Anda di halaman 1dari 11

TEKNIS MELAKUKAN USAHA

1. Memilih Bakalan

Memilih bakalan memerlukan ketelitian, kejelian dan pengalaman, Ciri-ciri bakalan yang baik
adalah:

- Berumur di atas 2,5 tahun.

- Jenis kelamin jantan.

- Bentuk tubuh panjang, bulat dan lebar, panjang minimal 170 cm tinggi,pundak minimal 135 cm,
lingkar dada 133 cm.

- Tubuh kurus (bukan karena penyakit), tulang menonjol dan sehat.

- Mata cerah dan bulu halus.

- Kotoran normal

2. Kandang

Secara umum, kandang memiliki dua tipe, yaitu individu dan kelompok. Pada kandang individu,
setiap sapi menempati tempatnya sendiri berukuran 2,5 X 1,5 m. Tipe ini dapat memacu
pertumbuhan lebih pesat, karena tidak terjadi kompetisi dalam mendapatkan pakan dan memiliki
ruang gerak terbatas, sehingga energi yang diperoleh dari pakan digunakan untuk hidup pokok dan
produksi daging tidak hilang karena banyak bergerak. Pada kandang kelompok, bakalan dalam satu
periode penggemukan ditempatkan dalam satu kandang. Satu ekor sapi memerlukan tempat yang
lebih luas daripada kandang individu. Kelemahan tipe kandang ini yaitu terjadi kompetisi dalam
mendapatkan pakan sehingga sapi yang lebih kuat cenderung cepat tumbuh daripada yang lemah,
karena lebih banyak mendapatkan pakan.

3. Pakan

Berdasarkan kondisi fisioloigis dan sistem pencernaannya, sapi digolongkan hewan ruminansia,
karena pencernaannya melalui tiga proses, yaitu secara mekanis dalam mulut dengan bantuan air
ludah (saliva), secara fermentatif dalam rumen dengan bantuan mikrobia rumen dan secara
enzimatis setelah melewati rumen. Penelitian menunjukkan bahwa penggemukan dengan
mengandalkan pakan berupa hijauan saja, kurang memberikan hasil yang optimal dan
membutuhkan waktu yang lama. Salah satu cara mempercepat penggemukan adalah dengan pakan
kombinasi antara hijauan dan konsentrat.

Konsentrat yang digunakan adalah ampas bir, ampas tahu, ampas tebu, bekatul, kulit biji kedelai,
kulit nenas dan buatan pabrik pakan. Konsentrat diberikan lebih dahulu untuk memberi pakan
mikrobia rumen, sehingga ketika pakan hijauan masuk rumen, mikrobia rumen telah siap dan aktif
mencerna hijauan. Kebutuhan pakan (dalam berat kering) tiap ekor adalah 2,5% berat badannya.
Hijauan yang digunakan adalah jerami padi, daun tebu, daun jagung, alang-alang dan rumput-
rumputan liar sebagai pakan berkualitas rendah dan rumput gajah, setaria kolonjono sebagai pakan
berkualitas tinggi. Penentuan kualitas pakan tersebut berdasarkan tinggi rendahnya kandungan
nutrisi (zat pakan) dan kadar serat kasar. Pakan hijauan yang berkualitas rendah mengandung serat
kasar tinggi yang sifatnya sukar dicerna karena terdapat lignin yang sukar larut oleh enzim
pencernaan. Oleh karena itu PT. NATURAL NUSANTARA membantu peternak dengan mengeluarkan
produk VITERNA Plus, POC NASA dan HORMONIK. Produk ini menggunakan teknologi asam amino
yang diciptakan dengan pendekatan fisiologis tubuh sapi, yaitu dengan meneliti berbagai nutrisi yang
dibutuhkan ternak.

