Disusun Oleh:
Kelas C
Kelompok 5
Arisca Tania
230110130122
230110130139
230110130143
Fauzi Rachmansyah
230110130165
Joana Viviani
230210130054
M. Albar Ghiffar
230210130060
Faisal Abdurahman
230110100038
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami hadiratkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Seperti kita ketahui,
manusia bukanlah satu-satunya makhluk yang tinggal di bumi. Terdapat ciptaan
Tuhan lainnya yang sarat akan manfaat dan keunikan masing masing. Manusia
yang telah dianugerahi nikmat lebih yaitu akal, memiliki tanggung jawab untuk
mengenali, mengerti, dan memahami hal tersebut agar dapat memanfaatkannya
untuk mengubah dunia menjadi lebih baik.
Planktonologi adalah ilmu yang mempelajari segala aspek kehidupan plankton.
Meskipun plankton terdapat diseluruh permukaan perairan, dan memiliki peranan
penting di perairan yaitu sebagai pakan alami larva ikan, namun orang mulanya
tidak menyadari kehadirannya karena ukurannya yang mikroskopis. Sesuai
dengan konsep dasar dari Planktonologi, makalah ini disusun untuk memaparkan
budi daya fitoplankton dari spesies Porphyridium sp. Terdiri dari tiga Bab, Bab I
Pendahuluan yang memaparkan latar belakang, rumusan masalah dan tujuan kami
dari budi daya fitoplankton tersebut. Bab II yang berisikan tinjauan pustaka
Porphyridium sp., kultur mikroalga, dan medium yang akan digunakan yaitu
limbah cair TPA. Bab III beriisikan tentang alat dan bahan yang digunakan untuk
kultur serta prosedur kultur yang akan dilakukan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah bekerja sama
dalam pembuatan makalah ini. Sebagai sebuah karya, makalah ini akan terus
berproses, tentunya dengan masukan, kritik, dan saran dari berbagai pihak.
Semoga makalah ini dapat bermakna, memberikan manfaat, dan menjadi inspirasi
pada siapa pun yang menggunukannya.
Jatinangor, Mei 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar belakang
Plankton adalah organisme mikroskopis baik hewan maupun tumbuhan yang
hidup melayang bebas tidak dapat melawan arus, serta tidak terikat dengan pantai
dan dasar perairan. Berdasarkan kemampuan membuat makanan, Plankton dibagi
menjadi dua yaitu Fitoplankton dan Zooplankton.
Fitoplankton disebut juga plankton nabati. Fitoplankton merupakan salah satu
komponen penting dalam suatu ekosistem karena memiliki kemampuan untuk
menyerap langsung energi matahari melalui proses fotosintesa guna membentuk
bahan organik dari bahan-bahan anorganik yang lazim dikenal sebagai
produktivitas primer. Fitoplankton hidup di air tawar, laut, dan air payau.
Fitoplankton yang mendominasi hidup di air tawar mempunyai ciri ciri dan
morfologi serta metode reproduksi yang berbeda-beda.
Mikroalga adalah kelompok tumbuhan berukuran renik, diameternya antara 330 m berupa tanaman thalus serta memiliki klorofil sehingga sangat efisien
dalam menangkap dan memanfaatkan energi matahari dan CO2 untuk keperluan
fotosintesis. Mikroalga terdiri dari banyak spesies yang hampir semuanya adalah
organisme akuatik. Pertumbuhan mikroalga dalam media kultur dapat ditandai
dengan bertambah besarnya ukuran sel atau bertambah banyaknya jumlah sel
(Sasmita et al, 2004).
1.2.
Rumusan Masalah
1. Apa itu Porohyridium sp ?
2. Bagaimana metode budidaya Porohyridium sp.?
1.3.
Tujuan
1. Untuk mengetahui spesies Porohyridium sp sebagai pakan alami.
2. Untuk mengetahui metode budidaya Porohyridium sp.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
:
:
:
:
:
:
:
Protista
Rhodophyta
Bangiophycidae
Porphyridiales
Porphyridiaceae
Porphyridium
Porphyridium sp
laut karena dapat hidup dengan baik pada media cair maupun media padat air laut
(Borowitzka 1988).
Struktur sel Porphyridium sp merupakan tipe struktur sel eukariotik.
Setiap sel dikelilingi oleh dinding sel yang terdiri dari dua lapisan. Lapisan bagian
luar terdiri dari bahan pectic dan lapisan bagian dalam terbuat dari cellulosic
microfibrils. Biomasa kering sel P. cruentum mengandung protein 28-40%,
karbohidrat 22-57%, lipid 6-14%, phycoerythrin 8%, asam arachidonat 2%,
phycocyanin 0,2-0,3% dan klorofil 0,1-0,3% (Anonim, 2004).
