Anda di halaman 1dari 95

Mekanisme pembentukan

zat gizi dalam ASI


Roedi Irawan
Pendahuluan
Pembentukan zat gizi dalam ASI meliputi beberapa
mekanisme
• Mekanisme terbentuknya ASI
• Mekanisme Sintesis dan Kontrol Hormon Prolaktin
• Mekanisme Menyusui (Laktasi)
• Mekanisme Laktasi – Sekresi and Ejeksi ASI
• Mekanisme milk let down/milk ejection reflex
• Potential mechanisms of the association between infant
diet and beta-cell autoimmunity
• Peranan ASI Dalam Mekanisme Pertahanan Tubuh
Mekanisme Laktasi – Sekresi and Ejeksi ASI

• Prolaktin menyebabkan perubahan dan sekresi susu oleh


efek estrogen-progresteron pada payudara
• Oksitosin menyebabkan kontraksi dari sel myoepitel, dan
meningkatkan pengeluaran susu karena rangsangan pada
puting susu (misalnya anak bayi yang mengemut puting
susu ibunya).
• Estrogen meningkatkan jumlah dari reseptor oksitosin
pada sel myoepitel
• Estrogen (dan mungkin juga progresteron)
mengantagonisefek produksi susu oleh prolaktin.
• Setelah proses persalinan, terjadi penurunan secara
mendadak kadar estrogen dan progresteron akan
menginisiasi terjadinya laktasi pada ibu (pada manusia
butuh 1-3 hari)
Sucking

Mechano
Receptor

Posterior Hypothalamus Anterior


Pituitary Pituitary

Nervous Hormonal
Pathway Estrogen Pathway

Oxitocyn ↑ Prolactin ↑
Progesteron

Milk Milk
Ejection Secretion
Mekanisme Menyusui (Laktasi)
Perkembangan Payudara

• Estrogen berpengaruh pada proliferasi duktus/kelenjar mammae


• Progresteron merupakan efek dominan untuk perkembangan dari
lobul-lobul kelenjar mammae
• Prolaktin pada manusia selalu dibutuhkan untuk kelenjar mammae
untuk perkembangan masa pubertas
• Peninggian kadar prolaktin, dan tingginya kadar estrogen dan
progresteron dapat menyebabkan perkembangan full breast lobulo-
alveolar selama kehamilan.
• Kortisol, insulin, dan GH diperlukan untuk perkembangan kelenjar
mammae.
Mekanisme terbentuknya ASI
• Selama kehamilan, hormon prolaktin dari plasenta meningkat
tetapi ASI biasanya belum keluar karena masih dihambat oleh
kadar estrogen yang tinggi.
• Pada hari kedua atau ketiga pasca persalinan, kadar estrogen dan
progesteron turun drastis, sehingga pengaruh prolaktin lebih
dominan dan pada saat inilah terjadi sekresi ASI.
• Dengan menyusukan lebih dini terjadi perangsangan puting susu,
terbentuklah prolaktin hiofisis, sehingga sekresi ASI semakin
lancer.
• Dua refleks pada ibu yang sangat penting dalam proses laktasi,
refleks prolaktin dan refleks aliran timbul akibat perangsangan
puting susu oleh isapan bayi.
Mekanisme terbentuknya ASI
1)   Refleks prolaktin
• Sewaktu bayi menyusu, jung saraf peraba yang terdapat pada puting susu
terangsang. Rangsangan tersebut oleh serabut afferent dibawa ke hipotalamus
di dasar otak, lalu memacu hipofise anterior untuk mengeluarkan hormon
prolaktin ke dalam darah. Melalui sirkulasi prolaktin memacu sel kelenjar
(alveoli) untuk memproduksi air susu. Jumlah prolaktin yang disekresi dan
jumlah susu yang diproduksi berkaitan dengan stimulus isapan, yaitu frekuensi,
intensitas dan lamanya bayi menghisap.
2)   Refleks aliran (let down refex)
• Tanpa melihat apakah seorang ibu kelak akan menyusui bayinya atau tidak,
buah dada ibu telah dipersiapkan untuk laktasi oleh hormon – hormon yang
disekresi selama kehamilan. Selama kehamilan ini jumlah alveoli meningkat
dan mengalami perubahan-perubahan guna mempersiapkan produksi ASI.
• Agar ASI dapat dikeluarkan, diperlukan hormon oksitosin yang disekresikan
oleh glandula pituitaria posterior atas rangsangan isapan bayi. Oksitosin ini
menyebabkan jaringan muskuler sekeliling alveoli berkontraksi yang dengan
demikian mendorong ASI menuju ductus. Proses ini disebut dengan let down
reflex.
Mekanisme Sintesis dan Kontrol Hormon Prolactin
• Di produksi oleh sel laktotrop pada kelenjar hipofisis anterior
dibawah pengaruh dari Thyroid releasing hormone (TRH)
• Meningkat pada malam hari
• Pada wanita meningkat jumlahnya saat pubertas
• Kadar prolaktin tinggi selama kehamilan estrogen
menyebabkan peningkatan pada sel laktotrop di kelenjar
hipofisis bagian anterior
• Selama laktasi dapat menyebabkan peningkatan kadar
prolaktin  terjadi penurunan Prolactin Inhibiting Hormone
(PIH), dan peningkatan Prolactin Releasing Hormone (PRH)
• Respon dari menyusui menyebabkan penurunan ...pada saat
pasca kelahiran, dan dapat well remain ....diatas normal pada
18 bulan... atau lebih jika frekuensi menyusui dijaga pada
kadar level basal ....yang tinggi.
Kadar Prolaktin
• Tinggi selama kehamilan, kadar normal setelah kelahiran
bayi
• Saat minggu pertama kelahiran kadar prolaktin menurun
sampai 50 persen dari kadar normal
• setelah 3-4 bulan, kadarnya akan sama seperti sebelum
terjadi kehamilan
• Setiap kali bayi menyusu, ada semprotan baru yang keras
dari prolaktin dan memperintahkan tubuh untuk
memproduksi susu, sedangkan oksitosin yang
memperintahkan menyemprotkan susu pada puting susu.
Efek Kontrasepsi pada Peninggian Kadar Prolaktin
A. Pada Wanita Tidak menyusui
Level FSH akan dengan cepat kembali ke keadaan siklus menstruasi normal
selama 1-2 minggu setelah melahirkan, dan selanjutnya memiliki siklus
menstruasi pertama kali setelah ± 6 minggu.

B. Pada Wanita Menyusui


- Selama lactational amenorrhoea (25-30 minggu), kadar FSH akan
menunjukkan inadekuat fungsi dari ovarium.
- Level LH sangat rendah setelah melahirkan, akan tetapi setelah 15-20 hari
akan meningkat secara signifikan and remain throughout lactation on the
lower side of normal.
- Prolaktin menghambat pengeluaran GnRH oleh hipotalamus, dan inhibisi
kerja GnRH pada hipofisis, antagonis hormone gonadotropin yang dihasilkan
hipofisis untuk bekerja di ovarium, tidak ada peningkatan puncak kadar LH
tidak terjadi ovulasi.
- Prolaktin menghambat ovarium defisiensi estrogen
Mekanisme milk let down/milk ejection reflex

• Susu disekresi secara kontinyu ke alveoli, tetapi tidak disalurkan


ke sistem duktus, makanya ASI tidak keluar secara kontinyu dari
puting susu ibu. Agar ASI dapat keluar, air susu harus di
semprotkan dari alveoli ke duktus sebelum bayi dapat
meminumnya. Ini melibatkan peran hormonal oksitosin.
• Ketika bayi menghisap, dia belum mendapatkan susu untuk
setengah menit pertama. Impuls sensorik ini akan ditransmisikan
ke hipotalamus, kemudian akan dihasilkan rangsang untuk sekresi
oksitosin serta prolaktin.
• Kelenjar hipofisis anterior akan menghasilkan hormon prolaktin,
sedangkan kelenjar hipofisis posterior akan menghasilkan
hormon oksitosin.
Mekanisme milk let down/milk ejection reflex
• Oksitosin ini akan menuju ke payudara, dan mempengaruhi
mioepitel (yang mengelilingi dinding luar alveoli) untuk
berkontraksi, sehingga susu akan mengalir dari alveoli ke
duktus.
• Pada 30 hingga 1 menit pertama setelah bayi memulai
menghisap, susu mulai mengalir. Proses ini disebut milk let
down/milk ejection reflex. Selain rangsang isapan, ketika ibu
melihat wajah anaknya dengan sayang, atau ketika ia
mendengar anaknya menangis itu merupakan sinyal emosi yang
akan dikirim ke hipotalamus untuk menyebabkan ejeksi susu. 
• Prolaktin akan menstimulasi sel epitel kelenjar untuk
memproduksi susu, sedangkan oksitosin untuk
mengeluarkankan susu (ejection refleks)
KELENJAR PAYUDARA

– 15-25 lobus/ payudara dari jenis tubuloalveolar kompleks


sekresi susu.
– Setiap lobus memiliki duktus ekskretorius laktiferus, bermuara
pada papila mammae.
– Duktus laktiferus melebar (di dekat papilla mammae)
– Jaringan ikat yang mengelilingi alveoli  banyak limfosit & sel
plasma  IgA sekretorik
– Siklus mens  proliferasi sel duktus (ovulasi  puncak
estrogen. Premenstruasi  ↑ jaringan ikat  >> besar
payudara.
– Papila mammae  epitel berlapis gepeng + lapisan tanduk
– Puting susu banyak saraf sensorik.
Protective Cells in Breast Milk:
For the Infant and the Mother

• The Epigenetics of Milk-Making: Why a Few Atoms Matter


• Babies are well protected and nourished while still in the
mother's womb, but what happens after they are born
when they are suddenly exposed to a challenging
environment full of new and invasive bugs? The mother
steps in again by providing breast milk.
• This magical dynamic fluid contains not only the necessary
nutrients for the optimal growth of the infant, but also
activated immune cells. Two breakthrough studies show
that these immune cells selectively migrate into colostrum
and milk
• Breast milk mucins block the dendritic cell
receptor DC-SIGN, preventing HIV-1
attachment and thus decreasing the risk of
mother-to-child transmission of the virus
Autoimmune Breast
Autoimmune in Breast milk
milk
• CD103+ DCs in the lamina propria of the gut can
reciprocally induce either Th17 or Tregs.
• Secretion of TGF-1 and retinoic acid, DCs induce
Tregs; alternatively, upon secretion of TGF-1 and IL-
6/IL-21, DCs induce Th17 cells. TGF-1 appears on the
surface of Tregs and IL-23R appears on the surface of
Th17 cells.
• Tregs and Th17 cells traffic back to the lamina
propria. DC, dendritic cell; TGF-1, transforming
growth factor-1.
Potential mechanisms of the association between
infant diet and beta-cell autoimmunity
The Breastfed Baby

• benefits of breastfeeding, composition of breastmilk,


breastmilk, breastfeeding, nursing, formula, bottlefeeding,
breastfeeding vs. formula, advantages of breast milk,
disadvantages of formula, breast is best, breastmilk is better
than formula
Mechanisms for maintaining the redox balance
when lactate is the energy substrate
• Energy Substrates for Neurons During Neural Activity: A
Critical Review of the Astrocyte-Neuron Lactate Shuttle
Hypothesis
Manfaat dari Hypnobreastfeeding
• Manfaat utamanya adalah meningkatkan
produksi dan aliran ASI
• Manfaat lainnya seperti meningkatkan
ketenangan ayah dan ibu sehingga tercipta
keluarga yang bahagia dan menciptakan
lingkungan yang harmonis
A TYPICAL (albeit complex) IMMUNE RESPONSE

Sheerwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. 2  ed. Jakarta: EGC; 2001. p. 633-732
nd
Fisiologi Pubertas pada Wanita
Akibat Efek dari Hormon

• Efek Hypothalamus

• Efek Pituitary

• Efek Estrogen

• Efek Progresteron

Guyton AC, Hall JE. Textbook of medical physiology. 11  ed. Pennsylvania: Elsevier Inc;
th

2006. p. 1011-22.
Efek Estrogen pada wanita
•  ESTROGEN
  Efek dari estrogen adalah menstimulasi proliferasi seluler dan pertumbuhan organ seks dan jaringan lainnya terkait reproduksi. Berikut adalah
efek estrogen secara spesifik

• Payudara
Estrogen menyebabkan perkembangan jaringan stromal pada kelenjar payudara, pertumbuhan sistem duktus, serta deposisi lemak. Lobulus-
lobulus dan alveoli berkembang menjadi lebih luas.