VITERNA Plus merupakan nutrisi organik yang diolah dari bahan-bahan alami yang mengandung
berbagai nutrisi yang dibutuhkan ternak, yaitu :

1 Mineral-mineral sebagai penyusun tulang, darah dan berperan dalam sintesis enzim, yaitu NPK, Ca,
Mg, Cl dan lain-lain.

2 Asam-asam amino, yaitu Arginin, Histidin, Leusin, Isoleusin dan lain-lain sebagai penyusun protein,
pembentuk sel dan organ tubuh.

3 Vitamin lengkap yang berfungsi untuk berlangsungnya proses fisiologis tubuh yang normal dan
meningkatkan ketahanan tubuh sapi dari serangan penyakit.

4 Asam - asam organik essensial, diantaranya asam propionat, asam asetat dan asam butirat.

POC NASA merupakan formula khusus yang berguna bagi ternak/ikan maupun tanaman yang dibuat
murni dari bahan-bahan organik mengandung berbagai mineral penting untuk pertumbuhan ternak,
seperti N, P, K, Ca, Mg, Fe dan lain-lain serta dilengkapi protein dan lemak nabati, mampu
meningkatkan pertumbuhan ternak sapi, ketahanan tubuh, mengurangi kadar kolesterol daging dan
mengurangi bau kotoran.

HORMONIK berfungsi sebagai Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) untuk memacu dan meningkatkan bobot
ternak.

Cara Praktis Pemakaian VITERNA Plus, POC NASA, HORMONIK POC NASA dan VITERNA Plus dioplos
dalam satu wadah kocok/aduk hingga larut. Tambahkan 20 cc (2 tutup botol) HORMONIK ke dalam
campuran VITERNA Plus dan POC NASA tadi. Aduk/kocok merata. Larutan suplemen sudah siap
diberikan kepada ternak sapi.

Cara pemberian larutan POC NASA, VITERNA Plus, dan HORMONIK tadi dengan dosis 10 cc (1 tutup
botol)/10 liter air komboran/ekor dengan interval 2 kali sehari (pagi dan sore).

4. Pengendalian Penyakit.

Dalam pengendalian penyakit, yang lebih utama dilakukan adalah pencegahan penyakit daripada
pengobatan, karena penggunaan obat akan menambah biaya produksi dan tidak terjaminnya
keberhasilan pengobatan yang dilakukan. Usaha pencegahan yang dapat dilakukan untuk menjaga
kesehatan sapi adalah :

a. Pemanfaatan kandang karantina. Sapi bakalan yang baru hendaknya dikarantina pada suatu
kandang terpisah, dengan tujuan untuk memonitor adanya gejala penyakit tertentu yang tidak
diketahui pada saat proses pembelian. Disamping itu juga untuk adaptasi sapi terhadap lingkungan
yang baru. Pada waktu sapi dikarantina, sebaiknya diberi obat cacing karena berdasarkan penelitian
sebagian besar sapi di Indonesia (terutama sapi rakyat) mengalami cacingan. Penyakit ini memang
tidak mematikan, tetapi akan mengurangi kecepatan pertambahan berat badan ketika digemukkan.
Waktu mengkarantina sapi adalah satu minggu untuk sapi yang sehat dan pada sapi yang sakit baru
dikeluarkan setelah sapi sehat. Kandang karantina selain untuk sapi baru juga digunakan untuk
memisahkan sapi lama yang menderita sakit agar tidak menular kepada sapi lain yang sehat.

b. Menjaga kebersihan sapi bakalan dan kandangnya. Sapi yang digemukkan secara intensif akan
menghasilkan kotoran yang banyak karena mendapatkan pakan yang mencukupi, sehingga
pembuangan kotoran harus dilakukan setiap saat jika kandang mulai kotor untuk mencegah
berkembangnya bakteri dan virus penyebab penyakit.

c. Vaksinasi untuk bakalan baru. Pemberian vaksin cukup dilakukan pada saat sapi berada di kandang
karantina. Vaksinasi yang penting dilakukan adalah vaksinasi Anthrax. Beberapa jenis penyakit yang
dapat meyerang sapi potong adalah cacingan, Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), kembung (Bloat) dan
lain-lain.

