Kelompok 4:
Anifah Srifani (D24150002)
Rio Dewantoro (D24150004)
Astria A.T. Permana (D24150041)
Azib Ernawati (D24150059)
Damara Willy W. (D24150097)
Latar Belakang
TUJUAN
Materi
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu trnsk
domba, tabel pengamatan, alat tulis, dan neraca.
Metode
Sebanyak 6 ekor domba dianalisis BCS nya. Jumlah tulang rusuk yang
terlihat dihitung, prosesus spinosus dilihat apakah tajam atau tumpu, tulang
punggung yang teraba dihitung. Kemudian nilai BCS ditentukan.
Hasil
Berdasarkan pengamatan hasil praktikum di bawah ini di dapatkan nilai BCS dari
domba sebesar :
Tabel 1 Hasil Pengamatan Nilai BCS
No Domba/ Jumlah Prosesus Tulang
Jenis Kelamin Tulang Spinosus Punggung BCS
Rusuk yang
Terlihat
1. 24 Kg 2 2 1 1.8
2. 19.2Kg 1 1 1
3. 21.3Kg 1 1 1
4. 15.2Kg 3 2 3 2.6
6. 13.1Kg 2 1 1 1.3
Pembahasan
BCS (Body Condition Scoring) atau skor kondisi tubuh biasa digunakan
untuk menilai tingkat kegemukan dari seekor ternak. Informasi mengenai
performa ternak sangat diperlukan dalam rangka mempertahankan dan
mengembangkan produktivitas domba. Penilaian kondisi tubuh ternak dilakukan
secara visual (inspeksi) maupun dengan perabaan (palpasi) terhadap lemak tubuh
pada bagian tertentu. Adapun jenis ternak yang digunakan adalah Domba Garut
atau Domba Priangan yang berasal dari daerah Limbangan Kabupaten Garut.
Dalam bahasa latin disebut ovis aries yang merupakan campuran dari perkawinan
antara domba lokal dengan domba jenis capstaad dari Afrika Selatan dan domba
merino dari Australia. BCS dapat menggambarkan bobot badan dan cadangan
lemak yang digunakan domba sebagai sumber energi untuk mengoptimalkan
produktivitas selama periode pertumbuhan, kebuntingan dan laktasi. Ketika
domba memiliki cadangan tubuh yang rendah maka domba akan memiliki
peluang yang lebih besar menderita penyakit, gangguan metabolisme, kegagalan
reproduksi, dan penurunan produksi susu (Haskell dan Antilla 2001).Ternak yang
mempunyai kondisi tubuh sangat buruk (sangat kurus) dan atau sangat gemuk
dapat disebabkan oleh kekurangan nutrisi, kelebihan nutrisi, masalah kesehatan
dan atau management yang tidak tepat dari peternak.
Hasil pengamatan yang menunjukan BCS dari domba yang diamatai rata-
rata memiliki BCS 1 dengan ciri-ciri prosesus spinosus yang tajam, loin tidak
tertutupi lemak. Itu menunjukan bahwa domba pengamatan masih memiliki
kondisi tubuh yang buruk dan belum memenuhi standar Caldeira et.al (2007) yang
merekomendasikan BCS ideal untuk domba berkisar antara 2-3, karena rentang 2-
3 nutrient yang masuk dengan reaksi metabolisme yang terjadi dalam tubuh ternak
optimal. Skor BCS 1 hasil pengamatan mengindikasikan bahwa tubuh ternak
masih kekurangan nutrient, dan masih buruknya manajemen pemeliharaan yang
telah dilakukan oleh peternak. Adapun korelasi antara Bobot Badan dengan BCS
tidak selalu menunjukan hasil yang linier walaupun Isroli (2001) menyatakan
bahwa ukuran tubuh berkorelasi dengan bobot badan domba. Hal ini karena tubuh
ternak itu tidak sepenuhnya diisi dengan otot, melainkan diisi juga oleh lemak.
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi bobot badan antara lain genetik,
jenis kelamin, pakan, manajemen dan lingkungan. Mengevaluasi kondisi tubuh
ternak dengan cara memberikan pakan sesuai dengan kebutuhan nutrient ternak
dan manajemen yang baik secara teratur dapat menghindarkan atau membantu
mengatasi kondisi tubuh yang ekstrim (tidak normal), dan meningkatkan
produktivitas dan probabilitas.
SIMPULAN
Ternak dengan BCS yang baik memiliki peforma yang baik dalam
pertumbuhan, aktivitas, dan produktivitas. BCS yang ideal untuk ternak yaitu 3.
Semakin baik BCS maka nutrient dalam tubuhnya tercukupi.
DAFTAR PUSTAKA
Caldeira RM, Belo AT, Santos TT, Vazquez MI, Portugal AV. 2007. The effect of
long term feedrestriction and over nutrition on body condition score,
blood metabolites and hormonal profiles in ewew. Small Ruminan
Research. 68: 241-255.
Edmonson AJ, Lean IJ, Weaver LD, Farver T, Webster G. 1989. A body
condition scoring chart for Holstein dairy cows. J. Dairy Sci. 72 :68-70.
Haskell SRR, Antilla TA. 2001. Small Ruminant Clinical Diagnosis and
Theraphy. Minnesota (USA): University of Minnesota St. Paul.
Isroli. 2001. Evaluasi terhadap pendugaan domba priangan berdasarkan ukuran
tubuh. Jurnal Ilmiah Saintkes. 8(2): 90-94.
Peranginangin JF. 2014. Body condition score sapi perah FH (Freisian holstein)
periode kering kandang di Kunak Cibungbulang Bogor [skripsi].
Bogor(ID): Institut Pertanian Bogor.
Wright IA, Rhind SM, Russel AJF, Whyte TK, McBean AJ, dan McMillen SR
1987. Effects of body condition, food intake and temporary calf
separation on the duration of the post-partum anoestrus period and
associated LH, FSH and prolactin concentration in beef cows.
Anim. Prod. 45 :395:402.