Anda di halaman 1dari 16

PEMBENIHAN IKAN MAS (Cyprinus Carpio) DI BALAI BESAR

PENGEMBANGAN BUDIDAYA AIR TAWAR (BBPBAT) SUKABUMI,


JAWA BARAT

Oleh :
RUSDIANSYAH
14.101010.052

PRAKTEK KERJA LAPANG

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
2016
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ikan Mas ( Cyprinus carpio ) adalah salah satu jenis ikan budidaya air
tawar yang paling banyak dibudidayakan petani baik budidaya pembenihan
maupun pembesaran dikolam perkarangan ataupun air deras ( Running water ).
Produksi Ikan Mas dapat mencapai rata-rata di atas ikan konsumsi lainnya. Di
kalangan petani maupun masyarakat, Ikan Mas telah lama dikenal dan disukai
sehingga pemasarannya tidak begitu sulit. Selain sebagai ikan budidaya, Ikan Mas
memiliki keunggulan, yaitu dapat dikembangbiakan hanya dengan perbaikan
lingkungan atau manipulasi lingkungan dan kawin suntik atau hypofisasi
(Santoso, 1993 ).
Usaha pembenihan Ikan Mas ( Cyprinus carpio ) dapat dilakukan dengan
berbagi cara yaitu secara tradisional, semi intensif dan secara intensif. Dengan
semakin meningkatnya teknologi budidaya ikan, khususnya teknologi pembenihan
maka telah dilaksanakan penggunaan induk-induk yang berkualitas baik.
Keberhasilan usaha pembenihan tidak lagi banyak bergantung pada kondisi alam
namun manusia telah banyak menemukan kemajuan diantaranya pemijahan
dengan hipofisisasi, peningkatan derajat pembuahan telur dengan teknik
pembenihan buatan, penetesan telur secara terkontrol, pengendalian kuantitas dan
kualitas air, teknik kultur makanan alami dan pemurnian kualitas induk ikan.
Untuk peningkatan produksi benih perlu dilakukan penyeleksian tehadap induk
Ikan Mas ( Gunawan, 1998 ).
Ikan Mas ( Cyprinus carpio ) menyukai tempat hidup ( habitat ) berupa
perairan tawar yang airnya tidak terlalu dalam dan alirannya tidak terlalu deras.
Ikan ini hidup dengan baik di daerah dengan ketinggian 150-600 m dpl ( di atas
permukaan laut ) dengan suhu berkisar antara 25-30 0C. Meskipun tergolong ikan
air tawar, Ikan Mas kadang ditemukan di perairan payau atau muara sungai
dengan selinitas sampai 25-30% ( permil ). Jika dilihat dari kebiasaan makannya,
Ikan Mas tergolong ikan omnivora, karena ikan ini merupakan ikan yang bisa
memakan berbagai jenis makan, baik yang berasal dari tumbuhan maupun
binatang renik. Meskipun demikian, pakan utamanya adalah yang berasal dari
tumbuhan di dasar perairan dan daerah tepian ( Amri dan Khairuman, 2002 )
B. Tujuan
Tujuan praktek kerja lapangan ini yaitu untuk mengetahui tehnik
pembenihan Ikan Mas ( Cyprinus carpio ) yang baik dan berkualitas.

C. Manfaat
Manfaat dari Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini adalah agar dapat
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kerja mahasiswa serta memahami
berbagai permasalahan yang dihadapi di lapangan dan menemukan solusi yang
tepat untuk pemecahan masalah tersebut. Laporan PKL mengenai teknik
pembenihan Ikan Mas ( Cyprinus carpio ) di BBPBAT Sukabumi ini juga dapat
digunakan sebagai sumber referensi dan informasi bagi pihak-pihak yang
berminat untuk mengetahui lebih mendalam mengenai teknik pembenihan Ikan
Mas ( Cyprinus carpio ) yang ada di BBPBAT Sukabumi.
II. KONDISI TEMPAT PKL