5. Produksi Daging.

Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi daging adalah

a. Pakan

Pakan yang berkualitas dan dalam jumlah yang optimal akan berpengaruh baik terhadap kualitas
daging. Perlakuan pakan dengan NPB akan meningkatkan daya cerna pakan terutama terhadap
pakan yang berkualitas rendah sedangkan pemberian VITERNA Plus memberikan berbagai nutrisi
yang dibutuhkan ternak sehingga sapi akan tumbuh lebih cepat dan sehat.

b. Faktor Genetik

Ternak dengan kualitas genetik yang baik akan tumbuh dengan baik/cepat sehingga produksi daging
menjadi lebih tinggi.

c. Jenis Kelamin.

Ternak jantan tumbuh lebih cepat daripada ternak betina, sehingga pada umur yang sama, ternak
jantan mempunyai tubuh dan daging yang lebih besar.

d. Manajemen

Pemeliharaan dengan manajemen yang baik membuat sapi tumbuh dengan sehat dan cepat
membentuk daging, sehingga masa penggemukan menjadi lebih singkat.

FAKTOR KRITIS PADA KEBERHASILAN USAHA

Faktor-faktor kritis yang harus diperhatikan dalam usaha pengemukan domba diantaranya adalah:

pencarian bibit yang berkualitas

penyediaan pakan (baik konsentrat, maupun hijauan)

pengelolaan yang tidak fokus (hanya sambilan)


pengadministrasian proses penggemukan

Penanggulangan penyakit.

Beberapa jenis penyakit yang sering terjadi pada sapi potong diantaranya adalah :

- Anthrax (radang limpa)

- Penyakit mulut

- Penyakit surra

- Penyakit radang paha

- Penyakit Bruccellosis (keguguran menular)

- Kuku busuk (foot ror)

- Cacing hati, Cacing perut.

Pakan yang baik untuk sapi adalah yang dapat memenuhi kebutuhan protein, karbohidrat, lemak,
vitamin, dan mineral. Protein berfungsi untuk mengganti sel-sel yang telah rusak, membentuk sel-sel
tubuh baru dan sumber energi. Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi dan pembentukan
lemak tubuh. Lemak berfungsi untuk pembawa vitamin A,D,E,K dan juga sebagai sumber energi.
Pada sapi yang digemukkan secara setengah intensif ( kereman ) dan full intensif ( dry lot fattening )
lapisan lemak dapat menyelimuti serabut otot sehingga tekstur daging otot menjadi lembut
( kualitas terbaik ).Mineral diperlukan untuk pembentukan jaringan tulang dan urat serta
mempermudah proses pencernaan dan penyerapan zat-zat makanan.. Vitamin berfungsi untuk
mempertahankan kekuatan tubuh dan kondisi kesehatan.

Dalam hal ketersediaan pakan di pedesaan, jerami adalah sumber pakan yang paling banyak di
jumpai, sehingga fokus kita adalah pada jerami tersebut. Akan tetapi jerami adalah sumber pakan
yang berkualitas rendah, ini dapat dilihat kandungan yang terdapat didalamnya yaitu protein 4,5 –
5,5 % – lemak 1,4 – 1,7% – serat kasar 31,5 – 46,5 % – Daya cerna 30 % ( seandainya makan 10 kg
jerami maka yang diserap hanya 3 kg lainnya menjadi kotoran ), bandingkan dengan rumput gajah
dimana protein 8,4 –11,4 % – lemak 1,7 – 1,9 % – serat kasar 29,5 – 33 % – daya cerna 52 %, dari
perbandingan tersebut terlihat bahwa jerami terlalu kasar dan sangat sulit dicerna disamping
kandungan protein dan lemak yang sedikit. Untuk meningkatkan mutu dari jerami maka diperlukan
perlakuan khusus, berikut beberapa cara untuk meningkatkan mutu jerami :

