FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS MATARAM 2023 1. Body Condition Scoring (BCS) Metode Penilaian BCS a. Melihat dan meraba dengan tangan mengenai perototan dan perlemakan dari bagian-bagian tertentu badan sapi. b. Bagian – bagian badan yang dinilai berdasarkan perototan dan perlemakannya, sebagai berikut : (1) Tulang belakang / Tulang Pinggul (Loin). Dilihat dari posisi belakang sapi, hal-hal yang penting diperhatikan adalah Tulang “Transveres Processes” baik yang horizontal maupun vertical, bila kondisi, bila kondisi kurus, maka tulang tersebut akan terlihat dengan jelas, sebaliknya bila kondisi gemuk, maka tulang tersebut tidak terlihat tulang rusuk.
(2) Dilihat dari samping sapi, hal-hal yang diperhatika
adalah individu rusuk dan diantara rusuk-rusuk tersebut, dimana pada sapi yang kurus individu rusuk dan diantara rusuk terlihat dengan jelas, sedangkan pada yang gemuk tidak terlihat dengan jelas.
(3) Tulang “Hook”
(4) Dilihat dari belakang sapi, pada sapi yang kurus terlihat tulang “Hook” kasar dan membentuk sudut, sedangkan pada sapi gemuk tulang tersebut tidak terlihat.
(5) Tulang “Thurl”
(6) Dilihat dari belakang, pada sapi kurus terlihat tulang
tersebut kasar dan membentuk sudut, sedangkan pada sapi gemuk terlihat bulat.
(7) Tulang “Pin”
(8) Dilihat dari belakang sapi, pada sapi kurus terlihat
tulang tersebut kasar dan membentuk sudut, sedangkan pada sapi gemuk terlihat bulat.
(9) Pangkal ekor.Dilihat dari belakang sapi, antara
bagian Pangkal ekor dengan tulang “Pin” pada sapi kurus terdapat legokan dan bila dilihat dari ujung pangkal ekor kearah legokan akan membentuk sudut runcing, sedangkan pada sapi gemuk tidak terjadi legokan dan membentuk sudut tumpul.
BCS adalah metode pengukuran kritis terhadap
keefektifan sistem pemberian pakan pada sapi perah, bertujuan untuk mengetahui pencapaian standar kecukupan cadangan lemak tubuh yang akan mempengaruhi dalam penampilan produksi susu, efisiensi reproduksi dan herd longevity. Sapi dengan kondisi tubuh yang terlalu gemuk atau terlalu kurus akan menyebabkan timbul problem metabolisme yang serius, rendahnya produksi susu, conception rate yang rendah dan distochia. Penilaian kondisi tubuh bibit sapi perah dilakukan pada periode fisiologis dan dievaluasi terhadap nilai BCS pada saat : 1. Beranak (Postpartum) 2. Setelah beranak (1 bulan postpartum) 3. Dikawinkan (3 bulan post partum) 4. Pemeriksaan kebuntingan/PKB (6 bulan postpartum) 5. Periode laktasi (9 bulan postpartum) 6. Periode kering (1 bulan prepartum) Peralatan, bahan dan materi yang digunakan : 1. Kartu Recording sapi 2. Bahan dan alat tulis (Kertas/blanko isian, alas tulis) 3. Sepatu kandang, wearpack, topi. 4. Bibit sapi perah bunting tua dan atau sedang laktasi. Pelaksanaan pemeriksaan kondisi tubuh pada bibit sapi perah diperoleh melalui estimasi penilaian secara visual terhadap kuantitas jaringan lemak kulit, perhitungan nilai BCS sebesar 5 poin (1 sampai 5) dengan penambahan nilai 0,25 (Quarter point) dihitung berdasarkan kondisi subcutan lemak tubuh pada pangkal ekor dan sekitar tulang belakang, hips, ribs, pin bone. Penilaian Kondisi Tubuh (BCS) pada bibit sapi perah sangatlah penting dalam melaksanakan manajemen untuk memaksimalkan produksi susu dan efisiensi reproduksi yang biasa terjadi adanya gangguan penyakit metabolisme setelah beranak. Kondisi tubuh gemuk yang berlebihan pada saat beranak (BCS>4.0) sering terjadi mengalami kekurangan asupan pakan dan mengakibatkan terjadinya masalah penyakit metabolisma. Begitu pula kondisi tubuh kurus saat beranak (BCS<3.0) sering mengalami ketidak mampuan untuk mencapaian produksi susu yang maksimal. Sebaiknya BCS pada saat beranak jangan sampai turun lebih dari 1,0 poin. Berkurangnya kondisi tubuh pada awal masa laktasi, menunjukkan adanya permasalahan dalam efisiensi reproduktif Langkah pertama dalam menjelaskan masuk sistem penentuan nilai, maka apabila garis dari tulang hook, ke thurl sampai ke tulang pin berbentuk sudut runcing/lancip (V) atau berbentuk bulan sabit (U). Biasanya langkah ini sering paling sulit untuk membuat penilaian, khususnya jika sapi memiliki nilai BCS dekat3.0 atau 3.25 .
Untuk lebih jelasnya area Anatomis yang
digunakan dalam penilaian BCS adalah sebagaimana dalam gambar berikut
Gambar 5. Area Anatomis yang digunakan dalam penilaian
BCS Langkah pertama dalam menentukan penilaian BCS pada sapi perah, yaitu lihat bagian pelvic area dari samping, kemudian amati garis dari tulang hooks, ke bagian tulang thurl sampai tulang pin. Jika garis membentuk sudut runcing/lancip (V) penilaian BCS memiliki nilai kurang dari atau sebesar 3.0. Sedangkan jika garis membentuk bulan sabit atau lekukkan (U), penilaian BCS memiliki nilai lebih besar dari atau setara dengan 3.25
Gambar 8 . Jika tulang hook berbentuk sudut dan tulang pin
berisi, nilai BCS = 2,75 Gambar 9 Jika tulang pin berbentuk sudut runcing dan dirasakan adanya lapisan lemak yang tipis, maka nilai BCS memiliki angka 2,50
Gambar 10. Jika tidak ada lapisan lemak yang
menyelimuti tulang pin, nilai BCS kurang dari 2.50