Anda di halaman 1dari 14

MANAJEMEN PAKAN

OLEH
ARISTO KURNIAWAN SIO

Salah satu faktor penting keberhasilan usaha peternakan adalah kecukupan kuantitas dan
kualitas pakan yang diberikan. Pakan adalah semua bahan makanan yang bisa diberikan dan
bermanfaat bagi ternak. Pakan yang diberikan pada ternak harus tidak dalam keadaan rusak
(busuk, bercendawan), disukai ternak, bebas dari penyakit, mudah didapat, dan harganya
murah. Pakan juga harus mengandung zat-zat yang diperlukan oleh tubuh hewan ternak seperti
air, karbohidrat, lemak, protein, mineral dan vitamin.

Pada usaha peternakan rakyat, pakan yang diberikan pada umumnya sesuai dengan
kemampuan peternak, bukan sesuai dengan kebutuhan ternaknya. Pasokan pakan berkualitas
rendah merupakan hal yang biasa. Namun jika terjadi terus menerus dalam waktu yang cukup
lama, maka cara ini akan berpengaruh negative terhadap produktivitas ternak. Pemberian pakan
dimaksudkan agar ternak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sekaligus untuk pertumbuhan dan
reproduksi. Pemberian pakan yang baik juga perlu dilakukan untuk memenuhi :

• Kebutuhan hidup pokok, yaitu pakan yang mutlak dibutuhkan dalam jumlah minimal. Pada
hakikatnya kebutuhan hidup pokok adalah kebutuhan minimal nutrien untuk menjaga
keseimbangan dan mempertahankan kondisi tubuh ternak. Kebutuhan tersebut digunakan untuk
bernafas, bergerak, dan pencernaan makanan.
• Kebutuhan untuk pertumbuhan, yaitu kebutuhan pakan yang diperlukan ternak untuk proses
pembentukan jaringan tubuh dan menambah berat badan.
• Kebutuhan untuk reproduksi, yaitu kebutuhan pakan yang diperlukan ternak untuk proses
reproduksi, misalnya kebuntingan.

Dalam memilih bahan pakan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain :

1. Mengandung zat gizi / nutrisi yang dibutuhkan ternak


2. Mudah diperoleh dan sedapat mungkin terdapat didaerah sekitar sehingga tidak menimbulkan
masalah ongkos transportasi dan kesulitan mencarinya.
3. Terjamin ketersediaannya sepanjang waktu dan dalam jumlah yang cukup.
4. Disukai oleh ternak.
5. Harga bahan pakan terjangkau.
6. Bahan pakan tidak bersaing dengan kebutuhan manusia.
7. Tidak mengandung racun dan tidak dipalsukan.

JENIS – JENIS PAKAN

Ternak ruminansia mempunyai daya cerna yang efektif terhadap berbagai jenis bahan
pakan, termasuk pakan kasar seperti hijauan atau rerumputan. Pakan ternak ruminansia dapat
dikelompokkan menjadi tiga jenis, yakni pakan hijauan, konsentrat dan pakan tambahan
(suplemen).
1. Hijauan

Pakan hijauan adalah semua bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan atau
tanaman. Menurut keadaannya, jenis hijauan dibagi menjadi tiga kategori, yaitu :

a. Hijauan Segar, seperti rumput-rumputan (rumput unggul (seperti rumput gajah, rumput raja dll),
rumput lapang), kacang-kacangan / leguminosa (seperti daun lamptoro, turi, gamal, dll) dan
tanaman hijau lainnya. Sebelum diberikan kepada ternak, rumput segar harus dilayukan terlebih
dahulu. Tujuannya adalah untuk menghindari kembung pada ternak. Rumput juga sebaiknya
dicacah terlebih dahulu agar ternak mudah memakannya. Lakukan pencacahan menggunakan arit
atau chopper. Untuk mengatasi kekurangan hijauan makan dapat dimanfaatkan limbah-limbah
pertanian seperti jerami padi, batang jagung, kelobot jagung, dll).

Gambar 1. Rumput gajah merupakan salah satu rumput unggul yang dibudidayakan
(lokasi kebun hijauan milik UPT Kelapa Kabupaten Bangka Barat)
Gambar 2. Cacahan pelepah dan daun sawit sebagai limbah perkebunan kelapa sawit
dapat juga dijadikan sebagai sumber pakan hijauan alternatif

a. Hijauan Kering, berasal dari hijauan segar yang dikeringkan dengan tujuan agar tahan disimpan
lebih lama, karena serat kasarnya tinggi dan kadar airnya rendah. Termasuk dalam hijauan
kering adalah jerami padi, jerami kacang tanah, jerami jagung, dsb.