• Sistem rangka
Estrogen menghambat aktivitas osteoklas sehingga mengurangi penyerapan osteosit dan meningkatkan pertumbuhan tulang. Estrogen juga
menyebabkan penyatuan epifisis pada tulang-tulang panjang. Diketahui bahwa efek estrogen pada wanita lebih kuat dibandingkan efek
testosteron pada pria, namun penghentiannya yang cepat menyebabkan wanita cenderung lebih pendek dibanding pria.

• Deposisi protein
Estrogen menyebabkan peningkatan protein total tubuh, hal ini dibuktikan oleh keseimbangan nitrogen yang lebih positif setelah pemberian
estrogen.

• Deposisi lemak
Estrogen meningkatkan jumlah lemak subkutan dan mendeposisinya pada daerah-daerah tertentu seperti payudara, bokong, dan paha sehingga
memunculkan gambaran melekuk wanita yang khas.

• Distribusi rambut
Estrogen tidak memiliki efek besar terhadap pendistribusian rambut. Adapun tumbuhnya rambut di daerah pubis dan aksila merupakan peran
dari androgen adrenal.

• Kulit
Estrogen menyebabkan kulit wanita memiliki tekstur yang lembut dan halus namun lebih tebal jika dibandingkan dengan kulit anak-anak. Selain
itu estrogen juga menyebabkan kulit menjadi lebih vaskular. Hal ini sering diasosiasikan dengan peningkatan suhu pada kulit dan perdarahan
yang lebih banyak jika terjadi sayatan pada kulit wanita dibandingkan dengan kulit pria.

• Kesetimbangan elektrolit
Estrogen menyebabkan retensi air dan sodium oleh tubulus-tubulus ginjal.

•Vander et.al. Human physiology – the mechanism of body function. 8th ed. USA: The McGraw-Hill Companies; 2001. p. 681-3.
•Ganong WF. Review of medical physiology. 20th ed. USA: The McGraw-Hill Companies; 2001. p.505-6.
Efek Progresteron pada wanita

Pada wanita yang tidak hamil, progesteron diproduksi oleh korpus luteum pada paruh terakhir
siklus ovarium.
Fungsi progesteron berdasarkan organ yang dipengaruhinya adalah:

• Uterus
Fungsi terpenting progesteron adalah meningkatkan perubahan sekretorik pada endometrium
uterin selama paruh akhir siklus seksual sehingga mempersiapkan uterus untuk implantasi ovum.
Selain itu progesteron juga mengurangi frekuensi dan intensitas kontraksi uterine, sehingga
dengan demikian mengurangi risiko terjadinya peluruhan ovum yang telah diimplantasi.

• Tuba fallopi
Progesteron meningkatkan sekresi lapisan mukosa yang ada pada tuba fallopi. Sekresi ini
diperlukan untuk nutrisi ovum yang telah difertilisasi sebelum mengalami implantasi.

• Kelenjar payudara
Progesteron memicu perkembangan lobulus dan alveoli pada payudara, menyebabkan sel-sel
alveolar berproliferasi, membesar, dan menjadi sekretorik. Namun progesteron tidak berperan
dalam sekresi ASI.
Anatomi dan Fisiologis Payudara pada Proses Laktasi

Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Manusia
mempunyai sepasang kalenjar payudara, yang beratnya lebih 200 gram, saat hamil
600 gram dan saat menyusui 800 gram.
Pada payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu :
1. Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar
Korpus alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian dari alveolus
adalah sel aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh darah.
Lobulus, yaitu kumpulan dari alveolus.
Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap
payudara. ASI disalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus), kemudian
beberapa duktulus bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus
laktiferus)
2. Areola
Sinus laktiferus, yaitu saluran di bawah areola yang besar melebar, akhirnya memusat
ke dalam puting dan bermuara ke luar. Di dalam dinding alveolus maupun saluran-
saluran terdapat otot polos yang bila berkontraksi dapat memompa ASI keluar.
3. Papilla atau puting
Bagian yang menojol yang dimasukan ke mulut bayi untuk aliran air susu
Fisiologis laktasi
• Selama kehamilan, hormon prolaktin dari plasenta meningkat
tetapi ASI Biasanya belum keluar karena masih dihambat oleh
kadar estrogen yang tinggi.
• Pada hari kedua atau ketiga pasca persalinan, kadar estrogen
dan progesteron menurun drastis, sehingga prolaktin lebih
dominan dan pada saat inilah mulai terjadi sekresi ASI.
• Dengan menyusukan lebih dini terjadi perangsangan puting
susu, terbentuklah prolaktin oleh hipofisis, sehingga sekresi
ASI lebih lancar.
• Dua reflek pada ibu yang sangat penting dalam proses laktasi
yaitu prolaktin dan reflek aliran timbul karena akibat
perangsangan putting susu karena hisapan oleh bayi.
1. Reflek prolaktin
2. Reflek let down
Reflek prolaktin
• Pada akhir kehamilan hormon prolaktin memegang peranan
untuk membuat kolostrum, terbatas dikarenakan aktivitas
prolaktin dihambat oleh estrogen dan progesteron yang masih
tinggi.
• Pasca persalinan, yaitu lepasnya plasenta dan berkurangnya
fungsi korpus luteum maka estrogen dan progesteron juga
berkurang. Hisapan bayi akan merangsang puting susu dan
kalang payudara karena ujung syaraf sensoris yang berfungsi
sebagai reseptor mekanik.
• Rangsangan ini dilanjutkan ke hipotalamus melalui medulla
spinalis hipotalamus dan akan menekan pengeluaran faktor
penghambat sekresi prolaktin dan sebaliknya merangsang
pengeluaran faktor pemacu sekresi prolaktin
Reflek prolaktin
• Faktor pemacu sekresi prolaktin akan merangsang hipofise
anterior sehingga keluar prolaktin. Hormon ini merangsang
sel-sel alveoli yang berfungsi untuk membuat air susu.
• Kadar prolaktin pada ibu menyusui akan menjadi normal 3
bulan setelah melahirkan sampai penyapihan anak dan pada
saat tersebut tidak akan ada peningkatan prolaktin walau ada
isapan bayi, namun pengeluaran air susu tetap berlangsung.
• Pada ibu nifas yang tidak menyusui, kadar prolaktin akan
menjadi normal pada minggu ke 2-3. Sedangkan pada ibi
menyusui prolaktin akan meningkat dalam keadaan seperti :
stress atau pengaruh psikis, anestesi, operasi dan rangsangan
puting susu
Reflek let down

• Bersamaan dengan pembentukan prolaktin oleh hipofise


anterior, rangsangan yang berasal dari isapan bayi dilanjutkan
ke hipofise posterior (neurohipofise) yang kemudian
dikeluarkan oksitosin.
• Melalui aliran darah hormon ini menuju uterus sehingga
menimbulkan kontraksi.
• Kontraksi dari sel akan memeras air susu yang telah terbuat
keluar dari alveoli dan masuk melalui duktus lactiferus masuk
ke mulut bayi
The Journal of Pediatrics
Dr Mandy Belfort dari Massachusetts tahun 1999-2012
• Data dalam penelitian ini berasal dari sekitar 12.000 bayi yang lahir di Inggris
antara 2000 dan 2002. Ketika bayi berusia sembilan bulan dan pada
kunjungan berikutnya, orangtua telah ditanya apakah anak mereka diberi ASI
dan sampai umur berapa. Kemudian pada usia lima tahun, anak-anak
tersebut diminta mengikuti tes yang mengukur perbendaharaan kata,
penalaran, dan keterampilan spasial
• Sekitar enam atau tujuh dari 10 bayi umumnya diberi ASI untuk jangka waktu
tertentu. Apakah mereka lahir tepat waktu atau prematur, anak-anak
tersebut cenderung mendapatkan nilai lebih baik pada sejumlah tes. Mereka
yang lahir tepat waktu dan mendapatkan ASI selama empat atau enam bulan,
pengetahuan soal perbendaharaan kata dan gambar terkait tes penalaran
akan lebih maju beberapa bulan dibanding bayi yang tidak mengonsumsi ASI.
• Sementara itu, bayi prematur yang diberi ASI minimal dua bulan juga memiliki
kemampuan pada pengenalan gambar dan tes spasial lebih baik dibanding
dengan anak berusia lima tahun yang lahir prematur. Sementara mereka yang
disusui ASI selama empat bulan, perbendaharaan katanya lebih banyak
David McCormick, seorang dokter anak di University of
Texas Medical Branch di Galveston

• ASI bermanfaat bagi sistem kekebalan tubuh,


pertumbuhan, dan fungsi otak.
• Bayi yang diberi ASI selama enam bulan atau
lebih, terutama bayi laki-laki, pencapaian
nilainya di sekolah jauh lebih baik saat dia
berusia 10 tahun dibanding dengan anak yang
rutin minum susu formula
Wendy Oddy, Telethon Institute for Child Health
Research in Perth, Australia
• Skor akademik pada anak usia 10 tahun atau lebih dari 1.000 anak
• Faktor lain, seperti jenis kelamin, pendapatan keluarga, faktor ibu, dan
stimulasi dini di rumah, seperti membaca, memperkirakan adanya
hubungan antara menyusui dan hasil pendidikan.
• Hasilnya, bayi yang disusui selama enam bulan atau lebih memiliki skor
akademik yang lebih tinggi pada tes standar dibanding mereka yang disusui
kurang dari enam bulan.
• Hasil bervariasi menurut jenis kelamin dan kemajuan hanya signifikan
terlihat dari sudut pandang statistik anak-anak. Anak-anak memiliki nilai
lebih baik dalam matematika, membaca, mengeja, dan menulis jika mereka
disusui selama enam bulan atau lebih.
• Mengonsumsi ASI selama enam bulan bagi anak perempuan tidak
berpengaruh signifikan meningkatkan nilai membaca di sekolah.
• Disimpulkan bahwa ASI mungkin memiliki manfaat lebih besar bagi anak
laki-laki
ASI Menyebabkan Gen Imunitas Makin Kuat

