Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

BAHAN PAKAN DAN FORMULASI RANSUM

Disusun oleh :

Nama : Santi

Nim : 176010 401 004

FAKULTAS PERTANIAN, PETERNAKAN DAN KEHUTANAN

UNIVERSITAS MUSLIM MAROS

PETERNAKAN

2020

0
DAFTAR ISI

Daftar Isi ..........................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................1
A. Latar Belakang ...............................................................................1
B. Rumusan Masalah .........................................................................1
C. Tujuan ..............................................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN ..................................................................................2
1.Pengertian Pakan Ternak Secara Umum ...................................................2

2.Klasifikasi Bahan Pakan Berdasarkan Sifat Fisik Dan Kimiawi ...............2

3. Fungsi Dan Sumber Nutrisi .......................................................................4

4. Formulasi Ransum Ternak Unggas ...........................................................9

5. Metode Formulasi Ternak Unggas ..........................................................12

BAB 3 PENUTUP ..........................................................................................15


Kesimpulan ......................................................................................................15
Saran ................................................................................................................15
Daftar Pustaka ..................................................................................................16

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pakan menjadi faktor utama usaha peternakan. Tersedianya pakan yang cukup
kualitas, kuantitas dan kontinuitas sangat berpengaruh terhadap keberhasilan usaha
peternakan. Saat ini industri pakan di Indonesia sangat tergantung bahan pakan impor,
padahal Indonesia memiliki banyak sumber pakan yang sangat berpotensi. Oleh karena itu,
perlu adanya penelitian untuk mencari bahan pakan alternatif yang ketersediaannya melipah,
berkualitas dan kontinuitasnya terjamin. Salah satu peluang bahan pakan alternatif yang bisa
dimanfaatkan secara optimal adalah pemanfaatan limbah industri pertanian.

Bahan pakan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan dan dapat dicerna sebagian
atau seluruhnya tanpa mengganggu kesehatan ternak yang memakannya. Agar ternak
peliharaan tumbuh sehat dan kuat, sangat diperlukan pemberian pakan. Pakan memiliki
peranan penting bagi ternak, baik untuk pertumbuhan ternak muda maupun untuk
mempertahankan hidup dan menghasilkan produk (susu, anak, daging) serta tenaga bagi
ternak dewasa. Fungsi lain dari pakan adalah untuk memelihara daya tahan tubuh dan
kesehatan. Agar ternak tumbuh sesuai dengan yang diharapkan, jenis pakan yang diberikan
pada ternak harus bermutu baik dan dalam jumlah cukup.

B.Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah inidiantaranya:

1.Pengertian pakan ternak secara Umum ?

2.Klasifikasi Bahan pakan berdasarkan sifat fisik dan kimiawi ?

3. Fungsi dan sumber Nutrisi ?

4. Formulasi Ransum ternak unggas ?

5. Metode Formulasi Ternak Unggas ?

C.Tujuan Penulis

Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari Pakan,klasifikasi bahan dasar


pakan berdasarkan sifat fisik dan kimiawi, fungsi dan sumber nutrisi pakan, formulsi ransum
ternak dan metode formulasi ternak unggas.

2
BAB II

PEMBAHASAN

1.Pengertian Pakan?

Pakan merupakan sumber energi dan materi bagi pertumbuhan dan dan kehidupan
makhluk hidup . Zat yang terpenting dalam pakan adalah protein. Pakan berkualitas adalah
pakan yang kandungan protein, lemak, karbohidrat, mineral dan vitaminnya seimbang. Pada
umumnya pengertian pakan (feed) digunakan untuk hewan yang meliputi kuantitatif,
kualitatif, kontinuitas serta keseimbangan zat pakan yang terkandung di dalamnya. Pakan
adalah segaalah sesuatu yang dapat diberikan sebagai sumber energi dan zat-zat gizi, istilah
pakan sering diganti dengan bahan baku pakan, pada kenyataanya sering terjadi
penyimpangan yang menunjukkan penggunaan kata pakan diganti sebagai bahan baku pakan
yang telah diolah menjadi pellet, crumble atau mash.Bahan pakan adalah (bahan makanan
ternak) adalah segalah sesuatu yang dapat diberikan kepada ternak baik yang berupa bahan
organik maupun anorganik yang sebagian atau semuanya dapat dicerna tanpa mengganggu
kesehatan ternak.Bahan pakan terdiri dari bahan organik dan anorganik. Bahan organik yang
terkandung dalam bahan pakan, protein, lemak, serat kasar, bahan ekstrak tanpa nitrogen,
sedang bahan anorganik seperti calsium, phospor, magnesium, kalium, natrium. Kandungan
bahan organik ini dapat diketahui dengan melakukan analisis proximat dan analisis terhadap
vitamin dan mineral untuk masing masing komponen vitamin dan mineral yang terkandung
didalam bahan yang dilakukan di laboratorium dengan teknik dan alat yang spesifik.Bahan
dibagi menjadi dua bagian yaitu bahan pakan konvensional dan bahan pakan subtitusi

