Anda di halaman 1dari 45

HECTING, PEMBALUTAN DAN

PEMBIDAIAN
Oleh :
Wiwit Widyawati, S.Kep.,Ns
Hecting
Jenis benang jahit
Ada 3 hal yang menentukan pemilihan jenis benang jahit
:
1. Jenis bahannya : usus domba (cutgut) dan bahan
sintetik (asam poliglokolik atau poliglaktin)
2. Kemampiuan tubuh untuk menyerap
3. Susunan filamennya
Monofilamen dan Polifilamen
Cont…
Jarum Jahit, jenisnya :
1. Jarum yang sangat lengkung untuk luka yang dalam
2. Jarum yang bulat untuk jaringan lunak
3. Jarum yang bersegi untuk kulit
Jenis Jahitan
Jahitan tunggal/ terputus/ interuptus
Suture Jelujur
Suture Jelujur Terkunci
Suture Matras Vertikal
Suture Matras Horisontal
PROSEDUR HECTING
Bahan :
 NaCl fisiologis
 Lidocain 2%
 Kasa steril
 Plester
 Spuit 3cc
 Benang side no 3.0
 Benang catgut no. 3.0
Alat, minor set steril terdiri atas :
Pelaksanaan :
1. Menentukan jenis luka
menilai bentuk luka : teratur/tidak
menilai tepi luka : teratur/tidak, jembatan jaringan
menilai luas luka : panjang dan lebar dalam cm
menilai kedalaman luka : dalam cm
2. Memberikan penjelasan dan meminta persetujuan tindakan
medik
3. Menyiapkan peralatan yang diperlukan dalam keadaan steril
4. Menentukan jenis benang dan jarum yang diperlukan
Cont…
5. Memilih antiseptik, desinfektan yang diperlukan
6. Melakukan cuci tangan
7. Memakai sarung tangan steril
8. Melakukan tindakan aseptik dengan alkohol swab dimulai
dari tengah ke tepi secara sentrifugal
9. Melakukan anestesi lokal dengan cara: menusukkan jarum
sub kutan menyusuri tepi luka sampai seluruh luka
teranestesi dengan baik. Lakukan aspirasi untuk memastikan
bahwa ujung jarum tidak masuk pembuluh darah (terlihat
cairan darah dalam spuit). infiltrasikan lidokain bersamaan
waktu menarik mundur jarum 2-4 cc (tergantung luas luka)
Cont…
10. Pasang kain steril
11. Lakukan eksplorasi luka untuk mencari perdarahan aktif,
jaringan-jaringan mati/ rusak. Perdarahan dari vena
cukup dihentikan dengan penekanan menggunakan kasa
steril beberapa detik. Perdarahan arterial dihentikan
dengan jahitan ligasi. Jaringan mati/ rusak dibuang
menggunakan gunting jaringan. Lakukan aproksimasi
tepi luka. Buang tepi luka yang mati, tidak teratur.
12. Gunakan needle holder untuk memegang jarum. Jepit
jarum pada ujung pemegang jarum pada pertengahan
atau sepertiga ekor jarum.
Cont…
13. Masukkan ujung jarum pada kulit dengan jarak dari
tepi luka sekitar 1cm, membentuk sudut 90˚ dorong
jarum mengikuti kelengkungan jarum.
14. Jahit luka lapis-demi lapis dari yang terdalam.
Aproksimasi tepi luka harus baik.
15. Penjahitan luka bagian dalam menggunakan benang
yang dapat di serap atau monofilament.
16. Jarak tiap jahitan sekitar 1cm. Jahitan yang terlalu
jarang luka kurang menutup dengan baik. Bila terlalu
rapat meningkatkan trauma jaringan dan reaksi
inflamasi.
Cont…
17. Melakukan dressing
18. Meerapikan alat-alat dan melakukan dekontaminasi
19. Memberikan edukasi perawatan luka
Pembalutan
Pengertian
Prinsip dasar penggunaan balutan
adalah suatu tindakan
membatasi gerakan tungkai
menggunakan bahan yang
terbuat dari kain
Cont…
Fungsi Pembalutan
1. Balutan juga berfungi sebagai alat untuk mengurangi
atau menegah pembengkakan pada tungkai cedera
2. Menghentikan perdarahan
3. Memegang alat untuk mengimmobilisai tungai seperti
bidai
4. Untuk mengkompres atau menyokong bagian tubuh
yang cedera.