Universitas Illinois, Amerika Serikat


ASI meningkatkan fungsi kemampuan gen di tubuh bayi untuk
melawan penyakit.
• Air susu ibu (ASI) memiliki sistem imun yang lebih baik, jarang
alergi dan lebih kebal terhadap berbagai penyakit kronik,
seperti asma
• Makanan bayi pertama kali akan memengaruhi ekspresi gen
sehingga ASI yang diberikan berpengaruh positif bagi sistem
imunnya.
• Ekspresi gen adalah proses pembentukan sifat gen untuk
menghasilkan sintesa produk gen fungsional, seperti protein.
Sharon Donovan
• Gen sangat sensitif pada nutrisi. Gen yang menjelaskan mengapa bayi yang
mendapat ASI berbeda dengan yang mendapat susu formula
• Menggunakan teknik noninvasif terbaru, para peneliti membandingkan 10 bayi usia
3 bulan yang mendapat susu formula dengan 12 bayi yang diberi ASI. Tanda
ekspresi gen dari sel pencernaan bayi yang diambil dari contoh tinja, ternyata ada
146 gen yang berbeda.
• Mayoritas gen yang ditingkatkan fungsinya oleh ASI terdapat di saluran cerna dan
sistem imun. Setelah dilahirkan, bayi harus menghadapi lingkungan yang penuh
bakteri dan nutrisi bisa menjadi penjaga usus sistem imun dan pencernaan bayi
berkembang cepat
• Gen yang dipengaruhi oleh ASI memberikan perlindungan melawan terjadinya
peningkatan permeabilitas usus (leaky gut), yakni partikel asing masuk ke
peredaran darah melalui dinding usus. Leaky gut akan menyebabkan anak lebih
rentan terkena alergi atau asma.
• ASI dan susu formula juga memengaruhi ekspresi gen secara berbeda. ASI
berevolusi menjadi makanan bayi baru lahir karena mengandung berbagai elemen
bioaktif, seperti hormon dan faktor pertumbuhan
Peranan ASI Dalam Mekanisme Pertahanan Tubuh
Pertahanan nonspesifik ASI
Di dalam ASI terdapat banyak sel, terutama pada minggu-minggu pertama laktasi. Kolostrum dan
ASI dini mengandung 1-3 x 106 leukosit/ml. Pada ASI matur, yaitu ASI setelah 2-3 bulan laktasi,
jumlah sel ini menurun menjadi 1×103 /ml. Sel monosit/makrofag sebanyak 59-63%, sel neutrofil
18-23% dan sel limfosit 7-13% dari seluruh sel dalam ASI. Selain sel terdapat juga faktor protektif
larut seperti lisozim (muramidase), laktoferin, sitokin, protein yang dapat mengikat vitamin B12,
faktor bifidus, glyco compound, musin, enzim-enzim, dan antioksidan (lihat Tabel 17-3).

Lisozim
Lisozim yang diproduksi makrofag, neutrofil, dan epitel kelenjar payudara dapat melisiskan
dinding sel bakteri Gram positif yang ada pada mukosa usus. Kadar lisozim dalam ASI adalah 0,1
mg/ml yang bertahan sampai tahun kedua laktasi, bahkan sampai penyapihan. Dibanding dengan
susu sapi, ASI mengandung 300 kali lebih banyak lisozim per satuan volume.

Komplemen
Komplemen C3 dapat diaktifkan oleh bakteri melalui jalur alternatif sehingga terjadi lisis bakteri.
Di samping itu C3 aktif juga mempunyai sifat opsonisasi sehingga memudahkan fagosit
mengeliminasi mikroorganisme pada mukosa usus yang terikat dengan C3 aktif. Kadar C3 dan C4
pada kolostrum adalah sekitar 50-75% kadar serum dewasa (C3 = ± 80 mg/dl, C4 = ±20 mg/dl).
Pada laktasi dua minggu kadar ini menurun dan kemudian menetap, yaitu kadar C3 = 15 mg/dl
dan C4 = 10mg/dl).
AKTIVASI SEL LlMFOSIT B
Peranan ASI Dalam Mekanisme Pertahanan Tubuh
Pertahanan nonspesifik ASI
Sitokin
• IL-l yang diproduksi makrofag akan mengaktifkan sel limfosit T. Demikian pula TNF-α yang
diproduksi sel makrofag akan meningkatkan produksi komponen sekretori oleh sel epitel
usus dan TNF-β akan merangsang alih isotip ke IgA, sedangkan IL-6 akan meningkatkan
produksi IgA. Semuanya ini akan meningkatkan produksi sIgA di usus.
Sel makrofag
• Sel makrofag ASI merupakan sel fagosit aktif sehingga dapat menghambat multiplikasi
bakteri pada infeksi mukosa usus. Selain sifat fagositiknya, sel makrofag juga memproduksi
lisozim, C3 dan C4, laktoferin, monokin seperti IL-1, serta enzim lainnya. Makrofag ASI
dapat mencegah enterokolitis nekrotikans pada bayi dengan menggunakan enzim yang
diproduksinya.
Sel neutrofil
• Pada vakuola neutrofil ASI ditemukan juga sIgA sehingga sel ini merupakan alat transport
IgA ke bayi. Sel neutrofil ASI merupakan sel yang teraktivasi. Peran neutrofil ASI pada
pertahanan bayi tidak banyak, respons kemotaktiknya rendah. Antioksidan dalam ASI
menghambat aktivitas enzimatik dan metabolik oksidatif neutrofil. Diperkirakan perannya
adalah pada pertahanan jaringan payudara ibu agar tidak terjadi infeksi pada permulaan
laktasi. Pada ASI tidak ditemukan sel basofil, sel mast, eosinofil dan trombosit, karena itu
kadar mediator inflamasi ASI adalah rendah. Hal ini menghindarkan bayi dari kerusakan
jaringan berdasarkan reaksi imunologik.
Perkembangan dari sel asal (stem cell) sampai menjadi sel B matur
Peranan ASI Dalam Mekanisme Pertahanan Tubuh
Pertahanan nonspesifik ASI
Laktoferin
• Laktoferin yang diproduksi makrofag, neutrofil dan epitel kelenjar payudara bersifat
bakteriostatik, dapat menghambat pertumbuhan bakteri, karena merupakan glikoprotein
yang dapat mengikat besi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan sebagian besar bakteri
aerobik seperti stafilokokus dan E. coli. Laktoferin dapat mengikat dua molekul besi ferri yang
bersaing dengan enterokelin kuman yang juga mengikat besi. Kuman yang kekurangan besi ini
pembelahannya akan terhambat sehingga berhenti memperbanyak diri. Efek inhibisi ini lebih
efektif terhadap kuman patogen, sedangkan terhadap kuman komensal kurang efektif.
Laktoferin bersama sama sIgA secara sinergistik akan menghambat pertumbuhan E. coli
patogen. Laktoferin tahan terhadap tripsin dan kimotripsin yang ada pada saluran cerna.
Kadar laktoferin dalam ASI adalah 1-6 mg/ml dan tertinggi pada kolostrum.
Peroksidase
• Berbeda dengan susu sapi, pada ASI tidak ditemukan laktoperoksidase, kalaupun ada
kadarnya kecil. Aktivitas peroksidase pada ASI disebabkan oleh mieloperoksidase yang
diproduksi sel leukosit ASI.
Faktor protektif larut lainnya
• Pada ASI juga ditemukan protein yang dapat mengikat vitamin B12 sehingga dapat
mengontrol flora usus secara kompetitif. Pengikatan vitamin B12 oleh protein tersebut
mengakibatkan kurangnya sel vitamin B12 yang dibutuhkan bakteri patogen untuk
pertumbuhannya.
antigen dapat menstimulasi sel B
Peranan ASI Dalam Mekanisme Pertahanan Tubuh

Pertahanan spesifik ASI


Laktosa ASI tinggi, kadar fosfat dan kapasitas buffer yang rendah,serta faktor
bifidus dapat mempengaruhi flora usus, menyokong ke arah tumbuhnya
Lactobacilus bifidus, pH turun sehingga menghambat pertumbuhan E. coli
dan bakteri patogen lainnya. Kuman komensal terbanyak dalam usus bayi
yang mendapat ASI sejak lahir adalah Lactobacilus bifidus. Pada bayi yang
mendapat susu sapi, flora ususnya kuman Gram negatif terutama bakteroides
dan koliform, dan peka terhadap infeksi kuman patogen.
Glyco compound seperti glikoprotein, glikolipid, dan oligosakarida yang
berfungsi analog dengan sedikit bakteri pada mukosa sehingga dapat
menghambat adhesi bakteri patogen seperti Vibrio cholerae, E. coli, H.
influenzae, dan pneumokokus pada mukosa usus dan traktus respiratorius.
Glyco compound ini juga dapat mengikat toksin

STRUKTUR IMUNOGLOBULIN
Peranan ASI Dalam Mekanisme Pertahanan Tubuh

Pertahanan spesifik ASI


Musin ASI juga mempunyai sifat antimikroba, dapat menghambat adhesi E.
coli dan Rotavirus. ASI mengandung enzim PAF-hidrolase yang dapat
memecah PAF yang berperan pada enterokolitis nekrotikans. ASI juga
mengandung lipase yang sangat efektif terhadap Giardia lamblia dan
Entamoeeba histolytica.
Antioksidan dalam ASI, seperti tokoferol-α, karotin-β juga merupakan faktor
anti inflamasi. Air susu ibu mengandung faktor pertumbuhan epitel yang
merangsang maturasi hambatan (barrier) gastrointestinal sehingga dapat
menghambat penetrasi mikroorganisme maupun makromolekul. Fraksi asam
ASI mempunyai aktivitas antiviral. Diperkirakan monogliserida dan asam
lemak tak jenuh yang ada pada fraksi ini dapat merusak sampul virus.
Faktor ketahanan infeksi stafilokokus (antistafilokok) dan komponen yang
menyerupai gangliosid yang dapat menghambat E. coli dan mengikat toksin
kolera dan endotoksin yang menyebabkan diare

STRUKTUR IMUNOGLOBULIN
Peranan ASI Dalam Mekanisme Pertahanan Tubuh
Pertahanan spesifik ASI
• Limfosit T
Sel limfosit T merupakan 80% dari sel limfosit yang terdapat pada ASI dan
mempunyai fenotip CD4 dan CD8 dalam jumlah yang sama. Sel limfosit T ASI
responsif terhadap antigen K1 yang ada pada kapsul E. coli tetapi tidak responsif
terhadap Candida albicans. Sel limfosit T ASI, merupakan subpopulasi T unik yang
berfungsi untuk memenuhi kebutuhan sistem imun lokal. Sel T ASI juga dapat
mentransfer imunitas selular tuberkulin dari ibu ke bayi yang disusuinya. Hal ini
diperkirakan melalui limfokin yang dilepaskan sel T ASI yang menstimulasi sistem
imun selular bayi. Sel limfosit T ASI tidak bermigrasi melalui dinding mukosa usus.
• Limfosit B
Sel limfosit B di lamina propria payudara, atas pengaruh faktor yang ada,
terutama akan memproduksi IgA1 yang disekresi berupa sIgAl. Komponen sekret
pada sIgA berfungsi untuk melindungi molekul IgA dari enzim proteolitik seperti
tripsin, pepsin, dan pH setempat sehingga tidak mengalami degradasi. Stabilitas
molekul sIgA ini dapat dilihat dari ditemukannya sIgA pada feses bayi yang
mendapat ASI. Sekitar 20-80% sIgA ASI dapat ditemukan pada feses bayi.
Konsep Imunologi dan Sistem Imunitas Pada ASI

• Sistem imun meliputi sistem imun spesifik dan non spesifik.