1. Jerami padi dicampur dengan urea + starbio Jerami yang akan dicampur harus ditimbang terlebih
dulu.Jerami bisa dalam keadaan kering ataupun basah ( segar ). Untuk jerami kering, urea yang
digunakan harus dilarutkan kedalam air terlebih dulu, setiap 100 kg jerami kering dibutuhkan 100
liter air sebagai pelarut urea.Sedang untuk jerami segar, urea tak perlu dilarutkan kedalam air.Bila
jerami segar yang dipilih maka setiap 100 kg jerami di butuhkan 10 kg urea + 10 kg starbio untuk
ditaburkan diatasnya( dengan kata lain 1 kg jerami dengan 1 ons urea + 1 ons starbio ).Cara
mencampurnya yaitu jerami di buat berlapis-lapis, setiap lapisan tebalnya 10 cm, setelah lapisan
pertama ditebarkan lalu di tumpuki lapisan kedua begitu seterusnya, kemudian tutup tumpukan
tersebut dengan plastik agar terjadi fermentasi, hindarkan dari terik sinar matahari dan hujan.
Tunggu 21 hari untuk diberikan hewan ternak. Pencampuran ini dimaksudkan untuk menghancurkan
ikatan silika dan lignin pada selulosa jerami, sehingga mudah dicerna dan kaya akan nitrogen, tingkat
daya cerna jerami dapat meningkat dari 30 % menjadi 52 %.

2. Jerami Padi kering dengan tetes. Jerami padi olahan ini dibuat dengan cara difermentasikan
selama 24 jam, yaitu jerami dipotong-potong, kemudian dicampur air dan tetes dengan
perbandingan 2 : 1. Untuk setiap 10 kg jerami kering dibutuhkan tetes 1,5 kg dan air 3 kg ( 3 liter ),
ditambah super phospat 25 gram ( 1 sendok makan ) dan amonium sulfat 25 gram juga, tunggu 24
jam baru diberikan pada sapi.

3. Jerami padi kering dengan larutan NaOH

Olahan jerami padi kering dilakukan dengan cara jerami dicuci dengan NaOH. Jerami padi sebanyak 1
kg disiram secara merata dengan larutan NaOH 30 gram + air 1 liter, kemudian selelah disiram
tunggu minimal 6 jam agar silika hancur. Menurut Ditjen peternakan bahwa seekor sapi bisa
diberikan jerami olahan ini sebanyak 5 kg + hijauan segar 5 kg + 5 gr mineral campuran yang bisa
dibeli di toko dan garam dapur dua sendok makan.

Setelah mengetahui tata cara peningkatan mutu jerami yang membuat kita tidak perlu mengarit
kesana kemari , sekarang kita membahas pakan tambahan yang berfungsi sebagai pemercepat
pertambahan bobot sapi. Pakan tambahan ini adalah syarat mutlak dalam penggemukan sapi secara
intensif. Berikut beberapa sumber pakan tambahan yang dapat di jumpai di kebanyakan daerah,
serta kandungan yang terdapat di dalamnya.

Tabel 1

Protein % Lemak % TDN *


Nama Pakan Bahan Kering
( dalam 100 ( dalam 100 ( dalam 100
kg ) kg ) kg )

Dedak Halus 14 % 3,32 % 87,6 % 86 %

Dedak kasar 9,9 % 2,10 % 56,3 % 84 %

Tepung 9,38 % 5,6 % 81,84 % 84,98 %


Jagung

Gamblong 2,83 % 0,676 % 77,25 % 35 %

Ampas tahu 25,4 % 5,4 % 76,6 % 10,8 %

Kacang 48 % 3, 65 % 84,3% 87 %
Kedele

Tepung Ikan 54,3 % 2,86 % 68,8 % 89 %


* TDN singkatan dari Total Digestible Nutrient, adalah jumlah persentase zat-zat makanan yang
dapat dicerna.Perhitungannya berdasarkan penjumlahan persentase dapat dicerna dari protein,
serat kasar, BETN ( bahan ekstrak tiada nitrogen ), serta ekstrak eter dengan konstanta 2,5.

