Anda di halaman 1dari 13

MANAJEMEN PEMELIHARAAN TERNAK KAMBING

A. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kambing dan domba merupakan salah satu ternak unggulan di Indonesia yang
berkontribusi penting dalam pemenuhan gizi masyarakat. Populasinya tersebar di seluruh
Indonesia. Permintaan daging yang tinggi menjadi prospek yang baik untuk beternak. Usaha
beternak kambing dan domba merupakan peluang bisnis yang cukup menjanjikan. Hal ini
karena permintaan kambing dan domba yang tinggi karena kambing dan domba juga
digunakan sebagai salah satu pemenuhan kebutuhan hari raya keagamaan maupun adat.
Pelaku bisnis yang menekuni bidang ini juga masih belum banyak. Selain itu permintaan
ekspor ke beberapa negara masih belum dapat dipenuhi.

Perkembangan populasi kambing dan domba di Indonesia hingga tahun 2019 terus
mengalami peningkatan. Hingga tahun 2018 trend peningkatan rata-rata sebesar 2,5% per
tahun (Outlook daging kambing/domba, Kementan, 2018). Berdasar data statistik peternakan
tahun 2019, populasi ternak kambing Indonesia 18,98 juta ekor, domba 17,80 juta ekor.
Selama 6 tahun terakhir, daerah sentra populasi kambing dan domba di Indonesia berada di
provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sumatera Utara.

Kebutuhan kambing dan domba setiap tahun terus mengalami peningkatan. Terutama di
bulan haji (Idul adha) untuk kurban dan untuk Aqiqoh. Dengan terus meningkatnya
kebutuhan tersebut, membuat harga kambing dan domba menjadi naik. Keistimewaan dalam
beternak kambing dan domba yaitu pemeliharaannya yang mudah, tidak membutuhkan lahan
yang luas, modal tidak besar, berbagai sumber pakan tersedia, cepat mendapatkan hasil, jarak
periode beranak pendek, kemampuan beradaptasi tinggi, penghasil beberapa produk seperti
daging, susu, dan sebagian rambut.

1.2 Maanfaat

sebagai bahan pertimbangan untuk pengembangan usaha ternak kambing dimasa yang
akan datang dan juga diharapkan dapat memberikan informasi untuk penelitian selanjutnya.
B. Pembahasan

Jika Anda saat ini sedang berpikir untuk menambah penghasilan, tidak ada salahnya
mempertimbangkan untuk menjalankan usaha budi daya kambing. Mengapa budi daya
kambing merupakan pilihan tepat dalam beternak kambing? Alasannya adalah karena
semakin meningkatnya jumlah permintaan kambing di kalangan masyarakat. Jika ingin
beternak kambing, Anda harus tahu cara ternak kambing jenis tersebut. Berikut tahapan budi
daya kambing.

1. Pemilhan bibit

Sebelum menjalankan usaha budi daya kambing, hal pertama yang paling penting adalah
mengenai pemilihan bibit yang berkualitas. Dalam memilih pejantan, Anda harus lebih fokus
pada kambing pejantan yang memiliki tubuh sehat dan besar. Pejantan berkualitas adalah
yang memiliki bulu mengkilap dan memiliki tingkat reproduktivitas yang tinggi. Untuk bibit
betina, pilihlah yang tidak terlalu gemuk dan juga memiliki ambing yang normal.

2. Memahami waktu kawin

Setelah memilih bibit yang tepat, hal kedua yang perlu Anda perhatikan dalam cara
beternak kambing adalah dengan mengetahui waktu kawin yang tepat bagi kambing tersebut.
Biasanya kambing berumur 8 bulan sudah siap untuk dikawinkan karena sudah memiliki
birahi. Perlu diperhatikan pula tanda-tanda yang mengindikasikan kambing Anda sudah siap
untuk kawin, seperti kegelisahan, alat kelamin kambing menjadi kemerahan dan bengkak,
ekor yang digerak-gerakkan, dan juga berkurangnya nafsu makan.

