Anda di halaman 1dari 2

Nama: Hasim Rahman

BP : 1910612045
Tugas 4 Pembibitan Ternak

Proses penampungan semen dan Transfer Embrio


a. Proses penampungan semen
Metode penampungan semen sapi simental yang dilakukan adalah menggunakan Vagina buatan.
Metode penampungan semen dengan AV lebih baik dari pada metode masase, elektro ejakulasi,
dan koleksi karena penggunaannya yang mudah dan sederhana serta semen yang diperoleh
bersih, maksimal dan spontan ke luar. Sebelum digunakan, AV dalam keadaan steril dan telah
dilumasi dengan lubricant atau pelicin pada bagian luar dan selongsong silikon (inner linner)
dengan menggunakan AV stick agar lebih mudah dalam meratakan pelumas. Setelah itu,
dimasukan air panas pada lubang tabung sehingga suhu dalam AV berkisar kurang lebih sama
dengan suhu rektal. Pengecekan suhu dalam AV dilakukan hanya dengan perkiraan petugas.
Padahal walaupun petugas sudah biasa merasakan suhu AV yang sesuai, pengecekan suhu
harusnya menggunakan thermometer agar lebih akurat sehingga tidak menimbulkan resiko pada
sapi simental dan semen yang di koleksi.

Sapi teaser ditempatkan di kandang jepit dan sapi pejantan diarahkan oleh handler untuk
menaiki teaser. Kegiatan tersebut dilakukan untuk merangsang pejantan sehingga libidonya tetap
tinggi dan menghasilkan semen yang lebih baik.
Saat pejantan akan berejakulasi, collector memasukan gland penis kedalam AV. Ejakulasi sapi
simental ditandai dengan tindakan menghentakan badan dan mendorong penisnya kedepan
sehingga penis dapat masuk kedalam selongsong silikon AV dan mengereksikan semen.
Selanjutnya semen akan masuk pada corong penghubung (connect latex), dan tertampung di
tabung sperma. Setelah semen terkoleksi, ditempelkan name tag yang bertuliskan nama dan
nomor identitas sapi pada tabung sperma. Name tag pada setiap bangsa sapi berbeda warnanya.
Tabung sperma kemudian dilindungi dengan protector dan ditutup dengan jaket AV.
b. Proses pengenceran semen

Sebelum pengenceran dilakukan, harus dipersiapkan pengencer semen terlebih dahulu.


Pembuatan pengencer untuk semen sapi biasanya dilakukan satu hari sebelum jadwal produksi
semen beku yaitu pada hari rabu, hari jumat (pembuatan buffer), dan hari minggu (pembuatan
pengencer). Proses pertama yang dilakukan adalah pembuatan buffer (larutan penyangga)
antibiotik. Buffer yang diperlukan untuk satu kali produksi semen beku adalah 2 liter. Pada labu
didih (boiling flask) dan Erlenmeyer dimasukan aquabidest masing-masing 960 ml. Selanjutnya
labu didih ditempatkan di heating mantel dan Erlenmeyer ditempatkan pada hot plate dan
dipanaskan hingga suhu aquabidest 37-40oC dan dimasukan susu skim masing-masing sebanyak
100 gram. Larutan kemudian diaduk agar homogen. Pengadukan pada labu didih dilakukan
dengan manual dan pada Erlenmeyer pengadukan dilakukan secara otomatis yaitu dengan
bantuan magnet. Larutan susu kemudian dipanaskan. Setelah mencapai suhu 92oC larutan susu
ditiriskan hingga mencapai suhu ruangan (25-28oC) lalu difiltrasi dengan menggunakan kertas
saring whatman 541. Satu kertas saring digunakan 2-3 kali agar residu susu tersaring dengan
baik. Larutan kemudian ditempatkan pada 4 beaker glass ukuran 500 ml dan disimpan selama 24
jam di lemari pendingin.
c. Proses sebelum pembekuan dan pembekuan

Straw yang sudah disusun dalam rak kemudian dilakukan proses pre-freezing. Proses pre-
freezing dilakukan untuk penyesuaian suhu sebelum proses pembekuan. Proses pre-freezing
semen sapi yaitu dengan memasukan straw kedalam mesin minitube turbo freezing dan dialiri
uap dingin dari nitrogen cair dengan suhu -110oC sampai -120oC selama 9 menit. Proses Pre-
freezing yaitu straw yang berisi semen disusun pada rak dan ditempatkan dalam uap N2 cair
sekitar 4 cm di atas permukaan nitrogen cair.
Proses freezing dilakukan dengan menyimpan straw dalam goblet yang terbuat dari plastik dan
dimasukan dalam canister dalam container yang berisi nitrogen cair dengan suhu -196oC.
Container yang berisi straw tersebut juga merupakan tempat penyimpanan semen beku yang
dapat bertahan hingga bertahun-tahun. Proses pembekuan dan penyimpanan semen dapat
merusak kualitas semen beku terutama motilitasnya. Penurunan motilitas spermatozoa setelah
pendinginan diduga karena rusaknya komponen membran akibat turunnya kandungan senyawa
phospholipid dan kolesterol. Phospolipid berfungsi untuk melindungi sel spermatozoa dari cold
shock, sedangkan kolesterol berperan penting dalam menjaga integritas sel spermatozoa. Karena
semen dapat mengalami kerusakan, maka harus dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai