Anda di halaman 1dari 19

MATERI AJAR

DISUSUN OLEH
DODI ARIANTO, S.Pt
201503437305

PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM


JABATANUNIVERSITAS JEMBER
2022
MATERI
Satuan Pendidikan : SMK NEGERI 8 TANJUNG JABUNG BARAT
Mata Pelajaran : Dasar – Dasar Pakan Ternak
Tahun Pelajaran : 2022/2023
Semester/Kelas : GENAP / X
Alokasi Waktu : 2 x @45 Menit
Matari Pokok : Uji Kualitas Bahan Pakan Ternak

Kehidupan ternak tidak dapat lepas dari pemenuhan kebutuhan pakannya. Secara alami
keanekaragaman jenis bahan pakan telah tersedia secara melimpah di alam. Namun
demikian keanekaragaman jenis bahan pakan tersebut beraneka ragam pula kualitasnya.
Sementara itu kita tahu bahwa agar ternak dapat berproduksi secara optimal perlu diberi
pakan yang berkualitas, sesuai dengan kebutuhannya. Oleh karena itu Manusia yang telah
dikaruniai pengetahuan perlu berupaya untuk memperoleh bahan pakan yang berkualitas.
Upaya tersebut dilakukan dengan cara memilih bahan pakan/pakan yang berkualitas
berdasarkan hasil uji kualitas bahan pakan/pakan yang salah satunya dapat dilakukan
dengan cara uji kualitas secara organoleptis.
Melalui uji kualitas bahan pakan /pakan secara fisik, diharapkan dapat menjadi
acuan dalam memilih bahan pakan/pakan yang berkualitas sehingga dapat memberikan
pakan yang berkualitas pula, yang pada akhirnya dapat diharapkan ternak dapat
berproduksi secara optimal untuk kesejahteraan peternak, pekerja dan masyarakat pada
umumnya.

Untuk mengetahui dan menjamin bahwa bahan pakan dan pakan yang diberikan
kepada ternak merupakan bahan pakan yang berkualitas, makauji kualitas dilakukan
minimal melalui 3 tahapan, yaitu uji kualitas terhadap bahan pakan, uji kualitas pada
saat proses pembuatan pakan, dan uji kualitas pakan jadi.

Pakan adalah semua yang bisa dimakan oleh ternak dan tidak mengganggu
kesehatannya. Pada umumnya pengertian pakan (feed) digunakan untuk hewan yang
meliputi kuantitatif, kualitatif, kontinuitas serta keseimbangan zat pakan yang terkandung
di dalamnya. (Anonim, 2009).
1. Pakan

Adalah segala sesuatu yang dapat diberikan sebagai sumber energi dan zat-zat gizi,
istilah pakan sering diganti dengan bahan baku pakan, pada kenyataanya sering terjadi
penyimpangan yang menunjukkan penggunaan kata pakan diganti sebagai bahan baku
pakan yang telah diolah menjadipellet, crumble atau mash. (Anonim 2008).
2. Bahan pakan (bahan makanan ternak)

adalah segalah sesuatu yang dapat diberikan kepada ternak baik yang berupa bahan
organik maupun anorganik yang sebagian atau semuanya dapat dicerna tanpa mengganggu
kesehatan ternak (Anonim, 2009).
Zat-zat makanan

Zat makanan adalah penyusun bahan pakan yang umumnya memiliki komposisi
kimia yang serupa yang diperlukan untuk hidup, ternak meliputi protein, karbohidrat, lemak,
mineral, vitamin dan air

a. Bahan pakan terdiri dari bahan organik dan anorganik. Bahan organic yang terkandung
dalam bahan pakan, protein, lemak, serat kasar, bahan ekstrak tanpa nitrogen, sedang
bahan anorganik seperti calsium, phospor, magnesium, kalium, natrium. Kandungan
bahan organik ini dapat diketahui dengan melakukan analisis proximat dan analisis
terhadap vitamin dan mineral untuk masing masing komponen vitamin dan mineral yang
terkandung didalam bahan yang dilakukan di laboratorium dengan teknik dan alat yang
spesifik (Anonim a, 2009).
b. Karbohidrat diperlukan sebagai penghsil energi, sehingga ternak dapat melakukan
aktifitashidup sepertibeergerak ,bernafas, dll. Sumber karbohidrat dalam bahan makanan
biji-bijian seperti jagung, beras, cantel, bulgur dan dedak.
c. Lemak diperlukan juga sebagai sumber tenaga untuk pertumbuhan dan peroduksi, dalam
jumlah yang tidak berllebihan. Lemak banyak terkandung dalam bahan makanan asal
kacang tanah, bungkkil kelapa, dedak halus, kedelai dan tepung ikan.
d. Protein diperlukan ternak untuk pertumbuhan alat-alat tubuh seperti uarat-urat,
daginng, kulit. Serta untuk mengganti bagian alat-alat tubuh yang telah rusak. Protein
sangat diperlukan dalam pertumbuhan anak ayamayam. Sumber protein banyak terdapat
dalam bahan makanan hewani dan nabati, seperti tepung daging, daging, cacing, tepung
ikan.

e. Vitamin diperlukan untuk melancarkan berbagai proses yang terjadi didalam tubuh,serta
untuk menambah daya tahan atau kekebalan daya tubuh terhadap serangan penyakit.
Walupun di butuhkan dalam jumlah sedikit, vitamin harus tersedia dalam pakan yang
diberikan. Sumber makanan yang banyak mengandung vitamin diantaranya berupa
hijauan , jagung kuning dan butir-butiran.
f. Mineral/abu berguna sebagai zat pembangun tubuh. contohnya : zat besi diperlukan
dalam proses pembentukkan darah, Kalsium dan phospor berperan dalam pembentukan
tulang..
g. Air merupakan unsur penting yang diperlukan sebagai :

1) Pengatur temperatur tubuh


2) Mengeluarkan zat-zat yang sudah tidak diperlukan lagi,
3) Membawa zat-zat makan yang diperlukan keseluruh tubuh.
4) Membantu dalam proses pencernaan dan metabolisme dalam tubuh.

