1
PENDAHULUAN
Sapi barman Saat ini industri di Indonesia sangat tergantung pada impor,
padahal Indonesia memiliki banyak sapi potong yang sangat berpotensi. Oleh
karena itu, perlu adanya penelitian untuk mencari alternatifuntuk mengembangkan
sapi brahman, berkualitas dan kontinuitasnya terjamin
Sapi Brahman salah satu hal paling penting bagi para usahawan dan orang-
orang yang bekerja di bidang peternakan. Sapi brahman sendiri merupakan sapi
khusus dari hindia untuk hewan ternak. Bagi para usahawan ternak, sapi Brahman
sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hewan ternak kita.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................... 1
PENDAHULUAN................................................................................ 2
DAFTAR ISI......................................................................................... 3
1. SAPI BRAHMAN.................................................................... 4
A. SELEKSI SAPI BRAHMAN............................................. 5
B. PEMILIHAN BIBIT SAPI BRAHMAN............................ 7
C. SYARAT-SYARAT SAPI BRAHMAN............................ 8
D. TEKHNIK MEMILIH BIBIT SAPI BRAHMAN.............. 9
DAFTAR PUSTAKA
3
1. SAPI BRAHMAN
Sapi brahman adalah keturunan sapi Zebu atau Boss Indiscuss. Aslinya
berasal dari India kemudia masuk ke Amerika pada tahun 1849 berkembang pesat
di Amerika, Di AS, sapi Brahman dikembangkan untuk diseleksi dan ditingkatkan
mutu genetiknya[Setelah berhasil, jenis sapi ini diekspor ke berbagai negara. Dari
AS, sapi Brahman menyebar ke Australia. Di Amerika terbentuk perkumpulan
pembibit American Brahman Breeder Association, sedangkan di Australia
terbentuk Australian Brahman Breeder Association [Sapi Brahman masuk ke
Indonesia sejak zaman penjajahan Belanda.
Ciri khas sapi Brahman adalah berpunuk besar dan berkulit longgar,
gelambir dibawah leher sampai perut lebar dengan banyak lipatan-lipatan. Telinga
panjang menggantung dan berujung runcing. Sapi ini adalah tipe sapi potong
terbaik untuk dikembangkan.
4
sangat menentukan keberhasilan usaha ternak walaupun semua bangsa dan tipe
sapi bisa di jadikan bibit pengganti, namun agar diperoleh sapi hasil yang baik
diperlukan bangsa dan tipe sapi tertentu yang laju pertumbuhannya cukup dan
mutunyapun bagus serta mempunyai adaptasi yang tinggi terhadap
lingkungannya. Sehubungan pemilihan calon bibit ternak perlu mengetahui
kriteria pemilihan sapi dan pengukuran sapi, sebab pada saat peternak melakukan
pemilihan diperlukan pengetahuan, pengalaman dan kecakapan yang cukup
diantaranya adalah:
2) Kesehatan
Bangsa sapi baik sapi sebagai calon bibit ataupun sebagai penghasil
daging harus di pilih dari sapi yang benar-benar sehat. Untuk mengetahui
kesehatan sapi secara umum, peternak bisa memperhatikan keadaan tubuh,
sikap dan tingkah laku, pernapasan, denyut jantung, pencernaan dan
pandangan sapi.
5
1. Keadaan tubuh Sapi sehat, keadaan tubuh bulat berisi, kulit lemas.
a. Tidak adanya eksternal parasit pada kulit dan bulunya, tidak ada
tandatanda kerusakan dan kerontokan pada bulu (licin dan
mengkilat).
b. Selaput lendir dan gusi berwarna merah muda, lebih mudah
bergerak bebas.
c. Ujung hidung bersih, basah dan dingin.
d. Kuku tidak terasa panas dan bengkak bila diraba.
e. Suhu tubuh anak 39,5 C – 40 C.
f. Sapi sehat tegap.
g. Keempat kaki memperoleh titik berat sama.
h. Sapi peka terhadap lingkungan (ada orang cepat bereaksi).
i. Bila diberi pakan, mulut akan dipenuhi pakan.
j. Cara minum panjang.
k. Sapi yang terus menerus tiduran memberikan kesan bahwa sapi
tersebut sakit atau mengalami kelelahan.
2. Pernafasan
Pencernaan.
6
3. Pandangan mata.
Bentuk atau ciri luar sapi berkorelasi positif terhadap faktor genetik seperti
laju pertumbuhan, mutu dan hasil akhir (daging), (Warwick dkk, 1990). Bentuk
atau ciri sapi potong yang baik, sebagai berikut :
pemilihan bibit, selain menentukan jenis kelamin, usia dan bobot badan,
pemilihan bakalan dapat dilakukan dengan pengamatan fisik atau penilaian
(Judging) seperti berikut :
7
b. Perhatikan kelebaran pantat kedalaman otot, kelebaran dan
kepenuhannya
3. Pandangan Depan
a. Penilaian pada jarak + 3,0 m
b. Perhatikan bentuk dan ciri kepalanya kebulatan bagian rusak,
kedalaman dada dan keadan pertulangan serta keserasian kaki
depan
4. Perabaan
a. Bagian rusuk
b. Bagian Tranversusprocessus pada tulang belakang
c. Bagian pangkal ekor
d. Bagian bidang bahu
6. Tidak terdapat adanya tanda-tanda mencret pada bagian ekor dan dubur.
8
7. Tidak ada tanda-tanda kerusakan kulit dan kerontokan bulu.
8. Pusarnya bersih dan kering, bila masih lunak dan tidak berbulu
menandakan bahwa pedet masih berumur kurang lebih dua hari.
2. Ciri-ciri badan
Dahi luas, halus, matanya besar dan cerah. Muka pendek dengan
profil lurus. Brangus luas, mulut lebar, telinga sedang dengan tekstur baik
sesuai bangsa sapi. Sedang bagian leher pendek, halus, terpadu sampai
bahu dan tenggorokan bersih.
9
http://id.wikipedia.org/wiki/Sapi
http://www.situs-peternakan.com/2012/10/sejarah-sapi-di- indonesia.html
http://www.katsanakes.com/2014/09/klasifikasi-sapi.html
10