Anda di halaman 1dari 2

1.

Mammogenesis (perkembangan kelenjar ambing)


2. Laktogenesis (inisiasi produksi susu)
3. Galaktopoeis (pemeliharaan laktasi)

Sintesis lemak susu terjadi di sitoplasma sel sekretoris kelenjar ambing. Kadarnya dalam susu
berfluktuasi dan banyak dipengaruhi oleh jenis pakan, 2,5 – 6%. 75 – 90% lemak susu berupa
trigliserida yang mengandung asam lemak rantai pendek (C4-C14) dan asam lemak rantai
panjang (C > 14). C4 – C14 disintesis dari asetat dan B-hidroksi butirat. C > 14 disentesis dari
trigliserida plasma (NEFA) dan palmitat.

Karena jaringan sekretori dibangun oleh sel-sel epitel sekretori yaitu sel yang mensintesa susu
selama laktasi dan jumlah sel sekretori akan mempengaruhi produksi susu semakin banyak sel
sekretori maka semakin banyak susu yang dihasilkan. Oleh sebab itu sangat penting
memperhatikan manajement pada saat ternak periode mammogenesis.

BCS merupakan suatu metode untuk memberi nilai kondisi tubuh ternak baik secara visual
maupun dengan cara perabahan terhadap lemak tubuh pada bagian tonjolan tulang pinggul depan
dan belakang, ligamentum pangkal ekor, pinggul, ligamentum sacral, dan sayap tulang belakang.
BCS sendiri bertujuan untuk mengetahui pencapaian standar kecukupan cadangan lemak tubuh
yang akan mempengaruhi penampilan produksi susu, dan efisiensi reproduksi. Dan BCS
merupakan cerminan dari manajemen pakan apabila manajemen pakan baik maka hasil BCS
tinggi. Sapi kecukupan pakan dapat tervisualisasi pada BCS nya. Apabila nilai BCS rendah
makan produksi susu akan rendah tetapi jika nilai BCS tinngi maka produksi susu yg dihasilkan
semakin banyak.

faktor non genetik yang berpengaruh terhadap produksi susu termasuk dalam factor
psikologi yg terdiri dari genetik dan non genetik
non genetik terdiri dari :
1. Jaringan sekretori (alveolus)
2. Periode laktasi dan presistensi (kemampuan ternak untuk mempertahankan produksi
susunya)
3. Kebuntingan (pertambahan kelenjar ambing atau mamogenesis saat sapi bunting
4. Umur
5. Ukuran tubuh

Anda mungkin juga menyukai