Anda di halaman 1dari 11

Pembuatan Silase Rumput dan Tebon Jagung

Menjawab berbagai pertanyaan pembaca Web lembahgogoniti.com tentang Pengawetan Hijauan


Makanan Ternak (HMT) kami akan jawab dengan membahas cara pengawetan hijauan dari
rumput dan tebon (batang jagung). Tebon mempunyai potensi besar untuk diolah menjadi silase.
Pada daerah yang potensial untuk kemitraan dengan Perusahaan benih hibrida tebon jagung
sangat melimpah. Pada sentra daerah yang potensi di tanaman jagung manis juga mempnuyai
keunggulan karena umur panen hanya 65 hari dan rasa lebih manis. Tujuan pengawetan bahan
pakan rumput atau tebon dalam bentuk segar ketika ketersediaannya berlimpah atau pada
saat melebihi kebutuhan dalam suatu periode waktu tertentu. Dengan penyimpanan bentuk
segar ini, maka kualitas gizinya tidak menurun secara dratis ketika digunakan 2 – 6 bulan
kemudian. Kami akan membahas secara praktis cara pembuatan silase rumput dan tebon jagung
ini karena secara proses ada perbedaan. Untuk pembahasan secara teoritis mengenai silase akan
kami bahas pada artikel berikutnya.

ALAT :

1. Alat pemotong/Chopper jika tidak ada bisa menggunakan alat pemotong manual seperti
sabit dengan panjang sekitar 5 cm
2. Sekop untuk mengaduk adonan
3. Silo (tempat untuk memproses Silase
4. Plastik untuk alas atau penutup, bisa juga menggunakan kantong plastik

BAHAN :

1. Rumput atau tebon jagung


2. Dedak padi/ Tepung Gaplek 4% dari berat bahan baku
3. Molases/tetes tebu 2 % dari berat bahan baku

CARA PEMBUATAN SILASE PADA MUSIM HUJAN (lihat diagram alir di bawah
artikel ini)

1.Bahan silase di potong-potong dengan ukuran sekitar 5 cm.


2.Pada musim hujan bahan silase rumput dan tebon jagung perlu dilayukan untuk mengurangi
kadar air,
3.Tambahkan dan campur bahan hijauan yang telah dilayukan dengan dedak padi, tetes tebu,
tepung gaplek jumlahnya 4% dari hijauan yang akan di silase
4.Aduk adonan menjadi satu dan campurkan secara merata
5.Masukkan Adonan yang sudah tercampur secara merata ke dalam silo/kantung plastik.
Kemudian dipadatkan.(ukuran standar kepadatan:650kg harus dapat masuk dalam silo ukuran 1
meter kubik dengan cara diinjak injak (Untuk memaksimalkan proses silase, silo plastik
menjadi menurut penelitian LIPI harus diikat atau divakum 6.kemudian diperam (diinkubasi)
selama 21 sampai 30 hari)
7.Ditutup rapat dan tidak boleh ada lubang udara. Tutup atas ditindih dengan karung-karung
berisi tanah atau pasir.
8.Proses silase /fermentasi berlangsung sekitar 21 hari lebih
9.Apabila proses berjalan baik, ditandai dengan tidak adanya jamur dan baunya asam, maka
penyimpanan dapat dteruskan sampai saat dibutuhkan
10.Pengambilan silase harus secara cepat dan segera diutup kembali, Bahan pakan hasil silase
yang sudah dikeluarkan dari silo harus segera diberikan ke ternak

Gambar Rumput yang diberi tambahan dedak / tetes / tepung gaplek

CARA PEMBUATAN SILASE PADA WAKTU MUSIM KEMARAU

Pada waktu diwaktu musim kemarau tebon jagung tidak perlu dilayukan terlebih dahulu dan
langkah selanjutnya sama seperti cara pembuatan silase pada musim penghujan

Diagram Alir Pembuatan Silase


Kriteria Silase yang baik :
Indikasi dan penjelasan serta nilai keberhasilannya:
KEWANGIAN

1. Wangi seperti buah‐buahan dan sedikit asam, sangat wangi dan terdorong untuk
mencicipinya. Nilai 25
2. Ingin mencoba mencicipinya tetapi asam, bau wangi Nilai 20
3. Bau asam, dan apabila diisap oleh hidung,rasa/wangi baunya semakin kuat atau sama
sekali tidak ada bau. Nilai 10
4. Seperti jamur dan kompos bau yang tidak sedap. Nilai 0