3. Penanganan kelahiran

Setelah dilakukan pembibitan dan juga perkawinan, tentu hal berikutnya yang perlu


diperhatikan adalah mengenai penanganan pada proses kelahiran. Hal yang perlu Anda
perhatikan pertama kali adalah mengenai tanda dari kambing yang hendak melahirkan. Tanda
yang paling umum adalah kambing tersebut akan menggaruk-garuk tanah pada kandang dan
tampak gelisah. Anda harus turut serta dalam proses kelahiran guna menghindari hal-hal yang
tidak diinginkan.
4. Perawatan anak kambing

Bagi semua peternak kambing, kelahiran anak kambing tentu menjadi momen yang sangat
menggembirakan. Akan tetapi, akan menjadi tantangan karena perlu
dilakukan perawatan yang benar terhadap anak kambing tersebut. Hal yang perlu Anda
perhatikan adalah memastikan anak kambing tersebut mendapat susu dari sang induk.
Memang benar bahwa sekali-kali induk enggan untuk menyusui anaknya. Dalam kasus ini
Anda dapat memberikan susu buatan pada anak kambing. Cara membuat susu jalang
atau kolostrum buatan = ½ liter susu segar atau susu bubuk yang sudah di larutkan + 1 butir
kuning telur ayam + ½ sendok makan gula pasir + 1 sendok teh minyak ikan, dicampur
merata baru di masak sambil di aduk sampai hangat, baru diberikan pada cempe dengan dot.

5. Pemahaman lama penyusuan

Banyak peternak yang tidak paham mengenai kebutuhan proses penyusuan bagi anak
kambing oleh sang induk. Ketidakpahaman tersebut tentu dapat berisiko membuat anak
kambing kekurangan gizi karena tidak memperoleh asupan susu yang tepat oleh sang induk.
Dalam hal ini, Anda perlu benar-benar mengerti lamanya standar lama penyusuan yang
diperlukan oleh sang anak kambing. Pada umumnya penyusuan akan memerlukan waktu 2—
3 bulan. Akan tetapi, pada sistem beternak tradisional, lama perlunya penyusuan adalah
hingga 6 bulan.

6. Pemahaman umur kambing

Hal selanjutnya yang diperlukan untuk beternak dan melakukan pembesaran anak kambing


adalah mengenai pemahaman Anda tentang umur kambing itu sendiri. Tujuannya adalah
untuk melakukan perawatan dan pemberian pakan yang sesuai dengan umur kambing
tersebut. Cara mengetahui umur kambing adalah dengan memeriksa jumlah gigi kambing
tersebut. Semakin banyak gigi permanen yang muncul berarti semakin tua kambing tersebut.

7. Pemberian pakan yang tepat

Tentu salah satu cara budi daya kambing yang tepat adalah yang berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan pakan kambing tersebut. Hal yang benar-benar harus diperhatikan
para peternak kambing adalah mengenai kesesuaian pakan dengan umur kambing. Kambing
anakan tentu akan mendapat asupan susu dari induk. Kambing dewasa memerlukan
setidaknya satu bagian daun dan 3 bagian rumput. Sementara itu, untuk kambing yang
hendak dikawinkan perlu 2 bagian daun yang memiliki protein tinggi dan 3 bagian rumput.
Untuk kambing bunting (hamil), Anda perlu memberikan 3 bagian daun dan 3 bagian rumput.

8. Menyiapkan kandang yang berkualitas

Sudah tentu bila Anda ingin berusaha budi daya kambing, harus memerhatikan kualitas
kandang yang dimiliki. Kandang dibuat sesuai ukuran dan jumlah kambing yang hendak
diternakkan. Pastikan kandang tersebut memenuhi beberapa unsur kualitas. Salah satunya,
Anda harus mudah melakukan pengawasan terhadap kambing yang ada pada kandang
tersebut.

C. Pentingnya Memperhatikan Kesehatan Ternak


Salah satu kunci sukses untuk mencapai produktivitas yang optimal dalam beternak kambing
dan domba adalah penerapan manajemen kesehatan yang baik. Dengan menerapkan
manajemen kesehatan ternak yang baik, diharapkan gangguan serangan penyakit dapat
diminimalkan.

