Anda di halaman 1dari 19

Mata Acara Praktikum: Pembuatan Pakan Bentuk Larutan

Emulsi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pakan merupakan komponen penting dalam budidaya ikan terutama dalam
energi ikan dalam melakukan aktifitas, berkembang, dan reproduksi. Di alam ikan
dapat memenuhi kebutuhan makanannya dengan pakan yang tersedia di alam.
Pakan yang berasal dari alam selalu sesuai dengan selera ikan. Tetapi di
lingkungan budidaya ikan tidak bisa memilih ikan tergantung kepada pakan
buatan. Pakan buatan adalah pakan yang dibuat dari berbagai macam bahan baku
hewani dan nabati dengan memperhatikan kandungan gizi, sifat dan ukuran ikan
yang akan mengkonsumsi pakan tersebut dengan cara dibuat oleh manusia dengan
bantuan peralatan pakan (Gusrina 2008).
Ikan mengkonsumsi makanan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan
energinya dan untuk menjalankan fungsi-fungsi maintanance tubuh seperti
metabolisme, respirasi, pencernaan dan proses fisiologis lainnya. Apabila energi
yang digunakan berlebih maka akan digunakan untuk fungsi lainnya seperti
beraktivitas dan reproduksi. Pada dasarnya pemenuhan nutrien tersebut
dipengaruhi oleh komposisi/formulasi pakan yang dilakukan.
Ilmu nutrisi ikan erat kaitannya dengan asupan nutrien melalui pemberian
pakan. Pakan merupakan salah satu faktor terpenting dalam kegiatan produksi
perikanan, hal ini karena fungsinya yang sangat vital dalam pertumbuhan dan
tingkat kelangsungan hidup ikan. Pakan ikan dikatakan bermutu jika mengandung
nilai nutrisi dan gizi yang dibutuhkan oleh ikan. Menurut Murtidjo (2001) bahwa
pakan yang berkualitas mengandung 70% protein, 15% karbohidrat, 10% lemak,
dan 5% vitamin, air dan mineral. Kualitas pakan tidak hanya sebatas pada nilai
gizi yang dikandungnya melainkan pada sifat fisik pakan seperti kelarutannya,
ketercernaannya, warna, bau, rasa dan anti nutrisi yang dikandung. Kualitas pakan
juga dipengaruhi oleh bahan baku yang digunakan.

1
2

Pakan yang berkualitas akan mendukung tercapainya tujuan produksi yang


optimal. Oleh karena itu pengetahuan tentang nutrisi, gizi, komposisi serta
kualitas secara fisik perlu diketahui (Suryaningsih 2010).

1.2 Tujuan
Berdasarkan latar belakang yang penyusun ambil, maka dapat ditarik
tujuan dari diadakannya praktikum ini adalah :
1. Untuk mengetahui cara membuat pakan berbentuk larutan emulsi
2. Untuk mengetahui berbagai jenis pakan buatan

1.3 Manfaat
Berdasarkan latar belakang yang penyusun ambil, maka dapat ditarik
manfaat dari diadakannya praktikum ini adalah:
1. Mahasiswa/i mengetahui bagaimana cara pembuatan pakan berbentuk
larutan emulsi
2. Mahasiswa/i mampu membuat pakan berbentuk larutan emulsi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pakan Bentuk Larutan Emulsi