Bahan pakan konvensional adalah bahan baku yang sering digunakan dalam pakan
yang biasanya mempunyai kandungan nutrisi yang cukup (misalnya Protein) dan disukai
ternak. Bahan pakan konvensional merupakan bahan makro , serta jagung, bungkil
kedelai,gandung,tepung ikan dan bahan lainnya.Bahan baku yang berasal dari bahan yang
belum banyak dimanfaatkan sebagai bahan dari hasil ikutan industri agro atau peternakan dan
perikana. pakan dari kandungan nutrisinya masih memadai untuk diolah menjadi pakan.
Bahan pakan ini biasanya berasal dari ikutan industri agro atau peternakan dan perikanan.

2). Klasifikasi Bahan pakan berdasarkan sifat fisik dan kimiawi

A. Bahan Pakan

Bahan pakan adalah (bahan makanan ternak) adalah segalah sesuatu yang dapat
diberikan kepada ternak baik yang berupa bahan organik maupun anorganik yang sebagian
atau semuanya dapat dicerna tanpa mengganggu kesehatan ternak.(Anonim, 2009).

3
Bahan pakan terdiri dari bahan organik dan anorganik. Bahan organik yang terkandung dalam
bahan pakan, protein, lemak, serat kasar, bahan ekstrak tanpa nitrogen, sedang bahan
anorganik seperti calsium, phospor, magnesium, kalium, natrium. Kandungan bahan organik
ini dapat diketahui dengan melakukan analisis proximat dan analisis terhadap vitamin dan
mineral untuk masing masing komponen vitamin dan mineral yang terkandung didalam
bahan yang dilakukan di laboratorium dengan teknik dan alat yang spesifik. (Anonim a,
2009).

Menurut (Anonim a 2008) bahan dibagi menjadi dua bagian yaitu bahan pakan
konvensional dan bahan pakan subtitusi :

1. Bahan pakan konvensional adalah bahan baku yang sering digunakan dalam pakan
yang biasanya mempunyai kandungan nutrisi yang cukup (misalnya Protein) dan
disukai ternak. Bahan pakan konvensional merupakan bahan makro , serta jagung,
bungkil kedelai,gandung,tepung ikan dan bahan lainnya.

2. Bahan baku yang berasal dari bahan yang belum banyak dimanfaatkan sebagai bahan
dari hasil ikutan industri agro atau peternakan dan perikana. pakan dari kandungan
nutrisinya masih memadai untuk diolah menjadi pakan. Bahan pakan ini biasanya
berasal dari ikutan industri agro atau peternakan dan perikanan.

B. Ransum

Ransum adalah pakan jadi yang siap diberikan pada ternak yang disusun dari berbagai
jenis bahan pakan yang sudah dihitung (dikalkulasi) sebelumnya berdasarkan kebutuhan
industri dan energi yang diperlukan. (Anonim a 2008).

Menurut (Anonim a 2008) berdasarkan bentuknya ransum dibagi menjadi 3 jenis : yaitu
mash, pellet,dan crumble:

1. Mash adalah bentuk ransum yang paling sederhana yang merupakan campuran
serbuk (tepung) dan granula.

2. Pellet adalah ransum yang berasal dari berbagai bahan pakan dengan perbandingan
komposisi yang telah dihitung dan ditentukan. Bahan tersebut diolah menggunakan
mesin pellet (pelletizer) untuk mengurangi loss nurisi dalam bentuk yang lebih utuh.
Ransum berbentuk pellet yang dipecah menjadi 2-3 bagian untuk memperkecil
ukurannya agar bisa dimakan ternak. Kelebihan ransum berbentuk pellet adalah
distribusi bahan pakan lebih merata sehingga loss nutrisi mudah dicegah dan tidak
tercecer pada waktu dikonsumsi ternak.