3. Ransum
Pakan yang biasa disajikan untuk ternak lebih umum disebut ''Ransum". Ransum
adalah pakan jadi yang siap diberikan pada ternak yang disusun dari berbagai jenis bahan
pakan yang sudah dihitung (dikalkulasi)sebelumnya berdasarkan kebutuhan industri dan
energi yang diperlukan. (Anonim a 2008). Ransum terdiri atas satu atau campuran dari
beberapa pakan yang diberikan kepada teernak selama 24 jam, pemberian dapat 1 kali
atau beberapa kali selama 24 jam. Sedangkan ransum yang seimbang(sempurna) adalah
ransum yang di berikan selama 24 jam, yang mengandung semua zat-zat makan dalam
kuantitas,kualitas dan perbandingan cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi yang
diperlukansesuai dengan tujuan pemeliharaan. Pada umumnya ransum untuk ternak
ruminansia terdiri dari pakan hijauan dan pakan konsentrat. Pakan pokok dapat berupa
rumput, legum, perdu, pohon – pohonan serta tanaman sisa panen (Gambar 2 s.d 5);
sedangkan pakan konsentrat berupa biji-bijian, bungkil, bekatul dan tepung ikan.

Berdasarkan sumber atau asalnya, bahan pakan dapat digolongkan menjadi:


a. Bahan pakan yang berasal dari hewan dan hasil ikutannya (by product), sepert : bahan
pakan asal ternak dan limbahnya, susu dan limbah pengolahannya, limbah peternakan
ayam, dan bahan pakan asal ikan dan udang
b. Bahan pakan yang berasal dari tanaman dan hasil ikutannya (by product)., seperti: butir-
butiran dan limbahny,a, , umbi-umbian dan limbahnya, limbah industry perkebunan,
limbah pertanian, dan hijauan
Bahan Pakan Asal Hewan dan Hasil Ikutannya (By Product)

Bahan pakan hewani memiliki karakteristik yang membedakan dengan bahan pakan nabati,
yaitu: Daya simpan rendah, dan bersifat lunak dan lembek

Bahan pakan hewani pada umumnya merupakan sumber protein dan lemak, sedangkan
bahan pakan sumber nabati merupakan sumber karbohidrat, vitamin, mineral, lemak dan
protein

Karakteristik dari masing-masing bahan pakan hewani tidak bias digeneralisasi


disamaratakan)

 Bahan pakan asal Hewan dan By Produck

1. Tepung Daging dan Tulang

Umumnya warna tepung daging dan tulang coklat, tepung daging dan tulang dari industri besar berwarna
coklat tua sedangkan tepung daging dan tulang dari industry kecil coklat terang, Sedangkan bau dari
setiap tepung daging dan tulang mempunyai bau yang khas, bau tepung daging dan tulang dari industri
kecil lebih menyengat.
Menurut Nurcahaya, (1999), bau merupakan indikator rusak atau tidaknya bahan baku pakan, sehingga
jika bahan baku pakan tengik maka kemungkinan besar bahan baku tersebut sudah rusak.
Sumber : https://123dok.com/document/dzx80rwq-karakteristik-sifat-fisik-tepung-serta-tepung-daging-
tulang.html

Tepung Tulang dan daging Tepung Tulang dan daging


Industri kecil Industri Besar
2. Tepung Ikan

Biasanya tepung ikan berasal dari sisa-sisa olahan (sisa kepala atau perut ikan pada pengalengan ikan dan
pengolahan fillet ikan) maupun hasil penangkapan waktu musim ikan sangat banyak sehingga orang tidak
mampu untuk mengolahnya lagi.
Tepung ikan adalah sumber protein yang sangat baik untuk unggas, karena mengandung asam-asam
amino essensial yang cukup untuk kebutuhan ayam dan sumber utama dari lisin dan methionine
Karakteristik sifat fisik Tepung Ikan mempunyai Tekstur yang lembut menggumpal warna kuning
kecoklatan, bau seperti bau pelet ikan
Sumber :
https://www.academia.edu/12123670/nama_asal_karakteristik_dan_proses_bahan_baku_
pakan_unggas

Tepung Ikan

3. Tepung Darah, dan Tepung Bulu


sifat fisik :

Tepung bu!u memunyai tekstur menyerupai serbuk dan berbau apek serta mempunyai warna
cok!at tua

Tepung darah merupakan bahan baku pakan yang berasa! dari Limbah RPH atau tempat
penjagalan berupa darah teksturnya halus seperti tepung karena melalui proses penggi!ingan
mempunyai warna merah kecok!at-coklatan dan berbau arus

Tepung Darah Tepung Bulu

Sumber :
https://www.academia.edu/12123670/nama_asal_karakteristik_dan_proses_bahan_baku_
pakan_unggas
Bahan Pakan Asal Tanaman dan Hasil Ikutannya (By Product)
*) Bahan pakan asal butiran dan limbahnya
1. Jagung

Jagung (Zea mays) merupakan bahan pakan sumber energi yang paling umum digunakan
untuk pakan unggas, hal ini dikarenakan jagung sangat palatable dan sangat besar
kandungan energinya. Jagung merupakan bahan baku ternak yang popular digunakan di
Indonesia dan di beberapa negara. Jagung merupakan pakan yang sangat baik

Jagung Butiran Jagung Pecah Jagung Kuning Halus

untuk ternak. Jagung sangat disukai ternak dan pemakaiannya dalam ransum ternak
tidak ada pembatasan, kecuali untuk ternak yang akan dipakai sebagai bibit. Pemakaian
yang berlebihan untuk ternak ini dapat menyebabakan kelebihan lemak. Jagung
merupakan butiran yang mempunyai total TDN dan NE yang tinggi. Kandungan TDN yang
tinggi (81.9%) adalah karena :

jagung sangat kaya akan bahan ekstrak tanpa nitrogen (Beta-N) yang hampir semuanya
pati,
Jagung mengandung lemak yang tinggi dibandingkan semua butiran kecuali oat,
Jagung mengandung sangat rendah serat kasar, oleh karena itu mudah dicerna.
Kandungan protein jagung rendah dan defisiensi asam amino lisin. Dari butiran yang ada,
hanya jagung kuning yang mengandung karoten. Kandungan karoten jagung akan
menurun dan atau hilang selama penyimpanan
2. Dedak Padi (Oriza sativa)
Dedak padi diperoleh dari penggilingan padi menjadi beras. Banyaknya dedak padi yang
dihasilkan tergantung pada cara pengolahan. Sebanyak 14.44% dedak kasar, 26.99%
dedak halus, 3% bekatul dan 1 -17% menir dapat dihasilkan dari berat gabah kering.
Dedak padi cukup disenangi ternak. Pemakaian dedak padi dalam ransum ternak
umumnya sampai 25% dari campuran konsentrat.
Dedak Padi

Dedak berasal dari limbah penggilingan padi yang Warnanya ,cok!at susu berbau tengik
berteksur seperti tepung yang sangat lembut.
Bekatul merupakan hasil akhir proses penggilingan padi yang penggilinganya berada di
pabrik-pabrik Tekstur dari bekatul seperti bubuk halus berwarna coklat muda dan berbau
tengik.
Sumber :
https://www.academia.edu/12123670/nama_asal_karakteristik_dan_proses_bahan_bak
u_pakan_unggas
3. Bungkil Kedelei
Bungkil kede!ai merupakan limbah dari pembuatan minyak kedelai berupa butiran
kede!ai yang sudah diambi! minyaknya yang sudah dikeringkan Berwarna cok!at muda
mempunyai tekstur yang kasar dan berbau gurih agak sedikit manis

Bungkil Kedelei

4. Ampas Tahu
Ampas tahu adalah salah satu bahan yang dapat digunakan sebagai bahan penyusun
ransum. Sampai saat ini ampas tahu cukup mudah didapat dengan harga murah, bahkan
bias didapat dengan cara cuma-cuma.
Ditinjau dari komposisi kimianya ampas tahu dapat digunakan sebagai sumber
protein. Mengingat kandungan protein dan lemak pada ampas tahu yang cukup tinggi.
Tetapi kandungan tersebut berbeda tiap tempat dan cara pemprosesannya. Terdapat
laporan bahwa kandungan ampas tahu yaitu protein 8,66%; lemak 3,79%; air 51,63% dan
abu 1,21%, maka sangat memungkinkan ampas tahu dapat diolah menjadi bahan
makanan ternak (Dinas Peternakan Provinsi jawa Timur, 2011).
Limbah adalah seluruh bahan yang terbuang dari proses produksi barang-barang kimia,
pertambangan, penyulingan, pertanian dan bahan-bahan pembuatan makanan yang
tampak perubahannya pada permukaan air. Karakteristis ampas tahu adalah partikel
atau padatan berwarna keruh keputih-putihan dan bau khas kedelai. Karakteristik
kimia ampas tahu adalah kandungan organik yaitu karbohidrat, lemak, dan protein.
Limbah padat pembuatan tahu di dalam air merupakan padatan tersuspensi dan terendap
Sumber :
http://disnak.jatimprov.go.id/web/layananpublik/readtehnologi/811/pemanfaatan-
ampas-tahu-sebagai-pakan-unggas
Persyaratan Bahan Pakan
Bahan pakan yang biasa digunakan untuk membuat pakan kebanyakan berasal hasil
pertanian, hasil samping dan limbah industri pertanian. Disamping itu juga ada yang berasal
dari hasil samping dan limbah produk hewani dan perikanan. Bahan pakan tidak serta
merta dapat digunakan dalam pembuatan pakan. Agar pakan yang dihasilkan sesuai, maka
perlu mempertimbangkan beberapa persyaratan, antara lain:
1. Mudah Diperoleh.
Sedapat mungkin bahan pakan yang akan digunakan merupakan jenis-jenis bahan
pakan yang mudah diperoleh dan tersedia di lingkungan sekitar. Dengan memanfaatkan
bahan pakan yang tersedia di lungkungan sekitar maka akan mempermudah dalam
pengadaannya serta dapat diharapkan diperoleh bahan pakan yang relatif lebih
murah/ekonomis.
2. Tidak Bersaing dengan Kebutuhan Pangan Manusia.
Persyaratan ini ditujukan agar tidak terjadi tarik menarik kepentingan antara
kebutuhan pangan manusia dengan pakan ternak. Contohnya singkong dan produknya,
sampai saat ini biasa di konsumsi manusia, sementara itu singkong juga sangat baik
untuk pakan ternak (sebagai sumber energi). Dengan alasan ekonomis, penggunaan
singkong untuk pakan ternak perlu dipertimbangkan, atau strategi pemanfaatannya
adalah memanfaatkan onggok atau kulitnya.

3. Tersedia Secara Kontinyu dalam Jumlah Memadai.


Ketersediaan yang selalu terjamin dalam jumlah yang memadai akan memberikan
kepastian bahwa kualitas pakan akan tetap terjamin dengan bahan baku yang tersedia
tanpa harus mengubah-ubah formula yang sudah ada, karena jika sering mengubah
formula akan menyebabkan ternak harus menyesuaikan diri terlebih dahulu dengan
jenis atau pakan yang baru.
4. Harga Relatif Murah.
Atas dasar pertimbangan efisiensi, maka penggunaan bahan pakan perlu
mempertimbangkan harga bahan pakan tersebut. Harga pakan biasanya terkait dengan
kandungan nutrisinya. Semakin tinggi kandungan nutrisi bahan pakan biasanya
semakin tinggi pula harganya
Parameter Bahan Pakan dan Pakan Berkualitas

Bahan pakan dan pakan yang berkualitas tercermin dari kondisi fisiknya, kandungan
nutrisinya dan tercermin juga dari pencapaian performan ternak nya. Oleh karena itu uji
kualitas bahan pakan dan pakan juga dapat dilakukan dengan cara uji kualitas secara fisik,
uji kualitas secara kimiawi, dan uji kualitas secara biologis.

Uji kualitas secara fisik dilakukan dengan cara pemeriksaan terhadap bahan pakan
dan pakan dari kondisi fisiknya. Bahan pakan dan pakan dikatakan berkualitas secara fisik
apabila memenuhi beberapa persyaratan diantaranya:
1) Bentuk dan ukuran
Bentuk dan ukuran bahan pakan akan membawa konsekwensi pada volume dan harga
bahan pakan serta penanganan lebih lanjut terhadap bahan pakan tersebut.
Sebagai contoh:
Jika bahan pakan tersebut berupa butiran atau bongkahan dengan tekstur yang masih
kasar maka untuk dapat digunakan perlu dilakukan penggilingan terlebih dahulu.
Jika bahan pakan tersebut berupa pakan hijauan, misalnya daun jagung atau rumput
gajah, maka sebelum digunakan perlu dilakukan pencacahan terlebih dahulu.

2) Warna, bau dan rasa

Beberapa jenis bahan pakan khususnya bahan pakan konsentrat, memiliki kekhasan
dalam hal warna, bau dan rasa. Jika bahan pakan tersebut tercampur dengan bahan lain
atau dipalsukan, maka warna, bau dan rasanya akan berubah sesuai dengan tingkat
kontaminasinya/kadar pemalsuannya. Demikian juga apabila bahan pakan tersebut
sudah terlalu lama disimpan maka warna akan berubah dan tidak segar lagi jika
dibandingkan bahan pakan yang masih baru.
Contoh: Tetes, dan bungkil kelapa memiliki warna, bau dan rasa yang khas. Jika dicampur
dengan bahan lain atau sudah rusak karena penyimpanan yang terlalu lama maka warna,
bau dan rasanya akan berubah.
3) Tidak tercampur dengan benda asing / kontaminan/sampah.

Sering terjadi bahan pakan yang diperjualbelikan dipasaran tercampur dengan


bahan/benda asing (sampah/kontaminan) seperti tali plastik, batu-batu kecil dan sampah
lainnya bahkan potongan besi kecil. Jika tercampur dengan sampah maka akan
mempengaruhi kualitas pakan yang akan dibuat, bahkan dapat mengganggu proses
pencernaan pada ternak yang mengkonsumsinya.
4) Tidak berkutu

Sering dijumpai bahan pakan banyak mengandung kutu. Jika ini terjadi berarti bahan
pakan tersebut sudah lama disimpan dan kutu sudah berkembangbiak, akibatnya akan
mengurangi kualitas bahan pakan tersebut, bahan pakan sudah keropos, kandungan
gizinya sudah berkurang.
5) Tidak berjamur

Bahan pakan yang kadar airnya tinggi tidak tahan lama untuk disimpan dan mudah
rusak karena tumbuh jamur. Jamur tersebut disamping merusak bahan pakan juga dapat
mengganggu kesehatan ternak yang mengkonsumsi pakan yang terkontaminasi jamur.
Agar bahan pakan tidak mudah rusak dan berjamur maka kadar airnya harus rendah.
Biasanya berkisar antara 12% – 14%.
6) Tidak tercampur dengan bahan pakan lain

Bahan pakan juga sering dipalsukan, dicampur dengan bahan pakan lain yang
memiliki kualitas lebih rendah atau bahan lain yang bukan bahan pakan. Pencampuran
ini bertujuan untuk memperoleh keuntungan yang besar. Dengan dicampur bahanlain
baik bahan pakan maupun bukan bahan pakan, maka karakteristik bahan pakan tersebut
dalam hal kandungan nutrisinya juga lebih rendah, bahkan bisa mengganggu kesehatan
ternak yang mengkonsumsinya. Dengan kandungan nutrisi yang lebih rendah maka pakan
yang dihasilkan kualitasnya juga rendah.
Uji kualitas secara kimia dilakukan di laboratorium dengan cara analisis kandungan nutrisi
bahan pakan dan pakan serta analisis kemungkinan adanya zat anti nutrisi di dalamnya.