A. Sejarah BBPBAT Sukabumi


Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT), di Jalan
Selabintana No 37, Sukabumi memiliki sejarah panjang. Tempat ini berdiri sejak
masa penjajahan Belanda. Bermula dari sebuah Sekolah Pertanian yang berdiri
pada 1920 yang bernama Cultuur School/Landbow School, kini tempat tersebut
menjadi primadona bagi mereka yang mau belajar mengenai budidaya air tawar.
Pada Jaman Jepang, lembaga ini sempat berganti nama menjadi Noo Gakko.
Setelah mengalami beberapa perubahan nama dan fungsi, pada 1978
kawasan ini berubah menjadi Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) hingga terakhir
pada tahun 2006 yang lalu, diubah kembali menjadi Balai Besar Pengembangan
Budidaya Air Tawar (BBPBAT). Dengan ketinggian 700 m diatas permukaan laut,
membuat dikawasan BBPBAT udaranya cukup sejuk bahkan dingin, dengan suhu
berkisar antara 20 27 0C. Areal yang memiliki luas 25,6 Ha terbagi atas 3 Ha
Perkantoran, 7 Ha Perkolaman dan 15,6 Ha Sawah dan Kebun. Adapun sumber air
utama, berasal dari Gunung Gede (S. Panjalu, S. Cipelang, S. Cisarua). Sehingga,
pasokan airnya cukup melimpah dengan kondisi yang masih jernih dan sangat
bagus untuk budidaya, sehingga tempat ini cocok untuk dijadikan bahan
penelititan dan perkembangbiakan berbagai ikan. Berbagai sayarat menjadikan
ikan lebih bagus dan perkembangan yang menghasilkan wah, seharusnya
menggunakan Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB). Benih merupakan faktor
penting dalam pemeliharaan, ketersediaan dalam jumlah yang cukup, berkualitas
tinggi dan tepat waktu, termasuk dalam penggunaan benih berkualitas merupakan
salah satu jaminan keberhasilan panen dan salah satu indikator untuk mengukur
kualitas benih adalah laju pertumbuhan dan tingkat kematian.
Paling utama dalam perkembangbiakan ikan ini, harus benar-benar
menggunakan benih berkualitas. Benih berkualitas dihasilkan oleh hatchery (balai
benih) atau pembenih (breeder) terpercaya yang menerapkan sistem produksi
benih yang baik, sehat dan tidak cacat, seragam, respon terhadap pemberian
pakan, bebas dari organisme penyakit dan benih yang sesuai dengan standar, ujar
Jaka Trenggana kasi informasi BBPBAT Sukabumi, kepada Radar Sukabumi,
kamis (8/5). CPIB juga merupakan standar system mutu perbenihan paling
dasar/sederhana yang seharusnya diterapkan oleh pembenih ikan dalam
memproduksi benih ikan yang bermutu, dengan cara melakukan manajemen
induk, pemijahan, penetasan, telur, pemeliharaan larva/benih dalam lingkungan
yang terkontrol melalui penerapan teknologi yang memenuhi persyaratan SNI
atau persyaratan teknis lainnya, serta memperhatikan biosecurity, mampu telusur
(traceability) dan keamanan pangan (food safety).

B. Keadaan Umum Lokasi


BBPBAT Sukabumi terletak di Kota Sukabumi, Jawa Barat. Tepatnya
sekitar 3 km kearah obyek parawisata Selabintana atau 120 km dari Jakarta
menuju arah tenggara. Suhu udara berkisar 20-27 derajat celcius dengan
ketinggian + 700 meter diatas permukaan laut.
Luas Areal 25,6 Ha yang terdiri dari 12 Ha areal perkolaman 2 Ha areal
pesawahan dan sisanya dipergunakan untuk perkantoran, perumahan karyawan
serta sarana penunjang lainnya. Sumber air untuk perkolaman berasal dari sungai
Panjalu dan Cisarua keduanya berasal dari kaki Gunung Gede

C. Visi Dan Misi


1. Visi
Mewujudkan Balai Besar Sebagai Institusi Pelayanan Prima dalam
Pembangunan dan Pengembangan Sistem Usaha Budidaya Air Tawar yang
Berdaya Saing, Berkelanjutan dan Berkeadilan
2. Misi
a. Meningkatkan kapasitas kelembagaan
b. Mengembangkan rekayasa teknologi budidaya berbasis akuabisnis dan
melaksanakan alih teknologi kepada dunia usaha
c. Mengembangkan sistem informasi iptek perikanan
d. Meningkatkan jasa pelayanan dan sertifikasi
e. Memfasilitasi upaya pelestarian sumberdaya ikan dan lingkungan
f. Struktur Organisasi
Berdasarkan peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor :
06/MEN/2006 Struktur Organisasi BBPBAT Sukabumi adalah sebagai berikut :

Kepala Balai Besar Pengembangan Budidaya Air


Tawar (BBPBAT) Sukabumi

Bagian
Tata Usaha

Sub Bagian Sub Bagian


Keuangan Umum

Bidang Standarisasi Bidang Pelayanan


Dan Informasi Teknik

Seksi Sarana Seksi Seksi Sarana Seksi Sarana


Lapang Informasi Lapang Laboraturium

Kelompok Jabatan Fungsional


Perekayasa/Litkayasa/Pengawas/Pustakawan/Pranata Humas
Gambar 1. Struktur Organisasi di Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar
Sukabumi

Pada struktur organisasi Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar


(BBPBAT) Sukabumi di atas. Adapun komponen-komponennya terdiri dari :
1. Kepala Balai BBPBAT Sukabumi
Tugas dari kepala BBPBAT Sukabumi adalah sebagai yang bertanggung
jawab terhadap urusan internal dan eksternal.
2. Sub Bagian Tata Usaha
Mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha balai. Dalam
melaksanakan tugas menyelenggarakan fungsi pelaksanaan urusan kepegawaian,
surat menyurat, rumah tangga, perlengkapan dan pelaksanaan urusan keuangan.
3. Sub Bagian Keuangan
Melakukan pengelolaan urusan administrasi keuangan dan barang
kekayaan milik negara serta penyiapan bahan penyusunan evaluasi dan pelaporan
BBPBAT.
4. Sub Bagian Umum
Melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana, program, dan anggaran
serta pengelolaan urusan administrasi kepegawaian, jabatan fungsional, serta
pelaksanaan urusan persuratan dan rumah tangga di lingkungan BBPBAT.
5. Bidang Standarisasi dan Informasi
Melaksanakan penyiapan dan standar teknik, alat dan mesin pembenihan,
pembudidayaan, pengendalian hama dan penyakit ikan air tawar, pengendalian
lingkungan dan sumber daya induk dan benih ikan air tawar, serta pengelolaan
jaringan informasi dan perpustakaan.
6. Seksi Standarisasi
Melakukan penyiapan bahan standar pengujian dan bimbingan penerapan
standar pembenihan, pembudidayaan, pengendalian hama, penyakit ikan,
lingkungan dan sumber daya induk dan benih ikan air tawar.
7. Seksi Pelayanan Teknik.
Melaksanakan pelayanan teknis kegiatan pengujian, pengembangan,
penerapan teknik, dan pemantauan serta pengawasan pembenihan dan
pembudidayaan ikan air tawar.
8. Seksi Sarana Lapangan
Melakukan pengelolaan sarana lapangan kegiatan pengujian,
pengembangan, penerapan, pemantauan dan pengawasan teknik pembenihan,
budidaya, alat dan mesin, pengendalian hama dan penyakit ikan, pengelolaan
kesehatan ikan, lingkungan, serta sumber daya induk dan benih ikan air tawar.
9. Seksi Sarana Laboratorium
Melakukan penyedian dan pemeliharaan sarana laboratorium, pengujian
teknik pembenihan, pembudidayaan, pengendalian lingkungan, serta pengendalian
hama dan penyaakit ikan air tawar.
10. Kelompok Jabatan Fungsional
Menyelenggarakan kegiatan perekayasaan, pengujian, penerapan, dan
bimbingan pelayanan standar teknik, alat dan mesin, serta sertifikasi pembenihan
dan pembudidayaan, pengendalian hama dan penyakit ikan, pengawasan benih
dan pembudidayaan serta penyuluhan dan kegiatan lain yang sesuai dengan tugas
masing-masing jabatan fungsional berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku

G. Sarana dan Prasarana


Adapun sarana dan prasarana yang terdapat di Balai Besar Pengembangan
Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi adalah :
1. 126 buah kolam.
2. Panti benih ikan nila, carp (ikan mas, grasscarp, mola), gurame, catfish
(lele, patin, baung), kodok, lobster air tawar (cherax) dan ikan hias.
3. Laboratorium kesehatan ikan, kualitas air, nutrisi serta lab keliling.
4. Karantina.
5. Stasiun kolam air deras di Cisaat.
6. Stasiun keramba jaring apung di Waduk Cirata.
7. Stasiun panti benih udang galah di Pelabuhan Ratu.
8. 3 buah ruang rapat dengan kapasitas 180 orang.
9. Auditorium dengan kapasitas 600 orang.
10. Wisma tamu 24 kamar dengan kapasitas 84 orang.
11. Perpustakaan.
12. Masjid dengan kapasitas 150 orang.
13. Lapangan olahraga
14. Hotspot internet.