Sel P. Cruentum dapat menghasilkan metabolit-metabolit yang aktif secara
biologi seperti antibiotik. Kelompok senyawa kimia utama yang merupakan
antibakteri adalah fenol dan senyawa fenolat, alkohol, halogen, logam berat,
detergen, aldehid, dan gas kemosterilisator (Borowitzka & Borowitzka, 1988).
Pemberian nama alga merah untuk Porphyridium sp didasarkan atas
kelebihan dan dominasi dari pigmen merah r(red)-fikoeritrin dan r(red) -fikosianin
yang dimilikinya. Jenis klorofil yang dimilikinya adalah klorofil a sedangkan
klorofil b tidak ada dan diganti dengan klorofil d. Pigmen merah menutupi warna
dari pigmen fotosintesis lainnya. Pigmen r-fikoeritrin, r-fikosianin, dan
alllofikosianin terkandung dalam fikobillin dari alga merah. Fikobillin berperan
penting dalam fotosintesis sebagai pigmen penerima cahaya terutama pada
fotosistem II (PSII) dalam phycobillisome (Arylza 2005).
Porphyridium cruentum baik untuk dikultur karena mikroalga ini sangat
menguntungkan. Spesies ini mengandung senyawa-senyawa seperti asam lemak,
lipida, dan polisakaria yang bisa digunakan untuk industri kosmetik dan obat.
Selain itu kandungan karbohidrat yang tinggi (Sekitar 57%) merupakan kelebihan
utama dari spesies itu. Kandungan karbohidrat dan polisakarida pada spesies ini
dapat digunakan untuk pembuatan biofuel.
2.2. Kultur Mikroalga
Kultivasi mikroalga dipengaruhi oleh beberapa faktor umum seperti faktor
eksternal (lingkungan) yang biasa dikenal. Faktor-faktor lingkungan tersebut
keseimbangan
karbon
anorganik,
mengubah
pertumbuhan
dan
metabolisme
mikroalga
untuk
proses
biofiksasi
menghasilkan
10
merupakan
mempengaruhi
pertumbuhan
faktor
dan
yang
penting
metabolism
yang
mikroalga
dengan
baik
sehingga
mikroalga
dalam
kultur
11
terdiri atas senyawa-senyawa kimia hasil dekomposisi sampah dan air yang
masuk dalam timbulan sampah. Air tersebut dapat berasal dari air hujan, saluran
drainase, air tanah atau dari sumber lain di sekitar lokasi TPA.Pada saat terjadi
hujan di lokasi Tempat Pembuangan Akhir, maka air hujan akan masuk dan
meresap kedalam tumpukan sampah yang kemudian membawa zat-zat berbahaya
dengan kepekatan zat pencemar yang tinggi melimpah atau keluar dari timbunan
sampah pada Tempat Pembuangan Akhir berupa limbah cair yang dinamakan
leachate (air lindi). Pada TPA yang masih beroperasi, BOD leachate(air lindi)
dapat mencapai antara 2000 30.000 mg/l, COD antara 3000 60.000 mg/l, TOC
antara 1500 20.000 mg/l dan PH antara 4,5 7,5. Namun pada TPA yang sudah
beroperasi lebih dari 15 tahun, pada umumnya akan terjadi penurunan kandungan
BOD, COD maupun TOC, bahkan pH dari leachate cenderung mendekati netral
dan mempunyai kandungan karbon organik dan mineral yang relatif menurun.
( Martin, 1991 )
12
BAB III
METODOLOGI BUDIDAYA
Mikroskop
Selang
Pipet
Gelas Benda
Kaca Penutup
Gelas Ukur
Gelas Beker
pH meter
Aerator
Rak
Toples volume 500 mL
3.1.2 Bahan
3.2. Prosedur
13
Pemanenan
Kultur
14
KESIMPULAN
dengan baik pada media cair maupun media padat air laut
Alasan kenapa Porphyridium cruentum baik untuk dikultur adalah karena
mikroalga ini mengandung senyawa-senyawa seperti asam lemak, lipida,
dan polisakaria yang bisa digunakan untuk industri kosmetik dan obat.
Selain itu kandungan karbohidrat yang tinggi (Sekitar 57%) merupakan
kelebihan utama dari spesies itu. Kandungan karbohidrat dan polisakarida
15
DAFTAR PUSTAKA
(diakses pada