Anda di halaman 1dari 39

Skenario

MODUL 3
TRAUMA SUSUNAN MUSKOLOSKELETAL
Skenario
Hobi Membawa Petaka

Aduhhh….tiba-tiba Amir 16 tahun berteriak keras, sambil memegang tungkainya. Ia berguling-


guling dilapangan karena pada saat itu bertabrakan langsung dengan lawan. Tungkai Amir ditendang oleh
kaki lawan sehingga terlihat bengkok dan terkulai juga terlihat luka robek yang lebar. Saat itu juga
teman-teman dan tim kesehatan pertandingan melakukan pertolongan pertama. Amir dibaringkan diluar
lapangan dan tungkainya langsung dipasang bidai dan diberi balutan. Setelah pertolongan pertama Amir
langsung dibawa ke RS untuk tindakan selanjutnya. Dari hasil rontgen terlihat patah tulang tibia dan
lepas sendi anklenya. Amir mengakui bahwa lututnya sudah sering sakit dan waktu itu oleh dokter
didiagnosis suatu robek meniskus dan ruptur ligamen, Dokter menyarankan untuk di repair dengan
artroscopy.
Saat itu Amir tidak bersedia untuk di operasi. Saat ini Amir juga merasa gentar untuk dioperasi.
Dokter menerangkan bahwa waktu terbaik untuk melakukan tindakan dalam 6-8 jam ini jika lebih lama
lagi keputusannya akan banyak komplikasi yang didapatkan nantinya. Terbayang oleh Amir seorang
sepupunya di kota seberang saat ini pincang dan sering mengeluhkan tungkainya, Amir mengetahui
persis bahwa sepupunya itu melakukan pengobatan alternatif. Setelah mendengar penjelasan itu dan
diskusi dengan kedua orang tuanya akhirnya Amir bersedia untuk dioperasi. Orang tua Amir
merencanakan untuk menuntut secara hukum lawan main yang telah mencederai kaki anaknya.
Bagaimana anda menerangkan apa yang terjadi pada Amir?
Jump 1: Terminology
1. Meniskus: tulang rawan pada lutut yang berfungsi sebagai
bantalan dan membantu menstabilkan lutut
2. Artroscopy: suatu tindakan diagnostic dan terapi yang
bertujuan melihat ke dalam sendi untuk memperbaiki
berbagai kerusakan yang ditemukan. Biasanya dilakukan
terutama pada lutut
JUMP II & III
RUMUSAN MASALAH DAN HIPOTESA

1. Mengapa saat ditendang lawan, kaki amir bengkak, terkulai dan terlihat luka robek
yang besar?
Jawab : kaki bengkok dan terkulai akibat terjadi oemuntiran dan juga di pengaruhi
oleh posisi dan tempat jatuh dan di perberat oleh riwayat penyakit lain amir yakni di
diagnosa robek meniskus dan ruptur ligamen. Dan untuk robek yg lebar kemungkinan
terkena trauma tajam saat terjatuh.
2. Apakah terdapat hubungan usua dan jk terhadap kondisi amir?
Jawab : ada, dimana anak usia dewasa dan jenis kelamin laki laki lebih berat aktifitas
nya di bandingkan dengan org tua, wanita dan anak anak, seperti olahraga, bekerja, dll.
3. Mengapa amir di pasang kan bidai dan balutan ?
Jawab : balutan di lakukan untuk menghentikan pendarahan, mencegah kontaminasi
bakteri dari luar yg akan masuk ke dalam luka, dan untuk membuat agar bidai tidak
tergeser, untuk bidai sendri di lakukan menjaga imobilisasi untuk meminimalisir rasa
nyeri.
4. Mengapa dokter menyarankan untuk di repair dan di atroskopy?
Jawab: untuk melihat sejauh mana kerusakan terjadi sehingga dapat di
tegakan diagnostik dan memberikan tindakan pengobatan yg cepat dan
tepat.
5. Bagaimana pertolongan pertama pada amir sebelum di bawa ke rs?
Jawab : stabilisasi , cek primary survay (ABCD), memberi O2 jika ada,
hindari menggerakan tungkai yg cidera, tutup luka.
6. Apa komplikasi yang dapat terjadi jika tidak di oprasi segera?
Jawab : syok hipovolemik akibat pendarahan, syndrom komportemen,
infeksi , kerusakan arteri, dan emboli syndrom.
7. Apa yg menyebabkan robek meniskus dan ruptur ligamen dan apa
dampak nya terhadap amir?
Jawab : di sebabkan oleh aktifitas yg berat > melebihi kemampuan bantalan
sendi ( meniskus & ligamen) sehingga membuat cidera pada lutut, misal
pada atletis, olahragwan , saat terjatuh karna kecelakaan . Untuk dampak
pada amir , sendi nya menjadi tidak stabil.
8. Pemeriksaan apa yg dapat dilakukan?
Jawab : X- ray untuk melihat lokasi luka , Ct-scan dan MRI untuk identifikasi
kerusakan jaringan lunak, Lab darah lengkap.
9. Mengapa dokter menyarankan dilakukan tindakan segera pada 6 -8 jam
pertama?
Jawab : karna pada 6-8 jam pertama merupakan golden periode sudah
terjadi nya proses kontaminasi bakteri dan jika > 6 jam belum dilakukan
tindakan akan terjadi infeksi bakteri dan tubuh tidak dapat
mengkompensasi lagi , sehingga jaringan menjadi nekrotik
10. Dapat kah tungkai amir di selamatkan dan kapan amir bisa beraktifitas
kembali?
Jawab : bisa, jika penanganan di lakukan sebelum 6 jam, untuk bisa
beraktifitas kembali membutuh kan waktu dimana jika cidera ringan 3-4
minggu masa rehabilitasi, cidera sedang harus di operasi dan pemulihan
selama 8 minggi, jika cidera berat 3-4 bulan.
11. Apakah pihak amir dapat menuntut pihak lawan yang menciderainya?
Jawab : jika ada unsur kesengajaan pasal 89 dan max 5 tahun penjara dan
denda 5 milyar
12. Bagaimana pengaruh pengobatan alternatif terhadap susunan
muskuloskeletal?
Jawab :tidak dapat dijadikan tatalakasana karna dapat menyebabkan
komplikasi berupa :mal union , delayed union, nekrosis vaskuler
Jump 4: skema
trauma susunan muskuloskeletal Aspek medikolegal

mekanisme trauma

trauma tumpul Trauma tajam

etiologi&epidemiologi

Diagnosis

Persiapan rujukan Tata laksana awal

tata laksana
Pemeriksaan lanjutan
penunjang

Proses penyembuhan Faktor yang mempengaruhi

Komplikasi dan prognosis


Jump 5: Learning objective
1. Mekanisme trauma dan jenis-jenis trauma
musculoskeletal
2. Aspek medikolegal pada trauma musculoskeletal
3. Proses penyembuhan dan factor yang mempengaruhi
pada trauma muskuloskeletal
Jump IV skema
Jump V Learning Objective

Mahasiswa mampu menjelaskan :


LO 1
Mekanisme Trauma
Dan
Jenis-jenis Trauma
Mekanisme Trauma

Trauma
(kecelakaan)

Penetrasi dan non penetrasi

Terjadi perforasi lapisan abdomen


(kontusio,laserasi,jejas,hematom)

Menekan saraf peritonitis

Terjadi pendarahan jar.lunak dan rongga abdomen ➝ nyeri ➝ resiko infeksi


Jenis-Jenis Trauma
Fraktur
Terputusnya kontinuitas tulang menjadi dua bagian atau lebih sehingga
menimbulkan gerakan yang abnormal disertai krepitasi dan nyeri.