Pakan adalah salah satu faktor penentu bagi kegiatan budidaya yang
dilakukan dan dapat pempengaruhi kualitas ikan. Pakan yang baik adalah pakan
yang memiliki kandungan gizi yang baik untuk tubuh ikan. Budidaya intensif
dicirikan oleh tingginya tingkat padat penebaran ikan dan banyaknya pemberian
pakan buatan (Hatimah et al. 1993 dalam Saparinto 2008). Pakan berfungsi
sebagai penyedia energi bagi aktivitas sel-sel tubuh seperti tumbuh, berkembang
dan bereproduksi (Buwono 2000). Kualitas pakan ikan ditentukan oleh komposisi
bahan, sumber bahan, daya cerna, jumlah dan keseimbangan berbagai asam
amino. Pakan yang baik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Pakan harus dapat dimakan oleh ikan, maksudnya kondisi pakan harus baik dan
ukuran pakan harus sesuai dengan ukuran mulut ikan.
2. Pakan harus mudah dicerna.
3. Pakan harus dapat diserap oleh tubuh ikan.
Pemberian pakan akan memberikan manfaat yang optimal bagi
pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan apabila ketiga persyaratan tersebut
dipenuhi (Khairuman 2002).
Jenis pakan buatan terbagi menjadi 2 yaitu berdasarkan bentuknya dan
berdasarkan kandungan airnya. Berdasarkan bentuknya ada larutan, tepung/meals,
butiran/granules, remahan/crumble, lembaran/flake, pellet tenggelam/sinking dan
pelet terapung/floating sedangkan berdasarkan kandungan air ada pakan basah,
pakan lembab, dan pakan kering.
Pakan berbentuk larutan digunakan sebagai pakan burayak ikan (berumur
2–20 hari). Larutan ada 2 macam, yaitu: 1) Emulsi, bahan yang terlarut menyatu
dengan air pelarutnya; 2) Suspensi, bahan yang terlarut tidak menyatu dengan air
pelarutnya. Bentuk larutan ini biasanya diberikan pada saat larva dengan

3
4

komposisi bahan baku yang utama adalah kuning telur bebek atau ayam dengan
tambahan vitamin dan mineral.
Pakan ini berbetuk seperti lem atau cairan kental. Bahan yang digunakan
adalah telur itik terutama kuning telurnya, tepung kedele, tepung sagu/ tapioka, air
dan vitamin. Pakan emulsi dapat dimanfaatkan dalam satu kali pemberian pakan
dan mampu bertahan sampai dengan 10 jam, sehingga dalam pembuatannya
disarankan sesuai kebutuhan.
Bentuk wafer atau lembaran dapat dibuat dari emulsi. Pakan emulsi
dihamparkan di atas alumunium hingga menjadi lapisan yang tipis. Kemudian
lapisan itu dijemur sampai membentuk lembaran. Lembaran kering tersebut
apabila diremas akan menghasilkan kepingan–kepingan kecil.

2.2 Kandungan Nutrisi Bahan Pakan Bentuk Larutan Emulsi


Yang dimaksud dengan nutrisi untuk ikan adalah kandungan gizi yang
dikandung pakan, yang diberikan kepada ikan peliharaan. Apabila pakan yang
diberikan ikan peliharaan mempunyai kandungan nutrisi yang cukup tinggi, maka
hal ini tidak saja akan menjamin hidup dan aktivitas ikan, tetapi juga akan
mempercepat pertumbuhannya. Beberapa komponen nutrisi yang penting dan
tersedia dalam pakan ikan antara lain protein, karbohidrat, lemak, dan serat kasar
(Kordi 2004).
2.2.1 Protein
Protein merupakan senyawa organik kompleks, tersusun atas banyak asam
amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O dan N yang tidak dimiliki oleh
lemak atau karbohidrat. Molekul protein mengandung fospor dan sulfur. Kualitas
protein suatu bahan pakan ditentukan oleh kandungan asam amino, khususnya
asam amino esensial (Sumeru 1992).
Protein merupakan unsur yang paling penting dalam penyusunan formulasi
pakan karena usaha budidaya diharapkan pertumbuhan ikan yang cepat. Dalam
hal ini, protein mempunyai tiga fungsi bagi tubuh yaitu:
a. Sebagai zat pembangun yang membentuk berbagai jaringan baru untuk
pertumbuhan, mengganti jaringan yang rusak, maupun yang bereproduksi.
5

b. Sebagai zat pengatur yang berperan dalam pembentukan enzim dan hormon
penjaga serta pengatur berbagai proses metabolisme didalam tubuh ikan.
c. Sebagai zat pembakar karena unsur karbon yang terkandung didalamnya dapat
difungsikan sebagai sumber energi pada saat kebutuhan energi tidak terpenuhi
oleh karbohidrat dan lemak (Sahwan 2002).
Kebutuhan protein masing-masing jenis ikan berbeda-beda. Jumlah protein
yang dibutuhkan ikan dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain ukuran ikan,
suhu air, jumlah pakan yang dimakan ikan, ketersediaan dan kualitas pakan alami,
dan kualitas protein (Kordi 2004). Pada umumnya ikan membutuhkan makanan
yang kadar proteinnya berkisar antara 20-60 persen. Sedang kadar optimum
berkisar antara 30-36 persen. Apabila protein dalam pakan kurang dari 6 persen,
maka ikan tidak dapat tumbuh (Mujiman 1991).
Pakan buatan terdiri dari beberapa macam campuran bahan pakan yang
berasal dari protein hewani maupun nabati. Sumber protein hewani antara lain
tepung ikan, telur ayam, tepung tulang dan tepung darah. Sumber protein nabati
bisa diperoleh dari limbah industri pertanian seperti bungkil kacang tanah, ampas
tahu, kedelai dan sorghum (Tiana 2004).
Protein nabati (asal tumbuh-tumbuhan) lebih sukar dicerna daripada
protein hewani (asal hewan). Hal itu disebabkan karena protein nabati terbungkus
didalam dinding selulose yang memang sukar dicerna. Selain itu kandungan asam
amino esensial dari protein nabati pada umumnya kurang lengkap dibandingkan
dengan protein hewani (Mujiman1991).
Protein yang digunakan dalam pembuatan pakan bentuk larutan emulsi
adalah tepung kedelai. Di antara jenis kacang-kacangan, kedelai merupakan
sumber protein yang paling baik. Kedelai juga dapat digunakan sebagai sumber
lemak, vitamin, mineral, dan serat. Komposisi rata-rata kedelai dalam bentuk biji
kering dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Komposisi kimia kedelai kering per 100 g
Komposisi Jumlah
Kalori (kkal) 331,0
Protein (g) 34,9
Lemak (g) 18,1
Karbohidrat (g) 34,8
6

Kalsium (mg) 227,0


Fosfor (mg) 585,0
Besi (mg) 8,0
Vitamin A (SI) 110,0
Vitamin B1 (mg) 1,1
Air (g) 7,5
(Sumber: Koswara 1992)
Beberapa hal yang menyebabkan adanya hubungan yang menguntungkan
antara protein kedelai dan kalsium adalah:
a. Kedelai rendah kandungan asam amino bersulfur. Asam amino bersulfur dapat
menghambat resorpsi kalsium oleh ginjal, yang menyebabkan lebih banyak
kehilangan kalsium dalam urine
b. Protein hewani diketahui mempunyai kandungan phosfor dan phosfat yang
tinggi, dan tinggi kehilangan kalsium dari tubuh. Oleh karena itu, penggantian
protein hewani dengan protein kedelai dapat mengurangi kehilangan tersebut.
(Koswara, 2006).
Dalam pembuatan tepung dan bubuk kedelai, proses pemanasan toasting
(perebusan, pengukusan atau penyangraian) merupakan tahap yang penting.
Proses ini bertujuan untuk:
1. Menginaktifkan anti-tripsin,
2. Menginaktifkan enzim lipoksigenase, sehingga bau langu kedelai dapat
dihilangkan.
Di dalam industri makanan campuran, tepung kedelai mempunyai peranan
yang penting karena dapat dicampur dengan produk tepung lainnya (Koswara
1992). Tepung kedelai merupakan salah satu bahan pengikat yang dapat
meningkatkan daya ikat air pada bahan makanan karena di dalam tepung kedelai
terdapat pati dan protein yang dapat mengikat air. Daya ikat air mempengaruhi
ketersediaan air yang diperlukan oleh mikroorganisme sebagai salah satu faktor
penunjang pertumbuahannya. Semakin meningkat daya ikat air maka ketersediaan
air yang diperlukan untuk pertumbuhan mikroorganisme semakin berkurang,
sehingga aktivitas bakteri dalam bahan makanan yang dapat menyebabkan
kebusukan menurun (Virgo 2007).