4
C. Konsentrat

Berdasarkan kandungan gizinya, konsentrat dibagi dua golongan yaitu konsentrat sebagai
sumber energi dan sebagai sumber protein. Konsentrat sebagai sumber protein apabila
kandungan protein lebih dari 18%, Total Digestible Nutrision (TDN) 60%. Ada konsentrat
yang berasal dari hewan dan tumbuhan. Berasal dari hewan mengandung protein lebih dari
47%. Mineral Ca lebih dari 1% dan P lebih dari 1,5% serta kandungan serat kasar dibawah
2,5%. Contohnya : tepung ikan, tepung susu, tepung daging, tepung darah, tepung bulu dan
tepung cacing. Berasal dari tumbuhan, kandungan proteinnya dibawah 47%, mineral Ca
dibawah 1% dan P dibawah 1,5% serat kasar lebih dari 2,5%. Contohnya : tepung kedelai,
tepung biji kapuk, tepung bunga matahari, bungkil wijen, bungkil kedelai, bungkil kelapa,
bungkil kelapa sawit dll. Konsentrat sebagai sumber energi apabila kandungan protein
dibawah 18%, TDN 60% dan serat kasarnya lebih dari 10%. Contohnya : dedak, jagung,
empok dan polar. (Anonimb 2009).

D. Zat Additif

Zat additif merupakan zat yang perlu ditambahkan dalam jumlah relative sedikit yang
kadangkala diperlukan untuk melengkapi ransum yamg disusun, yang berfungsi sebagai
penambah aroma/cita rasa, asam amino/ campuaran asam amino dan vitamin mix. (Anonim,
2009).

Zat additif merupakan suatu bahan atau kombinasi bahan yang biasa digunakan dalam
campuran ransum digunakan dalam jumlah sedikit untuk memenuhi kebutuhan tertentu,
misalnya memacu pertumbuhan, meningkatkan kecernaan seperti antibiotik, hormon,
probiotik, pewarna, rasa. (Anonim b, 2009).

3). Fungsi Dan sumber Nutrisi

A. Energi

Energi di dapatkan dari pakan untuk dikonsumsi oleh ternak. Energi digunakan oleh
ternak untuk melakukan gerak hidup, serat proses-proses hidup lainnya. Peranan energi
umumnya dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan akan energi, baik untuk kerja aktif
maupun dan bergerak bebas, dapat diubah menjadi jaringan-jaringan tubuh seperti bentuk
otot daging, bulu, produtifitas, dan pemeliharaan tubuh. Energi pakan digunakan untuk
mempertahankan suhu badan normal agar dapat melakukan reaksi fisik dan biologis atau
aktifitas, mempertahankan tubuh hangatdan menjaga tubuh kedinginan. Selain itu juga
berfungsi melangsungkan pertumbuhan normal dan produksi seperti: membuat daging,
lemak, telur, gerak dan lain-lain. Sumber energi untuk ternak dapat berasal dari karbohidrat,

5
lemak, dan protein. Karbohidat Sumber energi utama bagi ternak yaitu karbohidrat yang
terkandung didalam pakan.

B. Lemak

Lemak dalam pakan digunakan sebagai sumber energi. Sifat lemak ditentukan oleh
susunan asam lemaknya, asam lemak tidak hanya terdapat pada lemak, tetapi merupakan zat
anatara dari metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Diantara asam-asam lemak, maka
aam asetat mempunyai peranan yang paling funsional sebagai zat yang antara dari siklus
dimana karbohidrat, lemak dan protein dapat diubah atau digunakan sebagai sumber energi
dan pada akhirnya diubah lagi menjadi karbondioksida dan air.

C. Protein

Protein dalam pakan sangat penting bagi kehidupan ternak karena zat tersebut
merupakan protoplasma aktif dalam sel hidup. Nilai yang terkandung dalam protein pakan
secara unum merupakan zat organik yang mengandung karbon, hidrogen, nitrogen, oksigen
sulfur, serta fosfor. Dengan memperoleh protein dari pakan, ternak dapat memperbaiki
jaringan, pertumbuhan jaringan baru, metabolisme untuk energi, meabolisme untuk zat-zat
vital dalam fungsi tubuh normal, dan hormon-hormon terentu. Protein tidak bisa terlepas dari
asam amino, karena asam amino diperoleh sebagai hasil akhir hidrolitik bila protein dimasak
atau apabila enzim-enzim tertentu bekerja pada protein tersebut. Tinggi rendahnya protein
dalam bahan baku makanan tergantung dari asam-asam amino esensial yang terkandung
didalam pakan.

D. Mineral, kalsium dan fosfor

Tubuh memerlukan mineral yang digunakan untuk membentuk tulang (kerangka),


gigi, darah, jaringan tubuh, dan untuk berproduksi. Mineral juga merupakan komponen enzim
yang berfungsi penting dalam proses metabolisme. Untuk pemeliharaan kesehatan tubuh dan
keperluan berproduksi diperlukan mineral dalam jumlah yang sedikit. Walaupun jumlah
mineral yang dibutuhkan tubuh hanya sedikit, tetapi zat ini mutlak dibutuhkan.

Unsur mineral yang dibutuhkan ternak dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu:

 mineral makro, seperti Ca, P, Mg, K, NaCl

 mineral mikro, seperti Fe, Cu, Mo, Zn, Co

 Mineral mikro dibutuhkan dalam jumlah yang lebih kecil daripada mineral
makro. Untuk domba yang sedang tumbuh dan untuk pembaharuan sel-sel
yang berlangsung terus-menerus, serta untuk keperluan berproduksi,
dibutuhkan Ca, P, NaCl, Fe, K, dan I. Ternak domba yang ransumnya kurang

6
mineral, biasanya akan sering terlihat menjilat-jilat tanah (batu merah),
dinding, atau kayu.

Bahan pakan sumber mineral umumnya terdapat pada pakan berbutir dan hasil
ikutannya serta hijauan. Pakan berbutir kaya akan unsur P, sedangkan hijauan kaya Ca, tetapi
unsur P-nya kurang, kecuali hijauan jenis leguminosa. Tepung tulang kaya akan Ca dan P,
sedangkan kapur (giling) merupakan sumber Ca yang paling bagus dan harganya pun murah.
Kekurangan kalsium dan fosfor diperoleh dari pakan akan menyebabkan pertumbuhan
terhambat, produksi menurun, tulang mudah patah, kulit telur tipis, dan persendian
membengkak.

E. Vitamin

Vitamin merupakan zat organik dan digolongkan bukan pakan karbohidrat, protein,
lemak, air ataupun mineral. Vitamin mempunyai peran penting dalam reaksi spesifik
metabolisme tubuh dan proses pertumbuhan, produksi serta kehidupan normal. Vitamin yang
dibutuhkan ternak biasanya tersedia cukup dalam campuran bahan pakan, bila kebutuhan
vitamin tidak tercukupi akan menyebabkan penyakit defisiensi vitamin.

Secara umum, klasifikasi vitamin digolongkan menjadi dua, yakni

 Vitamin yang larut dalam lemak

Vitamin A, berfungsi untuk pertumbuhan, penglihatan, pemeliharaan sel epitel yang


meliputi: pernafasan, saluran kencing, pancernaan, kulit, reproduksi, antiinfeksi. Kekurangan
vitamin A akan menyebabkan pertumbuhan terhambat, nafsu makan berkurang, gangguan
syaraf, mandul, penurunan produksi telur dan daya tetas rendah.

Vitamin D, berfungsi untuk membantu asimilasi penggunaan mineral, kalsium dan


fosfor, perkembangan tulang ternak, Vitamin D berguna dalam proses metabolisme dan
mengatur keseimbangan penggunaan unsur Ca dan P di dalam tubuh. Vitamin D dalam tubuh
dibentuk dengan bantuan sinar matahari karena di bawah kulit terdapat provitamin D yang
apabila terkena sinar matahari akan terbentuk vitamin D. Di daerah tropis, kemungkinan
domba mengalami defisiensi sangat kecil, asalkan setiap hari memperoleh sinar matahari pagi
selama 1-2 jam (antara 07.00 – 09.00). kekurangan vitamin D menyebabkan pelunakan
tulang, oestomalasia, kualitas telur rendah dan daya tetas telur rendah.

Vitamin E, berfungsi untuk ntioksidan (pengawet), susunan jaringan nrmal, reproduksi,


antiaflaktosin, antistress, serta pembentukan kekebalan. Kekurangan vitamin E menyebabkan
ensefalomalasia, diatesis eksudativa, daya tetas tekur rendah dan kualitas karkas rendah.

