Anda di halaman 1dari 3

Laporan Analisis Proksimat Pembahasan

4 .1.Pembahasan
               Analisis proksimat adalah suatu metoda analisis kimia untuk mengidentifikasi
kandungan nutrisi seperti protein, karbohidrat, lemak dan serat pada suatu zat makanan dari
bahan pakan atau pangan. Analisis proksimat memiliki manfaat sebagai penilaian kualitas pakan
atau bahan pangan terutama. Ditambahkan oleh pendapat Jossemariee (2010), Analisis proksimat
memiliki manfaat sebagai penilaian kualitas pakan atau bahan pangan terutama pada standar zat
makanan yang seharusnya terkandung di dalamnya. Untuk mengetahui komposisi susunan kimia
dan kegunaannya suatu bahan pakan dilakukan analisis kimia yang disebut analisis proksimat.
Analisis Proksimat merupakan suatu metode analisis kimia untuk mengidentifikasikan
kandungan zat makanan dari suatu bahan pakan atau pangan. Komponen fraksi yang dianalisis
masih mengandung komponen lain dengan jumlah yang sangat kecil, yang seharusnya tidak
masuk ke dalam fraksi yang dimaksud, itulah sebabnya mengapa hasil analisis proksimat
menunjukkan angka yang mendekati angka fraksi yang sesungguhnya.    Analisis proksimat
menganalisis beberapa komponen seperti zat makanan air (Bahan Kering), bahan anorganik
(abu), protein, lemak, dan serat kasar.
1.Kadar Air
                    Semua bahan pakan mengandung air, bahkan yang paling kering sekalipun. Untuk itu
sebelum dianalisis di hitung dulu kadar airnya. Defano (2000) menyatakan ditiap bahan pakan
yang paling kering sekalipun,masih terdapat kandungan air walaupun dalam jumlah yang kecil.
Kadar air juga merupakan karakteristik yang sangat penting dalam bahan pangan karena air
dapat mempengaruhi penampakan, tekstur, serta ikut menentukan kesegaran dan daya awet
bahan pangan tersebut. Kadar air menyebabkan bakteri dan khamir untuk berkembang biak
sehingga akan terjadi perubahan pada bahan pangan. Kadar air adalah perbedaan antara berat
bahan sebelum dan sesudah dilakukan pemanasan. ( hasil perhitungan)
2.Kadar Abu
                Membakar bahan dalam tanur (furnace) dengan suhu 600°C selama 4-5 jam sehingga
seluruh unsur pertama pembentuk senyawa organik (C,H,O,N) habis terbakar dan berubah
menjadi gas. Sisanya yang tidak terbakar adalah abu yang merupakan kumpulan dari mineral-
mineral yang terdapat dalam bahan. Dengan perkataan lain, abu merupakan total mineral dalam
bahan. MenurutM. Syarif, (2000) penentuan kadar abu yaitu usaha untuk mengetahui kadar  abu,
dalam analisis secara umum ditentukan dengan membakar bahan pakan biasanya hanya zat-zat
organik selanjutnya ditimbang, sisanya disebut abu.( hasil perhitungan)
3. Protein Kasar
             Penetapan nilai protein kasar dilakukan secara tidak langsung, karena analisis ini
didasarkan pada penentuan kadar nitrogen yang terdapat dalam bahan. Kandungan nitrogen yang
diperoleh dikalikan dengan angka 6,25 sebagai angka konversi menjadi nilai protein. Nilai 6,25
diperoleh dari asumsi bahwa protein mengandung 16% nitrogen(perbandingan protein : nitrogen
=100 :16 = 6,25:1). Penentuan Protein kasar ini dilakukan dengan tiga tahap pengerjaan yaitu
Destruksi, Destilasi dan Titrasi.( hasil perhitungan)
4. Lemak Kasar
                Melarutkan (ekstraksi) lemak yang terdapat dalam bahan dengan pelaut lemak (ether)
selama 16 jam. Ekstraksi menggunakan alat sokhlet. Beberapa pelarut yang dapat digunakan
adalah kloroform, eter, dan benzen. Lemak yang terekstraksi (larut dalm pelarut) terakumulasi
dalam wadah pelarut (labu sokhlet) kemudian dipisahkan dari pelarutnya dengan cara dipanaskan
dalam oven suhu 105°C. Pelarut akan menguap sedangkan lemak tidak (titik didih lemak lebih
besar dari 105°C, sehingga tidak menguap dan tinggal di dalam wadah). Lemak yang tinggal
dalam wadah ditentukan beratnya.( hasil perhitungan)
5. Serat Kasar
               Komponen dalam suatu bahan yang tidak dapat larut dalam pemasakan dengan asam
encer dan basa encer selama 30 menit adalah serat kasar dan abu. Untuk mendapatkan nilai serat
kasar, maka bagian yang tidak larut tersebut (residu) dibakar sesuai dengan prosedur analisis
abu. Selisih antara residu dengan abu adalah serat kasar. Serat kasar terdiri dari selulosa,
hemiselulosa dan lignin. Selulosa dan hemiselulosa merupakan komponen dinding sel tumbuhan
dan tidak dapat dicerna oleh ternak monogastrik. Hewan ruminansia mempunyai
mikroorganisme rumen yang memiliki kemampuan untuk mencerna selulosa dan hemiselulosa.
(hasil perhitungan)
6. Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN)
             Kandungan BETN suatu bahan pakan sangat tergantung pada komponen lainnya,
seperti abu, protein kasar, serat kasar dan lemak kasar. Hal ini disebabkan penentuan kandungan
BETN hanya berdasarkan perhitungan dari zat-zat yang tersedia. Susi (2001) menyatakan bahwa
bahan ekstrak tanpa nitrogen adalah kandungan zat makanan dikurangi persentase air, abu,
protein kasar, lemak kasar, dan serat kasar. Kadar Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen dihitung
sebagai nutrisi sampingan dari protein.Penentuan  kadar Ekstrak Tanpa Nitrogen hanya
berdasarkan perhitungan 100% - (%air + %abu + %serat kasar + %protein kasar + %lemak
kasar). Penentuan kadar BETN ini memiliki kentungan atau kelebihan dan kerugiannya.
Keuntungan dari penentuan BETN yaitu tidak perlu lagi melakukan analisis dan bahkan proses
penetuannya mudah. Sedangkan kerugian dari penentuan BETN yaitu apabila  salah satu dari
nilai yang  didapat minus maka hasil yang akan ditentukan gagal. Dan Fatalnya lagi harus
melakukan pengulangan pada tahap penganalisisan tersebut.

BAB V
PENUTUP

5 . 1. Kesimpulan
                    Analisis proksimat adalah suatu metoda analisis kimia untuk mengidentifikasi
kandungan nutrisi seperti protein, karbohidrat, lemak dan serat pada suatu zat makanan dari
bahan pakan atau pangan. Penentuan Kadar Air Menguapkan air yang terdapat dalam bahan
dengan oven dengan suhu 100°-105°C dalam jangka waktu tertentu. hingga seluruh air yang
terdapat dalam bahan menguap atau penyusutan berat bahan tidak berubah lagi. Penentuan
kadar abu Membakar bahan dalam tanur dengan suhu 600°C selama 4-5 jam sehingga seluruh
unsur pertama pembentuk senyawa organik (C,H,O,N) habis terbakar dan berubah menjadi
gas. Sisanya yang tidak terbakar adalah abu yang merupakan kumpulan dari mineral-mineral
yang terdapat dalam bahan. Dengan perkataan lain, abu merupakan total mineral dalam bahan.
Penentuan kadar  protein Penetapan nilai protein kasar dilakukan secara tidak langsung,
karena analisis ini didasarkan pada penentuan kadar nitrogen yang terdapat dalam bahan.
Kadar lemak Melarutkan (ekstraksi) lemak yang terdapat dalam bahan dengan pelarut lemak
(ether) selama 16 jam. Ekstraksi menggunakan alat sokhlet. Beberapa pelarut yang dapat
digunakan adalah kloroform, heksana, dan aseton. Lemak yang terekstraksi (larut dalm pelarut)
terakumulasi dalam wadah pelarut (labu sokhlet) kemudian dipisahkan dari pelarutnya dengan
cara dipanaskan dalam oven suhu 105°C.

5 .1. Saran
                   Pada saat praktikum berlangsung para praktikan dapat lebih meningkatkan
kedisiplinan agar  dalam praktikum kita akan lebih cepat selesai dan menggunakan peralatan
laboratorium dengan hati - hati dan teliti sehingga tidak terjadi  hal - hal yang tidak diiginkan.

Anda mungkin juga menyukai