Pemeriksaan kesehatan pada ternak kambing dan domba secara berkala sangat diperlukan
agar ternak kambing tetap terjaga dari gangguan penyakit. Pemeriksaan atau pemantauan
kesehatan sebaiknya dilakukan setiap hari yang bertujuan untuk memantau kondisi kesehatan
ternak dan mengetahui ada tidaknya abnormalitas pada ternak tersebut. Jika ditemukan gejala
ternak sakit atau adanya abnormalitas, dapat segera dilakukan tindakan penanganan.

Dalam melakukan pemeriksaan kesehatan ternak, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,
seperti nafsu makan, kondisi area sekitar (pengamatan feses, urin, ada tidaknya darah),
mengamati kondisi ternak (hidung, kejernihan mata dan bulu ternak, ), mengamati cara ternak
berdiri dan bergerak, jalan normal atau pincang, ada tidaknya luka atau pembengkakan.
Kambing atau domba yang sakit dapat menunjukkan gejala seperti:

 Nafsu makan berkurang


 Tubuh terlihat lemah, lesu
 Rambut kasar, kusam, rontok
 Menggaruk-garuk badan
 Mata sayu/ suram, mulut dan hidung kering
 Berat badan menyusut
 Adanya luka di tubuh
 Sempoyongan, ambruk
 Kotoran tidak normal (warna, bau, encer/ keras)
 Jalan picang
Apabila saat memeriksaan ternak ditemukan gejala di atas, patut dicurigai bahwa kambing
atau domba tersebut dalam kondisi tidak sehat. Sehingga untuk menghindari terjadinya
penularan atau penyebaran penyakit lebih lanjut sebaiknya dipisah di kandang lain. Selama
dipisahkan, ternak dipelihara dengan baik, diberikan pakan dan minum sesuai kebutuhannya
serta dilakukan pemeriksaan klinis setiap hari untuk mengetahui perkembangan penyakit
tersebut. Kemudian segera lakukan penanganan sesuai arahan penyakit atau memanggil
tenaga medis dokter hewan atau mantri untuk penanganan lebih lanjut.

Penting bagi peternak dan pelaku usaha untuk selalu memperhatikan kesehatan ternak. Jika
ternak tersebut terlanjur sakit akan menyebabkan kerugian ekonomi, seperti:

 Penurunan bobot badan


 Gangguan pertumbuhan (pertambahan berat badan harian menjadi lebih rendah)
 Penurunan nafsu makan & efisiensi pakan
 Penurunan kualitas daging, kulit dan jeroan
 Penurunan harga jual ternak
 Peningkatan biaya pengobatan
 Penurunan status reproduksi (dewasa kelamin atau umur beranak pertama
terlambat, calving interval atau jarak antar kelahiran menjadi lebih panjang, )
 Penurunan kekebalan tubuh, sehingga ternak lebih rentan terinfeksi penyakit
 Penularan pada manusia (zoonosis)
 Pada kasus yang parah dapat menyebabkan kematian
Gangguan Kesehatan Ternak
Gangguan kesehatan ternak kambing dan domba dapat disebabkan oleh penyakit non
infeksius maupun infeksius. Penyakit non infeksius yang sering ditemukan kasusnya pada
kambing dan domba antara lain:

 Kembung
Kembung merupakan gangguan pencernaan yang disertai penimbunan gas di lambung akibat
proses fermentasi berjalan cepat. Pembesaran lambung oleh gas yang terbentuk, bisa dalam
bentuk busa yang bercampur isi rumen (kembung primer) dan gas bebas yang terpisah dari isi
rumen (kembung sekunder). Kembung dapat disebabkan pemberian leguminosa atau polong-
polongan berlebih dan sedikit padi-padian (jagung, kedelai) atau terlalu banyak konsentrat
yang mengandung pati dan kandungan klorofil hijauan terlalu tinggi. Gejala yang muncul jika
ternak mengalami kembung antara lain ternak nampak resah dan berusaha menghentakkan
kaki, sisi perut kiri menggembung atau menonjol, apabila bagian perut ditepuk/dipukul
dengan jari akan terdengar suara mirip suara drum, ternak mengalami kesulitan bernapas atau
sering bernpas melalui mulut, nafsu makan menurun drastis. Jika ternak terlanjur mengalami
kembung, penanganan yang dapat dilakukan pada ternak sakit yakni pemberian obat
kembung misalnya Bloatex dengan dicekokkan langsung ke dalam mulut. Apabila keadaan
ternak sudah parah maka upaya pengeluaran gas perlu dilakukan dengan cara menusuk perut
ternak sebelah kiri dengan trokar, namun tentu saja hal ini perlu dilakukan oleh tenaga medis
terlatih.

 Keracunan sianida
Keracunan sianida disebabkan karena kambing diberi makan daun yang banyak mengandung
asam sianida, seperti singkong, cantel atau sorgum segar. Tanda–tanda jika ternak keracunan
sianida, biasanya terlihat setelah dua jam memakan pakan tersebut (Mulyono, 2004). Gejala
klinis tersebut antara lain yang muncul biasanya kambing menggigil, berdiri sempoyongan,
susah benafas, gemetar, meronta-ronta, kejang, pupil mata melebar, selaput lendir memerah,
mengeluarkan air liur, sering berak dan kencing. Jika ternak terlanjur sakit perlu segera
dilakukan menghubungi tenaga medis agar ternak segera memperoleh penanganan, misalnya
dengan penyuntikan natrium nitrit, natrium sulfat secara intravena (melalui pembuluh darah
vena).

 Penyakit kejang rumput (Grass tetani)


Penyakit kejang rumput merupakan penyakit metabolik yang disebabkan kekurangan kadar
mineral magnesium (Mg) dan kalsium (Ca) dalam bahan pakan. Kekurangan konsumsi
mineral akan menyebabkan gangguan syaraf. Beberapa tanda klinis yang bisa dilihat secara
fisik adalah kambing atau domba mengalami kejang pada kaki yang menyebabkan sulit
berjalan, mudah terangsang dan gelisah oleh gangguan suara keras, sering urinasi atau
kencing. Kejang-kejang dapat berlanjut pada beberapa hari berikutnya, dan jika tidak
ditangani bisa menyebabkan kematian (Sodiq dan Abidin, 2002). Penanganan yang dapat
dilakukan adalah dengan menyuntikkan cairan yang mengandung mineral magnesium dan
kalsium secara intravena.

Penyakit infeksius yang sering menyerang kambing dan domba antara lain :

 Echtyma Contagiosa (ORF)

