Anda di halaman 1dari 13

Laktogenesis

z
dr. Yudianto Budi Saroyo, Sp.OG(K), MPH

Kuliah PPDS Basic

Juli 2019
z
Anatomi Payudara & Produk Sekresi

 Setiap kelenjar mamae atau payudara yang matang terdiri dari 15 – 25 lobus.
Mereka berbentuk secara radial dan terpisahkan antara lobus oleh lemak yang
berbeda – beda jumlahnya. Setiap lobus terdiri dari beberapa lobulus, yang
terdiri dari banyak alveolus.

 Setiap alveolus terdiri dari saluran kecil yang akan bergabung untuk membentuk
saluran yang lebih besar untuk setiap lobusnya.

 Saluran laktiferus tersebut terbuka secara terpisah pada putting, dimana mereka
memiliki lubang yang berbeda.

 Epitel sekretori alveolus mensekresi berbagai komponen dari ASI.


z

 Setelah melahirkan, payudara mulai mensekresi kolostrum, yang merupakan


cairan berwarna kuning. Biasanya mulai dapat terlihat keluar dari putting pada
hari kedua pasca melahirkan. Dibandingkan dengan ASI yang sudah matang,
kolostrum memiliki komponen imunologis yang tinggi yaitu IgA yang dapat
mencegah bayi dari patogen enterik, kadar mineral dan asam amino yang lebih
tinggi. Serta memiliki kadar protein yang lebih tinggi, terutama globulin tetapi
kadar gula dan lemaknya lebih rendah. Selain itu, kolostrum juga mengandung
makrofak, limfosit, laktoferin, laktoperoxidase dan lisozim.

 Produksi nya bertahan dari 5 hari hingga 2 minggu, dengan perubahan secara
perlahan dari asi transisi menjadi asi selanjutnya / asi matur pada minggu ke 4 –
6.
z

 ASI selanjutnya merupakan cairan biologis kompleks yang terdiri dari lemak, protein,
karbohidrat, faktor bioaktif, mineral, vitamin, hormon dan banyak produk selular.

 Konsentrasi dan isi dari ASI berubah – ubah dan dipengaruhi oleh pola makan maternal,
usia bayi, kesehatan dan kebutuhan bayi. Seorang ibu menyusui dapat memproduksi ASI
sebanyak 600mL per hari dan penambahan berat badan saat hamil juga memiliki sedikit
pengaruh pada kualitas dan kuantitas ASI.

 Kebanyakan protein pada ASI unik, termasuk Alpha-lactalbumin, beta-lactoglobulin, dan


casein. Asam lemak disekresikan di alveolus dari glukosa dan disekresikan dari proses
seperti apokrin. Kebanyakn vitamin ditemukan pada ASI tetapi dalam jumlah yang
bervariasi.
z
Fisiologi Laktasi

 Walaupun proses laktasi dimulai setelah proses melahirkan, tetapi


persiapannya sudah dimulai dari saat hamil.

 Fisiologi dari laktasi akan dibagi menjadi 4 fase:

 A. persiapan dari payudara (Mammogenesis)

 B. sintesis dan sekresi dari alveolus payudara (Laktogenesis)

 C. Pengeluaran ASI (Galactokinesis)

 D. Pemeliharaan laktasi (Galactopoiesis)


z

 Mammogenesis: kehamilan berhubungan dengan peningkatan


yang banyak baik pada saluran dan juga sistim lobuloalveolar.
Supply saraf bukan hal yang penting pada perkembangan
kelenjar mamae selama kehamilan.