Perlu di ketahui bahwa sapi mempunyai kemampuan mengkonsumsi pakan berdasarkan bobot,
semakin berat bobot maka semakin banyak kemampuan makannya, berikut perkiraan kemampuan
sapi dalam mengkonsumsi pakan :

Tabel 2

Bobot Kemampuan Mengonsumsi Pakan


( kg ) ( % dari bobot badan )

100 – 150 3,5

150 – 200 4

200 – 250 3,5

250 – 300 3

300 – 350 2,8

350 – 400 2,6

400 – 450 2,4

450 – 500 2

Perkiraan diatas berdasarkan pakan dengan kandungan kering. Contoh perhitungan bila kita
mempunyai sapi bakalan yang siap digemukkan berbobot 400 kg maka konsumsi bahan keringnya
adalah 400 x 2,4 % = 9,6 kg, dari kebutuhan ini kita bagi menjadi dua bagian yaitu 40 % pakan
tambahan dan 60 % jerami atau rumput gajah, perbandingan ini sangat pas untuk penggemukan
secara intensif. Jadi untuk jerami di butuhkan 60 % x 9,6 = 5, 76 kg sisanya yaitu 3,84 kg berupa
pakan tambahan seperti dedak, tepung jagung, gamblong atau yang lain tergantung yang mana yang
mudah didapatkan didaerah masing-masing. Berikut 2 jenis makanan pokok ( makanan kasar ) yang
merupakan sumber serat kasar bagi sapi yang umumnya di jumpai di daerah.

Tabel 3

Nama Pakan Protein Lemak TDN Bahan Kering

Jerami 4,5 % 1,4 % 30 % 86 %

Rumput Gajah 8,7 % 2,01 % 49,2 % 23,8 %

Jadi sekarang bisa kita hitung angka riil yang dibutuhkah sapi yang berbobot 400 kg tersebut di atas.
Sudah didapat dari perhitungan bahwa jerami kering yang dibutuhkan adalah 5,76 kg berarti kalo
kita mengambil jerami pada umumnya dengan bahan kering 86 % perhitungannya riil sebagai berikut
:
5,76 kg x 100 / 86 = 6,7 kg dan bila pakan tambahan yang di berikan hanya dedak kasar maka didapat
3,84 x 100 / 84 = 4, 57 kg. Jadi jelas sekarang untuk sapi bobot 400 kg di butuhkan jerami sawah atau
hasil olahan seberat 6,7 kg timbangan dan dedak 4,6 kg timbangan ( pembulatan ).

PENYUSUNAN PAKAN TAMBAHAN YANG LENGKAP

Pakan tambahan seyogyanya tidak dedak saja, melainkan kombinasi dari berbagai jenis, untuk itu
sebelumnya kita ketahui terlebih dulu kebutuhan zat gizi yang diperlukan untuk
penggemukan.Berikut tabel kebutuhan nutrisi sapi jantan dalam berbagai kelompok umur :

Tabel 4

BERAT SAPI % SERAT


% PROTEIN % TDN
( KG ) KASAR

200 15 13 86

250 20 11,4 80

300 23 10,4 80

350 25 10 80

400 25 9,5 77

450 35 9 75

600 28 8 70

800 20 7 60

* Berdasarkan berat kering.

Sekarang kita coba menyusun ransum makanan sapi dengan maksimal pertambahan berat badan
yaitu 1 kg keatas berdasarkan tabel 1 – 4. Kita susun ransum sapi dengan bobot 400 kg. Telah
disinggung pada halaman sebelumnya bahwa untuk penggemukan secara intensif komposisi hijauan
( makanan kasar / serat kasar ) dengan konsentrat sebagai pakan tambahan dengan perbandingan
60 % : 40 %. Sedang sumber makanan yang tersedia adalah sebagai berikut :

- Jerami (sebagai pengganti hijauan sumber serat kasar krn mudah didapat dan murah)

- dedak halus

- dedak kasar pakan tambahan

- gamblong / ampas ketela

- tepung jagung

Sapi dengan berat 400 kg membutuhkan makanan dalam berat kering sebesar 400 kg x 2,6 % (tabel
2) = 10,4 kg
Sekarang kita tentukan dulu serat kasar yang di butuhkan yaitu bersumber dari jerami. Karena kita
sudah tentukan perbandingan 60 % untuk sumber serat kasar, maka jerami dengan kadar kering 86
% ( tabel 3 ) diperoleh :

( 10,4 kg x 60 % ) : 86 % = 7,26 kg sedangkan sisanya untuk pakan tambahan 10,4 – 7,26 = 3,14 kg
Untuk menyusun pakan tambahan ini diperlukan prioritas pencapaian target protein saja, sedang
TDN hanya sebagai perbandingan. Karena penyusunan pakan tambahan yang terdiri dari 4
komponen atau bahan begitu sulit maka kita minta bantuan program untuk melakukan perhitungan,
program yang sederhana kita buat memakai microsoft excel, kami sebut dengan Ransum ( klik saja ),
sehingga didapatkan masing-masing komponen dengan memperhatikan bahan kering seperti tabel 1
didapat angka riil sbb :

Dedak halus : 1,5 kg x 100 /86 = 1,16 kg

Dedak kasar : 0,3 kg x 100/84 = 0,78 kg

Gamblong : 0,75 kg x 100/35 = 2,14 kg

Tep. Jagung : 0,6 kg x 100/84,98 = 0,7 kg

Sekarang Anda sudah mampu menyusun ransum dengan tepat-akurat, selanjutnya perlu
mengetahui juga bahan-bahan tambahan yang mampu mempercepat pertumbuhan badan hewan
ternak yang banyak dijual di pasaran. Kelebihan bahan-bahan tersebut adalah mampu
mengefisienkan penyerapan makanan oleh ternak sehingga dapat mengurangi kebutuhan makanan
yang telah kita hitung berdasar perhitungan teori, namun mampu menambah berat badan harian
secara maksimal. Berikut bahan-bahan tersebut :

1. Bossdext

Merupakan suplemen ekstra berbentuk cair, formula ini terdiri dari enzim ekstrak tumbuhan pilihan
dan bahan lain yang bermanfaat untuk meningkatkan proses pencernaan sapi, serta
mengoptimalkan penyerapan dan efisiensi penggunaan pakan.Enzim yang terdapat dalam Bossdext (
boss = sapi,dext = air ) terdiri dari single cell protein bactery dan pemberiannya melalui oral dengan
dicampur dan difermentasi lebih dulu dengan pakan tambahan sapi ( comboran ). Formula bossdext
mengandung 32 enzim , 27 % substrat ( bionutrisi M.O ), 8 % chellate, 7 % garam elektrolit, 8 %
vitamin, 7% ekstrak tambahan dan 11 % pelarut. Enzim adalah molekul protein yang berfungsi
sebagai katalisator dalam reaksi biokimia yang diselenggarakan lewat aktivitas jasad renik. Sebagai
katalisator, enzim dalam bossdext memungkinkan reaksi penguraian serat kasar di dalam rumen
berlangsung lebih cepat.Selain itu, enzim ini juga mendukung aktivitas kerja mikroba rumen.
Sedangkan chellate,vitamin dan garam elektrolit akan menjaga keseimbangan dalam proses
metabolisme. Menurut penemunya yaitu HM Setio Hadi, penggemukan sapi dengan penggunaan
Bossdext dapat meningkatkan bobot sapi 1,5 – 3,0 kg / hr bahkan ada yang mampu mencapai 4 kg
/hr, asal bakalan sapi mempunyai genetik baik. Bagaimana cara membuat Bossdext perlu diketahui
pula oleh kita, berikut caranya :