Uji kualitas secara biologis dilakukan dengan cara bahan pakan atau pakan langsung
diberikan kepada ternak untuk mengetahui tingkat palatabilitas, konsumsi pakan, konversi
pakan, tingkat kecernaan, dan performa produksi yang dihasilkan.
Pakan dengan kandungan nutrisi tinggi (berlebihan) tidak serta merta dapat dikatakan
bahwa pakan tersebut memiliki kualitas yang baik, bisa saja kadar nutrisi yang berlebihan
tersebut mengganggu metabolisme atau kesehatan ternak. Dari aspek ekonomi, kadar protein
yang tinggi (berlebihan) berarti penambahan biaya yang sia – sia. Karena biasanya harga
pakan dipengaruhi oleh kandungan proteinnya. Semakin tinggi kadar protein kasar dalam
pakan maka harga pakan tersebut semakin mahal, hal ini disebabkan karena bahan baku
pakan sumber protein harganya relatif mahal.

Kadar serat kasar dan lemak kasar juga hendaknya tidak melebihi standar. Hal ini
dikaitkan dengan efek negatif yang ditimbulkan jika kadar kedua nutrisi tersebut relatif
tinggi. Kelebihan kadar serat kasar akan mengakibatkan feed intake menurun mengingat
serat kasar yang berlebihan tidak bisa/sulit dicerna. Lemak kasar yang berlebihan akan
menjadikan pakan mudah tengik sehingga vitamin yang larut dalam lemak, seperti A, D, E
dan K akan rusak.

Oleh karena itu, pakan yang diberikan kepada ternak baik yang memformulasikan
sendiri (self mixing) maupun yang dibeli hendaknya memiliki kandungan nutrisi yang
seimbang yang berpedoman pada kebutuhan ternak yang dipelihara.
Cara Memperoleh Pakan Berkualitas

Untuk mendapatkan pakan yang berkualitas dengan kandungan nutrisi yang


seimbang dapat dilakukan dengan cara membeli pakan dari feedmill (perusahaan pakan)
ataupun self mixing (membuat pakan sendiri/ diformulasikan sendiri). Keduanya memiliki
kelebihan dan kelemahan.
Jika memilih pakan buatan feedmill (pabrik pakan), biasanya harganya relatif lebih
mahal, namun tidak perlu direpotkan dengan berbagai aktivitas mulai memilih bahan pakan,
pemesanan bahan pakan, penyimpanan bahan pakan, pembuatan formula sampai
pencampuran pakan. Jika memilih self mixing, tentu harus paham dan siap dengan semua
konsekuensinya demi menekan biaya pakan yang dikeluarkan.

Pemberian pakan juga bisa merupakan kombinasi antara pakan buatan feedmill
(pabrik pakan) dan self mixing dalam bentuk pakan campuran, yaitu konsentrat yang
dicampur dengan jagung dan bekatul. Ini merupakan satu cara untuk menekan biaya pakan.

Pakan buatan pabrik biasanya telah melalui serangkaian proses kontrol kualitas yang
ketat, mulai dari seleksi bahan baku, selama proses produksi sampai produk akhir. Alur
kontrol kualitas ini telah menjadi hal yang wajib dilakukan bagi sebuah feedmill, dengan
didukung teknologi modern dan tenaga kerja yang ahli dibidangnya. Semua itu dilakukan
untuk menjamin kualitas pakan yang dihasilkan sesuai dengan standar yang telah
ditentukan.
Pakan hasil self mixing hendaknya juga mengadopsi sistem yang diterapkan pada
feedmill, melakukan uji kualitas, setidaknya untuk hal-hal yang penting, contohnya uji
kualitas bahan baku pakan yang akan digunakan.

Pemeriksaan kualitas bahan pakan dapat didilakukan secara uji fisik (organoleptik)
dan uji kimiawi (uji laboratorium) secara periodik oleh produsen pakan dan peternak sebagai
bentuk kontrol. Uji fisik (organoleptik) terhadap kondisi fisik bahan pakan bersifat kualitatif
karena tidak bisa menunjukkan kadar atau nilai tertentu. Uji Organoleptik dapat digunakan
sebagai penentu awal kualitas suatu bahan pakan. Bersifat subjektif dan sangat tergantung
dengan pengalaman dan kepekaan seseorang. Parameter uji organoleptik meliputi warna,
bau, ada/tidaknya (kutu, benda asing), jumlah biji pecah/biji jamur/biji mati (jagung). Misal
bekatul yang jika diraba/ digosok dengan kedua telapak tangan terlalu kasar, maka bisa
disimpulkan bahwa kandungan serat kasarnya tinggi (banyak sekamnya). Perubahan kondisi
fisik bahan pakan juga dapat sebagai indikasi awal adanya perubahan kandungan nutrisi
(tengik, berjamur, berkutu).

Tahapan Uji Kualitas Bahan Pakan dan Pakan.

Uji kualitas merupakan bagian yang tidak bisa dilepaskan dalam suatu proses untuk
menghasilkan pakan yang bermutu. Uji kualitas yang ketat yang dilakukan terhadap semua
bahan pakan yang akan digunakan dalam pembuatan pakan, diharapkan akan berdampak
positif yaitu dapat dihasilkan pakan yang juga berkualitas. Uji kualitas dilakukan dengan
tahapan mulai dari uji kualitas bahan baku, proses produksi, dan pakan jadi.
1) Bahan baku

Bahan pakan atau bahan baku pakan menjadi titik vital pertama yang menentukan
kualitas pakan yang dihasilkan. Bahan pakan yang sama, berasal dari supplier yang sama
belum tentu memiliki kualitas yang sama. Hal ini karena kualitas bahan pakan sangat
dipengaruhi oleh proses pembuatan bahan pakan, kondisi musim maupun handling, dan
pengiriman. Oleh karenanya kontrol kualitas tetap dilakukan pada setiap kedatangan bahan
baku, meski berasal dari supplier yang sama.Jika bahan baku pakan tersebut disimpan
selama periode waktu tertentu, kontrol kualitas hendaknya dilakukan secara periodik,
misalnya 1 bulan sekali. Hal ini untuk melihat penurunan kualitas selama penyimpanan.
Harapannya bahan baku tersebut masih memiliki nutrisi yang sesuai dengan rentang yang
direkomendasikan sehingga pakan yang dihasilkan memiliki kandungan nutrisi yang sesuai.
Jika ditemukan bahan baku pakan yang menurun kualitasnya bisa dengan cepat
mengantisipasinya.
Tahapan Uji Kualitas Bahan Pakan dan Pakan.Uji kualitas merupakan bagian yang
tidak bisa dilepaskan dalam suatu proses untuk menghasilkan pakan yang bermutu. Uji
kualitas yang ketat yang dilakukan terhadap semua bahan pakan yang akan digunakan
dalam pembuatan pakan, diharapkan akan berdampak positif yaitu dapat dihasilkan pakan
yang juga berkualitas. Uji kualitas dilakukan dengan tahapan mulai dari uji kualitas bahan
baku, proses produksi, dan pakan jadi.
2) Proses produksi
Selama proses produksi hendaknya dilakukan juga kontrol kualitas berupa pengambilan
sampel, terutama selama proses produksi dan sebelum pengemasan. Pada self mixing bisa
saja dilakukan setelah proses mixing (pencampuran) selesai. Berdasarkann hasil uji kualitas
ini dapat diketahui apakah proses pencampuran bahan pakan dapat berjalan optimal
sehingga tercampur dengan homogen.
3) Pakan jadi
Kontrol kualitas pakan jadi dilakukan setelah pakan dikemas dan disimpan di gudang
penyimpanan. Ini dilakukan untuk memastikan bahwa pakan yang akan digunakan atau
dipasarkan memiliki kualitas sesuai dengan standar yang ditetapkan.han baku tersebut
masih memiliki nutrisi yang sesuai dengan rentang yang direkomendasikan sehingga pakan
yang dihasilkan memiliki kandungan nutrisi yang sesuai. Jika ditemukan bahan baku pakan
yang menurun kualitasnya bisa dengan cepat mengantisipasinya.

Jenis-Jenis Uji Kualitas Bahan Pakan dan Pakan Secara fisik


UJi kualitas selama ini mungkin diidentikkan dengan sesuatu yang rumit,
memerlukan peralatan khusus, dan eahlian tersendiri. Anggapan ini ada benarnya. Uji
kualitas dilakukan untuk mengetahui komponen atau bagian kecil dari suatu bahan pakan
atau pakan sehingga memerlukan metode dan peralatan khusus, terutama untuk
mengetahui kadar nutrisi tertentu. Namun demikian, masih banyak pula metode simple
(sederhana) yang dapat dilakukan untuk mendeteksi kualitas bahan pakan dan pakan atau
mengetahui adanya kontaminasi bahan asing.
Secara umum uji atau kontrol kualitas secara mendetail membutuhkan waktu yang relatif
lama. Oleh karena itu diperlukan uji praktis untuk mendeteksi kualitas bahan baku pakan,
salah satunya adalah uji kualitas bahan pakan dan pakan secara fisik.
Sesuai dengan namanya, kontrol kualitas atau uji kualitas secara fisik dilakukan dengan
melihat kondisi fisik dari bahan baku pakan dan pakan.

Nama lainnya ialah uji organoleptik. Uji ini bersifat kualitatif karena tidak bisa menunjukkan
kadar atau nilai tertentu. Kepekaan dan jam terbang
dalam melakukan uji ini akan menjadi penentu tingkat ketepatan hasil uji. Semakin sering
atau terbiasa, maka ketepatannya akan semakin meningkat. Uji kualitas fisik ini dapat
dilakukan melalui beberapa cara, yaitu:

1. Pengamatan visual (penglihatan)


Dilakukan dengan melihat fisik dari bahan baku atau pakan, diantaranya warna,
tekstur, konsistensi, ada tidaknya bahan asing, jamur, serangga atau kumbang
penggerek ataupun gumpalan. Uji organoleptik secara visual ini merupakan teknik
terbaik diantara uji organoleptik lainnya.
Adanya perubahan kondisi fisik suatu bahan baku pakan biasanya mengindikasikan
adanya perubahan kandungan nutrisinya. Misalnya warna tepung ikan yang lebih gelap
dapat mengindikasikan bahwa kadar airnya relatif lebih tinggi. Saat ditemukan serangga
atau kumbang penggerek pada jagung, bekatul atau bungkil kedelai bisa dipastikan kadar
energi atau protein bahan tersebut menurun. Adanya kontaminasi jamur juga demikian,
selain menurunkan kadar nutrisi, jamur juga menghasilkan racun (mikotoksin) yang
dapat melemahkan sistem pertahanan tubuh ternak dan menurunkan respon
pembentukan antibodi.

2. Diraba
Kontrol kualitas ini biasanya dilakukan untuk mendeteksi adanya campuran sekam pada
bekatul. Caranya ambil sesendok bekatul dan letakkan pada telapak tangan. Ambil

sejumput dan gosok-gosokkan diantara jari, jika terlalu kasar bisa disimpulkan bahwa
bekatul tercampur sekam. Bisa juga dengan menekan segenggam bekatul, jika kualitas
bekatul itu baik, akan terbentuk cetakan jari pada bekatul tersebut. Tepung ikan dengan
kadar air tinggi akan terasa panas dan lengket pada tangan.