RASA

1. Apabila dicoba digigit, manis dan terasa asam seperti youghurt/yakult. Nilai 25

PENGAWETAN HIJAUAN DENGAN CARA SILASE


UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA

шаблоны RocketTheme
Форум вебмастеров
User Rating: /3
Poor Best
Parent Category: Info Teknologi
Post 23 April 2015
By Administrator
Hits: 4298

Oleh : Yenni Yusriani

Permasalahan utama dari penyediaan pakan ternak ruminansia adalah tidak terpenuhinya jumlah
dan kecukupan nilai nutrisi yang disebabkan antara lain ketersediaaan pakan yang tidak terus
menerus (kontinyu) sepanjang tahun. Pada musim penghujan produksi pakan terutama hijauan
tinggi dan terjadi kekurangan pada musim kemarau.

Selain itu, bahan pakan pada umumnya berasal dari limbah pertanian yang kandungan nutrisi
protein kasarnya rendah dan serat kasarnya tinggi. Kandungan serat kasar dalam bahan pakan
sebagian besar berasal dari komponen selulosa lignin (karbohidrat komplek ) sehingga sulit
dicerna oleh ternak.

Pendekatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi problematika tersebut adalah dengan
teknologi silase. Caraini memungkinkan untuk mengolah bahan pakan hijauan untuk
meningkatkan kecernaan dari bahan pakan yang pada umumnya mengandung serat kasar yang
tinggi. Pengawetan bahan pakan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan cara kering,
yaitu pembuatan hijauan kering dan jerami kering dan cara basah, yakni melakukan fermentasi
hijauan segar, misalnya rumputatau hasil sampingpertanian, seperti jerami jagung (corn stover)
dalam keadaan terkontrol yangdikenal dengan istilah pembuatan silase.

Utomo (2012), menambahkan ada cara lain untuk pengawetan bahan pakan yaitu haylage
(perpaduan antara hay dan silase), yakni silase yang dibuat dari hijauan pakan yang berkadar air
rendah (40 – 50%).Syarat hijauan yang dibuat silase adalah segala jenis tumbuhan atau hijauan
serta bijian yang disukai oleh ternak, terutama yang mengandung banyak karbohidratnya.

Silase dapat dibuatdari berbagai jenis hasil panen. McDonald et al. (1991) menyatakan bahwa
silasemerupakan bahan pakan yang diproduksi secara fermentasi, yaitu dengan carapencapaian
kondisi anaerob. Selanjutnya Bolsen et al. (2000) menambahkan bahwa silase adalahbahan
pakan yang diproduksi melalui proses fermentasi.Bahan tersebut berupatanaman, hijauan, limbah
pertanian yang mengandung kadar air lebih dari 50%.

Sapienza & Bolsen (1993), menuliskan pembuatan silase tidak tergantung pada musim.
Keberhasilan pembuatansilase berarti memaksimalkan nutrien yang dapat diawetkan. Schroeder
(2004), menerangkan bahwa silase dapat mengurangi tenaga kerja dankehilangan nutrisi dengan
proses fermentasi yang akhirnya akan mengawetkan hasilpanen. Lebih lanjut Balitbangtan
(2003) mengungkapkan bahwa pembuatan silase dapat mengatasikekurangan pakan ternak pada
musim kemarau serta menampung kelebihan produksipakan atau memanfaatkan pakan pada saat
pertumbuhan terbaik.

Pieper (1996), menambahkan silase dapat memaksimalkan feed intake dan mengurangi
pencemaran udara. Proses fermentasi yang optimum pada silase juga dipengaruhi oleh
lingkungan. Kualitas silase dipengaruhi oleh faktor biologi yaitu tahap kematangan bahan pakan
juga teknologi yang dipergunakan saat pembuatan silase (Bolsen et al. 2000). Jika dibandingkan
dengan pembuatan hay dan amoniasi, pembuatan silase memiliki kelebihan yaitu:

▪ Hijauan tidak mudah rusak oleh hujan pada waktu dipanen

▪ Tidak banyak daun yang terbuang

▪ Silase umumnya lebih mudah dicerna dibandingkan hay dan amoniasi

▪ Karoten dalam hijauan lebih terjaga dibanding hay dan amoniasi

Sedangkan kelemahan pembuatan silase adalah perlunya ongkos panen, perlunya mengisi silo
dan biaya pembuatan silo sebagai tempat penyimpanan.
Silase dan Proses Pembuatannya