7
Vitamin K, berfungsi untuk pembentukan protomin dan proses pembekuan darah.
Kekurangan vitamin K menyebabkan darah sukar membeku, terjadinya perdarahan dan bila
kronis bisa menyebabkan kematian.

 Vitamin yang larut dalam air

Vitamin B12, berfungsi sebagai koenzim dari bebrapa sistem enzim terutama yang
berhubungan dengan asam folat. Kekurangan vitamin B12 menyebabkan pertumbuhan
terhambat dan daya tetas rendah.

Boitin, berfungsi sebagai komponen dari beberapa sistem enzim. Kekurangan biotin
menyebabkan malitis, perosis dan daya tetas rendah.

Cholin, berfungsi sebagai perangsang saraf, komponen fosfolipids, dan donir metil.
Kekurangan cholin menyebabkan perlemakan pada hati dan perosis.

Asam folat, berfungsi untuk berhubungan dengan metabolisme vitamin B12, dan reaksi
metabolisme dalam penggabungan unit karbon tunggal menjadi molekul yang lebih besar.
Kekurangan asam folat menyebebkan pertumbuhan terhambat dan kyrang darah.

Asam nikotinat, berfungsi sebagai unsur dari koenzim, dan pengangkut hidrogen.
Kekurangan asam nikotinat menyebabkan nafsu makan berkurang, pertumbuhan bulu kasar,
dan kulit bersisik.

Asam patotenat, berfungsi untuk komponen dari koenzim vitamin A dan dibutuhkan
untuk metabolisme energi. Kekurangan asam pantotenat menyebabkan pertumbuhan
terhambat, enteritis, dan kematian embrio.

Piridoksin atau vitamin B6, berfungsi sebagai koenzim dalam metabolisme protein dan
nitrogen, berperan dalam pembentuakn sel darah merah, dan sangat penting dalam sistem
endokrin. Kekurangan piridoksin menyebabkan kejang, perumbuhan terhambat, dan
pertumbuhan bulu abnormal.

Riboflavin atau vitamin B2, berfungsi untuk merangsang pertumbuhan dan sebagai unsur
dari beberapa sistem enzim yang penting untuk metabolisme karbihidrat dan asam amino.
Kekurngan riboflavin menyebabkan pertumbuhan terhambat serta adanya perubahan dalam
urat syaraf pangkal paha.

Tiami atau vitamin B1, berfungsi sebagai koenzim dalam metabolisme energi,
merangsang nafsu makan dan pertumbuhan untuk metaolisne normal karbohidrat dan untuk
membantu reproduksi. Kekurangan tiamin menyebabkan nafsu makan berkurang dan
produksi telur rendah.

8
Vitamin C atau asam askrbut, berfungsi untuk meningkatkan daya tahan terhadap
infeksi, dan mengurangi stress dilingkungan suhhu yang berubah-ubah. Ekurangan vitamin C
menyebabkan mudah terserang penyakit.

F. Air

Air merupakan salah satu unsur di dalam tubuh ternak yang sifatnya sangat vital bagi
setiap sel tubuh yang hidup. Karena air berfungsi untuk mengatur temperatur tubuh,
membantu proses pencernaan, mengisap zat makanan melalui dinding usus, mengangkut zat
makanan ke seluruh jaringan tubuh, serta mmbuang zat racun sebagai sisa metabolisme
melalui pori-pori kulit, urine, dan pernapasan.

4). Formulasi Ransum ternak unggas

Ransum adalah campuran satu atau lebih bahan baku yang diberikan kepada ternak
untuk memenuhi kebutuhan satu hari dengan maksud dan tujuan tertentu. Contoh bahan
pakan misalnya bekatul, onggok, polar dll. Ransum yang baik harus disusun dan
diformulasikan sedemikian rupa sesuai dengan tujuan awal. Aplikasi pengetahuan nutrisi
bahan pakan dan kebutuhan ternak haruslah menjadi pertimbangan.