2.2.2 Karbohidrat
7

Karbohidrat merupakan senyawa organik yang terdiri dari serat kasar dan
bahan bebas tanpa nitrogen (nitrogen free extract) atau dalam bahasa Indonesia
disebut bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN). Unsur-unsur karbohidrat terdiri dari
karbon, hidrogen, dan oksigen dalam perbandingan yang berbeda-beda.
Karbohidrat dalam bentuk yang sederhana pada umumnya lebih mudah larut
dalam air daripada lemak atau protein (Kordi 2004).
Karbohidrat merupakan salah satu komponen sumber energi yang juga
berperan dalam menghemat penggunaan protein sebagai sumber energi. Apabila
pakan yang diberikan kekurangan karbohidrat, ikan akan kurang efesien dalam
penggunaan pakan berprotein untuk menghasilkan energi dan kebutuhan
metabolik lainnya (Afrianto 2005).
Kebutuhan karbohidrat pada pakan ikan bergantung dari jenis ikannya.
Menurut Wilson, hanya ikan herbivor dan omnivor yang dapat memanfaatkan
karbohidrat tanaman. Watanabe , mengatakan bahwa kadar karbohidrat optimum
untuk ikan omnivor adalah 20-40%, sedangkan untuk ikan karnivor antara 10-
20% (Kordi 2014).
Kemampuan ikan untuk memanfaatkan karbohidrat ini tergantung pada
kemampuannya untuk menghasilkan enzim amilase. Dan kemampuan ini
tergantung pula pada jenis ikannya. Apabila makan karbohidrat lebih dari 12
persen, maka pada hatinya akan terjadi timbunan glikogen yang berlebihan, dan
dapat menyebabkan angka kematian yang tinggi. Tapi ikan pemakan segala, dapat
hidup baik dengan makanan yang kadar karbohidratnya sampai 50% atau bahkan
lebih (Mujiman 1991).
Bahan-bahan pakan yang banyak mengandung karbohidrat adalah jagung,
beras, tepung terigu, dedak halus, tepung tapioka, tepung sagu dan beberapa bahan
lainnya. Sebagian bahan diatas, selain sebagai sumber karbohidrat, juga berfungsi
sebagai bahan perekat (binder) dalam pembuatan pakan ikan (Kordi 2004).
Pembuatan pakan bentuk larutan emulsi ini menggunakan tepung sagu
sebagai sumber utama karbohidrat. Tepung sagu adalah tepung yang berasal dari
teras batang pohon sagu. Tepung sagu biasa digunakan sebagai salah satu bahan
baku kue atau penganan lainnya. Pembuatan kue, sagu biasanya digunakan
8

