Anda di halaman 1dari 15

CARA MENDUGA BOBOT BADAN, KARKAS, DAN DAGING SEEKOR SAPI HIDUP

Apr 12

CIRI EKSTERIOR BIBIT SAPI POTONG YANG BAIK


Posted in Sapi Potong 6 Comments »

Pemilihan ternak sapi untuk di pelihara atau sebagai calon pengganti bibit, memerlukan
keterampilan khusus, terutama untuk melatih pandangan serta penilaian akurat. Keberhasilan
pemilihan ternak sapi yang akan di pelihara akan sangat menentukan keberhasilan usaha ternak
walaupun semua bangsa dan tipe sapi bisa di jadikan bibit pengganti, namun agar diperoleh sapi
hasil yang baik diperlukan bangsa dan tipe sapi tertentu yang laju pertumbuhannya cukup dan
mutunyapun bagus serta mempunyai adaptasi yang tinggi terhadap lingkungannya.
Sehubungan pemilihan calon bibit ternak perlu mengetahui kriteria pemilihan sapi dan
pengukuran sapi, sebab pada saat peternak melakukan pemilihan diperlukan pengetahuan,
pengalaman dan kecakapan yang cukup diantaranya adalah:

1. Bangsa dan Sifat Genetik


Setiap peternak yang akan memelihara, membesarkan ternak untuk dijadikan calon bibit
pertama-tama harus memilih bangsa sapi yang paling disukai atau telah popular, baik jenis
import maupun lokal. Kita telah mengetahui bahwa setiap bangsa sapi memiliki sifat genetik
yang berbeda satu dengan yang lain, baik mengenai daging ataupun kemampuan dalam
beradaptasi terhadap lingkungan sekitarnya dalam hal beradaptasi dengan lingkungan ini antara
lain penyesuaian iklim dan pakan, berpangkal dari sifat genetik suatu bangsa sapi yang bias
diwariskan kepada keturunannya, maka bangsa sapi tertentu harus dipilih oleh setiap peternak
sesuai dengan tujuan dan kondisi setempat, pemilihan ini memang cukup beralasan sebab
peternak tidak akan mau menderita kerugian akibat factor lingkungan yang tidak menunjang.
Beberapa jenis bangsa sapi potong yaitu : Ongole, Peranakan Ongole, Brahman, Limousine,
Simmental, Angus, Brangus, Bali, Madura, Chorolais dan Santa Gertrudis.

2. Kesehatan
Bangsa sapi baik sapi sebagai calon bibit ataupun sebagai penghasil daging harus di pilih dari
sapi yang benar-benar sehat. Untuk mengetahui kesehatan sapi secara umum, peternak bisa
memperhatikan keadaan tubuh, sikap dan tingkah laku, pernapasan, denyut jantung, pencernaan
dan pandangan sapi.
Keadaan tubuh
o Sapi sehat, keadaan tubuh bulat berisi, kulit lemas.
o Tidak adanya eksternal parasit pada kulit dan bulunya, tidak ada tandatanda kerusakan dan
kerontokan pada bulu (licin dan mengkilat).
o Selaput lendir dan gusi berwarna merah muda, lebih mudah bergerak bebas.
o Ujung hidung bersih, basah dan dingin.
o Kuku tidak terasa panas dan bengkak bila diraba.
o Suhu tubuh anak 39,5 C – 40 C.
Sikap dan tingkah laku
o Sapi sehat tegap.
o Keempat kaki memperoleh titik berat sama.
o Sapi peka terhadap lingkungan (ada orang cepat bereaksi).
o Bila diberi pakan, mulut akan dipenuhi pakan.
o Cara minum panjang.
o Sapi yang terus menerus tiduran memberikan kesan bahwa sapi tersebut sakit atau mengalami
kelelahan.
Pernafasan
o Sapi sehat bernafas dengan tenang dan teratur, kecuali ketakutan, kerja berat, udara panas dan
sedang tiduran lebih cepat.
o Jumlah pernafasan : Anak sapi 30/menit, Dewasa 10-30/menit.
Pencernaan.
o Sapi sehat memamah biak dengan tenang sambil istirahat/ tiduran.
o Setiap gumpalan pakan di kunyah 60-70 kali.
o Sapi sehat nafsu makan dan minum cukup besar.
o Pembuangan kotoran dan kencing berjalan lancar
o Bila gangguan pencernaan, gerak perut besar berhenti atau cepat sekali.
o Proses memamah biak berhenti.
Pandangan mata.
o Sapi sehat pandangan mata cerah dan tajam.
o Sapi sakit pandangan mata sayu.

3. Seleksi calon bibit berdasarkan pengamatan/ penampilan fisik/eksterior


Bentuk atau ciri luar sapi berkorelasi positif terhadap faktor genetik seperti laju pertumbuhan,
mutu dan hasil akhir (daging). Bentuk atau ciri sapi potong yang baik, sebagai berikut :
o Ukuran badan panjang dan dalam, rusuk tumbuh panjang yang memungkinkan sapi mampu
menampung jumlah makanan yang banyak.
o Bentuk tubuh segi empat, pertumbuhan tubuh bagian depan, tengah dan belakang serasi, garis
badan atas dan bawah sejajar.
o Paha sampai pergelangan penuh berisi daging.
o Dada lebar dan dalam serta menonjol ke depan.
o Kaki besar, pendek dan kokoh.

Dalam melakukan pemilihan calon bibit, selain menentukan jenis kelamin, usia dan bobot badan,
pemilihan bakalan dapat dilakukan dengan pengamatan fisik atau penilaian (Judging) seperti
berikut :
Pandangan dari samping
o Penilaian dilakukan pada jarak 3,0-4,5m.
o Perhatikan kedalaman tubuhnya, keadaan lutut, kekompakan bentuk tubuh.
Pandangan Belakang
o Penilaian dilakukan pada jarak + 3,0 m
o Perhatikan kelebaran pantat kedalaman otot, kelebaran dan kepenuhannya
Pandangan Depan
o Penilaian pada jarak + 3,0 m
o Perhatikan bentuk dan ciri kepalanya kebulatan bagian rusak, kedalaman dada dan keadan
pertulangan serta keserasian kaki depan
Perabaan
Penilaian ini untuk menentukan tingkat dan kualitas akhir melalui perabaan yang dirasakan
melalui ketipisan, kerapatan, serta perlemakannya. Bagian-bagian daerah perabaan pada
penilaian (judging) ternak sapi
o Bagian rusuk
o Bagian Tranversusprocessus pada tulang belakang
o Bagian pangkal ekor
o Bagian bidang bahu
Penilaian tersebut dilakukan pada setiap individu ternak sapi yang akan dipilih dengan cara
mengisikan skor yang sesuai dengan penilaian melalui pengamatan, pandangan dan perabaan.
Dalam hal ini penilaian harus dilakukan seobjektif mungkin. Untuk menunjang hasil yang lebih
akurat, penilaian tersebut lazimnya dilengkapi lagi dengan pengukuran bagian-bagian tubuh
yaitu tinggi pundak/ gumba, panjang badan, lingkar dada dan dalam dada.

Pemilihan terhadap bibit sapi potong meliputi : Sifat kualitatif dan kuantitatif Sifat Kualitatif
meliputi :
o Warna bulu jantan dan betina
o Bentuk tanduk jantan dan betina
o Bentuk tubuh jantan dan betina
Sifat Kuantitatif meliputi :
o Berat badan jantan dan betina
o Tinggi gumba jantan dan betina
o Umur jantan dan betina
o Lingkar dada jantan dan betina
o Lebar dada jantan dan betina
o Panjang badan jantan dan betina
o Lingkar skrotum jantan
Syarat ternak yang harus diperhatikan adalah:
1. Mempunyai tanda telinga, artinya pedet tersebut telah terdaftar dan lengkap silsilahnya.
2. Matanya tampak cerah dan bersih.
3. Tidak terdapat tanda-tanda sering butuh, terganggu pernafasannya serta dari hidung tidak
keluar lendir.
4. Kukunya tidak terasa panas bila diraba.
5. Tidak terlihat adanya eksternal parasit pada kulit dan bulunya.
6. Tidak terdapat adanya tanda-tanda mencret pada bagian ekor dan dubur.
7. Tidak ada tanda-tanda kerusakan kulit dan kerontokan bulu.
8. Pusarnya bersih dan kering, bila masih lunak dan tidak berbulu menandakan bahwa pedet
masih berumur kurang lebih dua hari.