Bossdext yang diambil dari kemasan / botol tidak dapat diberikan langsung kepada sapi, melainkan
harus dikultur terlebih dulu dengan melarutkannya kedalam air bersih, bebas kaporit dan antiseptik
dan ber pH antara 6,8 – 7,2. Sumber yang terbaik adalah air tanah. Wadah untuk mengultur berupa
bejana dari plastik atau tanah liat. Selama dalam proses pengulturan ini dilakukan pemberian aerasi
secara terus menerus dengan aerator. Proses pembuatan kultur di lakukan ditempat teduh / tidak
terkena sinar matahari secara langsung. Wadah tempat kultur dari plastik PVC dan tidak berwarna
hitam karena akan menghambat masuknya sinar tidak langsung matahari yang membantu kerja
bakteri pengurai. Berikut pembuatan kultur Bossdext :

1. Sediakan 3 ember plastik PVC bersih yang tidak berwarna hitam untuk seekor sapi.

2. Isi ember pertama dengan 5 liter air

3. Kocok isi botol bossdext, lalu ambil 30 mL ( dua tutup botol ) cairan bossdext dan masukkan cairan
tersebut kedalam ember pertama yang telah terisi 5 liter air.

4. Beri aerasi selama 3 hari terus menerus dengan menggunakan aerator seperti di akuarium air hias
yang banyak dijual di toko-toko ikan hias.Pemberian aerator ini akan menjamin keberhasilan
pertumbuhan kultur yang aerob.

5. Pada hari berikutnya yaitu hari ke –2 lakukan hal yang sama seperti langkah nomor 2 hingga
nomor 4 pada ember ke –2.

6. Pada hari berikutnya yaitu hari ke – 3 lakukan hal yang sama seperti langkah nomor 2 hingga 4
pada ember ke 3.

7. Pada hari ke-4 larutan kultur Bossdext pada ember pertama sudah dapat diberikan pada sapi.
Untuk menguji keberhasilan proses pembuatan kultur ini bisa dilakukan dengan meraba dinding
ember sebelah dalam yaitu terasa licin dan terdapat larutan menjendal yang berwarna bening ini
berarti pembuatan kultur Bossdext telah berhasil.

8. Cuci bersih ember pertama yang telah usai dipakai lalu buat larutan kultur baru untuk tiga hari
mendatang. Stu ember kultur bossdext untuk satu ekor sapi.

Kegagalan pembuatan kultur bisa disebabkan oleh beberapa hal yaitu standar baku air tidak
memadai, ember tidak terbuat dari bahan PVC misal seng, belanga, ban bekas dan berwarna hitam,
dosis dan prosedur salah, ruang pembuatan terlalu gelap atau terkena sinar matahari secara
langsung, ember tertutup rapat, gelembung aerasi terlalu besar, ember terkontaminasi zat kimia
misal sabun, deterjen, antiseptik. Sekarang kita membahas cara pemberian comboran dengan
Bossdext sebagai campurannya, sebagai berikut :

1. Siapkan pakan tambahan yang telah kita bahas sebelumnya, yaitu bisa dedak saja atau kombinasi
dari berbagai bahan sesuai perhitungan yang telah kita tentukan pada bagian terdahulu, sesuai
dengan bobot sapi pada tabel no.2

2. Ambil separuh dari larutan kultur bossdext dan tambahkan separuh pakan tambahan untuk porsi
sehari, jika pada perhitungan kita diatas menghasilkan angka 3,14 kg maka ambil 1,57 kg untuk
dicampurkan dengan separuh kultur bossdext, bisa ditambahkan garam dapur tanpa yodium
secukupnya.