Penyakit ORF juga sering disebut dengan bengoran atau dakangan. ORF merupakan penyakit
hewan menular pada kambing & domba yang ditandai terbentuknya keropeng pada kulit di
daerah bibir. ORF menyerang ternak muda & dewasa. ORF bersifat zoonosis atau menular ke
manusia. ORF disebabkan oleh virus Parapox, dimana virus tersebut sensitif terhadap semua
jenis desinfektan seperti Medisep, Zaldes, Desinsep, Antisep. Cara Penularan dapat terjadi
secara horisontal yaitu dari tenak sakit ke ternak sehat, baik kontak langsung dengan luka
kulit maupun secara tidak langsung melalui material atau peralatan yang terkontaminasi
virus. Gejala klinis yang muncul yaitu peradangan atau luka di sekitar bibir, kelopak mata,
alat genital, ambing, kaki & daerah yang jarang ditumbuhi bulu. Peradangan kemudian
melepuh, mengeluarkan cairan dan membentuk kerak. Pada kondisi yang parah atau jika ada
infeksi sekunder, dapat meyebabkan kelainan bibir atau bahkan kematian. Penanganan yang
dapat dilakukan jika ternak terlanjur sakit yaitu memisahkan ternak sakit dari ternak sehat,
untuk mencegah infeksi sekunder dapat diberikan antibiotik seperti Medoxy LA, G-Mox
LA atau Trimezyn Bolus. Pemberian multivitamin juga perlu diberikan untuk memperbaiki
kondisi tubuh (ADE-Plex Inj, Vita B Plex Bolus). Kulit yang mengalami luka dapat
diberikan pengobatan lokal atau dioles dengan Iodium tincture (Antisep).
 Pink eye
Pink eye atau sering disebut radang mata, katarak atau penyakit bular mata merupakan
penyakit pada mata yang disebabkan oleh bakteri dan sering menyerang kambing maupun
domba. Penyakit ini disebabkan oleh Rickettsia conjungtivae, Mycoplasma
conjungtivae,  maupun Brahnanella catarali. Penyakit ini ditularkan secara horisontal dari
ternak sakit ke ternak sehat baik melalui kontak langsung melalui sekresi mata maupun
secara tidak langsung melalui debu, vektor lalat maupun peralatan yang tercemar
bakteri. Pink eye menyerang semua umur ternak dengan tingkat kematian kurang dari 5%
namun tingkat kesakitan cukup tinggi hingga 70-80%. Ternak yang sakit akan nampak gejala
mata merah dan meradang, sensitif terhadap cahaya (menghindari cahaya), keluar air mata
berlebihan, kornea mata keruh, pembuluh darah tepi kornea mata membesar, infeksi dapat
terjadi pada satu mata atau dua mata.
Penanganan jika ternak terlanjur sakit dengan memisahkan ternak sakit dari ternak sehat,
pengobatan dengan antibiotik yang efektif untul bakteri gram negatif, seperti Medoxy-
LA atau Neo Meditril-I. Menghindarkan ternak dari sinar matahari langsung, memberikan
multivitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan mempercepat penyembuhan
dengan ADE-Plex Inj, atau Injeksi Vitamin B Kompleks. Sanitasi dan desinfeksi kandang
setiap hari dengan Zaldes, Medisep, mencegah debu berlebihan supaya tidak memperparah
kondisi serta yang tak kalah penting yakni mengendalikan lalat di area kandang. Dalam
pengendalian lalat tersebut dapat dibantu dengan menggunakan Flytox untuk membunuh lalat
dewasa dengan ditabur pada plastik yang diletakkan di area kandang yang banyak lalat
dan Larvatox untuk membunuh larva lalat dengan mencampurkan ke dalam pakan.
 Cacingan
Penyakit parasit dalam atau endoparasit yang sering menyerang ternak adalah cacingan.
Sudah diketahui bersama bahwa penyakit cacingan disebabkan oleh adanya infestasi cacing
dalam tubuh ternak, baik pada saluran percernaan, pernapasan, hati, maupun pada bagian
tubuh lainnya. Gejala klinis yang muncul jika ternak terkena cacingan, secara umum dapat
terlihat penurunan nafsu makan, pada kasus kronis dapat terjadi gangguan pencernaan berupa
konstipasi dengan tinja kering, pada kasus yang berat dapat terjadi diare, ternak nampak
lemas, anemia, pertumbuhan terhambat & penurunan produktivitas. Pada kasus yang
disebabkan Bunostomum spp. dapat muncul timbunan cairan di kulit terutama sekitar rahang.
Penularan dapat terjadi melalui rumput yang tercemar oleh larva infektif cacing, melalui
cemaran feses yang mengandung telur cacing, maupun melalui inang antara seperti siput pada
penularan cacing trematoda. Jika ternak terlanjur sakit, penanganan yang dapat dilakukan
adalah pemberian obat cacing (Nemasol K, Vermizyn SBK), pemberian multivitamin
(ADE-Plex Inj, Vita B-Plex Bolus), sanitasi kandang dan peralatan kandang dengan
membersihkan kandang & peralatan serta mencuci dan mendesinfeksi secara rutin serta
pemberantasan inang perantara yaitu siput
 Scabies (gudigan, kudis)
Penyakit kulit menular yang disebabkan parasit luar tubuh yakni tungau dan bersifat zoonosis
atau menular ke manusia. Scabies disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei. Penyakit ini
menyerang semua umur ternak terutama ternak muda. Penularan scabies terjadi secara
horisontal yakni kontak langsung dengan hewan sakit maupun tidak langsung melalui
material yang tercemar tungau Sarcoptes. Gejala klinis yang teramati yaitu kulit kemerahan,
kemudian terbentuk seperti lepuhan dan terjadi peradangan, terkadang hingga keluar cairan
karena adanya iritasi kemudian permukaan kulit terbentuk keropeng atau kerak. Ternak
merasa gatal dan menggaruk atau menggesekkan tubuhnya sehingga terjadi luka. Jika ternak
terkena scabies perlu dipisahkan ternak sakit dari ternak sehat kemudian dilakukan
pengobatan untuk membunuh tungau misalnya dengan Wormectin Plus Bolus, Wormectin
Plus atau Wormectin Injeksi dan yang tak kalah penting dengan menjaga kebersihan
kandang & semprot kandang dengan antiektoparasit misalnya Delatrin.
Menjaga Ternak Tetap Sehat
Kambing dan domba yang gemuk dan sehat merupakan target setiap peternak. Agar kambing
dan domba yang dipelihara memiliki daya tahan tubuh yang baik dan tidak mudah terserang
penyakit maka perlu memperhatikan beberapa faktor, seperti :

 Pemeliharaan yang baik


Penyediaan kandang yang sesuai merupakan faktor penting bagi keamanan, kenyamanan dan
produktivitas ternak. Kandang yang baik tentu dalam kondisi yang bersih, memiliki sinar
matahari yang cukup, tidak panas atau teduh, aman dan kuat. Ukuran kandang kambing yang
ideal untuk kambing penggemukan dan perah minimal 120 x 150 cm per ekor, dengan tinggi
panggung 70 cm sedangkan untuk budi daya untuk kandang induk dan dua anak 120 x 120
cm per ekor, kandang induk atau pembesaran setelah lepas sapih 100 x 125 cm per ekor dan
kandang pejantan 110 x 125 cm per ekor (Verwandi, 2019). Pastikan sirkulasi udara dalam
kandang baik dan tidak banyak debu.
Penerapan biosekuriti yang baik perlu dilakukan. Misalnya dengan disiplin membersihkan
area kandang secara rutin, desinfeksi kandang menggunakan desinfektan
seperti Medisep atau Zaldes minimal seminggu sekali, membersihkan tempat pakan dengan
mengambil sisa pakan dan membersihkan kotoran yang ada di tempat pakan. Kotoran yang
berada dibawah kandang panggung perlu juga untuk rutin dibersihkan minimal sekali dalam
seminggu.

Kontrol vektor dan ektoparasit di area kandang penting dilakukan. Ektoparasit pada ternak
kambing dan domba misalnya lalat, kutu, tungau, caplak maupun pinjal. Hal ini bertujuan
untuk mencegah penularan maupun serangan penyakit. Penyemprotan anti ektoparasit perlu
dilakukan secara rutin dengan obat anti ektoparasit yang disemprotkan ke lantai dan sela-sela
kandang. Ektoparasit adalah jenis parasit yang hidup dengan menempel pada tubuh ternak
seperti serangga. Parasit jenis ini dapat menyebabkan ternak menjadi kurus. Biasanya saat
ternak terjangkit ektoparasit, nafsu makannya juga akan hilang. misalnya dengan
menyemprotkan larutan Kututox-S atau Delatrin. Kebersihan kandang baik dari kotoran
maupun parasit merupakan hal penting untuk menjaga kesehatan ternak. Dengan kandang
bersih, maka ternak akan terhindar dari serangan penyakit.
 Pemberian pakan berkualitas
Pemberian pakan pada kambing dan domba dengan kandungan nutrisi yang seimbang dan
sesuai kebutuhan tentu akan menghasilkan produktivitas yang optimal. Selain itu juga dapat
membantu meningkatkan daya tahan tubuh ternak. Pemberian pakan konsentrat dapat
diberikan dua kali sehari. Pemberian konsentrat tersebut sebaiknya habis dalam sekali waktu
untuk menghindari tumbuhnya jamur dan pembusukan yang bisa memicu adanya penyakit.
Hindari pemberian pakan berupa hijauan yang masih muda dalam jumlah banyak, karena
kandungan mineral magnesium dan kalsiumnya masih rendah. Jika memotong rumput
sebaiknya rumput tersebut dipotong diatas permukaan air Dalam pemberian hijauan juga
perlu dilayukan terlebih dahulu untuk mengurangi kadar air dalam hijaun tersebut yang dapat
memicu terjadinya kembung maupun penularan cacingan. Jika ternak digembalakan,
usahakan ternak tidak digembalakan terlalu pagi dan gunakan tempat penggembalaan secara
bergilir atau berpindah tempat serta hindari tempat penggembalaan yang becek.