sebagai bahan pengental karenatepung ini bersifat lengket. Tepung sagu kaya
dengan karbohidrat (pati) namun sangat miskin gizi lainnya. Ini terjadi akibat
kandungan tinggi pati di dalam teras batang maupun proses pemanenannya.
Seratus gram sagu kering setara dengan 355 kalori. Dalamnya rata-rata
terkandung 94 gram karbohidrat, 0,2 gram protein, 0,5 gram serat, 10mg kalsium,
1,2mg besi, dan lemak, karoten, tiamin, dan asam askorbat dalam jumlah sangat
kecil.Tepung sagu memiliki ciri fisik yang mirip dengan tepung tapioka. Dalam
resep masakan, tepung sagu yang relatif sulit diperoleh sering diganti dengan
tepung tapioka, meskipun keduanya sebenarnya berbeda.
2.2.3 Vitamin dan mineral
Kebutuhannya berkisar antara 2-5% .Kandungan vitamin di dalam pakan
buatan tergantung dari bahan baku yang digunakan dan bahan yang ditambahkan.
Jumlah vitamin dapat berkurang atau rusak selama proses pembuatan dan
penyimpanan pakan buatan. Oleh karena itu, perlu selalu dilakukan penambahan
vitamin. Sebagian besar vitamin akan rusak karena penanganan yang kurang
cermat, baik selama proses pembuatan maupun penyimpanan pakan yang terlalu
lama (lebih dari tiga bulan). Tiamin akan kehilangan aktivitasnya apabila
pembuatan atau penyimpanan pakan dilakukan dalam kondisi basa atau
mengandung sulfida. Beberapa vitamin akan mengalami perombakan lebih lanjut
apabila terkena cahaya matahari secara langsung. Riboflavin harus dilindungi dari
cahaya matahari atau cahaya lampu. Piridoksin tidak tahan terhadap udara dan
cahaya matahari. Asam pantotenat kurang stabil apabila disimpan di tempat yang
panas dan lembab. Cahaya matahari dan penyimpanan yang terlalu lama akan
merusak aktivitas asam folat. Fungsi vitamin B-12 akan menurun apabila
disimpan di tempat yang bersuhu tinggi. Vitamin E sangat sensitif terhadap proses
oksidasi. Vitamin K dalam bentuk sintetis harus terlindung dari cahaya matahari
secara langsung. Tampak jelas bahwa fungsi vitamin mudah terganggu sehingga
lebih baik segera digunakan. Jika terpaksa disimpan, sebaiknya vitamin di
letakkan di tempat kering dan dingin, serta terhindar dari pengaruh cahaya
matahari maupun cahaya lampu yang terlalu terang.
2.2.4 Binder
9

Binder yang digunakan pada pembuatan pakan bentuk larutan emulsi yaitu
kuning telur.Telur memiliki sifat pengemulsi. Telur membentuk warna, aroma,
kelembutan dan berfungsi sebagai emulsifier alami. Telur juga berfungsi
membentuk struktur dan kekokohan. Di samping itu, telur juga menambah nilai
gizi produk akhir, karena mengandung protein, lemak dan mineral (Anonim
1990).

2.3 Kelebihan dan Kelemahan Pakan Larutan Emulsi


Pakan bentuk emulsi masih tergolong pada jenis pakan basah, sehingga
memiliki kelemahan di antaranya: mudah rusak, tergantung musim, dan tidak
tahan lama ini disebabkan karena bahan yang basah sehingga mikroba pembusuk
mudah berkembang dan akibatnya pakan menjdi mudah rusak dan tidak tahan
lama. Namun disamping kelemahan tersebut pakan ini memiliki kelebihan yakni
harga yang murah dan mudah dalam proses pembuatannya, kelebihan lainnya
yaitu pakan emulsi mudah di cerna ikan sehingga cocok untuk burayak ikan.
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum pertama mata kuliah Nutrisi Ikan yang berjudul Pembuatan
Pakan Bentuk Larutan Emulsi dilaksanakan pada tanggal 10 Mei 2016 pukul
15.00 WIB sampai dengan selesai. Bertempat di Laboratorium Avertebrata Air
Gedung Dekanat Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat-alat
Peralatan yang digunakan pada praktikum pembuatan pakan bentuk
larutan emulsi ini ditunjukkan pada Tabel 1 berikut.
Tabel 2. Alat yang digunakan dalam praktikum pembuatan pelet larutan emulsi
Nama Alat Fungsi
Panci Sebagai wadah untuk memanaskan adonan pakan
larutan emulsi
Spatula Sebagai pengaduk adonan pakan
Sendok Sebagai alat untuk mengambil bahan adonan
Gelas ukur Sebagai alat untuk mengukur volume air
Sebagai pemanas proses pematangan pakan bentuk
Kompor
larutan emulsi
Baskom Sebagai wadah untuk mencampur adonan