Etiologi
- karena tekanan yg menimpa tulang lebih besar daripada daya tulang akibat trauma
- karena penyakit tulang seperti tumor osteoporosis yg disebut fraktur patologis
- fraktur stress/ fatique (akibat dari penggunaan tulang yang berulang-ulang)

Tanda dan Gejala


Gejala paling umum adalah rasa nyeri yang terlokalisir pada bagian fraktur. Pada pasien
dgn multiple trauma, fraktur adalah trauma yang paling nyata dan dramatis juga hal
yang paling serius :
- swelling - deformitas
- tenderness - krepitasi
- disability - expose bone ends
Jenis fraktur

1. fraktur tertutup
keadaan patah tulang tanpa disertai hilangnya integritas kulit. Biasanya
disertai pembengkakan dan hematom.

2. fraktur terbuka
keadaan patah tulang yang disertai gangguan integritas kulit. Hal ini
biasanya disebabkan oleh ujung tulang yg menembus kulit atau akibat laserasi
kulit yang terkena benda-benda dari luar pada saat cedera.

Tipe fraktur
- Fraktur Transversal
- Fraktur Greenstick
- Fraktur Spiral
- Fraktur Oblique
- Fraktur Comminuted
Tatalaksana

- Stabilkan jalan nafas


- Control perdarahan
- Tutup sucking chest wound (luka terbuka pada dada)
- Resusitasi cairan
- jJka ada fraktur terbuka, balut luka sebelum melakukan pembidaian dan
jangan mendorong kembali tulang yang terlihat
- Jangan pernah berusaha untuk meluruskan fraktur termasuk sendi-sendi,
meskipun ada beberapa tulang pada fraktur yang dapat diluruskan
- Imobilisasi ekstremitas sebelum memindahkan pasien dan imobilisasi
sendi bagian atas dan bawah dari tulang yang fraktur
Strain
“Tarikan Otot” akibat penggunaan berlebihan, peregangan berlebihan,
atau stress yang berlebihan. Strain adalahtrauma pada jaringan yang halus/ spasme
otot disekitar sendi dan nyeri pada waktu digerakkan, pada strain tidak ada
deformitas/ bengkak.

Etiologi
- Strain terjadi ketika otot terulur dan berkontraksi secara mendadak
- Pada strain akut  ketika otot keluar dan berkontraksi secara mendadak
- Pada strain kronis  terjadi secara berkala oleh karna penggunaan yang
berlebihan/ tekanan berulang-ulang, menghasilkan tendonitis.

Manifestasi klinis
- Nyeri
- Spasme otot
- Kehilangan kekuatan
- Keterbatasan lingkup gerak sendi
Patofisiologi
strain adalah kerusakan pada jaringan otot karena trauma
langsung/ tidak langsung. Cedera ini terjadi akibat otot ketarik pada arah
yang salah, kontraksi otot yang berlebihan/ ketika terjadi kontraksi, otot
belum siap.

Tatalaksana
- istirahat
- meninggikan bagian yang sakit
- pemberian kompres dingin
Sprain
injuri dimana sebagian ligament robek, biasanya disebabkan memutar secara
mendadak dimana sendi bergerak melebihi batas normal. Organ yang sering terkena
biasanya lutut, dan pergelangan kaki, ciri utamany adalah nyeri, bengkak, dan kebiruan pada
daerah injuri.

Etiologi
- Terjadi ketika sendi dipaksa melebihi lingkup gerak sendi yang normal, seperti melingkar/
memutar pergelangan kaki
- Dapat terjadi disaat persendian anda terpaksa bergeser dari posisi normalnya karna
seseorang terjatuh, terpukul/ terkilir.

Manifestasi klinis
- Nyeri
- Inflamasi/ peradangan
- Ketidakmampuan menggerakkan tungkai
Tanda dan gejala
- Sama dengan strain (kram) tetapi lebih parah
- Edema, perdarahan dan perubahan warna yang lebih nyata
- Ketidakmampuan untuk menggunakan sendi, otot dan tendon
- Tidak dapat menyangga beban, nyeri lebih hebat dan konstan

Tatalaksana
- Pembedahan
- Kemoterapi
- Elektromekanis
Lo 2
Faktor penyembuhan
dan faktor yang mempengaruhi
Faktor penyembuhan

