BAB VII
TRAUMA MUSKULOSKELETAL
Tujuan
161
Emergency Trauma Life Support Fak. Kedokteran Unmuh Malang
I. PENDAHULUAN
162
Emergency Trauma Life Support Fak. Kedokteran Unmuh Malang
A. Imobilisasi fraktur
B. Foto ronsen
163
Emergency Trauma Life Support Fak. Kedokteran Unmuh Malang
A. Riwayat
1. Mekanisme trauma
164
Emergency Trauma Life Support Fak. Kedokteran Unmuh Malang
2. Lingkungan
Petugas pra rumah sakit harus ditanya tentang (1) apakah peoderita
terkena trauma termal (panas atau dingin), (2) apakah terkena gas
atau bahan-bahan beracun, (3) pecahan kaca (yang juga dapat
mencederai penolong), (4) sumber-sumber kontaminasi ( kotoran,
feces binatang, air tawar atau laut) . Informasi ini akan membantu
dokter mengatasi masalah yang dapat timbul serta pemilihan jenis
antibiotika awal.
165
Emergency Trauma Life Support Fak. Kedokteran Unmuh Malang
Observasi dan tindakan pra rumah sakit harus dicatat dan dilaporkan.
Informasi lain yang penting adalah (1) perubahan fungsi ekstremitas,
perfusi atau status neurologi terutama setelah imobilisasi atau
selama transfer ke rumah sakit, (2) reposisi fraktur atau dislokasi
selama ekstrikasi atau pemasangan bidai di tempat kejadian dan (3)
pembalutan dan pemasangan bidai dengan perhatian kusus pada
tekanan di atas tonjolan tulang yang dapat mengakibatkan cedera
tekanan pada saraf perifer, sindroma kompartemen atau crush
sindrome.
B. Pemeriksaan Fisik
166
Emergency Trauma Life Support Fak. Kedokteran Unmuh Malang
Memeriksa dengan melihat adanya (1) warna dan perfusi, (2) luka,
(3) deformitas (angulasi , pemendekan), (4) pembengkakan dan (5)
perubahan warna atau memar.
Penilaian keseluruhanan penderita yang dilakukan, dengan cepat,
akan dapat menemukan perdarahan aktif. Bila bagian distal
ekstremitas pucat atau putih menunjukkan tidak adanya aliran darah
arteri. Ekstremitas yang bengkak pada daerah yang berotot
menunjukkan adanya crush syndrome dengan ancaman sindroma
kompartemen. Pembengkakan sekitar sendi dan atau sekitar subkutis
yang menutupi tulang merupakan tanda adanya trauma muskulo
skeletal. Deformitas pada ekstremitas merupakan tanda yang jelas
akan adanya trauma ekstremitas berat. (Lihat Tabel 1. Deformitas
karena dislokasi sendi). Memeriksa seluruh tubuh penderita akan
adanya laserasi dan abrasi dilakukan pada secondary survey. Luka
terbuka akan jelas terlihat kecuali pada bagian punggung. Penderita
harus dilakukan log-rolling secara hati-hati. Jika tulang menonjol atau
tampak dari luka maka ini adalah patah tulang terbuka. Setiap luka
diekstremitas disertai patah tulang harus dianggap patah tulang
terbuka sampai dibuktikan sebaliknya oleh dokter bedah.
2. Raba
167
Emergency Trauma Life Support Fak. Kedokteran Unmuh Malang
3. Pemeriksaan sirkulasi
168
Emergency Trauma Life Support Fak. Kedokteran Unmuh Malang
4. Foto ronsen
1. Trauma
169
Emergency Trauma Life Support Fak. Kedokteran Unmuh Malang
2. Pemeriksaan
Bila perdarahan pelvis banyak, maka akan terjadi dengan cepat, dan
diagnosis harus dibuat secepat mungkin agar dapat dilakukan
tindakan resusitasi. Hipotensi yang sebabnya tidak diketahui
merupakan salah satu indikasi adanya disrupsi pelvis berat dengan
instabilitas posterior ligamentous complex. Tanda klinis yang paling
penting adalah adanya pembengkakan atau hematom yang progresif
pada daerah panggul, skrotum atau perianal. Pada keadaan ini
mungkin akan ditemukan kegagalan resusitasi cairan inisial. Tanda-
tanda trauma pelvic ring yang tidak stabil adalah adanya patah tulang
terbuka daerah pelvis (terutama daerah perineum, rektum, atau
bokong), high riding prostate (prostat letak tinggi), perdarahan di
meatus uretra, dan didapatkannya instabilitas mekanis.
