A. Tepung ikan(Hewani)
Tepung ikan yang sudah memenuhi syarat dapat disimpan untuk persediaan
selama dibutuhkan. Kadar air dalam tepung ikan sangat menentukanlama tidaknya
tepung ikan tersebut dapat disimpan. Kelembaban gudang penyimpanan dan ventilasi
gudang mempengaruhi lama dan kualitas bahan(Suriatna,1990).Tepung ikan
merupakan bahan makanan pokok ikan yang digunakan sebagai sumber protein
hewan dan mineral, terutama kalsium dan fosfor.
Bahan makanan tersebut mengandung protein yang memiliki kualitas jauh
lebih baikkarena mengandung asam amino yang diperlukan untuk ikan, terutama
methionindan lisin (Djangkaru, 1974).Tepung ikan yang baik berasal dari jenis ikan
yang kadar lemaknyarendah. Bau khusus suatu jenis ikan kadang juga mempengaruhi
daya tariknya,sehingga lebih merangsang. Untuk meningkatkan bau yang merangsang,
ikannyadapat kita fermentasikan lebih dahulu menjadi bekasem. Ikan-ikan rucah
(tidak bernilai ekonomis tinggi) dan sisa-sisa hasil pengolahan biasanya merupakan
bahan baku yang penting untuk pembuatan tepung ikan. Secara umum tepung
ikanmengandung protein sebanyak 22,65% (Mudjiman, 2000).
A. Vitamin
Afrianto (2005), Vitamin merupakan senyawa organik yang penting bagi
pertumbuhan, reproduksi dan kesehatan ikan serta sebagai pemacu metabolismedalam
tubuh ikan. secara umum vitamin dibagi menjadi dua kelompok, yaituvitamin yang
larut dalam lemak dan vitamin yang larut dalam air. Golonganvitamin yang larut
dalam lemak yakni vitamin A, D, E, dan K sedangkan vitaminyang larut dalam air
yakni vitamin B dan C. Penggunaan vitamin dalam pakan buatan menggunakan For
Boster (vitamin mix). For Boster di formulasi untuk mengganti vitamin yang tidak
tersedia secara lengkap atau hilang selama proses pembuatam pakan.
B Molase
Molase atau yang biasa disebut dengan tetes tebu merupakan produk hasil dari
pengolahan gula tebu yang masih memiliki kandungan gula dan asam organik.
Bentuk dari molase berupa cairan kental dengan warna gelap dan mengandung
sukrosa tinggi.
C. Terasi
Terasi merupakan salah satu olahan fermentasi menggunakan bahan baku ikan
yang berguna untuk meningkatkan cita rasa pada makanan serta memiliki bau yang
khas sehingga digunakan juga untuk penyedap makanan. Menurut Romadhon (2018),
dalam pembuatan terasi melibatkan beberapa bakteri. Bakteri tersebut membuat cita
rasa terasi menjadi khas. Ikan yang digunakan dalam pembuatan terasi yaitu ikan
rucah dan dikombinasikan dengan udang rebon. Terasi seringkali hanya
menggunakan udang rebon sebagai bahan utamanya, namun disini udang rebon
tersebut dicampur dengan ikan rucah sehingga menghasilkan cita rasa yang cukup
berbeda dari biasanya.
D. Air
Air merupakan senyawa yang terdiri dari dua unsur hidrogen dan satu unsur
oksigen yang dilambangkan dengan H2O. Air juga merupakan pelarut universal.
Dalam proses pembuatan pakan air diperlukan untuk menyatukan bahan – bahan
menjadi homogen. Syarat utama air yang harus digunakan adalah air yang bersih.
A. Mesin Mixer
Mesin mixer horizontal atau mesin pencampur bahan pakan yang berfungsi
untuk pencampuran bahan pakan ikan dengan sistem pencampuran bahan
berbentuk horizontal. Sistem pencampuran sama dengan mesin mixer vertikal
hanya saja beda untuk cara kerja dari mesin.
B. Mesin Pencetak
Alat pencetak pelet berbentuk silinder, terbuat dari bahan mild steel atau
stainless steel. Pada bagian dalamnya terdapat ulir pengepres bahan adonan pelet. Ulir
pengepres ini mendorong bahan adonan ke arah ujung silinder dan menekan plat
berlubang sebagai pencetak pelet. Lubang plat berdiameter, sesuai dengan
ukuran pelet yang dikehendaki. Pelet yang keluar dari lubang cetakan akan
dipotong oleh pisau yang berputar di bagian luar silinder.
METODE PRAKTIK
No Bahan Jumlah
1 Tepung Ikan 9,7 Kg
2 Tepung Tapioka 200 g
3 Dedak 10,3 Kg
4 Vitamin 1 Botol
5 Molase 200 g
6 Terasi 2 Saset
7 Air 3 Liter
No Alat Jumlah
1 Mixer Horizontal 1 Unit
2 Mesin Pencetak 1 Unit
3 Ember 1 Unit
4 Pengayakan 1 Unit
5 Styrofoam 1 Unit
8. Penjemuran/Pengeringan
Sebelum dijemur dibawah matahari, pellet yang selesai dicetak dimatangkan
terlebih dahulu. Pematangan dilakukan dengan cara memasukkan pellet kedalam
mesin pengering dan dimasak selama 30 detik. Hal ini bertujuan mematangkan
pellet sehingga pellet menjadi tidak mudah hancur. Pellet yang sudah dimasak
selanjutnya dijemur dibawah sinar matahari selama 2 – 3 hari.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Metode ini dikembangkan oleh Karl Pearson, yang pada abad ke 19 telah
menjadi pelopor penggunaan metode statistik dalam berbagai penelitian bidang
biologi maupun pemecahan berbagai permasalahan yang bersifat sosio ekonomis.
Metode ini biasanya digunakan untuk menggambarkan kadar nutrisi protein, lemak,
karbohidrat atau nutrisi lain yang diperlukan oleh biota air, seperti vitamin dan
mineral.Dasar dalam penyusunan formulasi pakan menggunakan metode ini adalah
adanya pembagian tingkatan protein bahan - bahan pakan. Tingkatan tersebut dibagi
menjadi 2, yaitu protein basal dan protein suplemen.
Diketahui :
Dijawab:
35%
Protein suplemen 35 - 11,5=23,5%
58%
Untuk membuat pakan berprotein 35% sebanyak 20 kg diperlukan bahan baku tepung
ikan dan dedak,