Sistem imun spesifik terdiri dari sistem humoral (limfosit B),
selular (limfosit T), sistem limfoid primer, sistem limfoid
sekunder (limpa, kelenjar limfe dan sistem imun mukosa).
• Sistem imun non spesifik terdiri dari yang bersifat
fisik/mekanik (kulit, selaput lendir, silia, batuk, bersin), yang
larut (asam lambung, lisosim, laktoferin, asam neuraminik,
komplemen, interferon, CRP) dan selular (monosit, makrofag,
neutrofil, eosinofil, sel NK, sel K, basofil, mastosit, trombosit).
• Didalam ASI, sebagian besar komponen sistem imun tersebut
sudah lengkap tersedia sehingga sangat diperlukan bayi

Goldblum RM, Garofalo RP The Mucosal Defense System. Dalam: Stiehm ER, Ochs HD, Winkelstein JA, penyunting.
Immunologic Disorder in Infants & Children, edisi ke-5. Philadelphia: Elsevier Inc., 2004; 205-244.
T lymphocytes have an important role in recognizing
and responding to antigens from infectious organisms
in Breast Fed
Hubungan ASI dengan Vaksin Polio oleh pengaruh
SIgA
• Mencegah melekatnya kuman patogen pada dinding mukosa usus
halus dan menghambat proliferasi kuman di dalam usus. Adanya
titer antibodi yang masih tinggi terhadap virus polio pada
kolostrum perlu dipertimbangkan pada pemberian imunisasi polio
per oral.
• Pada keadaan ini sebaiknya ASI tidak diberikan 2 jam sebelum dan
sesudah pemberian vaksin polio per oral pada polio I, agar tidak
terjadi netralisasi vaksin polio oleh sIgA kolostrum.
• Imunoglobulin ASI tidak diabsorpsi bayi tetapi berperan
memperkuat sistem imun lokal usus. ASI juga dapat meningkatkan
sIgA pada mukosa traktus respiratorius dan kelenjar saliva bayi
pada 4 hari pertama kehidupan. Ini disebabkan karena faktor dalam
kolostrum yang merangsang perkembangan sistem imun lokal bayi.
Co-stimulation of tumour-reactive T cells in Breast

Goldman AS. The immune system of human milk: Antimicrobial, antiinflammatory and
immunomodulating properties. Pediatr Infect Dis J 1993; 12: 664-71.
KESIMPULAN

Mekanisme pembentukan zat gizi dalam ASI dipengaruhi


oleh :
1. Prolaktin
2. Oksitosin
3. Estrogen
4. Progresteron
5. Kortisol
6. Growth Hormon
7. Insulin
8. Mekanisme milk let down/milk ejection reflex
TERIMAKASIH
Kandungan ASI
• ASI itu mengandung lebih sedikit protein dibanding dengan susu sapi,
tetapi protein pada ASI itu bioavailabilitasnya proteinnya tinggi
sehingga cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi.
• ASI juga mengandung banyak asam lemak esensial, omega 3, calcium,
besi, dan zinc
• Ibu yang akan memberi ASI itu harus dalam keadaan yang nyaman dan
posisi bayi juga dalam keadaan yang nyaman dan wajah bayi-ibu yang
berhadap-hadapan. Seluruh puting seharusnya berada di dalam mulut
bayi
• Pada minggu pertama postpartum, rata-rata frekuensi bayi menyusu 8
hingga 12 kali/ hari, diawali dengan adanya reflex menghisap dari bayi
yang akan merangsang kelenjar hipofisis untuk menghasilkan hormon.
Bentuk ASI

• Kolostrum adalah ASI  di awal2 kehidupan bayi,


warnanya kekuningan, kaya zat gizi dan antibodi,
tinggi vit K yang dibutuhkan bayi baru lahir
•  Foremilk adalah susu yang keluar lebih awal.
Wujudnya lebih encer dari hindmilk karena kadar
lemaknya lebih rendah
• Hindmilk adalah ASI yang keluar setelah foremilk.
Lemaknya lebih tinggi makanya wujudnya lebih kental
Perbedaan ASI manusia dengan sapi
• ASI pada manusia mengandung lebih banyak laktosa
• Protein lebih sedikit
• Casein lebih sedikit  lebih mudah dicerna
• Vitamin C dan vit A lebih tinggi
• Komposisi ASI itu juga berubah seiring dengan waktu bayi
minum.
• Fore milk  kaya protein, vitamin, mineral, dan air 
memuaskan rasa haus bayi
• Hind milk  pada akhir minum, kaya akan lemak dan
mengandung lebih banyak energi  memuaskan rasa lapar
Komposisi ASI
Waktu Produksi ASI 
1. Kolostrum
• Cairan kental berwarna kekuningan yang keluar hari pertama sampai hari
ke 4-7. Kolostrum mengandung banyak protein, karbohidrat dan
lemaknya lebih rendah dibandingkan dengan ASI matur. Mengandung
antibodi lebih banyak daripada ASI matur.
2. ASI Transisi
• Diproduksi dari hari ke 7-10 sampai hari ke 14, kadar protein relatif
berkurang, sedangkan kadar karbohidrat dan lemak meningkat, disertai
volume yang semakin meningkat.
3. ASI Matur
• ASI yang diproduksi sejak hari ke 14, Kadar karbohidrat dan lemak lebih
tinggi dan kadar protein lebih rendah dibanding kolostrum dan ASI
transisi. Selanjutnya komposisinya relatif konstan.
Komposisi ASI berubah seiring berjalannya
waktu
– Colostrum disekresi pada minggu pertama, mengandung
banyak antibodi dan leukosit, dan protein lebih banyak
– Transitional milk disekresi selama minggu ke 2, kandungan
Imunoglobulin dan protein menurun, sdeangkan kandungan
lemak dan gula meningkat
– Mature milk  disekresi setelah transitional milk, mature
milk ini lebih encer, namun mengandung semua nutrisi yang
diperlukan untuk pertumbuhan yang optimal
– Preterm milk  ASI yang dihasilkan ibu yang melahirkan bayi
prematur, susu ini mengandung lebih banyak protein, lemak,
immunoglobulin, serta sodium yang dibutuhkan bayi
prematur
Colostrum Contents

Colostrum Immune Factor


Growth Factor
IgG, IgA, IgM,
FgF, TgF A & B
IgD, IgE
IgF 1 & 2, PdgF
Others
Others

Nutrient Factor
Calcium
Protein
Vitamins
Energy
Others
Faktor yang mempengaruhi kuantitas dan Kualitas ASI

• Ibu harus melakukan :