3. Dibau (aroma)
Beberapa jenis bahan pakan tertentu memiliki bau atau aroma yang spesifik, seperti
tepung ikan, tepung daging, bungkil kelapa dan bungkil kelapa sawit. Jika terjadi
penyimpangan bau (aroma) dari bahan pakan tersebut dapat diindikasikan terjadinya
cemaran dari bahan lain atau bahan pakan lain.
Penyimpangan bau (aroma) juga dapat mengindikasikan bahwa bahan pakan atau pakan
telah mengalami kerusakan, misalnya dedak atau pakan yang berbau apek atau tengik,
berarti dedak atau pakan tersebut sudah mengalami kerusakan.

4. Dirasa
Dalam kontrol kualitas ini kita menggunakan indra perasa kita yaitu lidah. Biasanya
dilakukan untuk mengetahui kadar garam pada tepung ikan. Jika rasa asin mirip dengan
asinan maka diperkirakan kadar garamnya 5%, namun jika rasa asinnya seperti pada
masakan, diprediksikan kadar garamnya berkisar 2-3%.

5. Suara
Identifikasi berdasarkan suara bisa memprediksikan kadar air biji- bijian. Biji-bijian
yang dikeringkan dengan baik saat digoyang-goyang dalam kepalan tangan akan
terdengar lebih nyaring. Begitu juga jika digigit, suara patahannya lebih keras.

6. Uji apung
Uji apung biasanya dilakukan untuk menguji kandungan sekam yang tercampur di
dalam dedak padi. Uji apung dilakukan dengan cara memasukkan sampel bahan pakan
(dedak) ke dalam wadah yang sudah berisi air. Kemudian diamati untuk mengetahui
bagian dedak yang tenggelam dan yang terapung. Jika lebih banyak bagian dedak yang
terapung berarti dedak tersebut kualitasnya kurang baik karena diindikasikan banyak
tercampur sekam. Sebaliknya jika banyak bagian dedak yang tenggelam berarti dedak
tersebut relatif baik, karena sebagian besar terdiri dari kulit ari dan butiran beras pecah.

Gambar 3.2 : Uji Kualitas Bahan Pakan dengan cara Uji Apung
7. Bulk density (kepadatan)
Uji kepadatan (bulk density) ini dilakukan dengan mengukur volume dan berat dari
sampel bahan baku pakan. Masing-masing bahan baku telah memiliki standar bulk
density tersendiri, contohnya ialah jagung 626 g/l (1 liter jagung memiliki berat 626
gram), bekatul 351 - 337 g/l, tepung ikan 562 g/l, tepung daging dan tulang (MBM) 594
g/l, bungkil kedelai (SBM) 594 - 610 g/l (Jowaman & Sarote, 1999). Apabila
kepadatannya melebihi atau kurang standar tersebut ada kemungkinan ada bahan
kontaminan (cemaran).

Gambar 3.3 : Uji Kualitas Bahan Pakan dengan cara Bulk Dencity

8. Kontrol kualitas mikroskopis


Uji kualitas ini merupakan tindak lanjut dari uji organoleptik. Sesuai dengan namanya
diperlukan mikroskop dengan pembesaran 90 - 500 x sebagai alat bantunya. Inti dari uji
ini ialah melihat tekstur bahan baku dan bahan kontaminan dengan lebih cermat lagi
menggunakan alat bantu mikroskop.

PEMBELIAN DAN PENCAMPURAN DEDAK PADI SEBAGAI PAKAN AYAM RAS DAN AYAM
LOKAL
Peternakan rakyat umumnya menggunakan dedak padi sebagai campuran utama pakan
ayam ras dan ayam lokal. Campuran bahan pakan ini dapat mencapai 30% dari seluruh
penyusun bahan pakan lainnya (Pada ransum ayam ras dan ayam lokal, pencampuran lebih
dari 30% tidak disarankan). Tingginya penggunaan dedak padi ini karena ketersediaannya
yang melimpah dan harganya yang murah sehingga umum digunakan sebagai bahan pakan
ekonomis. Selain itu, kandungan energinya pun cukup tinggi sehingga dikategorikan sebagai
bahan pakan sumber energi. Faktor pembatasnya adalah kandungan serat kasar yang tinggi
(12-13 %) dan senyawa fitat yang dapat mengikat mineral dan protein. Dedak padi
mengandung energi termetabolis berkisar antara 1640 – 1890 kkal/kg. Kelemahan lain pada
dedak padi adalah kandungan asam amino nya yang rendah, demikian juga halnya dengan
vitamin dan mineral (Rasyaf, 2004).
Selain faktor – faktor pembatas tersebut, kasus pemalsuan dedak kerap terjadi dan sulit
dihindari, karena kemudahan tata cara pencampuran dan bahan tambahan yang sangat
mudah didapatkan (contoh : sekam halus, tepung bulu, tepung kapur dan serutan kayu).
Hal ini tentu saja akan mempengaruhi kualitas pakan yang dihasilkan, kemudian
dikonsumsi oleh ternak serta akan berdampak buruk pada produktifitas ternak, begitupun
kualitas daging dan telur yang dihasilkan. Pada akhirnya tindakan pemalsuan tersebut akan
merugikan peternak.Berdasarkan hasil pengujian sampel dedak padi di Kabupaten Bogor
pada Tahun 2019, diketahui bahwa hanya 7 sampel dari 16 sampel dedak (43%) yang sesuai
mutu dedak padi sesuai SNI 3178 : 2013, dengan parameter sebagai berikut :

Meskipun belum dapat mewakili status kualitas dedak yang beredar di Kabupaten Bogor
(butuh kajian lebih lanjut), namun tingginya kandungan serat kasar (lebih dari 18%) dan
kadar abu (lebih dari 15%) yang dimiliki sebagian sampel tersebut mengindikasikan adanya
pencampuran bahan lainnya dalam dedak padi.

Dikarenakan berbagai faktor pembatas penggunaan dedak padi tersebut, perlu kiranya
disampaikan kepada peternak untuk mengetahui ciri dedak yang baik secara sederhana dan
strategi untuk mendapatkan dedak padi dengan kualitas yang baik.

Dikalangan pedagang pakan dan peternak, dikenal dua jenis dedak yang popular, yaitu
Bekatul dan Dedak. Dedak adalah hasil samping proses penggilingan padi, terdiri atas
lapisan sebelah luar butiran padi dengan sejumlah lembaga biji. Sementara bekatul adalah
lapisan sebelah dalam dari butiran padi, termasuk sebagian kecil endosperm berpati. Dalam
proses penggilingan padi, dedak dihasilkan pada penyosohan pertama, sedangkan bekatul
pada proses penyosohan kedua.
Berikut perbedaan dedak padi dan bekatul serta identifikasi sederhana kualitas dedak :
*). Dedak padi memiliki serat kasar dan abu yang lebih tinggi dari pada bekatul
(kecernaan dedak padi lebih rendah dari pada bekatul).
*) Dengan perlakuan perendaman dengan air (menggunakan gelas kaca), Sebagian besar
bekatul akan tenggelam, sedangkan pada dedak padi ada bagian-bagian kulit yang
terapung.

*) Pada indikasi pencampuran sekam dan tepung bulu dengan jumlah yang banyak, jumlah
yang terapung akan lebih banyak daripada jumlah yang tenggelam.
*) Pada indikasi pencampuran kapur, akan terlihat endapan putih didasar gelas.
Strategi mendapatkan dedak padi dan bekatul berkualitas baik :

1. Belilah dedak padi pada poultry shop atau tempat penjualan dedak yang menerapkan tata cara
penyimpanan yang baik, yaitu menggunakan palet (alas) dan mengatur jarak tumpukan karung dengan
dinding. Pedagang juga mengetahui lama penyimpanan dedak serta mengatur keluar masuknya dedak
yang dijual.
2. Belilah dedak padi dan bekatul yang tidak lembab, berwarna coklat normal, tidak berbau tengik dan
tidak berjamur.
3. Belilah dedak padi dan bekatul pada penggilingan padi yang mengetahui dan telah membedakan kualitas
dedak yang dihasilkan.
4. Apabila sulit mendapatkan penggilingan padi dengan kriteria tersebut diatas, peternak dapat melakukan
penelitian sederhana dengan metode trial dan error pada beberapa poultry shop atau penggilingan padi
(menggunakan metode perendaman dengan air).
5. Tidak membeli dedak padi pada pedagang yang menawarkan harga murah (dibawah harga pasaran).
6. Apabila telah mendapatkan penjual dedak padi atau tempat penggilingan padi sesuai kriteria tersebut,
peternak dapat menguji kualitas dedak secara berkala secara mandiri maupun dengan layanan
pengawasan pakan dari Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Bogor.

Peternak disarankan menyimpan dedak padi dan bahan pakan lainnya pada tempat yang
kering, tidak lembab dan menggunakan alas (palet) serta terlindung dari sinar matahari dan
hujan.
DAFTAR PUSTAKA

Buku Teks Bahan Ajar Siswa. Paket Keahlian Agribisnis Ternak Ruminansia. Dasar
Dasar Pakan Ternak. Kelas X Semester 1. Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Buku Teks Bahan Ajar Siswa. Paket Keahlian Agribisnis Ternak Unggas. Dasar Dasar
Pemeliharaan Ternak Kelas X Semester 2. Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
http://repositori.kemdikbud.go.id/9949/1/Dasar-dasar-Pakan-Ternak-2.pdf

Mayasari. B (2018) Dasar-Dasar pakan Ternak, Bidang Keahlian Agribisnis dan


Argoteknologi Program Keahlian Agribisnis Ternak. Direktorat Pembinaan SMK.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Fauzan Latif. D24102029. 2006 Karakteristik Sifat Fisik Tepung Ikan serta Tepung
Daging dan Tulang.
https://123dok.com/document/dzx80rwq-karakteristik-sifat-fisik-tepung-serta
tepung-daging-tulang.html

Heny Nurjanah Manajemen Bisnis Unggas / PLJ 2015. Nama, Asal, Karakteristik, Dan Proses
Pengolahan Bahan Baku Pakan Ternak .
https://www.academia.edu/12123670/nama_asal_karakteristik_dan_proses_ba
han_baku_pakan_unggas

Pemanfaatan Ampas Tahu sebagai Pakan Unggas. Dinas Peternakan Provinsi Jawa
Timur. The East Java Livestock Service.
http://disnak.jatimprov.go.id/web/layananpublik/readtehnologi/811/pemanfaa
tan-ampas-tahu-sebagai-pakan-unggas

Seto. R (2018). Majalah Infovet Oktober 15, 2018. Bahan Baku Pakan Berkualitas,
Produktivitas Ternak Optimal (Bag. I)
http://www.majalahinfovet.com/2018/10/bahan-baku-pakan-berkualitas.html

Website Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor (2022) . Pembelian dan
Pencampuran dedak padi sebagai pakan ayam Ras dan ayam Lokal
https://diskanak.bogorkab.go.id/management-pakan-unggas/

Anda mungkin juga menyukai