Untuk menghasilkan daging, pilihlah tipe sapi yang cocok yaitu jenis sapi Bali, sapi Brahman,
sapi PO, dan sapi yang cocok serta banyak dijumpai di daerah setempat. Ciri-ciri sapi potong tipe
pedaging adalah sebagai berikut:
1. tubuh dalam, besar, berbentuk persegi empat/bola.
2. kualitas dagingnya maksimum dan mudah dipasarkan.
3. laju pertumbuhannya relatif cepat.
4. efisiensi bahannya tinggi.
Pejantan yang baik memiliki ciri
Bentuk tubuh : besar kuat dan sehat, ukuran perut dan lingkar dada lebar
Bentuk kepala : besar pendek dan lebih besar daripada betina
Pungung : lurus kuat dan lebar, pinggangnya pun lebar
Tulang rusuk : jarak antar rusuk lebar, ukuran rusuk besar dan panjang
Paha : rata antara kedua paha tersebut juga cukup terpisah
Kaki : kuat terlebih kaki belakang
Tatap muka ke : 3 - 4

POKOK BAHASAN II

II. MANAJEMEN PENILAIAN

Tujuan Instruksional Umum :

 Mengetahui manfaat dan cara penilaian ternak potong, untuk mendapatkan


produktivitas ternak potong yang tinggi baik berdasarkan bentuk luar maupun
karkas yang dihasilkan.

Tujuan Instruksional Khusus :

 Mengetahui cara judging pada ternak potong.

 Mengetahui teknik scoring kondisi tubuh pada ternak potong.

 Mengetahui cara-cara penilaian karkas pada ternak potong.

 Mengetahui karakteristik ideal pada ternak potong.

Uraian Materi

Dalam proses pengembangbiakan ternak potong agar dapat menjamin


dihasilkannya keturunan yang baik untuk menyediakan bibit yang baik untuk tujuan
reproduksi maupun produksi bakalan, perlu diatur dan dikelola secara terarah dan hati-
hati. Peternak harus memahami karakteristik bibit yang baik atau bakalan yang baik
serta menyiapkan ternak pengganti (replacement stock) yang mempunyai produktivitas
minimal sama dengan tetuanya atau kelompok pemeliharaan periode sebelumnya.

A. Judging

Judging adalah salah satu cara yang dipergunakan dalam bidang peternakan
untuk mengetahui derajat karakteristik yang dimiliki oleh hewan, yang sangat penting
fungsinya untuk produksi. Judging dapat digunakan untuk melihat hubungan antara
bentuk luar dengan kualitas ternak. Peternak sebetulnya secara tidak sadar telah
mengetahui tentang judging. Pengetahuan tentang judging penting untuk membantu
peternak dalam menentukan bibit. Judging dapat menolong peternak dalam
hubungannya dengan pemberian pakan, seleksi, breeding dan pemasaran .
Judging merupakan penilaian subyektif terhadap ternak berdasarkan penampilan
luar / bentuk luar. Melalui pengamatan visual dipilih ternak dari sekelompok ternak
(mass selection) berdasar pada nilai standard ideal. Untuk dapat menilai seekor ternak,
seorang peternak harus mengetahui hal-hal sebagai berikut :

Memiliki pengetahuan tentang bagian-bagian tubuh ternak, terutama yang


berkaitan dengan konformasi tubuhnya.

Mengetahui criteria tipe ternak yang akan diusahakan, harus sesuai dengan
kebutuhan dan permintaan pasar.

Mampu menilai ternak potong secara akurat dan membuat keputusan


berdasarkan fakta.

Bersikap jujur dan netral disertai dengan alasan yang kuat dalam menentukan
penilaiannya.

Langkah-langkah penilaian :

 Penilaian melalui kecermatan pandangan

 Penilaian melalui kecermatan perabaan

 Penilaian melalui pengukuran bagian-bagian tertentu.

Seleksi yang dilakukan terhadap ternak selalu melalui judging, sehingga judging
merupakan tindakan seleksi dari sekelompok ternak. Penggolongan ternak yang akan
diseleksi berdasarkan pada : jenis kelamin, umur ternak, asal-usul ternak, bobot badan
dan bangsa. Sehingga judging tidak mungkin dilakukan kecuali diketahui macam ternak
yang akan diseleksi.

Judging pada sapi potong bibit

Untuk mendapatkan hasil yang baik, dalam melakukan penilaian sapi potong
bibit diperlukan alat penilaian dalam bentuk table skor, timbangan, alat pengukur tubuh
dll. Hal-hal yang perlu dilakukan adalah :

 Perhatian lebih ditujukan pada tipe individual daripada perototan atau kondisinya,
walaupun karakteristik idealnya sesuai dengan permintaan pasar.
 Melakukan pengamatan pada jarak yang mencakup keseluruhan frame ternak
yang dinilai. Pengamatan dilakukan dari samping dengan jarak 2,5 – 3 m, dari
depan dengan jarak 2,5 m dan dari belakang dengan jarak 2,5 m.

 Mengamati pada saat ternak berjalan untuk menilai pergerakannya atau adanya
kecacatan.

 Perabaan dilakukan untuk merasakan kualitas kulit, perdagingan dan


perlemakannya.

 Melakukan pengukuran ukuran-ukuran tubuh penting yang sesuai dengan tujuan


judging.
Judging pada sapi siap potong / siap jual

Penilaian sapi siap jual lebih ditekankan pada karakteristik konformasi dan
kondisi akhir daripada terhadap karakteristik jenis kelamin dan bangsa.

Karakteristik idealnya adalah sapi yang siap dipasarkan harus memiliki katagori
dan pertimbangan yang sesuai dengan selera konsumen dan secara ekonomis akan
lebih menguntungkan. Bentuk penilaiannya terlihat pada Tabel berikut :
Tabel 1. Daftar isian Penilaian Sapi Siap Jual/ Potong

Bagian yang dinilai Nilai Sapi Koreksi


standard
Penampilan Umum (35%)

1. Bobot badan (sesuai umur) 3

2. Bentuk tubuh (dalam, panjang, 10


simetris, halus, punggung
sejajar garis perut)
3. Kualitas (kepala ramping, kulit 7
lentur dengan ketebalan sedang,
bulu halus)
4. Kondisi tubuh (bulat, halus 15
merata, bebas cacat dan
bengkak, tidak kegemukan)
Kepala dan Leher (4%)

1. Kepala (lebar, mulut besar, 2


lubang hidung besar dan
terbuka, bersih)
2. Leher (pendek, tebal, halus, 2
merata sampai bahu)
Perempat Depan (10%)

1. Bahu (halus, kopak, luas dan 6


gempal pada bagian atas,
bersih)
2. Dada (ramping, serasi, lebar dan 2
penuh)
3. Kaki depan (lurus, terbuka lebar, 2
penuh)
Badan (30%)

1. Dada (penuh, dalam, lebar, 3


lingkar dada besar, belikat
penuh)
2. Rusuk (melengkung seperti 7
busur, perdagingan tebal dan
halus)
3. Punggung (luas, lurus, 8
berdaging tebal dan padat)
4. Pinggang / loin (luas, tebal, 10
berdaging padat dan halus)
5. Legok lapar /flank (ramping, 2
penuh, lemak tidak berlebihan)
Perempat Belakang (21%)

1. Pantan dan pinggul (halus, 2


tertutup perdagingan yang
merata)
2. Pinggul / rump (panjang, lebar 5
datar, pangkal ekor halus,
benjolan punggung terpisah
lebar)
3. Gandik / paha atas / round 10
(tebal, dalam dan penuh)
4. Betis / twist (penuh, dalam, 2
serasi)
5. Kaki belakang (lurus, terbuka 2
lebar)
NILAI TOTAL 100

Keterangan : koreksi dinilai oleh penilai final

Untuk form isian sapi bibit, menyesuaikan dengan karakteristik yang dinilai untuk sapi
bibit

Anda mungkin juga menyukai