Dalam melakukan formulasi atau penyusunan formula paka perlu memperhatikan


strategi memilah, memilih dan menyajikan. Strategi memilih diantaranya adalah memilih
bahan yang berkualitas dan ekonomis. Prinsip ini dengan memperhatikan sifat bahan secara
organoleptik, kemudahan mendapatkan, tidak berefek negatif, tidak bersaing dengan manusia
dan berkelanjutan ketersediaannya. Pakan secara umum dalam klasifikasi pakan hijauan dan
konsentrat. Pemilihan bahan perlu mempertimbangan harga, acuan sumber bahan apakah itu
sumber energi atau protein. Komponen limbah pertanian, perkebunan, limbah pasar bisa
dikombinasikan dalam formulasi.

Bahan yang sudah terpilih selanjutnya dipilah berdasar fisik, kimiawi, biologi serta
suplementasi. Fisik dalam hal ini misalnya perlakuan bahan sebelum diformulasikan misal
apakah bahan perlu dihaluskan, apakah perlu dicacah dan pengolahan lanjutan. Pemilahan
kimia dilakukan untuk mendukung aktivitas kimia bahan, seperti proses pelayuan,
pengeringan dan proses lain secara kimiawi. Penambahan probiotik juga menjadi salah satu
pemilahan bahan; sedangkan suplementasi dilakukan pada beberapa bahan yang ada
kekurangan beberapa kandungan. Misalnya suplementasi mineral.

Penyajian disini adalah memberikan kumpulan bahan setelah diformulasikan kepada


ternak. Jenis ternak (misal sapi, kambing atau domba) menjadi acuan dasar dalam penyajian
ransum, kemudia melihat faktor fisiologi ternak, apakah pedet, bunting, lantasi ataukan
pembesaran. Kebutuhan dan kecukupan pakan yang disajikan dengan memperhatikan ternak
menjadi sehat, untung dan ekonomis; ternak tenang, kenyang nutrisi dan kenyang perut.

9
Menyusun Ransum Pakan AYAM KAMPUNG

1. Mengidentifikasi Kebutuhan Nutrisi Ayam Kampung

Berdasarkan hasil penelitian dan pengalaman peternak, 50% dedak padi dan 20% menir dapat
digunakan dalam ransum ayam kampung.

Bila kedua bahan dan perbandingan ini digunakan dalam menyusun ransum, maka jumlah
protein dari kedua bahan tersebut adalah :

Dedak padi 50% = 0,50 × 12,0% = 6,0%

Menir 20% = 0,20 × 10,2% = 2,0%

Jumlah 70% = 8,0%.

Untuk ayam kampung yang sedang bertelur kebutuhan proteinnya adalah 15%, maka
kekurangan protein yang harus dicukupi dari tepung ikan dan bungkil inti sawit adalah =
15%-8,0% = 7.0%, dengan jumlah campuran 30%.

2. Menghitung Proporsi Tepung Ikan dan Bungkil Inti Sawit dengan Menggunakan
Metode Bujur Sangkar Pearson

Campuran tepung ikan dan bungkil inti sawit harus mempunyai kandungan protein sebesar
7:0,3 (atau 30%) = 23.4 %. Untuk memperoleh campuran tersebut maka dengan perhitungan
bujur sangkar Pearson diperoleh sebagai berikut :

Tepung ikan : PK (50,0%) atau 4,7 bagian,

Bungkil inti sawit : PK (18,7%) atau 26,6 bagian,

Sehingga total keduanya (Tepung ikan dan Bungkil inti sawit) 31,3 bagian.

3. Menghitung Formulasi Ransum Pakan Ayam Kampung

Berdasarkan hasil perhitungan bujur sangkar pearson, maka jumlah :

tepung ikan dalam ransum = 4,7/31,3×30% = 4,50%,

bungkil inti sawit = 26,6/31,3×30% = 25,50%.

10
Sehingga formulasi ransum disusun sebagai berikut :

a). Bahan pakan terdiri dari : Dedak dengan porsi 50%, Menir 20%, Tepung Ikan 4,5% dan
Bungkil Inti Sawit 25,5%

b). Masing-masing bahan pakan ini mengandung protein secara berturut-turut :


6%,2%,2,25%, dan 4,77%

c). Kandungan Energi (ME) masing-masing bahan pakan : 1200 Kkal/kg, 532 Kkal/kg, 134
Kkal/kg, dan 522 Kkal/kg;

d). Kandungan Kapur (Ca) masing-masing bahan pakan : 0,10%,0,02%,0,23%, dan 0,05%
serta

e). Kandungan Premix vitamin dan mineral masing-masing : 0,5%, 0,02%,0,13% dan 0,14%

Dari susunan ransum di atas dapat dilihat bahwa kandungan protein ransum sudah sesuai
dengan yang diinginkan. Akan tetapi, kandungan energi (ME) dan kapur (Ca) untuk ayam
lokal petelur masih terlalu rendah.