 Lactogenesis: Walaupun beberapa aktivitas sekresi ASI sudah


ada selama kehamilan (Kolostrum) dan bertambah pada proses
melahirkan, produksi ASI biasanya mulai pada hari ke – 3 / 4
post partum. Pada masa-masa ini, payudara akan
membengkak, nyeri, dan terasa hangat. Terlepas dari tingginya
kadar prolaktin selama kehamilan, sekresi ASI tetap
dipertahankan.
z

 Lactogenesis cont’d : Mungkin, steroid – estrogen dan progesteron


yang bersirkulasi saat hamil membuat jaringan payudara tidak ber
respon terhadap prolaktin. Ketika estrogen dan progesteron
menurun seiring proses melahirkan, prolaktin mulai untuk
mensekresi ASI pada kelenjar mamae yang sudah terbentuk.
Prolaktin dan glucocorticoid merupakan hormon yang penting pada
fase ini. Aktivitas sekresi meningkat secara langsung dan tidak
langsung oleh hormon pertumbuhan, thyroxine dan insulin.

 Galactokinesis: pengeluaran ASI dari kelenjar mamae bergantung


tidak hanya pada hisapan bayi tetapi juga mekanisme kontraksi
yang mengeluarkan ASI dari alveolus ke dalam duktus. Oxytosin
merupakan hormon yang paling berpengaruh.
z
Kontrol endokrin yang berhubungan dengan
fase laktasi yang berbeda
 Impuls berasal dari puting dan areola menjalar ke atas melewati saraf
sensoris torak (4,5, dan 6) ke paraventrikular dan nukleus supraoptik
dari hipothalamus untuk mensintesis dan transport oksitosin ke
posterior pituitari. Posterior pituitari melepaskan oksitosin yang akan
menyebabkan kontraksi pada sel mioepitelial alveolus dan saluran
yang mengandung ASI.

 Pengeluaran ASI atau Let Down reflex merupakan mekanisma untuk


mengeluarkan ASI ke ampula dari saluran laktiferus, yang nntinya
dapat keluar oleh hisapan bayi. Keberadaan bayi atau tangisan bayi
dapat memicu pengeluaran ASI walaupun tanpa di hisap.

 Refleks pengeluaran ASI dapat terhambat oleh beberapa faktor


seperti, nyeri, pembengkakan payudara atau adanya gangguan psikis.
Refleks pengeluaran asi dapat berkurang untuk beberapa hari setelah
inisiasi sekresi dari ASI dan adanya pembengkakan payudara
z
Endocrinology of Lactation

 Mekanisme humoral dan neural yang terlibat dalam laktasi merupakan mekanisme yang kompleks.

 Progesteron, estrogen dan laktogen plasenta, serta prolactin, cortisol serta insulin, berperan dalam
stimulasi pertumbuhan dan perkembangan saluran yang memproduksi ASI.

 Dengan proses melahirkan, kadar progesteron dan estrogen pada ibu menurun secara cepat. Penurunan
ini menghilangkan pengaruh penghambatan dari progesteron pada produksi alpha-lactalbumin dan
menstimulasi sintesis laktosa untuk meningkatkan laktosa ASI

 Penurunan progesteron juga membuat prolactin memproduksi alpha-lactalbumin tanpa penghambat.


Aktivasi CaSR (Calcium-sensing receptors) pada sel epitel mammae menurunkan regulasi PTHrP
(Parathyroid hormone-related protein) dan meningkatkan transport calcium ke ASI.

 Serotonin juga diproduksi di sel epitel mammae dan memiliki fungsi untuk mempertahankan produksi ASI.

 Intensitas dan durasi menyusui selanjutnya dipengaruhi sebagian besar oleh menyusui dan pengosongan
payudara.
z
Komposisi ASI
z

 Asi Selanjutnya / Matur: merupakan cairan isotonik dengan


plasma, mengandung alfa-lactabumin, beta-lactoglobulin, dan
casein. Mengandung sedikit Vitamin D, dan tidak terdapat Vit.K.
pada asi selanjutnya terdapat epidermal growth factor yang
memicu pertumbuhan dan maturasi mukosa interstitial.
Komposisi dari asi selanjutnya terdiri dari Whey : Casein 60:40,
whey mengandung lebih banyak interlekukin - 6
z
Referensi

 William Obstetrics 25th edition.

 DC Dutta’s Text Book of Obstetrics


z

Thank you

Anda mungkin juga menyukai