Silase adalah pakan yang telah diawetkan yang diproses dari bahan baku berupa tanaman
hijauan, limbah industri pertanian, serta bahan pakan alami lainnya, dengan jumlah
kadar/kandungan air pada tingkat tertentu, kemudian dimasukkan dalam sebuah tempat yang
tertutup rapat kedap udara yang biasa disebut dengan Silo, selama tiga minggu.
Dalam silo tersebut akan terjadi beberapa tahap proses anaerob (proses tanpa udara/oksigen),
dimana bakteri asam laktat akan mengkonsumsi zat gula yang terdapat pada bahan baku,
sehingga terjadi proses fermentasi.

Silase yang terbentuk karena proses fermentasi ini dapat disimpan untuk jangka waktu yang lama
tanpa banyak mengurangi kandungan nutrisi dari bahan bakunya.Tujuan utama pembuatan silase
adalah untuk memaksimumkan pengawetan kandungan nutrisi yang terdapat pada hijauan atau
bahan pakan ternak lainnya, agar bisa disimpan dalam kurun waktu yang lama, untuk kemudian
diberikan sebagai pakan bagi ternak terutama untuk mengatasi kesulitan dalam mendapatkan
pakan hijauan pada musim kemarau.

Proses Pembuatan Silase

Cara pembuatan silase adalah sebagai berikut:

Hijauan atau rumput dilayukan, dipotong-potong (5-10) cm, diberi tambahan karbohidrat sebagai
substrat bakteri (misal tetes/molases, tepung jagung, dedak halus, onggok), kurang lebih 3%
dicampur rata, dimasukkan kedalam silo (tempat penyimpanan), dipadatkan dan ditutup rapat
dan setelah 3 minggu, silo dapat dibuka dan siap diberikan kepada ternak. Apabila silo baik dan
benar dalam pembuatannya maka dapat bertahan 2-3 tahun selama tetap berada dalam keadaan
kedap udara.

Penyiapan Silo

Silo hanyalah nama sebuah wadah yang bisa ditutup dan kedap udara, artinya udara tidak bisa
masuk maupun keluar dari dan ke dalam wadah tersebut. Wadah tersebut juga harus kedap
rembesan cairan. Untuk memenuhi kriteria ini maka bahan plastik merupakan jawaban yang
terbaik dan termurah serta sangat fleksibel penggunaannya. Ukurannya disesuaikan dengan
kebutuhan, mulai kantong keresek plastik ukuran satu kilogram, sampai silo silindris dengan
garis tengah 100 meter dan ketinggian 30 meter.Gentong plastik (biasanya berwarna biru) yang
mempunyai tutup yang bisa dikunci dengan rapat, merupakan salah satu pilihan yang terbaik.
Karena di samping ukurannya yang sedang sehingga mudah untuk diangkat, kemudian dengan
penambahan jumlah bisa memenuhi kebutuhan yang lebih banyak.

Jika ingin membuat dalam jumlah yang banyak, maka cara yang termurah adalah dengan
menggali tanah. Ukuran disesuaikan dengan kebutuhan. Kemudian menggunakan kantong
plastik sehingga penutupannya bisa dilakukan agak rapat.

Penggunaan dan Penyimpanan Silase


Silase bisa digunakan sebagai salah satu atau satu satunya pakan kasar dalam ransum
sapi potong. Pemberian pada sapi perah sebaiknya dibatasi tidak lebih 2/3 dari jumlah pakan
kasar. Silase juga merupakan pakan yang bagus bagi domba tetapi tidak bagus untuk kuda
maupun babi. Silase merupakan pakan yang disukai ternak terutama bila cuaca panas. Apabila
ternak belum terbiasa mengkonsumsi silase, maka pemberiannya sedikit demi sedikit dicampur
dengan hijauan yang biasa dimakan. Silase dengan kualitas yang baik akan menampilkan ciri-ciri
khasnya yaitu : baunya agak wangi, rasanya manis dan sedikit asam, warnanya hijau kekuning-
kuningan, tidak berjamur, waktu dibuka suhu tidak panas (kurang 30oC), apabila dipegang kering
dan teksturnya lembut, tidak menggumpal, pH berkisar antara 4 – 4,5 dan nilai nutrisi yang ada
dalam silase meningkat.

Cara Pemberian pada Ternak

Pemberian silase pada ternak harus dilakukan dengan memperhatikan respon ternak. Silase
mempunyai aroma dan rasa yang khas, maka tidak semua ternak langsung mempunyai respon
yang baik.

1. Pengambilan silase harus dilakukan secara hati-hati, silo harus cepat –cepat ditutup agar udara
tidak masuk. Silase paling baik disimpan dalam silo yang berukuran sesuai dengan kebutuhan,
sekali ambil isi silo habis. Misalnya setiap hari dibutuhkan 100 kg silase, maka kapasitas silo
juga 100 kg.

2. Sebelum diberikan pada ternak silase diangin-anginkan terlebih dahulu, jangan diberikan
langsung pada ternak.

3. Untuk ternak yang belum terbiasa makan silase, pemberian dilakukan sedikit-sedikit dicampur
dengan hijauan segar yang dikurangi secara bertahap. Jika sudah terbiasa silase dapat diberikan
sesuai dengan kebutuhan ternak setiap hari.

DAFTAR PUSTAKA

Balitbangtan, Balai Penelitian dan Pengembangan. 2003. Karakteristik organoleptissilase


Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) akibat penambahan kulturmikroba campuran. Jawa
Tengah.

Bolsen KK, Ashbell G, Wilkinson JM. 2000. 3 Silage additives. Di dalam WallaceRJ, Chesson
A, editor. Biotechnology in animal feeds and animal feeding.Weinheim. New York. Basel.
Cambridge. Tokyo: VCH. p 33-54.

McDonald P, Henderson AR, Heron SJE. 1991. The Biochemistry of Silage. Britain:Chalcombe
Publication.
Cara Pembuatan Silase Tebon Jagung sebagai antisipasi
saat panen tebon Berlimpah dan Persediaan Pakan Hijauan
Saat Kemarau Panjang
Silase Tebon Jagung dan Rumput Gajah. Pada prinsipnya pembuatan silase dengan bahan
baku rumput gajah maupun tebon jagung adalah sama. Tetapi untuk hasil yang terbaik terutama
dalam hal kandungan nutrisinya lebih direkomendasikan menggunakan tebon jagung. Meskipun
harganya mahal, tebon jagung memiliki kandungan gizi yang lebih baik daripada rumput gajah.
Tetapi jika didaerah anda hanya tersedia rumput gajah atau harga tebon terlalu tinggi maka
pilihan pembuatan silase dengan rumput gajah menjadi satu-satunya alternatif.
Untuk diolah menjadi silase tebon dibutuhkan tebon dengan maturity atau umur panen yang agak
tua karena kandungan airnya sudah tidak terlalu banyak. Pengawetan rumput maupun tebon
dengan membuatnya menjadi silase salah satu tujuannya adalah sebagai antisipasi kemarau
karena seperti yang sering terjadi sepanjang tahun kondisi kemarau bisa berubah-ubah kadang
waktunya panjang kadang waktu kemarau pendek. Sebagai antisipasi kemarau yang panjang
inilah kita butuh membuat silase saat panen tebon jagung maupun rumput gajah berlimpah.
Dengan penyimpanan bentuk segar berupa silase ini, maka kualitas gizinya tidak menurun
secara dratis ketika digunakan 2 – 6 bulan kemudian bahkan kita bisa menyimpan silase ini
sampai selama 1 tahun lebih.

Kandungan Nutrisi Tebon Jagung

No. Jenis bahan BK(%) PK(%) LK(%) SK(%) TDN(%


1. Tebon jagung 34-56 91,1 10,7 2,1 30,5 59
2. Tebon jagung 56-70 92,2 9,9 1,9 29,6 54,3
3. Tebon jagung 99-112 91,3 9,2 2,3 25,7 49,6

Sedangkan kandungan nutrisi rumput gajah adalah 19,9% bahan kering; 10,2 % protein
kasar; 1,6% lemak; 34%,2 serat kasar; 11,7% abu; dan 42,3% bahan esktrak tanpa nitrogen.

Berikut cara membuat Silase


Bahan dan Alat:

 Tebon Jagung atau Rumput gajah


 Dedak padi atau kalau tidak ada bisa menggunakan tepung gaplek
 Tetes Tebu / Molasses
 Chopper atau Arit / Sabit
 Sekop/Pengaduk
 Silo
 Kantong Plastik

Proses Pembuatan Silase

 Langkah pertama adalah memotong-motong tebon jagung atau rumput gajah dengan
panjang sekitar 5 cm
 Setelah proses chopper atau pemotongan tebon selesai, campurkan bahan yang lain yaitu
dedak padi/tepung gaplek dengan dosis takaran 4% dari berat tebon yang dibuat silase.
Sedangkan untuk takaran tetes tebu atau molases adalah sekitar 2 % dari berat bahan
baku silase. Selanjutnya aduk campuran tersebut secara merata.
 Masukkan bahan-bahan yang sudah tercampur secara merata ke dalam silo/kantung
plastik dan dipadatkan.Standar ukuran standar kepadatan: 650kg harus dapat masuk
dalam silo ukuran 1 meter kubik dengan cara diinjak injak
 Silo atau kantong plastik atau ember khusus harus ditutup rapat dan tidak boleh ada
lubang udara. Tutup atas ditindih dengan karung-karung berisi tanah atau pasir. Biarkan
proses ini lebih kurang selama 21 - 23 hari.
 Setelah waktu fermentasi mencukupi maka silase tebon jagung / rumput gajah ini sudah
bisa diberikan pada ternak sapi maupun kambing dan domba. Salah satu tanda bahwa
proses pembuatan silase berjalan baik dan silase berhasil/bagus akan ditandai dengan
tidak adanya jamur dan baunya asam. Jika tidak dipakai dan dipastikan kondisi silase
baik (berhasil) maka silase dapat disimpan sampai saat dibutuhkan.
 Dengan penyimpanan yang benar-benar kedap udara kita dapat menyimpan silase sampai
lebih dari 1 tahun, hanya saja perlu diperhatikan penyusutan berat silase selama
penyimpanan jika terlalu lama karena berpotensi menjadikan pakan silase jadi bernilai
mahal dan tidak ekonomis lagi.
 Jika akan diberikan pada ternak sapi maka cara pengambilan silase yang baik adalah
harus secara cepat dan segera diutup kembali
 Sebaiknya Silase yang sudah dikeluarkan dari silo langsung diberikan ke ternak

Silakan Baca Juga:


Fermentasi Jerami: Cara Mengawetkan Jerami dengan
Metode Fermentasi, Menambah Nutrisi dan Tahan Lama
(Klik di Sini)
Note:

 Jika memungkinkan maka salah satu cara untuk memaksimalkan proses silase, silo
plastik menjadi menurut penelitian LIPI harus diikat atau divakum kemudian diperam
(diinkubasi) selama 21 sampai 30 hari.
 Untuk mencapai kandungan air yang ideal dalam pembuatan silase maka diperlukan
perlakuan pendahuluan terhadap bahan, baik untuk menurunkan kandungan air (terutama
pada hijauan) dengan pelayuan maupun untuk meningkatkan kandungan air dengan
penambahan air pada bahan.
 Estimasi kandungan air bahan baku untuk aplikasi tingkat lapangan sangat tergantung
pada kemampuan dan pengalaman pembuat silase.
 Berdasarkan pengalaman dapat ditentukan lama pengeringan atau jumlah air yang perlu
ditambahkan agar diperoleh kondisi pembuatan silase yang ideal.
 Secara sederhana jumlah air yang ditambahkan dapat ditentukan dengan membagi
kandungan bahan kering awal dengan bahan kering akhir yang ingin dicapai dan hasilnya
dikurangi jumlah kadar air.

Ciri-ciri Silase Yang Baik

 Jika dicium, silase yang baik baunya akan asam dan agak wangi
 Tekstur tebon lembut
 Tidak tercium bau busuk
 Tidak ditumbuhi Jamur
 Apabila dirasa akan sedikit asam dan manis
Demikian cara sederhana pembuatan silase sebagai upaya menyimpan hijauan dalam jangka
lama sehingga bisa digunakan saat paceklik pakan ternak ketika kemarau panjang.

Silakan Sebarkan dan Bagikan Artikel ini Jika anda Suka dan mungkin Bermanfaat bagi
rekan-rekan dan kolega anda sesama peternak. Terima kasih.

Read more: http://tipscarapeternak.blogspot.co.id/2015/11/cara-membuat-silase-tebon-jagung-


dan.html#ixzz43hs474KY

Anda mungkin juga menyukai