5. Untuk melindungi luka dari kontaminasi
6. Untuk membantu mempertemukan pinggir luka
Cont…
Macam-Macam Balutan
1.Kassa gulung (gauze roller bandage)
2.Verban elastic (stretchable toller
bandage)
3.Verban segtiga (triangulat bandage)
4.Tie shape bandage
Triangular Bandage
Triangular Kepala
Triangular Lengan
Triangular Punggung
Triangular Hip
Balutan Kepala
Balutan Telapak Kaki
Bandage Telapak Kaki
Bandage Lengan
Bandage Lengan
Cont…
 Prinsip-Prinsip Balutan
1. Pilih ukuran balutan yang tepat
2. Jika memungkitkan selalu gunakan bahan balutan yang baru, karena setelah satu
kali penggunakan elastisitas bahan akan berkurang.
3. Pastikan pederita bersih dan kering.
4. Tutup luka sebelum melakukan balutan
5. Pemeriksa neurovaskuler distal
6. Berikan bantalan pada daerah yang berbahaya
7. Jika memungkinkan adanya asisten untuk memposisikan tungkai pada posisi yang
benar.
8. Belum dimulali dari bagian distal tungkai.
9. Pertahanan ketegangan balutan untuk memberikan tekanan yang diinginkan
10. Pastikan tidak ada kerutan setiap putaran balutan
11. Pastikan memasangbalutan sampai daerah distal dan proksimal lokasi cedera,
namun membiarkan ujung jari tetap terbuka untuk mengevaluasi status
neurovaskuler.
12. Pastikan ujung balutan terfiksasi dengan baik.
Cont…
 Aplikasi Pembalutan
 Circular turn
Melakukan tindakan pembalutan pada ekstremitas yang cedera
dengan overlapping penuh pada setiap putaran balutan. Teknik
ini biasanya digunakan untuk memegang kassa pada luka.
 Spiral turn
Teknik ini melakukan pembalutan dengan cara overlapping
setengah lebar balutan pada setiap putaran putaran, yang
dipasang secara asending dari distal ke proksimal ektremitas.
Teknik ini biasanya digunakan pada tungkai yang berbentuk
silinder, seperti pada pergelangan tangan, jari, dan badan.
Cont…
 Spiral reverse turn
Spiral reserve turn merupakan teknik pembalutan spiral turn
yang selalu dibalikkan arah putarannya balutan pada setiap
putaran. Teknik ini biasanya digunakan pada ekstremitas
yang berentuk, tonus, seperti paha, tungkai bawah, dan
lengkah bawah.
 Sica turn (figure of eight)
Teknik spica turn adalah teknik balutan ascending dan
descending pada setiap putaran ascending dan descending
selalu overlapping dan menyilang dari proksimal ke distal
sehigga membentuk sudut. Teknik ini biasanya digunkan
pada cedera bahu, panggul, pergelangan kaki.
Pembidaian
Pengertian
Pembidaian adalah tindakan
memfiksasi atau mengimobilisasi
bagian tubuh yang mengalami
cidera dengan menggunakan benda
yang bersifat kaku sebagai
imobilisator.
Cont…
Tujuan
1.Mengurangi rasa sakit
2.Memastikan penyambungan yang
terjadi dalam posisi yang baik
3.Memungkinkan gerakan awal
ekstremitas
Cont…
Indikasi Pembidaian
1. Adanya fraktur ,baik terbuka /tertutup.
2. Adanya kecurigaan adanya fraktur.
3. Dislokasi persendian
4. Adanya ketidakmampuan menggerakkan
ekstremitas yang cidera
5. Posisi ekstremitas yang abnormal
6. Nyeri gerak aktif dan pasif
Cont…
Prinsip Pembidaian
Melakukan proteksi diri untuk mencegah terjadinya penularan penyakit tertentu.
Jika telah terpasang alat stabilisasi lain, jangan dilepaskan sebelum kita benar-benar melakukan
pembidaian yang sempurna.
Jika patah tulang terbuka jika memungkinkan lalukan pencucian luka sebelum dilakukan pembidaian.
Jika terdapat fraktur terbuka dengan tulang yang keluar dari luka jangan lakukan penekanan untuk
memasukan tulang. Cukup lakukan pencucian dan tutup dengan kassa lembab.
Jika terdapat luka dengan pendarahan aktif lakukan balut tekan untuk menghentikan perdarahan.
Jika terdapat dislokasi sendi jangan lakukan reposisi. Lakukan pemasangan bidai pada posisi ditemukan.
Lepaskan semua pakaian yang menutupi ekstremitas yang akan dibidai.
Lepaskan semua perhiasan atau jam tangan pasien sebelum dibidai.
Lakukan pemasangan bantalan (padding) pada tulang yang menonjol untuk mencegah terjadinya ulcus
decubitus karena penekanan bidai.
Bidai harus disesuaikan dengan ukuran ekstremitas yang akan diimmobilisasi. Saat immobilisasi
bidaiharus melewati dua sendi distal dan proksimal tulang fraktur.
Bila yang mengalami adalah persendian, lakukan immobilisasi pada tulang distal dan proksimal sendi.
Selalu mengevaluasi dengan baik kondisi neurovaskuler distal tulang yang diimobilisasi, dan tetap
dievaluasi setiap 15 menit.
Evaluasi ekstremitas yang dibidai lebih sedikit tinggi dari pada jantung untuk mencegah pembengkakan.
Cont…
Prosedur pembidaian
Persiapan penderita
1. Menenangkan penderita inform consent
2. Jika ada luka terbuka tutup dengan kasa steril yang
dibasahi larutan saline
3. Jika ada perdarahan, lakukan bebat tekan
Persiapan alat
1. Bidai telah tersedia
2. Panjang bidai harus melebihi panjang tulang dan sendi
yang akan dibidai
Cont…
 Macam-macam bidai
 Bidai Kaku (Rigid Splint)
1. Bidai kaku yang banyak digunakan adalah bidai yang terbuat
dari kayu (wood spint)
2. Ukuran panjang dan lebar lembaran kayu disesuaikan
dengan ukuran ekstremitas yang akan di immobilisasi
3. Lembaran kayu sebelumnya dilapisi dengn busa atau kapas
sehingga bagian kayu yang lembut tidak menimbulkan
kerusakan pada ekstremitas
4. Bidai dipasang diseuaikan dengan kesegarisan tulang dan
difiksasi menggunakan ikatan kain, kassa gulung, atau
perban elastis
5. Bidai kaku lainnya dapat berupa aluminium, kawat dan
plastic.
Cont…
Bidai tarikan (traction splingt)
1. Bidai tarikan merupakan alat immobilisasi yang biasa
digunakan untuk immobilisasi fraktur femur
2. Jenis bidai tarikan yang biasa digunakan adalah
Thomas’ Splint.
3. Teknik immobilisasi jenis ini lebih stabil digunakan
terutama untuk pasien yang harus menjalani
transportasi jauh.
Cont…
 Bidai melingkar (circumferential splint)
1. Bidai melingkar merupakan bidai udara yang membungkus
ekstremitas secara melingkar
2. Dengan tekanan udara yang ada dapat mengimmobilisasi
tulang yang mengalami fraktur
3. Kelebihan dari penggunaan bidai udara ini adalah sangat
gampang diaplikasikan dan dapat sekaligus mencegah
terjadinya pembengkakan
4. Pemantauan tekanan udara yang diberikan sangatlah
penting, karena tekanan yang berlebihan dapat
mengakibatkan terganggunaya aliran darah di tungkai
5. Jenis bidai seperti ini juga tidak dapat digunakan dalam
jangka waktu yang lama.
Splinting / Pembidaian Humerus
Splinting Elbow
Splinting Forearm atau wrist

Anda mungkin juga menyukai