Anda di halaman 1dari 11

ILMU PRODUKSI TERNAK PERAH

DISUSUN OLEH:

NAMA: MUHAMMAD RIZKY HIDAYATULLAH


NIM : B1D022278
KELAS : 3C2

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2023
1. Body Condition Scoring (BCS)
Metode Penilaian BCS
a. Melihat dan meraba dengan tangan mengenai
perototan dan perlemakan dari bagian-bagian
tertentu badan sapi.
b. Bagian – bagian badan yang dinilai berdasarkan
perototan dan perlemakannya, sebagai berikut :
(1) Tulang belakang / Tulang Pinggul (Loin). Dilihat
dari posisi belakang sapi, hal-hal yang penting
diperhatikan adalah Tulang “Transveres Processes”
baik yang horizontal maupun vertical, bila kondisi,
bila kondisi kurus, maka tulang tersebut akan terlihat
dengan jelas, sebaliknya bila kondisi gemuk, maka
tulang tersebut tidak terlihat tulang rusuk.

(2) Dilihat dari samping sapi, hal-hal yang diperhatika


adalah individu rusuk dan diantara rusuk-rusuk
tersebut, dimana pada sapi yang kurus individu
rusuk dan diantara rusuk terlihat dengan jelas,
sedangkan pada yang gemuk tidak terlihat dengan
jelas.

(3) Tulang “Hook”


(4) Dilihat dari belakang sapi, pada sapi yang kurus
terlihat tulang “Hook” kasar dan membentuk sudut,
sedangkan pada sapi gemuk tulang tersebut tidak
terlihat.

(5) Tulang “Thurl”

(6) Dilihat dari belakang, pada sapi kurus terlihat tulang


tersebut kasar dan membentuk sudut, sedangkan
pada sapi gemuk terlihat bulat.

(7) Tulang “Pin”

(8) Dilihat dari belakang sapi, pada sapi kurus terlihat


tulang tersebut kasar dan membentuk sudut,
sedangkan pada sapi gemuk terlihat bulat.

(9) Pangkal ekor.Dilihat dari belakang sapi, antara


bagian Pangkal ekor dengan tulang “Pin” pada sapi
kurus terdapat legokan dan bila dilihat dari ujung
pangkal ekor kearah legokan akan membentuk sudut
runcing, sedangkan pada sapi gemuk tidak terjadi
legokan dan membentuk sudut tumpul.

BCS adalah metode pengukuran kritis terhadap


keefektifan sistem pemberian pakan pada sapi perah,
bertujuan untuk mengetahui pencapaian standar kecukupan
cadangan lemak tubuh yang akan mempengaruhi dalam
penampilan produksi susu, efisiensi reproduksi dan herd
longevity.
Sapi dengan kondisi tubuh yang terlalu gemuk atau terlalu
kurus akan menyebabkan timbul problem metabolisme
yang serius, rendahnya produksi susu, conception rate
yang rendah dan distochia.
Penilaian kondisi tubuh bibit sapi perah dilakukan
pada periode fisiologis dan dievaluasi terhadap nilai BCS
pada saat :
1. Beranak (Postpartum)
2. Setelah beranak (1 bulan postpartum)
3. Dikawinkan (3 bulan post partum)
4. Pemeriksaan kebuntingan/PKB (6 bulan postpartum)
5. Periode laktasi (9 bulan postpartum)
6. Periode kering (1 bulan prepartum)
Peralatan, bahan dan materi yang digunakan :
1. Kartu Recording sapi
2. Bahan dan alat tulis (Kertas/blanko isian, alas tulis)
3. Sepatu kandang, wearpack, topi.
4. Bibit sapi perah bunting tua dan atau sedang laktasi.
Pelaksanaan pemeriksaan kondisi tubuh pada bibit
sapi perah diperoleh melalui estimasi penilaian secara
visual terhadap kuantitas jaringan lemak kulit,
perhitungan nilai BCS sebesar 5 poin (1 sampai 5) dengan
penambahan nilai 0,25 (Quarter point) dihitung
berdasarkan kondisi subcutan lemak tubuh pada pangkal
ekor dan sekitar tulang belakang, hips, ribs, pin bone.
Penilaian Kondisi Tubuh (BCS) pada bibit sapi perah
sangatlah penting dalam melaksanakan manajemen untuk
memaksimalkan produksi susu dan efisiensi reproduksi
yang biasa terjadi adanya gangguan penyakit metabolisme
setelah beranak.
Kondisi tubuh gemuk yang berlebihan pada saat
beranak (BCS>4.0) sering terjadi mengalami
kekurangan asupan pakan dan mengakibatkan
terjadinya masalah penyakit metabolisma. Begitu pula
kondisi tubuh kurus saat beranak (BCS<3.0) sering
mengalami ketidak mampuan untuk mencapaian
produksi susu yang maksimal. Sebaiknya BCS pada
saat beranak jangan sampai turun lebih dari 1,0 poin.
Berkurangnya kondisi tubuh pada awal masa laktasi,
menunjukkan adanya permasalahan dalam efisiensi
reproduktif
Langkah pertama dalam menjelaskan masuk
sistem penentuan nilai, maka apabila garis dari tulang
hook, ke thurl sampai ke tulang pin berbentuk sudut
runcing/lancip (V) atau berbentuk bulan sabit (U).
Biasanya langkah ini sering paling sulit untuk membuat
penilaian, khususnya jika sapi memiliki nilai BCS
dekat3.0 atau 3.25 .

Untuk lebih jelasnya area Anatomis yang


digunakan dalam penilaian BCS adalah sebagaimana
dalam gambar berikut

Gambar 5. Area Anatomis yang digunakan dalam penilaian


BCS
Langkah pertama dalam menentukan penilaian
BCS pada sapi perah, yaitu lihat bagian pelvic area dari
samping, kemudian amati garis dari tulang hooks, ke
bagian tulang thurl sampai tulang pin.
Jika garis membentuk sudut runcing/lancip (V)
penilaian BCS memiliki nilai kurang dari atau
sebesar
3.0. Sedangkan jika garis membentuk bulan sabit atau
lekukkan (U), penilaian BCS memiliki nilai lebih besar
dari atau setara dengan 3.25

Gambar 8 . Jika tulang hook berbentuk sudut dan tulang pin


berisi, nilai BCS = 2,75
Gambar 9 Jika tulang pin berbentuk sudut runcing dan
dirasakan adanya lapisan lemak yang tipis, maka
nilai BCS memiliki angka 2,50

Gambar 10. Jika tidak ada lapisan lemak yang


menyelimuti tulang pin, nilai BCS
kurang dari 2.50

Anda mungkin juga menyukai