 Kontrol kesehatan secara rutin

Kontrol kesehatan yang perlu dilakukan antara lain, pemeriksaan klinis harian, tindakan
karantina ketika ternak baru datang untuk menghindari penularan ternak yang sakit namun
masih dalam masa inkubasi (belum muncul gejala klinis), isolasi ternak yang sakit dan
tindakan pengobatan. Kontrol kesehatan harian dapat dilakukan tiap pagi misalnya sekaligus
saat pemberian pakan. Jika terlihat ada kambing atau domba yang sakit, maka segera lakukan
pemeriksaan klinis secara menyeluruh. Kemudian kambing atau domba tersebut perlu
diisolasi dan tidak boleh dicampur dengan ternak lain kemudian dilakukan penanganan atau
pengobatan. Kandang tertular sebaiknya dikosongkan, dibersihkan, dicuci dan didesinfeksi
misalnya dengan Formades atau Sporades kemudian istirahat kandang minimal 2 minggu.
Ternak yang mati akibat penyakit perlu didesinfeksi terlebih dahulu kemudian dikubur atau
dibakar.
 Program kesehatan yang optimal
Program kesehatan perlu dilakukan untuk meningkatkan dan menjaga daya tahan tubuh
ternak serta mencegah penyakit. Misalnya dengan pemberian suplemen atau multivitamin.
Pemberian multivitamin bermanfaat untuk mencegah dan mengobati penyakit yang
disebabkan oleh kekurangan vitamin, meningkatkan nafsu makan, memperbaiki metabolisme
sehingga mempercepat pertumbuhan dan meningkatkan produktivitas. Pemberian vitamin
rutin dilakukan dua bulan sekali, tetapi juga dapat diberikan ketika kambing sakit atau terlihat
lemas. Produk vitamin yang diberikan misalnya Vita B-Plex Bolus, Injeksi Vitamin B
Kompleks atau ADE-Plex Inj.
Pemberian obat cacing perlu diberikan untuk mencegah penyakit cacingan. Penyakit cacingan
menjadi ancaman yang cukup serius untuk ternak kambing dan domba sehingga harus benar-
benar dicegah. Ternak yang tidak terinfeksi cacingan juga akan semakin mahal saat dijual
karena lebih sehat dan gemuk. Untuk itu berikan obat cacing sesuai dosis misalnya
dengan Nemasol K, Wormzol K atau Vermizyn SBK. Pemberian obat cacing perlu
dilakukan secara berkala setiap dua atau tiga bulan sekali agar ternak bebas dari cacingan.
Jika terlihat gejala yang lebih spesifik seperti salah satu kambing terlihat lebih kurus, maka
kambing tersebut dilakukan tindakan lebih lanjut seperti pemeriksaan feses dan dilakukan
pengobatan.

Dari uraian tersebut, penting untuk semakin menyadari bahwa penerapan manajemen
kesehatan ternak yang baik merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sistem usaha
beternak ternak kambing dan domba. Dengan ternak yang sehat maka akan lebih produktif
dan keuntungan yang diperoleh lebih optimal.

Anda mungkin juga menyukai