– Persiapan : menyiapkan kesehatan ibu, cukup istirahat dan
berolahraga, tidak khawatir, pengobatan yang sesuai pada
penyakit yang sedang diderita
– Establishment & maintenance of milk supply :
– Dimulai segera setelah persalinan, apabila kondisi
memungkinkan
– Harus dalam keadaan senang, dan pikirannya relaks, tenang .
– Higienis  dapat membantu mencegah iritasi dan infeksi
• Diet Ibu  harus cukup kalori dan nutrisi lainnya
Faktor yang mempengaruhi kuantitas dan Kualitas ASI
Faktor lain :
• Tidak menggunakan obat, kecuali mutlak diperlukan
• Tidak merokok dan meminum alcohol
• menghindari kelelahan
• Jumlah susu yang cukup untuk bayi itu relatif
• Indikator bayi kenyang biasanya bayi tidur 2 hingga 4 jam setelah minum susu
dan peningkatan berat bayi (20-40 gr/hari)
• Teknik memberi ASI yang benar :
• Ibu dan bayi harus dalam keadaan yang relaks dan suportif, dukungan ayah
berhubungan kuat dengan kesuksesan memberi ASI
• Posisi bayi yang sesuai :
– seluruh badan bayi disupport (di tahan dengan tangan dibawahnya)
– seluruh badan bayi mengahdap ibunya, kepala, leher, serta punggung berada di bidang
yang sama. Telinga dan lengan dalam kesegarisan
– Perut bayi bersentuhan dengan perut ibunya
Manfaat ASI bagi Bayi
• ASI melindungi bayi. Komposisi ASI mengandung nutrisi dengan kandungan antibodi untuk
daya tahan tubuh dimana dapat mencegah bayi terkena penyakit, dan melawan penyakit
yang mungkin didapatkan bayi. ASI juga dapat melindungi bayi dengan resiko alergi yang
didapatkan dari kedua orang tua dengan bakat alergi. Selain itu, ASI juga mencegah bayi
mendapatkan penyakit metabolik bila bayi besar nanti seperti obesitas, kencing manis
kolesterol tinggi, dan lain-lain.
• Bayi ASI menjadi bayi pintar. Ya, tidak hanya lebih pintar menurut penelitian (IQ lebih
tinggi), bayi ASI mempunyai level SQ (Spiritual Quotient) dan EQ (Emotional Quotient)
yang lebih tinggi daripada bayi yang tidak mendapat ASI.
• ASI sesuai dengan usia bayi. Kandungan nutrisi ASI berganti seiring dengan usia bayi.
• ASI lebih mudah dicerna. Protein ASI adalah individu spesifik. Komposisi ASI manusia yang
paling sesuai dengan bayi manusia. Bila bayi mendapatkan protein dari mamalia lain, akan
lebih sulit dicerna dan beresiko bayi dapat terkena penyakit saluran cerna.
• Bayi Happy. Dengan menyusui, selain bayi mendapatkan nutrisi terbaik, bayi juga
mendapatkan rasa aman dan nyaman. Hal ini menjaga kestabilan tanda vital bayi dan
mencegah hormon stress bayi keluar yang beresiko membahayakan bayi
Manfaat Menyusui bagi Ibu
• Mencegah Perdarahan. Perdarahan pasca bersalin adalah hal yang dapat membahayakan Ibu.
Dengan memberi ASI, terjadi suatu mekanisme yang membuat rahim ibu berkontraksi, dan
hal ini mencegah perdarahan rahim pasca bersalin yang rentan terjadi.
• Mencegah Kanker. Menurut penelitian, Ibu yang menyusui mempunyai presentase penurunan
resiko terkena kanker payudara dan kaker indung telur cukup besar dibanding dengan Ibu
yang tidak menyusui bayinya.
• Bonding Ibu – Bayi. Dengan menyusui, ada suatu kedekatan dan ikatan yang didapatkan. 1
bulan awal usia bayi, bayi hanya mendapatkan jarak pandang yang terbatas, sesuai dengan
jarak wajah ibu saat menyusui bayinya. Inilah yang direkam intensif sejak awal oleh bayi,
wajah ibunda tercinta.
• Hemat. Tidak bisa dipungkiri, berbagai teknologi yang menciptakan duplikat susu dari
mamalia manapun, ingin menyerupai ASI. Tentunya tehnologi ini tidaklah murah. Ratusan
ribu rupiah harus dikeluarkan untuk membeli susu yang habis dalam beberapa hari saja.
Dengan memberi ASI, cukup memberikan ibu asupan dengan makanan keluarga, ASI
berkualitas sudah tercipta.
• Ibu Happy. Dengan menyusui, tercipta suatu hormon yang menenangkan ibu. Membuat ibu
rilex, nyaman, dan bahagia. Ini mencegah ibu terkena depresi pasca bersalin.
• Bayi yang memicu tubuh ibu untuk memproduksi ASI dan mengeluarkan ASI.
• Pada tahapan ini disebut laktogenesis II, dimana tahap laktogenesis I adalah sejak kehamilan
usia 20minggu
Manfaat Menyusui bagi Ibu
1. Mengurangi pendarahan setelah persalinan.
2. Mengurangi risiko terkena kanker payudara.
3. Mengurangi risiko terkena kanker indung telur (ovarium) dan kanker rahim.
4. Mengurangi risiko terkena penyakit diabetes/kencing manis.
5. Mengurangi risiko terkena keropos tulang.
6. Mengurangi risiko terkena rheumatik.
7. Metoda KB yang paling aman & 98 % merupakan metoda kontrasepsi yang efektif
bila Mama menyusui eksklusif selama 6 bulan & apabila Mama belum mendapatkan
datang bulan yang pertama kali setelah nifas.
8. Mengurangi risiko kegemukan.
9. Mempercepat bentuk rahim kembali ke keadaan sebelum hamil karena isapan
bayi menstimulasi kontraksi rahim.
10. Mengurangi stress & kegelisahan, saat bayi mengisap dan sentuhan skin to skin
dengan bayi membuat badan Mama melepaskan hormon yang membuat Mama
tenang & rileks.
11. Mengurangi 4,8x tindakan kekerasan Mama & menelantarkan anak (Cohort
Follow Up pada 5.890 Mama selama 15 tahun).
Kandungan dan Fungsi ASI
• ASI manusia mengandung protein whey 60% dan casein 40%, perbandingan agar mudah dicerna usus. Susu
formula yg berasal dari susu sapi lebih banyak caseinnya sehingga lebih sulit dicerna
• ASI terdapat lactoferrin : menghambat pertumbuhan bakteri yg tgt dgn zat besi pada sal. Pencernaan.
• ASI tdp secretory IgA yg merupakan anti infeksi, dan anti alergi.
• ASI tdp Lysozyme : yg membalance adanya flora baik dalam sal pencernaan dan mencegah peradangan
• ASI tdp Bifidus factor : meningkatkan pertumbuhan bakteri baik dalam usus.
• ASI mengandung lemak yg cukup, diperlukan unt perkembangan otak, kesehatan bayi, dan sebagai sumber
kalori
• ASI mengandung vitamins yang baik dan mencukupi kebutuhan bayi
• ASI mengandung karbohidrat cukup $kandungannya mampu menyehatkan pencernaan bayi, dan optimal
dalam menyerap zat2 yg diperlukan tubuh
• ASI terdapat sel hidup yang baik yg dapat melawan berbagai jenis penyakit yg tdk dapat digantikan oleh
formula apapun
• lactogenesis (pembentukan ASI) dibagi menjadi 3 tahapan. Tahap 1 saat mid term kehamilan, tahap 2
biasanya 30-40 jam pasca bersalin.Bila >72jam lactogenesis 2 belum terjadi, dikatakan delayed walaupun
banyak terjadi dimasyarakat. Sebabnya : kurang efektifnya latchOn, persalinan lama, persalinan sulit, ada
penyakit penyerta (seperti ibu darah tinggi, diabetes), kelainan hormon, dll.
• Kandungan ASI bervariasi, tiap individu. Tergantung usia kehamilan, fase laktasi, asupan saat kehamilan dll.
• Pada ibu vegetarian, ASI mengandung vitamin B12 lebih rendah sedikit dr ibu non vegetarian , walau masi
normal ya
• ASI mengandung colostrum hanya sampai 2 minggu pasca persalinan
• Warna ASI colostrum pun bermacam-macam. Bisa jernih, Berwarna kuning terang, Putih,
• Bahkan Oranye/merah muda : karena adanya darah kering pada saluran PD, yang terbilas ASI saat awal keluar.
Perbedaan Warna ASI
• Perbedaan Warna Asi boleh diminum bayi karna tidak membahayakan
• Warna yang makin muda coklatnya karna saluran PD makin terbilas.
• Bayi berkemungkinan meminum ASI yg lebih bervariasi warnanya, namun kita tdk dapat
melihatnya kecuali saat ibu memerah
• Makanan-minuman, vitamin, obat, apapun asuoan ibu dapat mempengaruhi warna ASI
namun hal ini tidaklah membahayakan bayi
• ASI dapat diperah secara manual lalu diberikan pada bayi baru lahir dgn sendok/pipet bila
bayi tdk dapat menyusu langsung.
• Walau jumlah ASI awal ini sedikit, tp berarti besar untuk bayi. Jumlah yang ini diberikan 8-
10x/hari sudah mencukupi kebutuhan bayi.
• ASI pada ibu pasca bersalin hari ke3, warna kekuningannya adalah warna khas masa
transisi.
• ASI makin memutih pada hari-hari setelah melahirkan karena kadar colostrum lebih banyak
di produksi pada ASI awal.
• Yang dimaksud dengan ASI awal (foremilk) yang didapat saat awal2 bayi menyusu, dan ASI
akhir (hindmilk) didapat saat PD sudah mau kosong
Perbedaan Foremilk dan Hindmilk
• Ke2 jenis ASI ini sama2 dibutuhkan bayi karena mempunyai
fungsi sendiri-sendiri. Foremilk lebih banyak cairan dan dalam
Hindmilk lebih banyak lemak.
• Seiring waktu menyusu, ASI foremilk berubah menjadi hindmilk
dalam 1 kali periode menyusu
• Kalau ASI merah, ASI ini normal, mungkin ibu oversupply ASI nya.
• Untuk ibu yg oversupply ASI, menyusuinya pake cara sedikit ya
biar baby dpt ke2 jenis ASI ini.
• Perah dulu ASI 5menitan, lalu baru baby menyusu langsung.
Diharapkan baby bisa dapat hindmilk sebelum kenyang, krn
hindmilk adanya di ASI akhir.
• ASI ini ga usah dibuang, bisa disimpan untuk dipakai kemudian
hari.
ASI Membuat IQ Anak Lebih Tinggi

Minum ASI eksklusif saat bayi memiliki IQ yang lebih tinggi saat dewasa

1. ASI mengandung banyak nutrisi


Nutrisi sempurna dan seimbang untuk bayi baru lahir mengandung
lemak yang dibutuhkan dalam perkembangan otak bayi
2. ASI mengandung antibodi dan enzim
Melindungi bayi dari berbagai infeksi

3. Mempererat hubungan ibu dan anak


Ikatan emosional ibu dan anak, menjadi alasa anak memiliki IQ yang
tinggi saat tumbuh dewasa, berisiko lebih kecil untuk menjadi pecandu
alkohol saat dewasa dan memiliki emosi yang lebih stabil dibandingkan
bayi yang tidak disusui ASI
ASI Bikin Anak Cerdas
• Amanda Sacker dari Institute for Social and
Economic Research di University of Essex di Inggris
mengungkap, anak-anak yang diberi air susu ibu
(ASI) ternyata memiliki nilai lebih tinggi pada tes
perbendaharaan kata dan penalaran pada usia lima
tahun, dibanding mereka yang tidak disusui.
• ASI juga tampaknya membuat perbedaan besar bagi
bayi prematur dan bisa membantu mereka mengejar
ketertinggalan dalam perkembangan otaknya
Alur Produksi ASI
• Kadar sIgA ASI berkisar antara 5,0-7,5 mg/dl. Pada 4 bulan
pertama bayi yang mendapat ASI eksklusif akan mendapat 0,5 g
sIgA/hari, atau sekitar 75-100 mg/kgBB/hari. Angka ini lebih
OTAK/HIPOTALAMUS
besar dari antibodi IgG yang diberikan sebagai pencegahan pada
penderita hipogamaglobulin
HORMON sel (25 mg IgG/kgBB/minggu).
PROLACTIN
• Konsentrasi sIgA ASI yang tinggi ini dipertahankan sampai tahun
INHIBITOR

kedua laktasi. Kadar IgG (0,03-0,34 mg/ml) dan IgM (0,01-0,12


Gambar
mg/ml)jelek
ASI lebih rendah kadar sIgA ASI, dan pada laktasi 50 hari
kedua imunoglobulin
HORMON ini tidak ditemukan lagi dalam ASI.
PROLACTIN
• Imunoglobulin D dalam ASI hanya sedikit sekali, sedangkan IgE
MAMAE
tidak ada
Alur Produksi ASI
• SIgA ASI dapat mengandung aktivitas antibodi terhadap
virus polio, Rotavirus, echo, coxsackie, influenza,
Haemophilus influenzae, virus respiratori sinsisial (RSV);
Streptococcus pneumoniae; antigen O, E. coli, klebsiela,
shigela, salmonela, kampilobakter.
• Enterotoksin
Gambar jelek yang dikeluarkan oleh Vibrio cholerae, E. coli
serta Giardia lamblia juga terhadap protein makanan
seperti susu sapi dan kedelai (tergantung tentu pada
pajanan ibunya).
• ASI dapat mengurangi morbiditas infeksi saluran cerna dan
saluran pernapasan bagian atas.
Fungsi SIgA
• Hal ini terlihat dari lebih rendahnya penyakit otitis media,
pneumonia, bakteriemia, meningitis dan infeksi traktus
urinarius pada bayi yang mendapat ASI dibanding bayi
yang mendapat PASI.
• Fakta ini lebih nyata pada 6 bulan pertama, tetapi dapat
terlihat sampai tahun kedua. Demikian pula angka
kematian bayi yang mendapat ASI lebih rendah dibanding
bayi yang mendapat PASI.
• Air susu ibu juga dapat menghambat diabetus melitus
tipe I (dependen insulin). Hal ini disebabkan karena pada
albumin susu sapi terdapat antigen yang bereaksi silang
dengan protein yang terdapat pada permukaan sel β
pankreas.
IgA Sekretori (sIgA)
• Imunoglobulin A merupakan kelas imunoglobulin terbanyak
pada sistem imun mukosa. Hal ini terjadi karena diperkirakan
lingkungan mukosa mendorong terjadinya alih isotip ke arah
IgA.
• Molekul sIgA terdiri dari dua molekul IgA yang digabung oleh
rantai J (IgA dimerik) dan satu komponen sekretori dengan
berat molekul sekitar 400.000 kD.
• Gabungan molekul IgA dan rantai J terjadi di sitoplasma sel
plasma. Molekul IgA ada dua macam, yaitu IgA1 yang
merupakan 80% dari IgA dalam serum dan IgA2 yang banyak
terdapat dalam sekresi, terutama traktus gastrointestinal
bagian distal.
• Molekul IgA1 lebih mudah dirusak oleh protease dibanding
IgA2. Komponen sekretori merupakan protein dengan berat
molekul 95.000 dan diproduksi oleh sel epitel mukosa.
IgA Sekretori (sIgA)
• Komponen sekretori bertindak sebagai reseptor untuk
mentransport IgA ke permukaan mukosa. Adanya ikatan
dengan komponen sekretori membuat molekul IgA menjadi
resisten terhadap enzim proteolitik dan lebih mukofilik
sehingga meningkatkan daya interaksinya dengan kuman
patogen dalam usus.
• Pada permukaan mukosa, sIgA dapat berikatan secara kovalen
dengan sel musin dan menghambat masuknya antigen ke
mukosa. Di lapisan mukosa ini antigen dipecah oleh enzim
protease.
• Antibodi sIgA juga dapat mencegah menempelnya (adhesi)
bakteri di permukaan sel epitel dan mencegah kolonisasi
bakteri. Di samping itu sIgA dapat menghambat masuknya
antigen ingestan melalui mukosa sehingga dapat mencegah
timbulnya alergi makanan.
Imunoglobulin ASI
• Mengandung aktivitas antibodi terhadap bakteri enteral. Hal ini terjadi
karena limfosit B ibu pada plak Peyer yang teraktivasi oleh bakteri enteral
pada usus ibu, bermigrasi ke lamina propria payudara. Pada payudara, sel B
aktif ini berdiferensiasi menjadi sel plasma dan menghasilkan imunoglobulin
yang disekresi pada ASI. Selain itu ASI juga mengandung antibodi terhadap
jamur, parasit dan protein dalam diet.
• Selain sebagai pertahanan terhadap mikroorganisme, ASI juga dapat
mencegah terjadinya penyakit alergi, terutama alergi terhadap makanan
seperti susu sapi. Dengan menunda pemberian susu sapi dan makanan padat
pada bayi yang lahir dari orang tua dengan riwayat alergi sampai bayi
berumur 6 bulan, yaitu umur saat barier mukosa gastrointestinal bayi
dianggap sudah matur, maka timbulnya alergi makanan pada bayi dapat
dicegah.
• Dengan membekukan ASI, imunoglobulin tidak mengalami kerusakan, tetapi
dapat merusak sel hidup yang ada pada ASI. Dengan pasteurisasi, baik
imunoglobulin maupun sel yang ada pada ASI mengalami kerusakan.

Pittard EB. Breast milk immunology .Am J Dis Child l979; l33:83-7.
R. Ivan, B. Jonathan, M. David. Immunology; edisi ke-6. Spanyol: Mosby International Ltd, 2001; 75.
• Ibu yang menyusui memberikan jutaan sel darah
putih bagi bayinya melalui air susunya yang dapat
membantu bayi terhindar dari berbagai macam
penyakit.
• Bayi yang baru lahir tidak memiliki sistem kekebalan
tubuh yang baik seperti orang dewasa. Tubuhnya
belum mampu untuk melawan bakteri atau virus
penyebab penyakit.
• Bayi pada umumnya dilindungi melalui antibodi yang
diterima melalui air susu ibunya
Komposisi komponen ASI yang berfungsi sebagai
sistem imunitas
Zat   Terlarut Selular

Antibodi spesifik   (sIgA, 7S IgA, IgG, IgE, IgD, komponen Sel imun spesifik   (limfosit
sekretorik) T dan B)

Produk sel T Sel asesori   (neutrofil,


makrofag, sel epitel)
Antigen   histokompatibilitas

Faktor-faktor   nonspesifik (komplemen, faktor kemotaktik,


properidin, interferon,   α-fetoprotein, faktor bifidus, faktor
antistafilokokus, substansi   antiadherens, epidermal growth
factor,  folate   uptake enhancer, faktor antiviral, faktor
penghambat migrasi)

Protein karier   (laktoferin, transferin, protein yang berikatan


dengan B12,   protein yang berikatan dengan kortikoid)

Enzim (lisosim,   lipoprotein lipase, enzim leukosit)

sumber: modifikasi dari Lawrence RA, 1994


Pertahanan nonspesifik ASI 
• Di dalam ASI terdapat banyak sel, terutama pada minggu-minggu pertama laktasi.
Kolostrum dan ASI dini mengandung 1-3 x 106 leukosit/ml. Pada ASI matur, yaitu ASI
setelah 2-3 bulan laktasi, jumlah sel ini menurun menjadi 1×10 3 /ml. Sel
monosit/makrofag sebanyak 59-63%, sel neutrofil 18-23% dan sel limfosit 7-13% dari
seluruh sel dalam ASI. Selain sel terdapat juga faktor protektif larut seperti lisozim
(muramidase), laktoferin, sitokin, protein yang dapat mengikat vitamin B12, faktor
bifidus, glyco compound, musin, enzim-enzim, dan antioksidan
• Sel makrofag Sel makrofag ASI merupakan sel fagosit aktif sehingga dapat menghambat
multiplikasi bakteri pada infeksi mukosa usus. Selain sifat fagositiknya, sel makrofag juga
memproduksi lisozim, C3 dan C4, laktoferin, monokin seperti IL-1, serta enzim lainnya.
Makrofag ASI dapat mencegah enterokolitis nekrotikans pada bayi dengan
menggunakan enzim yang diproduksinya.
• Sel neutrofil Pada vakuola neutrofil ASI ditemukan juga sIgA sehingga sel ini merupakan
alat transport IgA ke bayi. Sel neutrofil ASI merupakan sel yang teraktivasi. Peran
neutrofil ASI pada pertahanan bayi tidak banyak, respons kemotaktiknya rendah.
Antioksidan dalam ASI menghambat aktivitas enzimatik dan metabolik oksidatif
neutrofil. Diperkirakan perannya adalah pada pertahanan jaringan payudara ibu agar
tidak terjadi infeksi pada permulaan laktasi. Pada ASI tidak ditemukan sel basofil, sel
mast, eosinofil dan trombosit, karena itu kadar mediator inflamasi ASI adalah rendah.
Hal ini menghindarkan bayi dari kerusakan jaringan berdasarkan reaksi imunologik.
Pertahanan nonspesifik ASI 
• Lisozim  Lisozim yang diproduksi makrofag, neutrofil, dan epitel kelenjar payudara dapat melisiskan dinding
sel bakteri Gram positif yang ada pada mukosa usus. Kadar lisozim dalam ASI adalah 0,1 mg/ml yang
bertahan sampai tahun kedua laktasi, bahkan sampai penyapihan. Dibanding dengan susu sapi, ASI
mengandung 300 kali lebih banyak lisozim per satuan volume.
• Komplemen Komplemen C3 dapat diaktifkan oleh bakteri melalui jalur alternatif sehingga terjadi lisis bakteri.
Di samping itu C3 aktif juga mempunyai sifat opsonisasi sehingga memudahkan fagosit mengeliminasi
mikroorganisme pada mukosa usus yang terikat dengan C3 aktif. Kadar C3 dan C4 pada kolostrum adalah
sekitar 50-75% kadar serum dewasa (C3 = ± 80 mg/dl, C4 = ±20 mg/dl). Pada laktasi dua minggu kadar ini
menurun dan kemudian menetap, yaitu kadar C3 = 15 mg/dl dan C4 = 10mg/dl).
• Sitokin IL-l yang diproduksi makrofag akan mengaktifkan sel limfosit T. Demikian pula TNF-α yang diproduksi
sel makrofag akan meningkatkan produksi komponen sekretori oleh sel epitel usus dan TNF-β akan
merangsang alih isotip ke IgA, sedangkan IL-6 akan meningkatkan produksi IgA. Semuanya ini akan
meningkatkan produksi sIgA di usus.
• Laktoferin Laktoferin yang diproduksi makrofag, neutrofil dan epitel kelenjar payudara bersifat bakteriostatik,
dapat menghambat pertumbuhan bakteri, karena merupakan glikoprotein yang dapat mengikat besi yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan sebagian besar bakteri aerobik seperti stafilokokus dan E. coli. Laktoferin
dapat mengikat dua molekul besi ferri yang bersaing dengan enterokelin kuman yang juga mengikat besi.
Kuman yang kekurangan besi ini pembelahannya akan terhambat sehingga berhenti memperbanyak diri. Efek
inhibisi ini lebih efektif terhadap kuman patogen, sedangkan terhadap kuman komensal kurang efektif.
Laktoferin bersama sama sIgA secara sinergistik akan menghambat pertumbuhan E. coli patogen. Laktoferin
tahan terhadap tripsin dan kimotripsin yang ada pada saluran cerna. Kadar laktoferin dalam ASI adalah 1-6
mg/ml dan tertinggi pada kolostrum.
• Peroksidase  Berbeda dengan susu sapi, pada ASI tidak ditemukan laktoperoksidase, kalaupun ada kadarnya
kecil. Aktivitas peroksidase pada ASI disebabkan oleh mieloperoksidase yang diproduksi sel leukosit ASI.
Fungsi komponen sistem imun pada ASI
Komponen Mekanisme Target   Organisme

Menghambat   replikasi bakteri tertentu


Faktor bifidus gastrointestinal dengan meningkatkan Enterobacteriaceae   (shigella,
proliferasi   lakto-basilus salmonella & beberapa E. coli)

Aktivasi   opsonisasi, kemotaktik dan


Komplemen E. coli
bakteriolitik
Lisosim Bersama IgA,   peroksida atau askorbat E. coli, Salmonella
melisiskan bakteri
Laktoferin (nutrient
Mengikat ion ferri E. coli, Candida albicans
binders)
Laktoperoksidase Oksidasi bakteri E. coli, Salmonella   typhimurium
Protein nonantibodi  
(receptor-like glycolipid Menghambat   perlekatan bakteri V. cholera
atau   gliko-protein)

Gangliosida (GM1-like) Mempengaruhi   perlekatan entero- E. coli, V.   Cholera, enterotoksin


toksin dengan reseptor gangliosida)

sumber :  Lawrence RA, 1994)


Fungsi komponen sistem imun pada ASI
Komponen Mekanisme Target   Organisme
Karbohidrat   nonlaktosa Mencegah aktivitas   toksin yang stabil E. coli ST

Selular (makrofag,   PMN, Fagositosis dan   membunuh E. coli, S. aureus,   S. enteridisE.


limfosit T & B) bakteriSensitisasi   limfositFagositosis coliC. albicans

Lemak (asam lemak   tidak Herpes simpleks,   Similiki Forest,


Inaktivasi virus   berkapsul lemak
jenuh & mono-gliserida) Influenza, Ross River

Herpes simpleks,   Coxsackie B4,


Makromolekul Menghambat   perlekatan dan penetrasi
CMV, Rotavirus
Protein α2-makro-globulin Menghambat   aktivitas hemaglutinin Influenza,   Parainfluenza

α1-antitripsin Menghambat virus   yang tergantung Rotavirus


tripsin
Mungkin membentuk   asam lemak &
Lipase yang disti-mulasi  
monogliserida yang menginaktivasi Giardia lamblia, E.   histolitika
asam empedu organisme
Makromolekul   nonlipase Tidak diketahui G. lamblia

Selular Memacu interferon,   limfokin, sitokin & Herpes simpleks,   virus rubella,
stimulasi limfosit measles, mumps & CMV

sumber :  Lawrence RA, 1994)


Pertahanan spesifik ASI
Limfosit T 
• Sel limfosit T merupakan 80% dari sel limfosit yang terdapat pada ASI dan mempunyai fenotip
CD4 dan CD8 dalam jumlah yang sama. Sel limfosit T ASI responsif terhadap antigen K1 yang
ada pada kapsul E. coli tetapi tidak responsif terhadap Candida albicans, merupakan
subpopulasi T unik yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan sistem imun lokal. Sel T ASI juga
dapat mentransfer imunitas selular tuberkulin dari ibu ke bayi yang disusuinya. Hal ini
diperkirakan melalui limfokin yang dilepaskan sel T ASI yang menstimulasi sistem imun selular
bayi. Sel limfosit T ASI tidak bermigrasi melalui dinding mukosa usus.
Limfosit B 
• Sel limfosit B di lamina propria payudara, atas pengaruh faktor yang ada, terutama akan
memproduksi IgA1 yang disekresi berupa sIgAl. Komponen sekret pada sIgA berfungsi untuk
melindungi molekul IgA dari enzim proteolitik seperti tripsin, pepsin, dan pH setempat sehingga
tidak mengalami degradasi. Stabilitas molekul sIgA ini dapat dilihat dari ditemukannya sIgA
pada feses bayi yang mendapat ASI. Sekitar 20-80% sIgA ASI dapat ditemukan pada feses bayi.
• Kadar sIgA ASI berkisar antara 5,0-7,5 mg/dl. Pada 4 bulan pertama bayi yang mendapat ASI
eksklusif akan mendapat 0,5 g sIgA/hari, atau sekitar 75-100 mg/kgBB/hari. Angka ini lebih
besar dari antibodi IgG yang diberikan sebagai pencegahan pada penderita hipogamaglobulin
sel (25 mg IgG/kgBB/minggu). Konsentrasi sIgA ASI yang tinggi ini dipertahankan sampai tahun
kedua laktasi. Kadar IgG (0,03-0,34 mg/ml)dan IgM (0,01-0,12 mg/ml)ASI lebih rendah kadar
sIgA ASI, dan pada laktasi 50 hari kedua imunoglobulin ini tidak ditemukan lagi dalam ASI.
Imunoglobulin D dalam ASI hanya sedikit sekali, sedangkan IgE tidak ada.
Pertahanan spesifik ASI
• SIgA ASI dapat mengandung aktivitas antibodi terhadap virus polio, Rotavirus,echo,
coxsackie, influenza, Haemophilus influenzae, virusrespiratori sinsisial (RSV); Streptococcus
pneumoniae;antigen O, E. coli, klebsiela, shigela, salmonela, kampilobakter, dan
enterotoksin yang dikeluarkan oleh Vibrio cholerae, E. coli serta Giardia lamblia juga
terhadap protein makanan seperti susu sapi dan kedelai (tergantung tentu pada pajanan
ibunya). Oleh karena itu, ASI dapat mengurangi morbiditas infeksi saluran cerna dan saluran
pernapasan bagian atas.
• Fungsi utama sIgA adalah mencegah melekatnya kuman patogen pada dinding mukosa usus
halus dan menghambat proliferasi kuman di dalam usus. Adanya titer antibodi yang masih
tinggi terhadap virus polio pada kolostrum perlu dipertimbangkan pada pemberian
imunisasi polio per oral. Pada keadaan ini sebaiknya ASI tidak diberikan 2 jam sebelum dan
sesudah pemberian vaksin polio per oral pada polio I, agar tidak terjadi netralisasi vaksin
polio oleh sIgA kolostrum.
• Imunoglobulin ASI tidak diabsorpsi bayi tetapi berperan memperkuat sistem imun lokal
usus. ASI juga dapat meningkatkan sIgA pada mukosa traktus respiratorius dan kelenjar
saliva bayi pada 4 hari pertama kehidupan. Ini disebabkan karena faktor dalam kolostrum
yang merangsang perkembangan sistem imun lokal bayi. Hal ini terlihat dari lebih
rendahnya penyakit otitis media, pneumonia, bakteriemia, meningitis dan infeksi traktus
urinarius pada bayi yang mendapat ASI dibanding bayi yang mendapat PASI. Fakta ini lebih
nyata pada 6 bulan pertama, tetapi dapat terlihat sampai tahun kedua. Demikian pula
angka kematian bayi yang mendapat ASI lebih rendah dibanding bayi yang mendapat PASI.
Pertahanan spesifik ASI
• Air susu ibu juga dapat menghambat diabetus melitus tipe I (dependen
insulin). Hal ini disebabkan karena pada albumin susu sapi terdapat antigen
yang bereaksi silang dengan protein yang terdapat pada permukaan sel β
pankreas.
• Sebagian besar imunoglobulin ASI mengandung aktivitas antibodi terhadap
bakteri enteral. Hal ini terjadi karena limfosit B ibu pada plak Peyer yang
teraktivasi oleh bakteri enteral pada usus ibu, bermigrasi ke lamina propria
payudara. Pada payudara, sel B aktif ini berdiferensiasi menjadi sel plasma dan
menghasilkan imunoglobulin yang disekresi pada ASI. Selain itu ASI juga
mengandung antibodi terhadap jamur, parasit dan protein dalam diet.
• Selain sebagai pertahanan terhadap mikroorganisme, ASI juga dapat mencegah
terjadinya penyakit alergi, terutama alergi terhadap makanan seperti susu sapi.
Dengan menunda pemberian susu sapi dan makanan padat pada bayi yang
lahir dari orang tua dengan riwayat alergi sampai bayi berumur 6 bulan, yaitu
umur saat barier mukosa gastrointestinal bayi dianggap sudah matur, maka
timbulnya alergi makanan pada bayi dapat dicegah.
• Dengan membekukan ASI, imunoglobulin tidak mengalami kerusakan, tetapi
dapat merusak sel hidup yang ada pada ASI. Dengan pasteurisasi, baik
imunoglobulin maupun sel yang ada pada ASI mengalami kerusakan.
LAKTASI

Payudara (mammae, susu)


• Adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, di atas otot dada.
• Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi
bayi.
• Manusia mempunyai sepasang kelenjar payudara, yang
beratnya kurang lebih 200 gram, saat hamil 600 gram dan saat
menyusui 800 gram.
Pada payudara terdapat 3 bagian utama, yaitu :
1. Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar.
2. Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah.
3. Papilla atau puting, yaitu bagian yang menonjol di puncak
payudara.
HORMON YANG MEMPENGARUHI SEKRESI AIR SUSU
1. HORMON PROLAKTIN
Adalah hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitari atau kelenjar hipofisis bagian anterior (depan).
Hormon ini ada pada laki2 dan perempuan. Prolaktin benyak terdapat pada ibu yang sedang menyusui,
karena ia adalah hormon penting yang merangsang kelenjar susu untuk memproduksi susu, sehingga
pada saat diperlukan siap berfungsi. Hormone ini juga diproduksi oleh plasenta.
 
Fungsi hormon prolaktin yaitu :
1. Berperan dalam pembesaran alveoli dalm kehamilan
2. Mempengaruhi inisiasi kelenjar susu dan mempertahankan laktasi.
3. Menstimulasi sel di dalam alveoli untuk memproduksi ASI
4. Hormon ini juga mengatur metabolisme pada ibu, sehingga kebutuhan zat oleh tubuh ibu dapat
dikurangi dan dialirkan ke janin.
 
Kadar normal hormon prolaktin di dalam darah sekitar 5-10 ng/mL.
Sekresi hormon prolaktin meningkat pada masa hamil, stres fisik dan mental, keadaan hipoglikemia.
 
Keluarnya hormon prolaktin, menstimulasi sel di dalam alveoli untuk memproduksi ASI dan hormon ini
juga keluar dalam ASI itu sendiri. Ketika bayi menyusu, rangsangan sensorik itu dikirim ke otak. Otak
kemudian bereaksi mengeluarkan hormon Prolaktin yang masuk ke dalam aliran darah menuju kembali
ke payudara. Hormon Prolaktin merangsang sel-sel pembuat susu untuk bekerja, memproduksi susu.

Sel-sel pembuat susu sesungguhnya tidak langsung bekerja ketika bayi menyusu. Sebagian besar
hormon Prolaktin berada dalam darah selama kurang lebih 30 menit, setelah proses menyusui. Jadi
setelah proses menyusu selesai, barulah sebagian besar hormon Prolaktin sampai di payudara dan
merangsang sel-sel pembuat susu untuk bekerja. Jadi, hormon Prolaktin bekerja untuk produksi susu
berikutnya. Susu yang disedot/dihisap bayi saat ini, sudah tersedia dalam payudara, di Sinus Laktiferus.
HORMON YANG MEMPENGARUHI SEKRESI AIR SUSU
2. HORMON OKSITOSIN
• Adalah hormone yang dihasilkan kelenjar hipofisis bagian posterior
(belakang).
• Setelah menerima rangsangan dari payudara, otak juga mengeluarkan
hormon Oksitosin selain hormon Prolaktin.
• Hormon Oksitosin diproduksi lebih cepat daripada Prolaktin.
• Hormon ini juga masuk ke dalam aliran darah menuju payudara.
• Di payudara, hormon Oksitosin ini merangsang sel-sel otot untuk
berkontraksi.
Oksitosin berfungsi :
1. Mengencangkan otot halus dalam rahim pada saat melahirkan.
2. Merangsang terjadinya kontraksi yang penting dalam proses pembukaan
vagina sebelum melahirkan dan ketika proses melahirkan.
3. Setelah melahirkan, oksitosin juga mengencangkan otot halus di sekitar
alveoli untuk memeras ASI menuju saluran susu.
4. Oksitosin berperan dalam proses turunnya susu let-down / milk ejection
reflex.
5. Membantu mengembalikan uterus pada ukuran sebelumnya dan
membantu menghentikan pendarahan pasca persalinan.
Pengaruh ASI Terhadap Tumbuh Kembang Anak

Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang


dikelompokkan menjadi 3 kelompok :
1.Kebutuhan fisis-biomedis (asuh)
2.Kebutuhan kasih sayang/emosi (asih)
3.Kebutuhan stimulasi/latihan (asah)
Prebiotik ASI tingkatkan imunitas bayi

• ASI memiliki kandungan kaya oligosakarida. Fructo-


oligosakarida (FOS) atau galacto-ologisakarida (GOS)
adalah perpaduan komposisi oligosakarida atau
karbohidrat rantai sedang.
• Perpaduan ini mampu meningkatkan imunitas.
Perpaduan FOS/GOS dengan ratio 10% FOS dan 90% GOS
mampu menstimulasi perkembangbiakan bakteri
menguntungkan atau non pathogen di usus.
• Perkembangbiakan bakteri ini mengakibatkan
penyerapan makanan menjadi lebih baik dan mampu
meningkatkan imunitas.
• Sebuah studi klinis, secara efektif terbukti perpaduan
FOS/GOS memperkuat daya tahan tubuh secara alami.
Prebiotik ASI tingkatkan imunitas bayi

• Balita yang diberi ASI pada saluran pencernaannya didominasi


oleh bakteri bifidus dan laktobacillus. Kedua bakteri ini
menguntungkan usus besar. Dominasi bakteri ini terjadi
karena adanya prebiotik dalam ASI.
• Guido E Moro, Kepala Departemen Neonatal dari Macedonia
Melloni Maternity Hospital, Italia
FOS/GOS memiliki fungsi penting bagi kesehatan bayi. Selain
meningkatkan jumlah bakteri bifidus dan laktobacillus,
FOS/GOS juga menekan pertumbuhan bakteri patogen,
meningkatkan daya tahan saluran cerna, mencegah sembelit,
dan membuat penyerapan makanan menjadi lebih baik.
STUDI MRI : PEMBERIAN ASI MENDORONG
PERTUMBUHAN OTAK BAYI

• MRI menunjukkan bukti bahwa menyusui mendorong


pertumbuhan otak bayi. Bahkan diketahui bahwa hanya
dengan menyusui, pertumbuhan otak bayi akan lebih baik
daripada kombinasi menyusui dan memberi susu formula.
• Sebuah penelitian dari Brown University menemukan
beberapa bukti bahwa pemberian ASI baik untuk otak bayi.
• Penelitian tersebut menggunakan baby-friendly magnetic
resonance imaging (MRI) untuk melihat pertumbuhan otak
pada sampel anak di bawah 4 tahun.
• Peneliti, bayi yang telah diberi ASI setidaknya selama tiga
bulan,  mengalami perkembangan pada daerah penting pada
otak dibandingkan dengan anak yang hanya diberi susu
formula atau kombinasi pemberian ASI dan susu formula.
Tambahan yang paling menonjol adalah pada bagian otak yang
berhubungan dengan kemampuan bahasa, emosi, dan kognisi
Deoni dan tim
• konten mielin – bahan lemak yang insulates serabut saraf
mempercepat sinyal listrik dan meningkat dengan menyusui .
Perubahan perkembangan otak terjadi lebih awal , hampir dari awal .
• Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok ASI eksklusif memiliki
pertumbuhan tercepat di materi putih myelinated dari tiga kelompok ,
dengan peningkatan volume materi putih menjadi substansial pada
usia 2. Kelompok kedua diberi ASI dan susu formula memiliki
pertumbuhan lebih dari kelompok eksklusif diberi susu formula, tapi
kurang dari ASI – satunya kelompok .
• kemudian didukung data pencitraan mereka dengan serangkaian tes
kognitif dasar pada anak yang lebih tua. Tes tersebut menemukan
peningkatan kinerja bahasa, penerimaan visual, dan kinerja kontrol
motor pada kelompok ASI.
Hubungan Asi Ekslusif Dengan Status Gizi

1.  Pertumbuhan Berat Badan Setelah Lahir


a)       700 – 1000 gram/ bulan pada triwulan I
b)      500 -600 gram/ bulan pada triwulan II
c)       350 – 450 gram/ bulan pada triwulan III
d)      250 – 350 gram/ bulan pada triwulan IV
2.   Perkembangan Bayi
Kandungan dan Manfaat ASI
1.   Karbohidrat
ASI mengandung laktosa sebagai karbohidrat utama. Selain sebagai sumber kalori, laktosa juga
berperan dalam meningkatkan penyerapan kalsium dan merangsang pertumbuhan laktobasilus
bifidus yang berperan dalam menghambat pertumbuhan mikroorganisme di saluran pencernaan.
2.   Lemak
Lemak merupakan sumber kalori utaa bagi bayi, sebanyak 50% kalori ASI berasal dari lemak.
Walaupun kadar emak ASI lebih tinggi namun lemak pada ASI mudah diserap oleh bayi
dibandingkan susu formula. Lemak yang terdapat pada ASI terdiri dari kolesterol dan asam lemak
essensial yang sangat penting untuk pertumbuhan otak
3.   Protein
Protein pada ASI lebih baik daripada protein pada susu formula, karena protein yang terdapat
pada ASI lebih mudah dicerna, selain itu ASI mengandung sistin dan taurin diperlukan untuk
pertumbuhan otak.
4.  Vitamin
ASI mengandung cukup vitamin yang dibutuhkan bayi, seperti Vitamin K, Vitamin D, dan Vitamin
E.
Kandungan dan Manfaat ASI
1. Mengandung zat protektif (kekebalan)
Bayi yang memperoleh ASI biasanya jarang mengalami sakit karena ASI
mengandung zat protektif, diantaranya adalah: laktobasilus bifidus, laktoferin,
antibodi, dan tidak menimbulkan alergi.
2. Mempunyai efek psikologis
Kontak langsung antara ibu dan bayi ketika terjadi proses menyusui dapat
menimbulkan efek psikologis sehingga membangun kedekatan ibu dan bayinya. Hal
ini sangat penting untuk perkembangan psikis dan emosi bayi.
3. Menyebabkan pertumbuhan yang baik
Bayi yang mendapatkan ASI akan mengalami peningkatan berat badan yang lebih
signifikan dan mengurangi resiko obesitas.
4. Mengurangi kejadian karies gigi
Kejadian karies gigi lebih banyak ditemukan pada bayi yang menggunakan susu
formula. Hal ini disebabkan adanya kebiasaan menyusui dengan botol sebelum tidur
akan menyebabkan kontak gigi dengan sisa susu formula menjadi lebih lama
sehingga asam yang terbentuk akan menyebabkan kerusakan pada gigi.
5. Membantu perkembangan rahang dan merangsang pertumbuhan gigi karena
gerakan menghisap mulut bayi pada payudara.
Volume Produksi ASI
• ASI yang disekresi pada hari ke 10 dan seterusnya. Merupakan
makanan yang dianggap aman bagi bayi (Kristiyanasari, 2009).
• Pada bulan – bulan terakhir kehamilan sering ada sekresi
kolostrum pada payudara ibu hamil. Setelah persalinan apabila
bayi mulai mengisap payudara, maka produksi ASI bertambah
secara cepat. Dalam kondisi normal ASI diproduksi sebanyak
10 – 100 cc pada hari pertama. Produksi ASI menjadi konstan
setelah hari ke 10 – 14. Rata- rata ibu menyusui menghasilkan
700 – 800 ml susu perhari pada 6 bulan pertama dan sekitar
600 ml perhari pada 6 bulan kedua (Atikah dan  Asfuah, 2009).
Faktor – faktor yang Mempengaruhi Produksi
ASI
1)      Frekuensi penyusuan
Produksi ASI akan optimal jika ASI dipompa lebih dari 5 kali perhari selama bulan pertama
setelah melahirkan. Frekuensi penyusuan paling sedikit 8 kali per hari pada periode awal
setelah melahirkan. Frekuensi menyusui ini berkaitan dengan kemampuan stimulasi
hormone dalam kelenjar payudara.
2)      Berat lahir
Bayi berat lahir rendah (BBLR) mempunyai kemampuan menghisap ASI yang lebih rendah
dibanding bayi yang lahir normal (>2500 gram). Kemampuan menghisap yang lebih rendah
ini meliputi frekuensi dan lama penyusuan yang lebih rendah dibanding bayi berat lahir
normal yang akan mempengaruhi stimulasi hormon prolaktin dan oksitosin dalam
memproduksi ASI.
3)      Umur kehamilan saat melahirkan
Umur kehamilan dan berat lahir mempengaruhi intake ASI. Hal ini disebabkan bayi yang
lahir premature (umur kehamilan kurang dari 34 minggu) sangat lemah dan tidak mampu
menghisap secara efektif sehingga produksi ASI lebih rendah daripada bayi yang lahir tidak
prematur.
Faktor – faktor yang Mempengaruhi Produksi
ASI
4)      Umur dan paritas
Umur dan paritas kecil hubungannya dengan produksi ASI. Hal ini karena pemenuhan gizi bayi dan
ibu setiap orang berbeda – beda.
5)      Stres dan penyakit akut
Ibu yang cemas dan stres dapat mengganggu laktasi sehingga mempengaruhi produksi ASI karena
menghambat pengeluaran ASI. Pengeluaran ASI akan berlangsung bai pada ibu yang merasa rileks
dan nyaman.
6)      Konsumsi rokok
Merokok dapat mengurangi volume ASI karena akan menggangu hormon prolaktin dan oksitosin
untuk produksi ASI. Merokok akan menstimulasi pelepasan adrenalin dimana adrenalin akan
menghambat pelepasan oksitosin.
7)      Konsumsi alkohol
Meskipun minuman alcohol dosis rendah disatu sisi dapat membuat ibu merasa lebih rileks
sehingga membantu proses pengeluaran ASI namun disisi lain etanol dapat menghambat
produksi oksitosin.
8)      Pil kontrasepsi
Penggunaan pil kontrasepsi kombinasi estrogen dan progestin berkaitan dengan penurunan
volume dan durasi ASI, sebaliknya bila pil hanya mengandung progestin maka tidak ada dampak
terhadap volume ASI (Proverawati dan asfuah, 2009).
Keuntungan memberi ASI pada ibu
• Menurunkan risiko perdarahan postpartum, menurunkan
risiko kanker ovarium dan payudara premenopause, menunda
kehamilan dan fertilitas, dan membuat ibu merasa dibutuhkan
• ASI dapat meningkatkan ikatan emosional ibu-anak,
meningkatkan tumbuh-kembang anak, mudah dicerna dan
dapat diabsorpsi dengan baik
• Kualitas ASI dan kalori yang dikandungnya juga dikontrol oleh
feedback inhibitor of lactation (FIL). Jadi, apabila
pengosongan susu yang terjadi tidak efektif  produksi susu
akan menurun. Sebaliknya, pengosongan yang efektif akan
mendorong dihasilkannya lebih banyak susu
Keuntungan memberi ASI pada ibu
• ASI juga mengandung bakteri protektif (bifido bacteria) dan
antibody (secretory IgA), laktoferin, dan faktor imuno
nonspesifik (seperti makrofag dan nukleotida) yang juga dapat
membatasi infeksi
– bifido bacteria itu akan berkoloni di usus  disana bersama
lactobacillus, bakteri ini akan menurunkan pH  membatasi
pertumbuhan pathogen
– IgA  spesifik terhadap E Coli dan RSV (Respiratory Syncytial Virus)
IgA ini akan bekerja melawan pathogen di usus
– laktoferin merupakan protein yg dapat mebgikat besi bebas 
sehingga jumlah besi bebas itu berkurang hingga dibawah kadar yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri yang tergantung besi
• Temperatur ASI itu juga telah sesuai karena keluar dari
payudara ibu  jadi tidak perlu dipanaskan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai