AM. 001/XXIV
P3K
Patah Tulang
Bidai merupakan alat yang digunakan untuk menopang bagian yang patah
Sebelum memulai pemerikasaannya kita harus mengetahui teknik yang digunakan dalam
penanganan ini:
Yang pertama yaitu inpeksi yang artinya kita harus melihat keadaan korban terlebih dahulu.
Kalau seandainya korban dalam keadaan sadar yang harus kita lakukan yaitu bertanya kepada si
korban, membuat keadaan tenang dan menanyakan apa yang terjadi pada korban. Jika
seandainya korban dalam keadaan tidak sadarkan diri maka kita harus melihat keadaan korban
tersebut.
Yang kedua yaitu palpasi yang artinya kita harus dapat merasakan fraktur yang diderita korban.
Fraktur ada dua macam yaitu fraktur dalam dan fraktur luar. Fraktur dalam yaitu fraktur yang
terjadi didalam bagian tubuh yang tidak Nampak luka bagian luar. Fraktur luar yaitu fraktur yang
Nampak luka luanya. Seandainya fraktur dalam kita masuk kedalam Teknik yang ketiga
Yang ketiga yaitu pekrupsi yaitu menekan bagian yang patah agar tau posisi terjati fraktur
tersebut.
Praktek penangan
Teknik pemidaian ini ada dua versi yaitu bidai terletak dibawah betis dan disamping bagian
dalam kaki. Dan ada juga letak bidai di bagian kiri dan kanan kaki. pemidai itu dibaluti dengan
kain agar lebih steril. Dalam pengikatan fraktur digunakan yang Namanya mitela. Seandainya
tidak ada mitela juga boleh menggunakan jilbab segi empat yang dilupat menjadi 8 selap. Untuk
memasukkan pengikat bisa menggunakan bidai agar lebih cepat dan pemasukan bisa
dimasukkan melalui celah spt dibawah lutut. Kalau seandainya fraktur itu terjadi di bawah lutut
di atas mata kaki kita harus menggunakan bidainya melewati dua sendi dan lima simpul yaitu di
sendi kaki, kemudian di samping bagian fraktur, di lutut dan di paha. Kalau seandainya fraktur
tersebut terjadi di paha maka kita harus menggunakan bidainya melewati tiga sendi dan delapan
simpul yaitu di pergelangan kaki,tulang petis dua simpul, lutut Bagian dua samping fraktur dan
di pinggang. Simpul yang digunakan adalah simpul kupu-kupu agar memudah membukanya
nanti dan harus dirapikan dalam pengikatannya. Pengikatan tidak boleh kuat agar tidak
menyakiti sikorban dan juga tidak boleh longgar agar pemidainya tetap aman.