A. Mekanisme penyembuhan cedera otot


Secara umum mekanisme perbaikan cedera pada cedera otot
terbagi dalam 3 tahap yaitu fase destruksi/ degenerasi dan
inflamasi/peradangan, fase regenerasi/ perbaikan dan fase
remodelling/ renovasi.
a) Fase degenerasi dan inflamasi
Proses degenerasi dan inflamasi terjadi pada beberapa hari
awal setelah cedera.
Proses ini dicetuskan karena adanya kerusakan sarkolema.
Kemudian terjadi influks kalsium yang tidak teregulasi ke dalam
sarkolema yang cedera. Jumlah kalsium dalam sitoplasma yang
berlebihan menyebabkan enzim protease dan hidrolase teraktivasi
sehingga terjadi kerusakan sel otot serta mengaktivasi berbagai
enzim yang mendorong terproduksinya substansisubstansi
mitogenik bagi sel otot dan sel imunitas
b). Fase regenerasi dan perbaikan
Regenerasi sel otot dimulai pada 4- 5 hari pertama setelah
kerusakan dan memuncak setelah 2 minggu. Kemudian secara
gradual akan menurun pada 3-4 minggu setelah terjadi kerusakan.
Fase ini terdiri atas 2 tahap, yaitu regenerasi sel otot dan
pembentukan jaringan ikat atau fibrosis.
Ketika otot mengalami cedera, sel satelit teraktivasi oleh
faktor-faktor pertumbuhan dalam 18 jam setelah cedera sebagai
respon terhadap stimulus kimiawi. Regenerasi serabut otot
hanya dapat terjadi ketika sel satelit teraktivasi.
Aktivasi ini menyebabkan sel satelit berproliferasi dan
berdiferensiasi menjadi mioblast.
Mioblast kemudian akan membentuk miotubul baru atau
bergabung dengan serabut otot yang rusak, mengisi area antara
serabut otot yang rusak dan kemudian menjadi serabut otot
fungsional yang matur.
Di saat yang bersamaan, terjadi pembentukan jaringan ikat
oleh fibrin dan fibronektin yang berasal dari darah akibat
pembentukan hematoma pada awal kerusakan jaringan.
Kehadiran fibrin dan fibronektin pada area kerusakan akan
menginisiasi terbentuknya matriks ekstraselular yang akan diisi
secara cepat oleh fibroblast
3. Fase remodelling
Fase ketiga ini terdiri atas proses remodelling yang dimulai 2-3
minggu setelah onset cedera dan dapat bertahan hingga 1 tahun atau
lebih.
Fase ini bertujuan untuk menghasilkan maksimal kekuatan regangan sel
otot melalui proses reorganisasi, degradasi dan resintesis matriks
ekstraselular.
Fase ini ditandai dengan terbentuk sel-sel otot yang matur dengan
perubahan pada matriks ekstraselular dan resolusi dari inflamasi awal
serta terjadi reorganisasi jaringan ikat fibrosis serta kontraksi jaringan
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Proses Penyembuhan Fraktur

a. Faktor yang mengganggu penyembuhan fraktur:

- Imobilisasi yang tidak cukup


Imobilisasi dalam balutan gips umumnya memenuhi syarat imobilisasi,
asalkan persendian proksimal dan distal dari patah tulang turut di
imobilisasi.
Gerakan minimal pada ujung pecahan patah tulang di tengah otot dan di
dalam lingkaran kulit dalam gips, yang misalnya disebabkan oleh latihan
ekstremitas yang patah tulang tidak mengganggu, bahkan dapat merangsang
perkembangan kalus. Hal ini berlaku nutuk atah tulang yang ditangani gips
maupun traksi.
-Infeksi
Infeksi di daerah patah tulang merupakan penyulit berat
Hematom merupakan lingkungan subur untuk kuman patologik yang dapat
menyebabkan osteomyelitis di kedua ujung patah tulang, sehingga proses
penyembuhan sama sekali tidak dapat berlangsung.

- Interposisi
Interposisi jaringan seperti otot atau tendo antara kedua fragmen patah tulang
dapat menjadi halangan perkembangan kalus antara ujung patahan tulang
Penyebab yang lain, karena distraksi yang mungkin disebabkan oleh kelebihan
traksi atau karena tonus dan tarikan otot.
- Gangguan perdarahan setempat

Pendarahan jaringan tulang yang mencukupi untuk membentuk tulang baru merupakan
syarat mutlak penyatuan fraktur.

• Trauma local ekstensif


• Kehilangan tulang
• Rongga atau jaringan diantara fragmen tulang
• Keganasan local
• Penyakit tulang metabolic (mis; penyalit paget)
• Radiasi (nekrosis radiasi
• Nekrosis avaskuler
• fraktur intra artikuler (cairan sinovial mengandung fibrolisin, yang akan melisis bekuan darah
awal dan memperlambat pembentukan jendala
• Usia (lansia sembuh lebih lama)
• Kortikosteroid (menghambat kecepata perbaikan)
b. Faktor yang mempercepat penyembuhan fraktur

• Imobilisasi fragmen tulang


• Kontak fragmen tulang maksimal
• Asupan darah yang memadai
• Nutrisi yang baik
• Latihan-pembebanan berat badan untuk tulang panjang
• Hormon-hormon pertumbuhan, tiroid kalsitonin, vitamain D, steroid anabolic
• Potensial listrik pada patahan tulang
Lo 3
Aspek Medikolegal pada
Trauma Muskuloskelatal
Dalam KUHP disebutkan bahwa

● Pelaku penganiayaan ringan diberi hukuman kurungan selama-


lamanya 3 bulan,
● Pelaku penganiayaan akan dihukum kurungan selama-lamanya 2
tahun 8 bulan, dan
● Hukuman dapat dinaikkan hingga 5 tahun jika korbannya luka berat
● Derajat luka ringan biasanya dituliskan sebagai “luka yang tidak
menimbulkan penyakit atau halangan dalam melakukan pekerjaan,
jabatan atau pencahariannya”,
● Derajat luka sedang biasanya dituliskan “ yang menimbulkan penyakit
yang mengakibatkan halangan dalam melakukan pekerjaan, jabatan
atau pencahariannya selama ...” atau “yang menimbulkan penyakit
yang mengakibatkan halangan dalam melakukan pekerjaan, jabatan
atau pencahariannya untuk sementara waktu”.
Luka Ringan

Penganiayaan ringan pada undang-undang di Indonesia berdasarkan


pasal 352 KUHP yang berbunyi:

1. Penganiayaan yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan


dalam menjalankan jabatan atau pekerjaan, diancam karena
penganiayaan ringan dengan pidana penjara paling lama tiga bulan
atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
Pidana dapat ditambah sepertiga bagi orang yang melakukan
kejahatan itu terhadap orang yang bekerja padanya, atau menjadi
bawahannya.
2. Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.
Luka Sedang

Pasal 360 KUHP ayat (2):

“Barangsiapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan orang


lain luka sedemikian rupa sehingga or- ang itu menjadi sakit sementara
atau tidak dapat menjalankan jabatan atau pekerjaannya sementara,
diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana
kurungan paling lama enam bulan atau pidana denda paling tinggi empat
ribu lima ratus rupiah”.
Pasal 351 KUHP

(1) Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan
bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
(2) Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah diancam dengan
pidana penjara paling lama lima tahun.
(3) Jika mengakibatkan mati, diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.
(4) Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak kesehatan.
(5) Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.
Luka Berat

Luka berat pada pasal 90 KUHP:

(a) jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak dapat diharapkan akan sembuh secara
sempurna, atau yang menimbulkan bahaya maut;
(b) Untuk selamanya tidak mampu menjalankan tugas jabatan atau pekerjaan yang
merupakan pencaharian;
(c) Kehilangan salah satu panca indera;
(d) Mendapat cacat berat;
(e) Menderita sakit lumpuh;
(f) Terganggunya daya pikir selama lebih dari empat minggu;
(g) Gugur atau terbunuhnya kandungan seorang perempuan.

Anda mungkin juga menyukai