Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

“PRODUKSI TERNAK BABI”

DI SUSUN OLEH :
DEWI PITA SARI TELAUMBANUA
210411040008

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
LATAR BELAKANG
A.PENDAHULUAN

Ternak babi merupakan ternak penghasil daging yang sangat efisien,sehingga


ternak babi memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi sebagai ternakpotong. Selain
pertumbuhan badannya yang cepat, ternak babi juga mampumemanfaatkan segala jenis
limbah pertanian, tidak membutuhkan lahanpemeliharaan yang luas, dapat meningkatkan
kesuburan tanah serta memiliki littersize yang tinggi. Namun hingga saat ini potensi
tersebut masih belum dapatdimanfaatkan dengan baik karena adanya keterbatasan
konsumen dan sistempemeliharaan yang belum memadai. Dilihat dari segi ekonomi, babi
mampumelahirkan anak dua kali per tahun atau lima kali per dua tahun, dengan
jumlahanak yang dilahirkan bisa mencapai 8 ekor/induk/kelahiran (Booth 1995)
Ternak babi juga merupakan ternak yang memiliki efisiensi dalam konsumsipakan,
karena pakan yang diberikan dapat berupa ransum formulasi dan limbahproduksi
pertanian. Konversi pakan merupakan salah satu performa yangdigunakan untuk menilai
tingkat keberhasilan pemeliharaan ternak babi, konversipakan merupakan jumlah pakan
yang dikonsumsi untuk menghasilkan satukilogram daging. Pertambahan bobot badan pada
ternak babi harus diperhatikanuntuk mengetahui perkembangan dalam manajemen
pemeliharaannya.Pertambahan bobot badan juga akan mempengaruhi tebal lemak
punggung padaternak babi. Peningkatan tebal lemak punggung babi disebabkan
denganbertambahnya umur maka akan terjadi pertumbuhan organ-organ di dalam
tubuhternak berikut lemak yang ada di antara jaringan-jaringan tubuh, termasuk lemak
punggung. Penimbunan lemak tubuh terjadi pada setiap tingkat umur jika energidi dalam
tubuh melebihi dari kebutuhan hidup pokok dan pertumbuhan.
Bertambahnya umur dan bobot badan, sejalan pula dengan penimbunanlemak
terutama ketebalan lemak punggung yang semakin meningkat. Seperti yangdi kemukakan
oleh Bee (2004), bahwa jaringan utama pada tubuh yangmengalami pertumbuhan adalah
rangka, otot dan lemak. Adapun awalpertumbuhan yang cepat terjadi pada rangka
kemudian daging dan akhirpertumbuhan terjadi penimbunan lemak.

B.TUJUAN
1.Mengetahui prosedur pemotongan ternak di Rumah Potong Hewan (RPH)
2.Mengetahui penanganan antemortem dan post-mortem pada pemotongan di Rumah
Potong Hewan (RPH)
3.Mengetahui cara penggantungan dan pembagian karkas hasil pemotongan
4.Mampu menilai kualitas RPH dan pemotongannya dilihat dari prosedur yang telah
dikerjakan
2.METODE KERJA
2.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Praktikum ternak babi di lakukan di RPH taas manado,pada hari senin 30 oktober
2023
Di mulai dari jam 8.00 wit sampai jam 12.00 wit.
2.2 Metode Pelaksanaan
1. Setiap kelompok fokus dengan satu objek ternak babi yang akan disembelih
2. Memantau selalu pergerakan babi masing-masing kelompok
3. Mencatat hal-hal yang dilakukan pada babi masing-masing kelompok saat
sebelum dilakukan pemotongan (antemortem)
4. Mencatat dan mengamati prosedur pemotongan babi di lokasi praktikum (Rumah
Potong Hewan) dalam lembar kerja praktikum
5. Mendokumentasikan dalam bentuk foto dan video segala proses baik sebelum, saat
pemotongan dan pasca pemotongan
6. Mengamati penanganan terhadap karkas dan non karkas
7. Menganalisis dan menuliskan hasil dalam bentuk laporan praktikum

3.HASIL DAN PEMBAHASAN


1.MENGUKUR

NOMOR URUT BABI 1 JANTAN KASTRASI (LANDRACE X PIETRIN)


NO PARAMETER YANG DI UKUR UKURAN
1. Umur atau berat badan (bulan dan kg) 8 bulan,103 kg
2. Panjang tubuh (cm) 101 cm
3. Panjang kepala (cm) 29 cm
4. Panjang badan (cm) 113 cm
5. Panjang ekor (cm) 3 cm
6. Panjang telinga (cm) 19 cm
7. Panjang kaki depan (cm) 47 cm
8. Panjang kaki belakang (cm) 58 cm
9. Lebar telinga (cm) 14 cm
10. Tinggi Pundak(cm) 54 cm
11. Lingkar dada(cm) 117 cm
12. Lingkar leher (cm) 82 cm
13. Putting 13

NOMOR URUT BABI 2 BETINA


NO PARAMETER YANG DI UKUR UKURAN
1. Umur atau berat badan (bulan atau kg) 8 bulan,95 kg
2. Panjang badan (cm) 112 cm
3. Lingkar dada (cm) 103 cm
4. Panjang kaki belakang (cm) 52 cm
5. Panjang kaki depan (cm) 42 cm
6. Lingkar leher (cm) 98 cm
7. Putting 15
8. Tinggi punggung (cm) 64 cm
9. Panjang kepala (cm) 29 cm
10. Panjang telinga((Cm) 18 cm
11. Lebar telinga(cm) 14 cm
12. Tinggi kepala (cm) 26 cm
13. Tinggi Pundak (cm) 37 cm

2.PENGUKURAN KARKAS
1. Bobot Potong (BP) (kg) dilakukan penimbangan saat akan dipotong setelah dipuasakan
terlebih dahulu selama 24 jam (Swatland,1984). = 103 kg
2. Bobot Karkas (BK) (kg/e), diperoleh setelah bulu dihilangkan, isi rongga dada dan
perut, kepala dan kedua kaki dikeluarkan (Lawrie, 2003). Bobot karkas dalam hal ini
adalah karkas yang belum mengalami pelayuan. = 78.71 kg
3. Persentase Karkas (PK) (%), dihitung dari bobot karkas (kg/e) dibagi dengan bobot
potong (kg.e) dikalikan dengan 100%. = 78,71 : 103 = 0,764 x 100 = 76,41%
4. Panjang Karkas (PjK) (cm) diukur dari ujung depan tulang rusuk pertama sampai
dengan bagian ujung depan pangkal tulang ekor (aitch bone) pada karkas yang sudah
dibelah (Gambar 12) (Thrasher et al. 1970). Alat ukur yang digunakan adalah meteran
biasa. = 85 cm

5. Tebal Lemak Punggung (TLP) (cm), diukur di tiga tempat diatas punggung babi yaitu
tepat diatas tulang rusuk pertama, diatas tulang rusuk terakhir dan diatas tulang
belakang terakhir (Gambar 13) Alat yang digunakan adalah mistar biasa (Thrasher et
al. 1970).
=6:3:3
6.Panjang Karkas (PjK) (cm) diukur dari ujung depan tulang rusuk pertama sampai dengan
bagian ujung depan pangkal tulang ekor (aitch bone) pada karkas yang sudah dibelah
(Gambar 12) (Thrasher et al. 1970). Alat ukur yang digunakan adalah meteran biasa. =
85 cm

7.Loin eye area (LEA) (cm2), diukur pada permukaan potongan melintang otot longisimus
dorsii yang terletak antara tulang rusuk kesepuluh dan sebelas (Gambar 14) , dipotong
tegak lurus dengan tulang belakang (Fahey et al. 1977). Pengukuran luas penampang
loin eye area dilakukan dengan menggunakan lembaran plastik transparan untuk
menggambar dengan spidol bentuk dan ukuran dari loin eye area kemudian diukur
dengan menggunakan alat planimeter.
LAMPIRAN FOTO PRAKTIKUM
KESIMPULAN
Menurut Soeparno bobot karkas babi merupakan bobot seekor babi yang telah
dipotong setelah dikurangi atau dipisahkan bagian kepala, paru-paru, jantung, jeroan dan
ke empat kaki mulai dari korpus dan tarsus . dan Mc Meekan menyatakan bahwa
komposisi utama dari karkas adalah jaringan urat daging, tulang dan lemak, yang
mempunyai kecepatan per tumbuhan yang berbeda-beda. Adapun persentase karkas
menurut Kariasa dan Ilham merupakan perbandingan antara bobot karkas dengan bobot
hidup dikalikan 100%. menyatakan faktor utama yang mempengaruhi persentase karkas
adalah bobot kepala, darah, total organ bagian dalam serta isi saluran pencernaan.
Tebal lemak punggung merupakan salah satu penilaian kualitas karkas babi, yang
dipengaruhi oleh tipe babi, umur, makanan, bobot hidup dan kastrasi. Pengukuran
dilakukan setelah karkas dibelah dua sepanjang tulang punggung lalu diukur tebal lemak
punggung dengan menggunakan jangka sorong . Umur ternak berpengaruh terhadap
bentuk tubuh ternak, di mana pada umur yang lebih tinggi menghasilkan kualitas karkas
yang rendah .
DAFTAR PUSTAKA
Cole HH. 1982. Introduction to livestock Production. W.H. Freeman & Company: London
Soeparno. 2005. Ilmu dan teknologi daging. 4thEd. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Tolistiawaty, I., J. Widjaja., R. Isnawati dan L.T. Lobo. 2015. Gambaran Rumah Potonh
Hewan/Tempat Pemotongan Hewan di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Jurnal Vektor
Penyakit. 9(2): 45 – 52.

Anda mungkin juga menyukai