Anda di halaman 1dari 4

0

EKOLOGI , ILMU LINGKUNGAN DAN


ILMU LINGKUNGAN TERNAK

Ekologi dan Ilmu Lingkungan

Istilah Ekologi pertama kali dikemukan oleh Ernect Haeckel seorang ahli ilmu
hayat bangsa Jerman pada tahun 1869. Kemudian ilmu ini berkembang pada abat ke 19
dan berkembang dengan pesat pada tahun 1950-an. Kata ekologi berasal dari Bahasa
Yunani yaitu oikos artinya rumah atau tempat hidup dan logos yang artinya ilmu. Jadi dari
tata bahasa ekologi dapat diartikan ilmu yang mempelajari tata rumah tangga atau ilmu
rumah tangga mahluk hidup.
Odum (1978), mendifinisikan Ekologi ialah ilmu yang mempelajari hubungan
timbal balik (interaksi) antara mahluk hidup dengan alam lingkungannya. Kemudian pada
beberapa dasawarsa belakangan ini difinisi Ekologi dipertegas yaitu Ilmu yang
mempelajari hubungan timbal balik (interaksi) antara organisme (mahluk hidup) dengan
lingkungannya “secara alamiah” melalui satu tatanan (ekosistem).
Dari definisi diatas dapat diketahui bahwa terdapat Dua Komponen Utama
Penyusun Ekologi :

Mahluk Hidup Lingkungan


Inter Aksi
Faktor Biotik Secara Alamiah Faktor Abiotik

Secara umum dapat dinyatakan bahwa suatu ekosistem yang berjalan secara
alamiah akan tumbuh dan berkembang, hal ini dapat ditandai dari terjadinya peningkatan
jumlah dan keanekaragaman jenis mahluk hidup (tumbuhan dan hewan) yang hidup
didalam ekosistem tersebut sampai pada batas keseimbangan (klimax) yang dinamakan
Homeostatis.
Mahluk hidup dalam Perspektif Ekologi adalah micro-organisme (bahteri) dan
macro-organisme (tumbuhan dan hewan). Sedangkam Manusia dalam perspektif ekologi
dianalogikan sama dengan hewan, dengan arti kata aktifitas manusia dalam berinteraksi
dengan lingkungannya sama dengan hewan yang berinteraksi secara alamiah. Dalam
suatu kenyataan interaksi manusia dengan lingkungannya tidak terjadi secara alamiah,
karena manusia mempunyai “Kebudayaan (ilmu dan tehnologi)”, disanping itu manusia
mempunyai sifat “Antroposentris” yaitu manusia cenderung melihat sesuatu dari sudut
kepentingan dirinya sendiri. Oleh karena itu, manusia tidak dapat begitu saja dianalogikan
sama dengan hewan dalam berinteraksi dengan lingkungannya, dengan satu kenyataan
setiap ekosistem yang didalamnya terdapat aktivitas/campur tangan manusia, ekositem
tersebut tidak akan berjalan secara alamiah.
Sebagai ilustrasi dalam hal ini kita lihat Perairan Danau Maninjau dan Danau
Singkarak di Sumatra Barat. Kedua danau tersebut merupakan danau vulkanis yaitu
merupakan danau yang terjadi akibat aktivitas/ letusan gunung berapi. Pada awal
terbentuknya danau-danau ini, kedua danau ini dapat diklasifikasikan kepada danau yang
Oligotrof (danau yang Tingkat Kesuburannya Rendah, Jumlah dan Keanekaragaman jenis
organisme yang hidup didalamnya juga rendah). Kemudian dalam jangka waktu yang
panjang (ratusan sampai ribuan tahun) maka akan terjadi proses suksesi, yang pada
akhirnya akan merubah danau tersebut menjadi danua yang Mesotrof (Tingkat Kesuburan
sedang) dan Eutrof (Tingkat Kesuburan tinggi). Pada tahun 1980-an kedua danau ini masih
dalam klasifikasi peralihan antara danau Oligotrof dengan Mesotrof, akan tetapi hanya
1

dalam beberapa tahun belakangan ini ke dua danau ini telah mengalami perubahan-
perubahan yang sangat besar dan sangat drastis (proses pendangkalan, pencemaran dll)
akibat dari pada aktivitas manusia (pembangunan) sehingga saat ini kedua danau tersebut
diklasifikasikan sebagai danau peralihan antara Mesotrof dengan Eutrof.
Oleh karena manusia tidak dapat begitu saja dianalogikan sama dengan hewan
didalam berinteraksi dengan lingkungannya, dengan suatu kenyataan bahwa terjadinya
kerusakan lingkungan hidup di permukaan bumi ini sebahagian besar akibat daripada
aktivitas manusia, maka lahirlah konsep “Ilmu Lingkungan” yaitu “ilmu yang
menerapkan berbagai disiplin ilmu, melalui pendekatan ekologis terhadap masalah
lingkungan yang disebabkan atau diakibatkatkan karena aktivitas manusia”.
Dari uraian diatas terlihat cukup jelas bahwa “Ilmu Lingkungan” sebenarnya adalah
“Ekologi” (ilmu murni yang mempelajari pengaruh faktor lingkungan terhadap jasad
hidup) yang menerapkan berbagai konsep dan azaz kepada masalah yang lebih luas yang
menyangkut hubungan manusia dengan lingkungannya.
Berkaitan dengan hal tersebut juga dapat dinyatakan bahwa Ilmu Lingkungan
merupakan bahagian dari Ekologi yang dikembangkan, yang tetap berlandaskan pada
Konsep dan Azaz Ekologi sebagai Konsep dan Azaz Ilmu Lingkungan. Pada Ekologi
mempelajari susunan serta fungsi seluruh makhluk hidup dan komponen kehidupan
lainnya, maka Ilmu Lingkungan mempelajari tempat dan peranan manusia diantara
makhluk hidup dan komponen kehidupan lainnya.
Oleh karena itu dapat juga dinyatakan bahwa Ilmu Lingkungan dapat dikatakan
sebagai Ekologi Terapan (Applied Ecology), yakni bagaimana menerapkan prinsip
ekologi dan ketentuan ekologi dalam kehidupan manusia atau ilmu yang mempelajari
bagaimana manusia harus menempatkan dirinya dalam ekosistem pada lingkungan dimana
mereka berada.
Sehubungan dengan hal tersebut, dalam Ilmu Lingkungan terdapat 3 komponen
utama :
Mahluk Hidup Lingkungan

Faktor Biotik Faktor Abiotik

Manusia

Faktor Sosial/Budaya

Ilmu Lingkungan Ternak


Batasan dari Ilmu Lingkungan Ternak secara gemlang belum ada, karena ilmu ini
masih relatif baru, dimana pada Fakultas Peternakan Universitas Andalas mata kuliah Ilmu
Lingkungan Ternak ini baru diterapkan pada tahun 1998. Ilmu ini kelihatannya
merupakan pengganti dari mata kuliah Ekologi Ternak yang telah diterapkan sejak tahun
1980-an. Akan tetapi Ekologi Ternak inipun pada awalnya merupakan mata kuliah
Ekologi yang telah diterapkan sejak tahun 1960-an.
Terjadinya perubahan-perubahan tersebut, berkaitan dengan upaya mencari
relevansi mata kuliah ini dengan tujuan dan peranan pendidikan di Fakultas Peternakan itu
sendiri, disamping itu juga karena adanya perkembangan ilmu itu sendiri dalam beberapa
dasawarsa tahun belakanggan ini.
2

Seperti telah diungkapkan sebelumnya batasan dari Ilmu Lingkungan Ternak


secara gemlang belum ada, karena ilmu ini masih relatif baru. Untuk menetapakan batasan
Ilmu Lingkungan Ternak secara gemlang, maka akan kita coba lihat dari bagan dibawah
ini :

EKOLOGI Relevansi MATA KULIAH


(Murni) EKOLOGI TERNAK

Perkembangan Perkembanga
(Bahagian) (Bahagian)

ILMU LINGKUNGAN Relevansi MATA KULIAH


(Terapan) ILMU LINGKUAN TERNAK

Gambar 1. Hubungan antara Ekologi, Ekologi Ternak dengan Ilmu Lingkungan dan ilmu
Lingkungan Ternak.
Dari Gambar 1. Terlihat mata kuliah Ilmu Lingkungan Ternak Pengembangan
dari mata kuliah Ekologi Ternak dan juga sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, merupakan upaya mencari relevansi matakuliah ini dengan tujuan dan
peranan pendidikan di Fakultas Peternakan dari Ilmu Lingkungan. Begitu juga mata
ajaran Ekologi Ternak yang diterapkan pada tahun 1980-an di Fakultas Peternakan
Universitas Andalas merupakan upaya mencari relevansi matakuliah ini dengan tujuan dan
peranan pendidikan di Fakultas Peternakan dari Ekologi.
Batasan-Batasan Pengertian :

Ekologi : Ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik (interaksi) antara organisme
(mahluk hidup) dengan lingkungannya secara alamiah melalui satu tatanan
(ekosistem).
Ekologi Ternak : Ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik (interaksi) antara hewan
ternak dengan lingkungannya secara alamiah melalui satu tatanan
(ekosistem).
Ilmu Lingkungan : Ilmu mempelajari hubungan jasad hidup (termasuk manusia)
dengan lingkungannya, dimana didalamnya termasuk berbagai
disiplin ilmu yang sekaligus dipandang dalam satu ruang lingkup
serta perspektif yang luas saling berkaitan (Soeriatmaja, 1979).
Ilmu yang mampu menerapkan berbegai disiplin ilmu melalui
pendekatan ekologis terhadap masalah lingkungan hidup yang
diakibatkan karena aktivitas manusia (Ryadi, 1981).
Ilmu Lingkungan Ternak : Ilmu mempelajari hubungan hewan ternak (termasuk
manusia) dengan lingkungannya, dimana didalamnya
termasuk berbagai disiplin ilmu yang sekaligus dipandang
dalam satu ruang lingkup serta perspektif yang luas saling
berkaitan.
Dari uraian diatas terlhat bahwa Ekologi merupakan dasar dari pada Ekologi
Ternak, Ilmu Lingkungan dan Ilmu Lingkungan Ternak. Oleh karena itu Kaedah-kaedah,
Konsep-konsep dan Azaz-azas Ekologi juga akan merupakan Kaedah-kaedah, Konsep-
konsep dan Azaz-azas bagi Ekologi Ternak, Ilmu Lingkungan dan Ilmu Lingkungan
Ternak .
3

Anda mungkin juga menyukai