3. Aduk rata campuran tersebut dan bila kurang encer bisa ditambah air.
4. Biarkan campuran ini 1 jam agar terjadi fermentasi

5. Sisa kultur dan pakan tambahan diperlakukan sama untuk porsi sore hari

6. Setelah comboran habis dimakan oleh sapi,beri minum sepuasnya.

7. Beri sapi pakan jerami kering setelah 1- 2 jam pemberian combor, yaitu saat sapi mulai
mengeluarkan air liur.

8. lakukan pemberian pakan dengan teratur setiap hari.

Demikian tata cara pembuatan kultur dan perlakuan bossdext dengan comboran.

2. Starbio

Sama halnya dengan bossdext, starbio adalah feed suplemen yang berfungsi membantu
meningkatkan daya cerna pakan dalam lambung ternak. Starbio ini terdiri dari koloni mikrobe 9
( bakteri fakultatif ) yang berasal dari lambung ternak ruminansia dan dikemas dalam campuran
tanah dan akar rumput serta daun-daun yang telah membusuk. Mikroba yang terdapat didalamnya
adalah mikroba lignolitik, selulitik,proteolitik, dan fiksasi nitrogen non simbiotik. Starbio dipasarkan
berupa serbuk berwarna coklat. Bagaimana cara perlakuan starbio terhadap makanan sapi bisa di
baca pada bab awal. Dengan teknologi ini pertambahan berat sapi bisa 1,2 kg / hari.

3. Bioplus

Zat ini berupa serbuk yang didalamnya terdiri dari bakteri menguntungkan seperti Lactobacillus,
Streptomyces sp dan cendawan fermentor lain. Bioplus dikembangkan dari limbah rumah
pemotongan hewan . Isi rumen sapi yang ditampung di tempat pemotongan diseleksi dan dipelihara
( fermentasi ) dengan diberi pakan jerami. Semakin bagus pertumbuhan koloni mikrobe tersebut
maka semakin bagus pengaruhnya untuk pemcernaan sapi.Mikrobe yang mempunyai kemampuan
tinggi mengurai pakan berserat adalah bakteri selulitik dan protozoa selulitik. Protozoa yang
berkembangbiak dalam rumen merupakan sumber protein hewani bagi sapi. Pemberiannya
dicampurkan dengan pakan tambahan ( comboran ). Dimana 1 kg bioplus dapat dicampur dengan
400 kg comboran kering, dengan kata lain 2,5 kg comboran kering bioplusnya 10 g. Bioplus ini
mampu meningkatkan berat harian sapi sebesar 0,68 kg.

FERMENTASI JERAMI UNTUK PAKAN TERNAK

Bahan
1.       Jerami padi 1 ton
2.       tetes tebu Probiotik 6 kg
3.       Urea 6 kg

Alat
Pengaduk, Cangkul

Cara Pembuatan
1.       Tumpuk jerami dengan ketebalan sekitar 30 cm dan taburkan campuran serbuk probiotik dan
urea secara merata pada tumpukan jerami tersebut.
2.       Siramkan air diatas tumpukan jerami secara merata untuk mempertahankan kadar air jerami
sebesar 60 %.
3.       Pada saat penyemprotan / penyiraman dapat pula ditambahkan molases/tetes tcbu ke dalam
air sebagai bahan makanan mikroba dalam probiotik.
4.       Ulangi proses 1 sampai dengan 3 hingga beberapa lapisan.
5.       Biarkan tumpukan jerami selama 21 hari pada tempat yang teduh (terhindar dari sinar
matahari dan air hujan).
6.       Setelah 21 hari bongkar tumpukan dan jemur dengan simar matahari sehingga kadar air
diperkirakan mencapai 15 %.
7.       Setelah kering dapat ditumpuk kembali dan simpan ditempat yang teduh.
8.    Jerami siap untuk diberikan pada ternak.

Anda mungkin juga menyukai