170
Emergency Trauma Life Support Fak. Kedokteran Unmuh Malang
3. Pengelolaan
1. Trauma
171
Emergency Trauma Life Support Fak. Kedokteran Unmuh Malang
2. Pemeriksaan
3. Pengelolaan.
1. Trauma
172
Emergency Trauma Life Support Fak. Kedokteran Unmuh Malang
2. Pemeriksaan
3. Pengelolaan
1.Trauma
2. Pemeriksaan
173
Emergency Trauma Life Support Fak. Kedokteran Unmuh Malang
3. Pengelolaan
Adanya patah tulang atau trauma sendi terbuka harus segera dapat
dikenali. Setelah deskripsi luka dan trauma jaringan lunak, serta
menentukan ada/tidaknya gangguan sirkulasi atau trauma saraf
maka segera dilakukan imobilisasi. Harus segera konsultasi bedah.
Penderita segera diresusitasi secara adekuat dan hemodinamik
dibuat sestabil mungkin. Profilaksis tetanus segera diberikan.
Antibiotika diberikan setelah konsultasi dengan dokter bedah.
2. Pengelolaan
174
Emergency Trauma Life Support Fak. Kedokteran Unmuh Malang
C. Sindroma Kompartemen
1. Trauma
175
Emergency Trauma Life Support Fak. Kedokteran Unmuh Malang
tekanan dari luar misalnya dari balutan yang menekan. Tahap akhir
dari kerusakan neuromuskular disebut Volkman's ischemic
contracture.
2. Pemeriksaan
176
Emergency Trauma Life Support Fak. Kedokteran Unmuh Malang
3. Pengelolaan
1. Trauma
2. Pemeriksaan
177
Emergency Trauma Life Support Fak. Kedokteran Unmuh Malang
178
Emergency Trauma Life Support Fak. Kedokteran Unmuh Malang
3. Pengelolaan
Resiko tetanus meningkat dengan adanya luka yang (1) lebih dari 6
jam, (2) disertai kontusi dan atau abrasi, (3) dalamnya lebih dari l cm,
(4) akibat peluru velositas tinggi, (5) luka panas atau dingin dan (6)
adanya kontaminasi ( terutama luka bakar dan luka dengan
denervasi atau iskemia jaringan).
179
Emergency Trauma Life Support Fak. Kedokteran Unmuh Malang
B Trauma Sendi
1. Trauma
2. Pemeriksaan
3. Pengelolaan
C. Fraktur
1. Trauma
180
Emergency Trauma Life Support Fak. Kedokteran Unmuh Malang
2. Pemeriksaan
3. Pengelolaan
181
Emergency Trauma Life Support Fak. Kedokteran Unmuh Malang
A. Fraktur Femur
B. Trauma Lutut
Pemakaian bidai lutut atau long leg splint atau gips dapat membantu
kenyamanan dan stabilitas.Tungkai tidak boleh dilakukan imobilisasi
dalam ekstensi penuh, melainkan dalam fleksi kurang lebih 10 derajat
untuk menghindari tekanan pada struktur neurovaskular.
C. Fraktur Tibia
D. Fraktur Ankle
182
Emergency Trauma Life Support Fak. Kedokteran Unmuh Malang
X. TRAUMA PENYERTA
183
Emergency Trauma Life Support Fak. Kedokteran Unmuh Malang
184
Emergency Trauma Life Support Fak. Kedokteran Unmuh Malang
XII. PERMASALAHAN
XIII. RINGKASAN
185