3.2.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum pembuatan pakan bentuk
larutan emulsi ini ditunjukkan pada Tabel 6 berikut,
Tabel 3. Bahan yang digunakan dalam praktikum pembuatan pelet larutan emulsi
Nama Bahan Jumlah Fungsi
Telur Ayam 1 butir Sebagai bahan pengemulsi
Tepung Kedelai 20 gram Sebagai sumber protein nabati
Tepung Sagu 5 gram Sebagai sumber karbohidrat, perekat,binder
Air 200 ml Sebagai pelarut

10
Vitamin 1 gram Sebagai sumber Vitamin

11
11

3.3 Prosedur Kerja


Prosedur pembuatan pakan bentuk emulsi, dapat dilihat pada Gambar 1.
sebagai berikut :
Pakan Bentuk Larutan Emulsi
Telur direbus sampai masak kemudian diambil kuning telurnya

Kuning telur dilarutkan ke dalam 200 ml air

Tepung kedelai halus, sagu dan vitamin ditambahkan pada adonan

Bahan diaduk sambil dipanaskan sampai bahan mengental seperti lem

Larutan siap digunakan setelah dingin

Gambar 1. Bagan Alir Pembuatan Pakan Larutan Emulsi


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Berdasarkan hasil pembuatan pakan emulsi yang dilakukan oleh kelompok
kami serta pengamatan secara organoleptik didapatkan karateristik pakan sebagai
berikut (tabel.1) :

Tabel 4. Hasil Pengamatan Organoleptik Pakan Emulsi


No Karateristik Hasil Pengamatan
1 Warna Kuning kecoklatan (browning)
2 Rasa Hambar (cenderung tawar)
3 Tekstur Kental (menyerupai lem)
4 Aroma Khas telur dan tepung kedelai

4.2. Pembahasan
Pakan emulsi merupakan pakan ikan buatan yang dibuat dalam bentuk
emulsi atau cairan kental. Hal tersebut dilakukan oleh karena beberapa alasan
diantaranya adalah untuk menyesuaikan dengan kondisi morfologi ikan target,
ikan target yang dimaksud dalam sub bab ini ialah jenis ikan yang masih dalam
tahap juvenil, burayak, atau larva. Bukaan mulut yang masih relatif kecil akan
dimudahkan oleh pemberian pakan dalam bentuk emulsi dibandingkan dalam
bentuk pelet. Alasan kedua pakan dibentuk emulsi adalah agar bahan pelarut dan
bahan terlarut penyusunnya dapat tercampur dengan baik apabila akan dilakukan
penambahan bahan dalam pakan.Bahan-bahan pelarut dalam pakan yang dibentuk
emulsi adalah air dan telur, sementara bahan-bahan terlarut dalam pakan yang
dibentuk dapat berupa tepung kedelai, tepung sagu, serta penambahan vitamin.
Dalam penelitian kali ini, bahan-bahan yang disediakan yakni 1 butir telur
ayam, 20 gram tepung kedelai, 5 gram tepung sagu, dan 1 gram vitamin. Telur
ayam memiliki fungsi sebagai sumber protein hewani bagi larva ikan. Menurut
Komala (2008), telur ikan memiliki jumlah protein hingga 12,9% dan lemak
11,2%. Kemudian, fungsi kuning telur juga menjadi zat emulifier, artinya menjadi
stabilisator dan pengikat antara cairan dengan lemak. Adapun fungsi dari tepung

12
13

kedelai yakni sebagai sumber protein nabati bagi larva ikan. Menurut Badrut
(2012), kedelai mengandung protein hingga 35% bahkan pada varietas unggul
dapat mencapai 40 – 43%. Selain itu juga, tepung kedelai memberi aroma yang
khas pada pakan emulsi yang dihasilkan.
Tepung sagu berfungsi sebagai sumber karbohidrat bagi larva ikan.
Menurut Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan RI (1979), kandungan
karbohidrat yang terdapat pada sagu dapat mencapai 84,7 gr per 100 gr. Selain hal
tersebut, tepung sagu juga memberikan tekstur yang kental sehingga membuat
pakan ikan seperti pasta atau lem. Vitamin berfungsi sebagai pakan tambahan bagi
larva ikan agar pakan yang dibuat padat gizi.
Setelah mengalami pencampuran dan pemanasan, pakan emulsi yang
dibuat memiliki karateristik organoleptik seperti tabel hasil diatas (tabel 1). Warna
pakan yang kuning kecoklatan atau browning/caramelyzed merupakan hasil dari
kuning telur serta bahan-bahan lain yang mengalami pemanasan. Adapun rasa
yang hambar atau cenderung tawar dan tekstur yang kental merupakan hasil dari
tepung sagu dan kuning telur yang tercampur. Sementara itu, aroma yang tercium
dari pengamatan organoleptik terhadap pakan yakni khas telur dan tepung kedelai,
hasil tersebut diharapkan dapat menjadi penarik bagi larva ikan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Pakan bentuk larutan emulsi merupakan bentuk pakan tambahan untuk
burayak ikan dan udang umur 3-21 hari. Bahan dari pakan ini terbuat dari kuning
telur ayam, 40 gram tepung kedelai, 50 gram tepung sagu serta di tambahkan
dengan 1 gram vitamin. Cara pembuatan pakan emulsi yaitu merebus telur sampai
masak kemudian diambil kuning telurnya dan dilarutkan ke dalam 200 ml air yang
ditambah dengan 40 gram tepung kedelai halus, 50 gram tepung sagu (sebagai
perekat) dan 1 gram vitamin. Campuran bahan tersebut diaduk rata sambil
dipanaskan sampai terbentu emulsi.
Hasil pengamatan pembuatan pakan bentuk larutan emulsi memiliki warna
kuning kecoklatan, aroma telur dan tepung kedelai yang kuat, rasa yang hambar
dan memiliki tekstur yang kental dan tida terlalu halus. Pakan berbentuk emulsi
tidak boleh disimpan di udara terbuka lebih dari 10 jam. Sebaiknya emulsi di
simpan dalam lemari es atau dengan membuatnya setiap akan memberikan pakan.

5.2 Saran
Pembuatan pakan bentuk larutan emulsi tidak terlalu efektif sebagai pakan
pada burayak ikan karena tidak dapat bertahan lama sehingga diperlukan
modifikasi pakan bentuk larutan emulsi agar dapat bertahan lebih lama.

DAFTAR PUSTAKA

14
Badrut Tamam & I Putu Gilang Aditia. 2012. Kandungan Polifenol dan Protein
Tepung Kedele Akibat Perlakuan Pengolahan. Poltekkes Gizi Denpasar
Buwono, I. D. 2000. Kebutuhan Asam Amino Esensial dalam Ransum Ikan.
Penerbit Kanisius. Yogyakarta
Gusrina. 2008. Budidaya Ikan. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta
Kordi, K.M.G. 2004. Penanggulangan Hama dan Penyakit Ikan. Cetakan
Pertama. Jakarta: Rineka Cipta
Murtidjo. 2001. Pedoman Meramu Pakan Ikan. Jogjakarta : Kanisius
Suryaningsih. 2010. Makanan Ikan. Jogjakarta : Divapress

Virgo, S. D. Hanela, 2007. Pengaruh Pemberian Tepung Kedelai Terhadap Daya


Simpan Nugget Ayam Ras Afkir. Padang : Fakultas Peternakan Universitas
Andalas

15
LAMPIRAN

Lampiran 1. Alat dan Bahan Pembuatan Pakan Larutan Emulsi


Tepung Kedelai Kuning Telur

Baskom Loyang

Gelas Ukur Vitamin

Lampiran 2. Foto Kegiatan Pembuatan Pakan Larutan Emulsi

16
Mendinginkan Pakan Memanaskan Pakan

17

Anda mungkin juga menyukai