Untuk mengatasi hal ini dapat ditambahkan bahan yang mempunyai kadar energi tinggi
seperti jagung atau minyak dan bahan berkadar Ca tinggi seperti tepung kapur, tepung tulang
atau tepung kulit kerang, dengan menggunakan metode di atas.

> Untuk memenuhi kebutuhan kalsium, maka diperlukan sedikitnya (3-0,40)/38×100% atau
=6,84% tepung kapur.

> Untuk memenuhi kekurangan energi diperlukan sedikitnya (2600-2388)/8600×100% atau


=2.46% minyak goreng.

Selain itu perlu juga ditambahkan campuran vitamin dan mineral-mineral mikro (atau yang
sering disebut vitamin mineral premix).

Premix vitamin dan mineral sudah banyak tersedia di toko makanan ternak. Penggunaan
vitamin premix yang umum disarankan adalah 0,5%, tergantung jenis dan produsennya.

Bila bahan-bahan ini ditambahkan, maka susunan ransum diatas harus banyak mengalami
perubahan, karena secara otomatis akan mengurangi penggunaan bahan pakan lain dan
mengurangi kandungan protein.

Untuk mendapatkan susunan ransum yang sesuai dengan kebutuhan, maka proses
perhitungan coba-coba harus diulangi dengan

11
mempertimbangkan penggunaan minyak,tepung kapur, pengurangan persentase dedak, menir
dan bungkil inti sawit serta meningkatkan persentase tepung ikan.

5. Metode formulasi Rangsum unggas

12
13
14
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu :

1. Pakan merupakan sumber energi dan materi bagi pertumbuhan dan dan kehidupan
makhluk hidup . Zat yang terpenting dalam pakan adalah protein.

2. Bahan pakan adalah (bahan makanan ternak) adalah segalah sesuatu yang dapat
diberikan kepada ternak baik yang berupa bahan organik maupun anorganik yang sebagian
atau semuanya dapat dicerna tanpa mengganggu kesehatan ternak.(Anonim, 2009).

3.Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal
dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan. Nutrisi didapatkan dari makanan
dan cairan yang selanjutnya diasimilasi oleh tubuh.

4. Berbagai nutrisi yang dibutuhkan ternak antar lain: Energi, protein, mineral,
kalsium, fosfor vitamin dan air.

Saran

Untuk meningkatkan mutu dan relevansi,penyusunan makalah ini mempertimbangkan pula


berbagai kecendrungan baru dalam teori belajar,pendekatan belajar pembelajaran,maupun
kecendrungan global pendidikan.

Penulis menyadari,bahwa isi makalah ini masih jauh dari sempurna.Karena itu kritik
masukan dan sumbang saran pembaca sangat kami harapkan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Afrianto Eddy, Liviawaty E. 2002.Pakan Ikan Dan Perkembangannya. Jakarta: Kanisius.

dalam Agribisnis Unggas. Jakarta: Kanisius.

Afrianto Eddy, Liviawaty E. 2002.Pemeliharaan Kepiting. Jakarta: Kanisius.

Afrianto Eddy, Liviawaty E. 2002.Pakan Ikan dan Perkembangannya. Jakarta:

Azhari. 2003.Jakarta city tour: tragedi, ironi, dan teror. Jakarta: AgroMedia

Kartadisastra. 2003.Pengelolaan Pakan Ayam, Kiat Meningkatkan Keuntungan

Khairuman, Amri K. 2003.Pembenihan & Pembesaran Gurami secara Intensif (ed. Revisi).

Jakarta: AgroMedia

Tiana AH. 2002. Memilih & Membuat Pakan Tepat untuk Koi. Hal 47. Jakarta: AgroMedia

Tiana OA, Murhananto. 2004.Membedah Rahasia Sukses Memelihara Koi. Halaman : 48.

Jakarta: AgroMedia..

Z Akhmad, Rahmadi A. 2002. Memilih & Membuat Pakan Tepat untuk Lou Han. Hal 47.

. Jakarta: AgroMedia

16

Anda mungkin juga menyukai