Gambar 3. Jerami padi termasuk salah satu hijauan kering yang dimanfaatkan sebagai
bahan pakan baik sebagai hay maupun sebagai bahan baku amoniasi jerami
b. Silase, adalah pakan yang telah diawetkan yang diproses dari bahan baku yang berupa tanaman
hijauan, limbah pertanian, dsb melalui proses fermentasi. Contohnya : silase rumput dan silase
jerami padi.

(a) (b)

Gambar 3. (a) Proses pembutan silase pelepah dan daun kelapa sawit,

(b) Proses pembuatan amoniasi jerami padi

(dokumentasi saat pembinaan pengolahan pakan dikelompok tani ternak


diwilayah Kabupaten Bangka Barat)

1. Konsentrat

Konsentrat merupakan pakan yang mengandung energi dan protein yang tinggi serta serat
kasar yang rendah. Bahan pakan konsentrat meliputi biji-bijian (seperti jagung), hasil ikutan
industri pertanian (seperti bekatul, bungkil kelapa, bungkil kedelai, bungkil kelapa sawit).
Gambar 4. Konsentrat yang diberikan pada ternak sapi potong sebagai bahan pakan
tambahan

2. Pakan Suplemen

Pakan suplemen merupakan pakan tambahan bagi ternak ruminansia yang mengandung
vitamin dan mineral, seperti Urea Mollases Blok (UMB).

Gambar 5. UMB sebagai pakan suplemen (dokumentasi pembinaan pengolahan pakan


dikelompok tani/ternak diwilayah Kabupaten Bangka Barat)

ATURAN PEMBERIAN PAKAN

Untuk ternak ruminansia dalam hal ini dicontohkan untuk pakan ternak sapi, pakan yang
diberikan adalah sebanyak 10 persen dari bobot badan, dan pakan tambahan sebanyak 1-2 persen
dari bobot badan. Pemberian pakan ternak sapi dapat dilakukan dengan pengembalaan (pasture
fattening), kereman (dry lot fattening) yaitu cara pemberian pakan melalui penjatahan atau
penyuguhan.) dan kombinasi cara keduanya.

1. Jumlah Pemberian

Pemberian pakan pada sapi potong dapat diberikan secara terus-menerus (ad libitum) dan secara
dibatasi (restricted).

Pemberian secara terus menerus (add libitum) sering kali tidak efisien karena akan menyebabkan
bahan pakan banyak terbuang. Pakan yang tersisa ini lalu akan membusuk sehingga ditumbuhi
jamur dan sebagainya. Akibatnya tentu saja membahayakan ternak sapi yang memakannya.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa untuk program penggemukan hanya dengan


mengandalkan bahan pakan berupa hijauan, kurang memberikan hasil yang optimum dan
membutuhkan waktu yang cukup lama. Salah satu cara mempercepat proses penggemukan
memerlukan kombinasi pakan antara hijauan dan konsentrat. Rasio pemberian hijauan dan
konsentrat tergantung dari ketersediaan hijauan dilokasi penggemukan. Umumnya rasio
pemberian hijauan dan konsentrat untuk penggemukan yang digunakan adalah 75 : 25.

2. Frekuensi Pemberian.

Teknik pemberian pakan yang baik untuk mencapai pertambahan bobot badan yang lebih
tinggi terutama pada penggemukan adalah dengan mengatur jarak waktu pemberian pakan
konsentrat dan pakan hijauan. Pakan hijauan diberikan sekitar dua jam setelah pemberian
konsentrat. Frekuensi pemberian hijauan yang lebih sering dilakukan dapat meningkatkan
kemampuan sapi untuk mengkonsumsi ransum dan meningkatkan pencernaan bahan kering
hijauan.

3. Sistem Pemberian.

Konsentrat sebaiknya diberikan kepada ternak dalam bentuk kering (tidak dicampur air),
namun pemberian bentuk basah juga dapat dilakukan. Apabila pemberian konsentrat dalam
bentuk basah maka konsentrat harus habis dalam sekali pemberian sehingga tidak terbuang.

