serasi
Temperatur (suhu tubuh) Suhu tubuh normal, untuk sapi Suhu tubuh tidak normal,
dewasa 38 – 39,50C untuk anak sapi di bawah
suhu normal
Sikap dan tingkah laku Tegap, mudah bereaksi dan Terus-menerus tiduan seperti
berdiri apabila didekati kelelahan
Pandangan sapi Mata cerah dan tajam Mata sayu
Dada Dalam Dangkal
Keadaan badan bawah dan Sejajar, paralel Bagian atas dan bawah tak
badan atas rata, lebih-lebih pada lipatan
dekat pangkal paha terlalu
cekung
Leher Pendek, tebal Panjang dan tipis

8 Agribisnis Pembibitan Ternak Ruminansia


Kaki Lurus, kuat, pendek dan Kaki kelahatan panjang,
keempat kakinya terletak pada lemah dan lengkung
titik berat yang sama
Bulu Halus Kasar

B. Pengamatan dari Belakang


Bagian Tubuh Bagus Jelek

Bagian tubuh depan dan Lebar dan harmonis Sempit


belakang
Tubuh bagian atas Lebar dan rata Cekung, sebaliknya perut
tulangnya menonjol
Paha Rata, lurus Kecil, bengkok
Keadaan tubuh Lebar, dalam, rata, berisii dan Sempit, ringan
padat
Posisi kaki Kuat, kedu kakinya longgar Lemah, pada bagian
persendian berhimpit

C. Pengamatan dari Depan


Bagian Tubuh Bagus Jelek

Bagian muka, bentuk kepala Muka pendek, dahi lebar, Kecil, panjang
lubang hidung lebar
Bahu Hidung bulat dan serasi Sempit, kecil dan ringan

9 Agribisnis Pembibitan Ternak Ruminansia


Badan Lebar Sempit
Kaki depan Kuat, tegak Lemah

D. Pengamatan dari Atas


Bagian badan depan sampai bagian belakang memiliki ketebalan daging yang beragam atau
penimbunan daging halus yang beragam. Bagian bahu dan lingkar dada atau iga depan rata tanpa
ada tonjolan. Sapi potong yang tampak rata, biasanya jumlah lemaknya cukup tinggi pada bagian
bahu, iga depan dan siku dalam, sedangkan bagian daging yang paling tebal terdapat di tubuh bagian
tengah. Sapi yang memiliki penimbunan daging yang cukup tebal kelihatan pendek dan meruncing
dari tulang pinggul sampai ke tulang tapis.

Keterangan :
1. Bahu
2. Kaki depan atas
3. Kaki depan bawah
4. Dada

Gambar 1.
Pengamatan keadaan tubuh ideal sapi potong dari depan dan penimbunan daging terjadi
pada bahu, kaki depan atas dan bawah, serta dada.

Gambar 2.
Pengamatan dari atas dan ketebalan daging sapi potong seragam antara bagian badan
depan dan belakang.

Khusus pada sapi perah, penilaian juga dilakukan terhadap alat penghasil susu (ambing).
Tanda-tanda ambing yang baik adalah :
 Bentuk dan ukuran : simetris, dan cukup besar. Ambing yang besar menjamin produksi susu
yang banyak

10 Agribisnis Pembibitan Ternak Ruminansia


 Puting : jumlahnya empat, ukuran sama dan letaknya simetris. Putting yang besar
akan memudahkan dalam pemerahan
 Kulit : kulit pada ambing halus, mudah dilipat dengan jari dan terdapat pembuluh-
pembuluh darah di bawah kulit

Penilaian Produksi Sapi


Penilaian produksi sapi dilakukan dengan didasari tujuan pemilihan sapi, sebab penilaian
produksi sapi potong berbeda dengan sapi perah. Penilaian produksi sapi potong yang baik adalah
sapi-sapi yang persentase karkasnya tinggi (lebih dari 60%) dan kandungan lemaknya rendah. Yang
dimaksud karkas sapi adalah hasil potongan/daging setelah dikurangi kepala, kulit, cakar, darah dan
iisi perut.
Sedangkan penilaian pada sapi perah lebih ditujukan pada produksi susu yang dihasilkan tinggi
serta kondisi eksterior sapi perah sehat. Untuk memenuhi persyaratan tersebut diperlukan
pemeliharaan yang baik dan mutu pakan yang memenuhi syarat.

Penilaian Kambing/Domba
Untuk dapat memilih calon bibit yang baik perlu diperhatikan hal-hal berikut :
1. Jenis domba
Karakteristik produksi jenis-jenis domba sangat variatif. Contohnya domba ekor tipis (local)
pertumbuhannya lambat, tetapi bersifat prolific (beranak 2 atau lebih dalam sekali bunting).
Sehingga jenis domba perlu diperhatikan untuk mendapatkan calon bibit yang baik.
2. Kesehatan.
Domba yang akan dipilih menjadi bibit harus sehat, yang dapat diketahui melalui tanda-tanda
fisiknya yang berupa : nafsu makan baik, mata bersinar, penampilan lincah tidak loyo atau
sempoyongan dan kulit halus, mengkilat, tidak mengidap penyakit kulit.
3. Tanda eksterior atau penampilan fisik.
Kriteria pemilihan domba sebagai bibit berbeda dengan domba yang akan digemukkan.
Pemilihan domba untuk digemukkan lebih fleksibel dibandingkan pemilihan domba untuk bibit.
Secara umum tanda eksterior domba dapat dilihat dari : ukuran kepala, leher, badan dan kaki
seimbang; tidak cacat; alat reproduksi : jantan memiliki 2 testes yang sama besar, betina
ambingnya besar dan simetris, puting lengkap 2 buah; mulut dan hidung besih serta punggung
lurus.
4. Usia atau umur ternak

11 Agribisnis Pembibitan Ternak Ruminansia


Domba yang dijadikan bibit sebaiknya yang berusia muda. Penentuan usia domba dapat
diketahui melalui recording/catatan ternak yang bersangkutan atau dengan menggunakan
rumus gigi.
5. Jenis kelamin
Pemilihan jenis kelamin penting terkait dengan tujuan pemeliharaan. Jika untuk penggemukan,
maka pemilihan domba jantan akan lebih menguntungkan disbanding domba betina. Sebab
domba jantan pertumbuhannya relative cepat dibanding domba betina. Jika sebagai pemacek,
maka jenis kelamin domba yang dijadikan bibit tergantung kebutuhan peternak.
Calon induk : berumur 1½ - 2 tahun, tidak cacat, bentuk perut normal, telinga kecil – sedang,
bulu halus, muka cerah/tidak lesu, ekor normal dan memiliki kemampuan kawin yang baik.
Calon pejantan : berumur 1½ - 2 tahun, tidak cacat, badan normal dan dari krturunan prolific,
tonjolan pada kaki besar, mempunyai buah zakar yang simetris dan sama besar, gerakan lincah
dan mampu kawin dengan baik.
6. Tidak cacat tubuh
Cacat tubuh domba antara lain : rahang atas dan bawah tidak rata, tanduk tumbuh melingkar
menusuk leher, hanya mempunyai satu buah zakar, atau dua tetapi besarnya tidak sama,
terdapat infeksi atau pembengkakan pada ambing, kaki berbentuk X atau pengkor, mata
buta/rabun dan ternak majir.
CONTOH SOAL PILIHAN GANDA :
1. Secara umum bibit ternak yang sehat mempunyai ciri-ciri antara lain …
A. Gerak aktif dan lincah
B. Mata pucat dan bulu kasar
C. Kotoran encer dan nafsu makan rendah
D. Pernafasan cepat dan lubang hidung kering
E. Denyut nadinya cepat

2. Ciri-ciri sapi tipe pedaging atau potong yang baik adalah …


A. Lambat mencapai dewasa, laju pertumbuhan cepat, efisiensi pakan tinggi
B. Cepat mencapai dewasa, laju pertumbuhan cepat, efisiensi pakan tinggi
C. Lambat mencapai dewasa, laju pertumbuhan lambat, efisiensi pakan tinggi
D. Lambat mencapai dewasa, laju pertumbuhan cepat, efisiensi pakan rendah
E. Lambat mencapai dewasa, laju pertumbuhan lambat, efisiensi pakan tinggi

3. Di bawah ini merupakan ciri calon induk sapi perah yang baik, kecuali...

12 Agribisnis Pembibitan Ternak Ruminansia


A. Tubuhnya luas ke belakang seperti baji.
B. Putingnya simetris
C. Perut menggantung
D. Punggung lurus
E. Kapasitas perut besar

4. Salah satu tujuan memperbaiki mutu ternak adalah ...


A. Menambah nilai harga ternak
B. Meningkatkan mutu ternak
C. Menambah kegemukan ternak
D. Meningkatkan nutrisi pakan
E. Meningkatkan konsumsi ternak

5. Kegiatan memilih ternak yang memilki produktifitas baik untuk dipelihara dan
dikembangbiakkan disebut dengan ...
A. Pembibitan
B. Seleksi
C. Perkawinan
D. Inseminasi
E. Culling

6. Kegiatan mengeluarkan dari kandang pada ternak yang memiliki performa jelek, disebut
dengan ...
A. Pembibitan
B. Seleksi
C. Perkawinan
D. Inseminasi
E. Culling

7. Heretabilitas adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu keadaan
mengenai ...
A. Penilaian produksi sapi yang akan dijadikan bibit
B. Seleksi ternak yang didasarkan pada pengamatan secara fisik
C. Pengujian kualitas semen pejantan yang akan dijadikan bibit

13 Agribisnis Pembibitan Ternak Ruminansia


D. Waktu antara generasi yang satu dan yang berikutnya pada satu induk
E. Kekuatan sifat menurun dari orang tua ternak pada keturunannya

8. Penilaian produksi sapi potong didsarkan pada keadaan utama berupa ...
A. Produksi susu
B. Produksi daging
C. Konsumsi pakan
D. Jumlah keturunan
E. Kemampuan mengawini

TUGAS SISWA DITULIS TANGAN DI KERTAS FOLIO BERGARIS


1. Untuk melakukan pembibitan ternak bisa dilakukan dengan kegiatan seleksi dan culling.
Jelaskan dan beri contoh dari kegiatan seleksi dan culling pada kambing etawa!
2. Ketika memilih ternak induk dan pejantan untuk bibit, maka hal-hal yang harus diperhatikan
adalah ...
3. Apa perbedaan ternak yang cacat dan yang sakit?
4. Penilaian secara visual dari arah samping pada sapi yang diperhatikan adalah ...
5. Dari mana seorang peternak memperoleh bibit untuk dipelihara? Jelaskan!

14 Agribisnis Pembibitan Ternak Ruminansia

Anda mungkin juga menyukai