Tabel 1. Jumlah Pegawai BBPBAT Menurut Status Kepegawaian


STATUS GOLONGAN/RUANG JUMLAH
IV III II I
- PNS 6 84 32 3 130
- CPNS
- 1 - 1 2
- Honorer
- 4 12 1 17
JUMLAH 6 89 44 4 148
Sumber : BBPBAT Sukabumi.

Tabel 2. Kondisi Pegawai BBPBAT Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Profesi


PROFESI PENDIDIKAN JUMLAH
S2 S1 D3 SMA SMP SD
STRUKTURAL
- Kepala Balai - 1 - - - - 1
- Subag TU
1 2 3 23 3 - 32
- Pelayanan Teknik
- Standarisasi & Informasi - 2 1 13 - - 16
- 3 2 3 - - 8
FUNGSIONAL
- Perekayasa 12 11 - - - - 23
- Pengawas Benih
- 5 1 4 - - 10
- Pengawas Budidaya
- PHPI - 4 - - - - 4
- Analisis Kepegawaian
- 14 - 5 - - 20
- Pustakawan
- Honorer - - - 1 - - 1
- - - 1 - - 1
- 2 21 12 1 - 21
JUMLAH 13 50 9 38 4 - 148
Sumber : BBPBAT Sukabumi

III. TINJAUAN PUSTAKA


A. Klasifikasi ikan mas (Cyprinus carpio)
Secara umum ikan mas (Cyprinus carpio) mempunyai sifat-sifat umum
sebagai hewan omnivora (pemakan segala). Menurut Amri dan Khairuman
(2002), berdasarkan penggolongan ikan mas dapat dipaparkan sebagai berikut:
Phyllum : Chordata
Subphyllum : Vertebrata
Superclass : Pisces
Class : Osteichthyes
Subclass : Actinopterigii
Ordo : Cypriniformes
Subordo : Cyprinoidea
Family : Cyprinidae
Subfamily : Ciprinidae
Genus : Cyprinus
Species : Cyprinus carpio

Gambar 2. Ikan Mas (Cyprinus carpio)

B. Morfologi Ikan Mas (Cyprinus carpio)


Ikan Mas (Cyprinus carpio) mempunyai ciri-ciri antara lain bentuk badan
agak memanjang pipih kesamping (compressed), mulut berada di ujung tengah
(terminal) dapat disembulkan dan lunak, memiliki kumis (barbel) dua pasang,
kadang-kadang mempunyai sungut dua pasang, jari-jari sirip punggung (dorsal)
yang kedua mengeras seperti gergaji. Sedangkan letak antara kedua sirip
punggung dan perut bersebrangan, sirip dada (pectoral) terletak dibelakang tutup
insang (operculum). Pada bibirnya yang lunak terdapat dua pasang sungut (berbel)
dan tidak bergerigi. Pada bagian dalam mulut terdapat gigi kerongkongan
(pharynreal teeth) sebanyak tiga baris berbentuk geraham (Rukmana, R. 2003).
Tubuh ikan mas digolongkan tiga bagian yaitu kepala, badan, dan ekor.
Pada kepala terdapat alat-alat seperti sepasang mata, sepasang cekung hidung
yang tidak berhubungan dengan rongga mulut, celah-celah insang, sepasang tutup
insang, alat pendengar dan keseimbangan yang tampak dari luar. Seluruh bagian
tubuh ikan mas ditutupi dengan sisik yang besar, dan berjenis ctenoid. Pada
bagian itu terlihat ada garis linea lateralis, memanjang mulai dari belakang tutup
insang sampai pangkal ekor. Ikan mas memiliki lima buah sirip, yaitu sirip
punggung, sirip dada, sirip perut, sirip dubur, dan sirip ekor. Sirip punggung
panjang terletak di bagian punggung. Sirip dada sepasang terletak di belakang
tutup insang, dengan satu jari-jari keras, dan yang lainnya berjari-jari lemah. Sirip
perut hanya satu terletak pada perut. Sirip dubur hanya terletak di belakang
dubur. Sirip ekor juga hanya satu, terletak di belakang, dengan bentuk cagak
(Bachtiar, Y. 2002). Morfologi Ikan Mas (Cyprinus carpio) dapat dilihat pada
gambar 2 dibawah ini.

C. Gambar 3. Morfologi Ikan Mas (Cyprinus carpio)


Fisiologi Ikan Mas (Cyprinus carpio)
Ikan Mas (Cyprinus carpio) menyukai tempat hidup berupa perairan tawar
yang airnya tidak terlalu dalam dan alirannya tidak terlalu deras. Ikan ini hidup
dengan baik di daerah dengan ketinggian 150-600 m dpl (di atas permukaan laut)
dengan suhu berkisar antara 25-30 0C. Meskipun tergolong ikan air tawar, Ikan
Mas kadang ditemukan di perairan payau atau muara sungai dengan salinitas 25-
30 ppt. Jika dilihat dari kebiasaan makannya, Ikan Mas tergolong ikan omnivora,
karena ikan ini merupakan ikan yang bisa memakan berbagai jenis makan, baik
yang berasal dari tumbuhan maupun binatang renik. Meskipun demikian, pakan
utamanya adalah yang berasal dari tumbuhan di dasar perairan dan daerah tepian.
(Amri dan Khairuman, 2002)

D. Taksonomi Ikan Mas (Cyprinus carpio)


Menurut Arman, A. (1994) bentuk tubuh ikan mas memanjang dan
memipih, tegak (compressed) dengan mulut terletak di ujung tengah (terminal)
dan dapat disembulkan (protaktil). Bagian ujung mulut ini memiliki dua pasang
sungut. Di ujung dalam mulut terdapat gigi kerongkongan (pharyngeal teeth)
yang tersusun dari tiga baris. Sisik ikan mas komet berukuran relatif kecil dan
bergerigi dimana seluruh bagian siripnya berbentuk rumbai-rumbai atau panjang.
Gurat sisi (linnea lateralaris) pada ikan mas tergolong lengkap, berada
dipertengahan tubuh dengan posisi melentang dari tutup insang sampai ke ujung
belakang pangkal ekor. Ciri dari ikan jantan adalah sirip dada relatif panjang
dengan jari-jari luar tebal, lapisan sirip dada kasar, kepala tidak melebar dan tubuh
lebih tipis, langsing atau ramping dibandingkan betina pada umur yang sama.
Sedangkan ciri ikan betina yakni sirip dada relatif pendek, lunak, lemah dengan
jari-jari luar tipis, lapisan dalam sirip dada licin, kepala relatif kecil, bentuknya
agak meruncing dan tubuh lebih tebal atau gemuk dibandingkan jantan pada umur
yang sama

E. Siklus Hidup Ikan Mas (Cyprinus carpio)


Ikan mas adalah jenis ikan air tawar yang berkerabat sangat sangat dekat
karena merupakan spesies yang sama tetapi berbeda ras atau strain, begitu juga
dalam siklus hidupnya sama dengan ikan mas. Perkembangan di dalam gonad
yakni ovarium pada ikan betina yang meng hasilkan telur, dan testis pada ikan
jantan yang menghasilkan sperma (Amri dan Khairuman, 2002) Embrio akan
tumbuh dalam telur yang telah dibuahi olehspermatozoa. Dua sampai tiga hari
telur akan menetas dan tumbuh menjadi larva dengan ukuran berkisar antara 0,5-
0,6 mm dengan bobot antara 18-20 mg. Larva kemudian akan berubah menjadi
kebul (larva stadia akhir) dalam waktu 4-5 hari, setelah 2-3 minggu kebul akan
menjadi burayak (stadia benih) yamg mempunyai ukuran panjang 1-3 cm dan
bobot 0,1-0,5 gram. Dalam waktu 2-3 minggu kemudian burayak tumbuh menjadi
putihan (benih besar) yangmempunyai ukuran panjang 3-5 cm dengan bobot 0,5-
2,5 gram, dan dalam waktu tiga bulan putihan akan tumbuh menjadi gelondongan
(ikan remaja) yang mempunyai bobot 100 gram dan gelondongan tersebut akan
tumbuh terus sampai menjadi induk.