Perubahan jenis pakan yang dilakukan secara mendadak dapat menyebabkan ternak sapi
stress, sehingga tidak mau makan. Oleh karena itu pemberian pakan harus dilakukan sedikit demi
sedikit agar ternak dapat beradaptasi dengan pakan barunya. Untuk selanjutnya pemberian
ditambah sampai jumlah pakan yang sesuai kebutuhannya, sedangkan air minum diberikan secara
terus menerus (add libitum).

CARA MANDIRI DALAM MERAMU RANSUM

Ransum adalah jumlah total bahan makanan yang diberikan kepada sapi selama 24
jam. Ransum merupakan faktor yang sangat penting dalam usaha peternakan karena ransum
berpengaruh langsung terhadap produksi sapi. Perubahan ransum secara kualitas maupun
kuantitas, juga perubahan komponennya, dapat menyebabkan penurunan produksi yang cukup
serius. Akibatnya, cukup sulit untuk mengembalikan produksi seperti semula sebelum perubahan
ransum dan akan memakan waktu lama.

Ransum sapi umumnya terdiri dari hijauan dan konsentrat. Pemberian ransum berupa
kombinasi keduanya akan memberi peluang terpenuhinya nutrisi. Apabila ransum hanya terdiri
dari hijauan, maka biaya yang dikeluarkan relative murah dan lebih ekonomis. Akan tetapi
produksi yang tinggi akan sulit tercapat dengan cepat, seperti pertambahan bobot badan pada
proses penggemukan. Sedangkan pemberian ransum hanya terdiri dari konsentrat akan
memungkinkan tercapainya produksi yang tinggi, namun biaya ransumnya relatife mahal dan
kemungkinan dapat terjadi gangguan pencernaan pada ternak sapi.

Dalam menyusun ransum, diusahakan agar kandungan nutrisi didalam ransum sesuai
dengan nutrisi yang dibutuhkan ternak sapi demi memenuhi kebutuhan hidup pokok, pertumbuhan,
dan reproduksinya. Ransum tambahan berupa dedak halus atau bekatul,bungkil kelapa, ampas
tahu, gaplek biasanya diberikan dengan cara langsung kedalam tempat pakan. Selain itu dapat
ditambahkan mineral sebagai penguat berupa garam dapur dan kapur.

Berikut ini beberapa langkah dalam meramu pakan :

1. Identifikasi bahan baku pakan lokal yang tersedia disekitar anda


2. Ketahui kandungan nutrisi bahan baku pakan yang akan dipakai
3. Ketahui kebutuhan bahan pakan ternak sesuai dengan jenis sapi dan fase-fase
pertumbuhannya. Contohnya sebagai berikut :
• Kadar gizi dalam bahan pakan rumput lapang, jerami padi, ampas tahu dan dedak padi kasar

Tabel 1. Kandungan zat gizi (nutrisi) dalam bahan pakan

TDN
Komposisi Berat Kering Protein Kasar
Nama Bahan Pakan
(%) (%) (%)
(%)

Rumput lapang 30 30,00 7,69 40

Jerami padi 43 85,00 4,00 42

Ampas tahu 7 10,00 20,00 72

Dedak padi kasar 10 86,00 7,21 50

Tepung ikan 10 20 69 40

• Fase kehidupan sapi yang akan digemukkan adalah sapi jantan berumur 2-2,5 tahun
dengan berat 200 kg, dengan pertambahan berat badan harian (PBBH) yang diinginkan
adalah 0,7 kg per hari.
• Kebutuhan gizi sapi yang akan digemukkan secara individual (berdasarkan table
kebutuhan zat makanan sapi pedaging yang sedang bertumbuh dan digemukkan dari
buku Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminansia/1999) sebagai berikut :
Tabel 2. Kebutuhan nutrisi ternak sapi secara individual

Berat Badan Awal PBBH BK Protein Kasar TDN

180 Kg 0,6 Kg/hari 4,8 kg 0,57 kg 2,952 kg

Keterangan :

PBBH : Pertambahan Berat Badan Harian


BK : Berat Kering
TDN : Total Digestible Nutrient

4. Hitung formulasi pakan dengan cara coba-coba (trial and error) atau menggunakan aplikasi
teknologi untuk memudahkan perhitungan. (contoh penyusunan komposisi bahan pakan (ransum)
seperti terlampir).

5. Timbang bahan baku sesuai dengan perhitungan

6. Dengan cara manual, campurkan bahan pakan dengan menyusunnya dalam suatu susunan
tumpukan. Bahan pakan yang paling besar jumlahnya berada dibawah (ratakan) lalu diikuti bahan
yang jumlahnya lebih sedikir (ratakan). Lakukan terus menurus sampai semua bahan habis.

7. Campurkan secara bertahap sehingga pakan yang dicampur homogen (rata).

8. Setelah ransum siap makan siap diberikan kepada ternak.


Lampiran :

Penyusunan Komposisi Bahan Pakan (Ransum)

Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut :

• Tetapkan imbangan hijauan dan konsentrat, hitung kebutuhan nutrisi dalam kg seperti dibawah ini
:

Tabel 3. Kebutuhan nutrisi bahan pakan dalam kilogram

BK TDN
Protein Kasar (Kg)
(Kg) (Kg)

Kebutuhan Total 4,8 0,57 2,952

• Hijauan (80 %)
3,840 0,456 2,362

• Konsentrat (20 %)
0,960 0,114 0,590

• Buatlah tabel kandungan gizi setiap bahan pakan sebagai berikut :

Tabel 4. Kandungan gizi bahan pakan


TDN
Berat Kering Protein Kasar
Nama Bahan Pakan
(%) (%)
(%)

Hijauan

Rumput lapang (60%) 30,00 7,69 40

Jerami padi (40%) 85,00 4,00 42

Konsentrat

Ampas tahu (35%) 10,00 20,00 72

Dedak padi kasar (65%) 86,00 7,21 50

• Tentukan komposisi persentase bahan pakan yang akan diberikan kemudian hitung kebutuhan
nutrisi bahan pakan tersebut.

Cara menghitung komposisi bahan makanan adalah sebagai berikut :

Kebutuhan BK bahan pakan (rumput lapang) = 60/100 x 3,84 = 2,304 kg

(60/100 merupakan persentase rumput lapang dan 3,84 adalah kebutuhan bahan kering asal
hijauan) sehingga diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 5. Perhitungan komposisi bahan pakan

BK Protein Kasar TDN


Nama Bahan Pakan
(Kg) (Kg) (Kg)

Hijauan

Rumput lapang 2,304 0,274 1,417

Jerami padi 1,536 0,182 0,945

Konsentrat

Ampas tahu 0,336 0,040 0,207

Dedak padi kasar 0,624 0,074 0,384

• Persentase tersebut masih berbentuk bahan kering, sehingga perlu dikonversi kedalam berat
segar. Misalnya kebutuhan bahan segar rumput lapang 2,304 x 100/30 = 7,680 (2,304 adalah
jumlah BK rumput lapang dan 100/30 merupakan angka konversi bahan kering ke bahan
segar, karena persentase berat kering rumput lapang adalah 30%) Dengan cara perhitungan
yang sama diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 6. Perhitungan berat segar bahan pakan

Protein Kasar TDN


Berat Segar
Nama Bahan Pakan
(Kg)
(Kg) (Kg)

Hijauan

Rumput lapang 7,680 3,563 3,543

Jerami padi 1,306 4,550 2,250

Konsentrat

Ampas tahu 3,360 0,200 0,287

Dedak padi kasar 0,726 1,026 0,768

Total Bahan Segar 13,072 9,339 6,848

• Evaluasi, lakukan evaluasi berdasarkan faktor-faktor pembatas, yaitu kapasitas rumen terhadap
bahan pakan segar yaitu sebanyak 10% dari total berat badan sapi. Dari perhitungan diatas
diperoleh berat badan segar sebanyak 13,072 kg, sehingga masih bias ditolelir karena masih
berada dibawah angka 10% berat badan sapi (18 kg). Jika total bahan segar diatas 18 kg, maka
perlu dilakukan perhitungan ulang dengan mengubah persentase setiap bahan pakan.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin Z. 2006. Penggemukan Sapi Potong. Agro Media Pustaka. Jakarta.

Mcilroy, R. J. 1977. Pengantar Budidaya Padang Rumput Tropika. Pradnya


Paramita. Jakarta.

Parakkasi A. 1999. Ilmu Nutrisi dan makanan Ternak Ruminan. Penerbit Universitas
Indonesia (UI-Press). Jakarta.

Utomo R. 1995. Bahan Ajar Teknologi Pakan : Hijauan Kering (Hay) dan Predigesti
Hasil Sisa Tanaman Pertanian. Fakultas Pascasarjana Universitas Gadjah
Mada. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai