Anda di halaman 1dari 4

Manajemen pakan & manajemen pemeliharaan

1. Bagaimana manajemen pemeliharaan yang tepat dalam ternak merpati pedaging?

Pemeliharaan burung merpati dapat dilakukan secara intensif maupun ekstensif, pemeliharaan
secara intensif atau di kandangkan akan menghambat siklus hidup vektor pembawa penyakit
sehingga meminimalisir unggas terserang penyakit (Syarif, 2003). Gizi atau kualitas pakan
burung merpati harus baik, jadwal pemberian pakan bisa dilakukan siang hari dan sore hari
dengan pemberian jagung madura dan campuran beras merah serta pemberian kacang tanah.
Pemberian minum harus selalu tersedia atau ad libitum dengan mencampurkan vitamin pada
air minum tersebut. Merpati merupakan jenis burung yang kuat menahan lapar, namun
pemberian minum harus dilakukan secara terus menerus karena merpati tidak memiliki
kelenjar keringat. Namun pemeliharaan secara intensif dengan pakan yang selalu tersedia
tidak selalu menghasilkan jenis unggas yang bermutu dan kebal terhadap penyakit (Salis,
2002)

Daging burung merpati memiliki kekhasan tersendiri dibandingkan dengan unggas lainnya
yaitu warna daging yang merah, serat daging yang halus, kandungan protein yang tinggi dan
kandungan kolesterol yang rendah. Selain itu, rasa daging yang khas membuat daging burung
merpati menjadi sajian mewah di rumah makan China dan di beberapa kota besar lainnya

Harga jual daging merpati yang relatif mahal membuat terbatasnya jumlah konsumen.
Kebanyakan konsumennya berasal dari kalangan menengah atas. Namun, harga produk
(merpati goreng) yang tinggi akan terbayar dengan kelezatan daging merpati, apalagi merpati
yang dipotong berumur muda.

Ternak yang dipelihara secara intensif tentu memiliki persentase daging dan tulang yang
berbeda karena terbatasnya ruang gerak, terutama pada merpati yang merupakan hewan
terbang. Pakan yang berbeda karena pada pemeliharaan ekstensif ternak mencari makan
sendiri tanpa campur tangan peternaknya dapat mempengaruhi kadar kolesterol daging,
terutama pada penelitian ini menggunakan pakan pabrik.

Pertumbuhan tulang merpati cenderung lebih cepat, hal ini disebabkan karena tulang
merupakan salah satu komponen tubuh yang berkembang lebih awal. Selama periode
pertumbuhan postnatal, tulang tumbuh lebih awal dibandingkan dengan pertumbuhan otot
dan lemak, dan rusuk merupakan tulang yang perkembangannya paling akhir (Soeparno,
1998).

Pada umur muda, pertumbuhan diarahkan untuk pertumbuhan tulang untuk memperkokoh
kerangka, sehingga berat otot tersebut juga cenderung rendah. Semakin bertambahnya umur
maka panjang serabut otot akan meningkat dan menyebabkan komposisi berat daging/otot
menjadi meningkat. Selama periode pertumbuhan postnatal, perkembangan otot terhambat
karena terbatasnya ukuran serabut otot pada umur yang berbeda (Soeparno, 1998).

Peningkatan persentase berat daging disebabkan karena dengan semakin bertambahnya umur,
maka semakin bertambah pula panjang serabut otot ternak dan menyebabkan massa otot
semakin meningkat. Selain itu, persentase berat daging juga berbanding lurus dengan berat
potong merpati, semakin bertambah umur ternak maka berat potong ternak juga semakin
meningkat.
Ada kekhasan tersendiri pada daging merpati, pertumbuhan daging terbesar terdapat pada
daging dada, disamping daging bagian lain juga bertambah massanya. Hal ini disebabkan
karena merpati yang merupakan hewan yang bisa terbang sehingga otot dada merpati
cenderung lebih besar dibandingkan dengan ternak unggas lain yang daging di bagian tubuh
lainnya juga masih cukup banyak. Dalam proses penelitian ditemukan bahwa hampir 50%
berat daging merpati terdapat pada bagian dadanya.

Merpati pedaging merupakan merpati yang didomestikasikan untuk dikonsumsi dagingnya.


Salah satu jenis merpati yang dijadikan merpati pedaging adalah Columba livia (Homer),
dengan warna mata merah dan jingga dan warna shank merah dengan pola bulu yang
beragam. Merpati tak hanya dipelihara sebagai satwa kesayangan, yaitu sebagai ternak hias
dan balap. Jenis merpati yang bisa dijadikan merpati potong adalah Homer, Mondaine,
Carneau dan King. Jenis-jenis ini cocok untuk menjadi merpati pedaging karena memiliki
otot dada besar, tebal, dan rasanya sangat lezat.

Burung merpati adalah termasuk jenis burung yang akrab dengan manusia. Merpati tak hanya
dipelihara sebagai satwa kesayangan, yaitu sebagai ternak hias dan balap. Ternak Merpati
dijadikan sebagai lambang kesetiaan (sifat monogamous = satu pasangan) dan juga sebagai
lambang perdamaian. Merpati juga termasuk salah satu penghasil daging yang cukup baik.
Diantara kelebihan merpati dibandingkan dengan binatang lain adalah kemampuan mengenali
medan, tidak banyak menuntut persyaratan khusus untuk kelangsungan hidupnya, makanan
dan perawatannya cukup mudah, gampang dikembangbiakkan, termasuk ternak yang mudah
untuk dijinakkan, dan juga keragaman jenisnya.

Manajemen pemeliharaan burung Merpati secara ekstensif yaitu dengan memberikan pakan
seadanya seperti gabah, sisa nasi yang dikeringkan, dedak padi. Pada pemeliharaan yang
sederhana ternyata burung Merpati masih berproduksi tapi tidak optimal. Burung Merpati
termasuk pemakan biji-bijian dan pakan yang umum diberikan kepada burung Merpati pada
pemeliharaan semi intensif adalah jagung dan untuk memenuhi kekurangan nutrisinya burung
Merpati akan mencari di sekitarnya. Pakan menjadi permasalahan jika burung merpati
dipelihara secara intensif. Pemberian jagung saja pada semi intensif tidak akan cukup
memenuhi kebutuhan nutrisinya, apa lagi jika burung Merpati dipelihara secara intensif.

Cara Merawat Burung Merpati
1. Memiliki Kandang Khusus
Pastikan kamu telah memiliki kandang khusus untuk burung merpati, kamu bisa
membeli sangkar burung ini.
Cek sangkar burung ini, apakah memiliki tempat bertengger atau tidak, tidak
ketinggalan mengecek apakah sarang cukup kokoh. 
2. Menyediakan Wadah Minuman dan Makanan.

Jangan lupa untuk menyediakan wadah makanan dan minuman di dalam kandang
burung, cari ukuran yang sesuai. 
Kalau tempat minuman atau makanan kotor, segera menggantinya, apalagi tempat
minuman burung. 
3. Memberikan Makanan Secara Teratur. ...
4. Membersihkan Kandang Secara Teratur.

Karakter burung merpati dapat dilihat dari berbagai sisi. Tidak hanya dari segi fisiknya, tapi
juga dari segi non fisik. yaitu tingkah lakunya. Hampir semua tingkah laku adalah adaptif.
Tingkah laku memungkinkan hewan untuk memenuhi tuntutan tingkat organisasi biologis di
bawah organisme tersebut (system organ, organ-organ, jaringan dan sel) dan untuk
menyesuaikan tingkat-tingkat biologis di atas organisme tersebut (kelompok social, spesies,
komunitas dan ekosistem) dan juga menyesuaikan pada lingkungan ambiennya (suhu,
kelembaban, pakan, air dan lainnya)

Hewan bertingkah laku dalam usahanya untuk beradaptasi dengan lingkungan, dimana faktor
genetic dan lingkungan terlibat di dalamnya. Lingkungan sekitar mendorong hewan
bertingkah laku untuk menyesuaikan diri bahkan terjadi pula penyesuaian hereditas.
Implikasinya, jenis atau spesies hewan mempengaruhi reaksi dalam beradaptasi dengan
lingkungannya (Curtis, 1983).

1. Bagaimana manajemen pakan yang tepat dalam pemeliharaan merpati pedaging?

Burung merpati mempunyai perilaku khas. Penelitian ini memilih burung merpati untuk
melihat perilaku-perilaku khas dari burung merpati. Salah satunya adalah perilaku makan.
Tingkah laku konsumsi pakan pada ternak dipengaruhi oleh faktor genetik dan pengaturan
pemberian pakan (Dunnington dkk. (1987) dalam Nir dkk. (1996). Waktu pemberian pakan
yang tepat dapat ditentukan dengan mengetahui pola konsumsi pakan sehingga efisiensi
pakan tercapai.
Penambahan jenis pakan selain jagung tentunya berpengaruh terhadap pola makan. Respon
ternak terhadap perlakuan yang diberikan antara lain dapat dilihat dari pola konsumsi pakan.
Dengan permasalahan diatas maka penulis ingin meneliti pola tingkah laku makan Burung
Merpati (Columba livia) betina yang dipelihara secara intensif.

http://siat.ung.ac.id/files/wisuda/2014-2-1-54231-621408005-bab1-17012015124604.pdf

Anda mungkin juga menyukai