F. Reproduksi Ikan Mas (Cyprinus carpio)


Ikan mas berkembang biak dengan bertelur dimana masa kawinnya pada
daerah tropis pada saat awal musim hujan. Pada saat musim hujan banyaknya
daratan yang terendam air sehingga ikan komet lebih dapat terangsang karena bau
khas dari dalam tanah kering yang terkena air akan keluar saat itu. Ikan komet
betina biasanya bertelur didekat tumbuhan di dalam air dangkal yang tertembus
sinar matahari, telurtelur tersebut kemudian menempel pada akar tanaman air
yang lembut (Suseno, D. 1999)

IV. METODOLOGI
A. Waktu dan Tempat
Kegiatan Praktek Kerja Lapang ini dilaksanakan pada bulan Desember
2016 sampai dengan bulan Januari 2017, yang bertempat di Balai Besar
Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi.

B. Alat dan Bahan

C. Prosedur Kerja
PKL (Praktek Kerja Lapang) dilaksanakan dengan menggunakan metode
survey yaitu penyelidikan yang dilakukan untuk memperoleh fakta-fakta dan
mencari fakta secara faktual, baik tentang institusi sosial dan ekonomi dari suatu
kelompok atau suatu daerah , untuk meningkatkan keterampilan digunakan pola
PKL yaitu ikut berpartisipasi dalam kegiatan di lapangan.

D. Analisis/Pengolahan Data
Dalam kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) menggunakan dua metode
dalam pengumpulan data yaitu data primer dan data sekunder
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan
langsung dilapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau orang
yang bersangkutan dan yang memerlukannya. Data ini diperoleh secara
langsung dengan melakukan pengamatan dan pencatatan dari hasil
observasi, wawancara dan partisipasi aktif.
a. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis
terhadap gejala yang diselidiki. Dalam praktek kerja lapangan ini
observasi dilakukan terhadap berbagai kegiatan pembenihan meliputi
kolam, konstruksi kolam, pengairan, pemanenan, pemasaran dam
pemuliaan.

b. Wawancara
Wawancara adalah suatu cara pengambilan data yang
digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya.
Wawancara ini digunakan bila ingin mengetahui hal-hal dari responden
secara lebih mendalam serta jumlah responden sedikit.wawancara pada
Praktek kerja lapangan ini meliputi sejarah berdirinya Balai Besar
Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi., letak
umum, struktur orgasnisasi, praktek gynogenesis, permasalahn yang
dihadapi, hasil yang dicapai dan sebagainya.
c. Partisipasi Aktif
Bentuk dari partisipasi aktif merupakan suatu kegiatan dimana
kita turut serta secara langsung dalam semua bentuk kegiatan yang
berkaitan dengan praktek gynogenesis.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan olah
orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada, data
ini biasanya diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan-laporan
penelitian terdahulu.data sekunder disebut juga data tersedia.
Dalam praktek kerja lapangan ini data sekunder diperoleh dari
laporan perpustakaan yang menunjang, serta data yang diperoleh dari
lembaga pemerintah, pihak swasta yang berhubungan maupun masyarakat
yang terkait dengan usaha berbagai macam pembenihan ikan mas salah
satunya ikan mas komet.

DAFTAR PUSTAKA
Amri, K. dan Khairuman. 2002. Menanggulangi Penyakit pada Ikan Mas dan
Koi. Agro Media Pustaka. Jakarta.
Arman, A. 1994. Budidaya ikan Air tawar. Kashiko Press: Jakarta
Bachtiar, Y. 2002. pembesaran ikan mas dikolam pekarangan agromedia Pustaka,
Jakarta.
Gunawan. 1998. Mengenal Cara Pemijahan Ikan Mas Dalam Sinar Tani. Raja
Grafindo Persada. Jakarta.
Rukmana, R. 2003. Pembenihan dan Pembesaran Ikan Mas. Penerbit Aneka Ilmu.
Semarang.
Santoso, B. 1993. Petunjuk Praktis Budidaya Ikan Mas. Penerbit Khanisius.
Yogyakarta.
Suseno, D. 1999. Pengelolaan usaha pembenihan ikan mas, Jakarta : Penerbit
Swadaya. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai