Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

KEANEKARAGAMAN DAN KLASIFIKASI VERTEBRATA


CLASSIS OSTEICHTHYES

`
Disusun Oleh:

Nama : Jihan Afifah Nugrahaini

NIM : K4322063

Kelas :C

Kelompok :7

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2023
Laporan Praktikum

Keanekaragaman dan Klasifikasi Vertebrata


I. JUDUL : Clasiss Osteichthyes

II. TUJUAN :
1. Mengenal ciri-ciri yang penting untuk identifikasi Osteichthyes
2. Melakukan identifikasi kedua kelas yang belum dikenal tersebut
3. Membuat deskripsi dan diagnosis terhadap ikan secara benar

III. ALAT DAN BAHAN :


Alat:
1. Jarum
2. Papan parafin
3. Penggaris
4. Tisu
5. Pinset
Bahan:
1. Ikan mujair (Oreochromis mossambicus)
2. Ikan nila (Oreochromis niloticus)
3. Ikan tawes (Barbonymus gonionotus)
4. Ikan tombro (Cyprinus carpio L.)

IV. DASAR TEORI :


Osteichthyes kelas dari Pisces, yang memiliki tubuh berskeleton tulang keras,
terbungkus oleh kulit yang bersisik berbentuk torpedo. Osteichthyes berenang dengan
menggunakan sirip dan bernafas menggunakan insang. Bervariasi spesies hidup dalam
perairan tawar, payau, dan laut (Nurmuhajirah, M., 2020). Ikan sebagai salah satu sumber
protein bagi manusia, Osteichthyes memiliki spesies yang banyak jumlahnya, berukuran antara
1 cm hingga lebih dari 6 cm, ikan bertulang keras sangat melimpah di laut dan di hampir setiap
habitat air tawar (Kaidi et al., 2021).
Osteichthyes dalam bahasan Yunani Osten yang berarti tulang sedangkan
ichthys yang berarti ikan. Osteichthyes hidup di air laut, air tawar dan juga rawa-rawa.
Osteichthyes ialah ikan yang memiliki tulang sejati dengan endoskeleton yang
mengandung matriks kalsium fosfat yang keras. Kulit yang ditutupi oleh sisik
bertipe ganoid, sikloid atau stenoid, namun ada juga yang tidak bersisik. Otot tubuh
yang bersegmen-segmen, mulut berahang dengan gigi dan lidah (Lukum et al., 2022).
Osteichthyes bernapas dengan insang yang ditutupi dengan operculum , osteichthyes
mempunyai gelembung renang dengan fungsi membantu pernapasan dan sebagai alat dalam
hidrostatik yaitu menyesuaikan berat tubuh dengan kedalaman air. Darah yang memiliki warna
pucat dengan kandungan eritrosit berinti dan leukosit. Osteichthyes memiliki limpa yang
berwarna merah. Osteichthyes memiliki alat pencernaan yang lengkap mulai dari mulut, faring,
esophagus, lambung, usus dan anus (Pough & Janis, 2018).
Tubuh tersusun atas tulang keras, bukan tulang rawan. Tulang keras ikan bertulang sejati
terbentuk dari sel-sel tulang yang disebut osteosit. Osteosit menghasilkan zat kapur (kalsium
karbonat) yang membentuk struktur tulang. Memiliki rahang, sehingga dapat menggigit.
Rahang ikan bertulang sejati terbentuk dari tulang rahang atas dan tulang rahang bawah.
Rahang ini memungkinkan ikan untuk menggigit mangsanya. Memiliki gelembung renang,
untuk mengatur daya apung. Gelembung renang adalah organ yang terletak di dalam rongga
tubuh ikan. Gelembung renang berfungsi untuk mengatur daya apung ikan. Memiliki usus
dengan katup spiral, untuk meningkatkan penyerapan nutrisi. Usus ikan bertulang sejati
memiliki katup spiral yang berbentuk seperti spiral. Katup spiral ini berfungsi untuk
meningkatkan penyerapan nutrisi dari makanan (Stosik et al., 2019).
Ikan yang tergolong dalam kelas Osteichthyes mempunyai ciri utama bahwa struktur
tubuhnya tersusun atas tulang sejati/tulang keras atau mengalami osifikasi. Di samping itu,
spesies spesies pada Osteichtyes memiliki ciri-ciri berupa bentuk tubuh fusiform agak oval
meruncing dengan berbagai bentuk variasi, memiliki celah insang tunggal di setiap sisi tubuh
dengan penutup insang yang disebut operculum, dan mempunyai gelembung renang berfungsi
sebagai paru-paru (Suganda et al., 2014).
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Morfologi Ikan
➢ Berisi Foto Dokumentasi Facies Frontalis dan Lateralis
1. Oreochromis mossambicus

2. Oreochromis niloticus
3. Barbonymus gonionotus

4. Cyprinus carpio L.
➢ Berisi Gambar Tangan (boleh dari lapsem) Facies Frontalis dan Lateralis
1. Oreochromis mossambicus

• Tipe Mulut = Terminal


• Tipe Sisik = Cycloid
• Tipe Ekor = Homocercal
• Irisan melintang = Ramping bergeligir
• Perhitungan diameter mata ikan = 0,6 cm
2. Oreochromis niloticus
• Tipe Mulut = Terminal
• Tipe Sisik = Ctenoid
• Tipe Ekor = Protocercal
• Irisan melintang = Pipih tegak
• Perhitungan diameter mata ikan = 1,1 cm
3. Barbonymus gonionotus

• Tipe Mulut = Terminal


• Tipe Sisik = Cycloid
• Tipe Ekor = Homocercal
• Irisan melintang = Ramping bergeligir
• Perhitungan diameter mata ikan = 1,1 cm
4. Cyprinus carpio L.
• Tipe Mulut = Terminal
• Tipe Sisik = Cycloid
• Tipe Ekor = Homocercal
• Irisan melintang = Pipih tegak
• Perhitungan diameter mata ikan = 0,8 cm

B. Perhitungan Sirip Ikan


1. Oreochromis mossambicus
a. Sirip punggung (pinna dorsalis): D.XVI.12 (16 jari-jari keras, 12 jari-jari lunak)
b. Sirip perut (pinna ventralis): V.II.10 (2 jari-jari keras, 10 jari-jari lunak)
c. Sirip dubur (pinna analis): A.III.9 (3 jari-jari keras, 9 jari-jari lunak)
d. Sirip ekor (pinna caudalis): C16 (16 jari-jari lunak)
e. Sirip dada (pinna pectoralis): P24 (24 jari-jari lunak)
2. Oreochromis niloticus
a. Sirip punggung (pinna dorsalis): D.XVII.12 (17 jari-jari keras, 12 jari-jari lunak)
b. Sirip perut (pinna ventralis): VIV (4 jari-jari keras)
c. Sirip dubur (pinna analis): A.III.7 (3 jari-jari keras, 7 jari-jari lunak)
d. Sirip ekor (pinna caudalis): C16 (16 jari-jari lunak)
e. Sirip dada (pinna pectoralis): P14 (14 jari-jari lunak)
3. Barbonymus gonionotus
a. Sirip punggung (pinna dorsalis): D.IV.5 (4 jari-jari keras, 5 jari-jari lunak)
b. Sirip perut (pinna ventralis): VIX (9 jari-jari keras)
c. Sirip dubur (pinna analis): A.II.5 (2 jari-jari keras, 5 jari-jari lunak)
d. Sirip ekor (pinna caudalis): C.XII.8 (12 jari-jari keras, 8 jari-jari lunak)
e. Sirip dada (pinna pectoralis): P.VIII.6 (8 jari-jari keras, 6 jari-jari lunak)
4. Cyprinus carpio L.
a. Sirip punggung (pinna dorsalis): D.XII.4 (4 jari-jari keras, 12 jari-jari lunak)
b. Sirip perut (pinna ventralis): V.II.7 (2 jari-jari keras, 7 jari-jari lunak)
c. Sirip dubur (pinna analis): A.I.5 (1 jari-jari keras, 5 jari-jari lunak)
d. Sirip ekor (pinna caudalis): C18 (18 jari-jari lunak)
e. Sirip dada (pinna pectoralis): P12 (12 jari-jari lunak)
C. Ukuran tubuh dan Rasio Tubuh Ikan
1. Oreochromis mossambicus
• Panjang total : 19,6 cm
• Panjang standard: 6,7 cm
• Panjang kepala: 5,4 cm
• Panjang batang ekor: 2,2 cm
• Panjang moncong: 1,6 cm
• Tinggi sirip punggung: 2,3 cm
• Panjang pangkal sirip punggung: 9 cm
• Tinggi batang ekor: 2,8 cm
• Tinggi badan: 10,2 cm
• Panjang sirip dada: 5,7 cm
• Panjang sirip perut: 4,4 cm
Tinggi ikan
• Rasio tubuh : Panjang standar ikan
10,2
: 6,7

:1,52 cm
2. Oreochromis niloticus
• Panjang total : 26 cm
• Panjang standard: 21,5 cm
• Panjang kepala: 6,5 cm
• Panjang batang ekor: 3,5 cm
• Panjang moncong: 2 cm
• Tinggi sirip punggung: 4,5 cm
• Panjang pangkal sirip punggung: 13 cm
• Tinggi batang ekor: 3,5 cm
• Tinggi badan: 9 cm
• Panjang sirip dada: 6 cm
• Panjang sirip perut: 3,5 cm
Tinggi ikan
• Rasio tubuh : Panjang standar ikan
9
: 21,5

:0,42 cm

3. Barbonymus gonionotus
• Panjang total: 21,5 cm
• Panjang standard: 16,5 cm
• Panjang kepala: 4 cm
• Panjang batang ekor: 2,8 cm
• Panjang moncong: 0,9 cm
• Tinggi sirip punggung: 3,8 cm
• Panjang pangkal sirip punggung: 2,2 cm
• Tinggi batang ekor: 2,8 cm
• Tinggi badan: 6,5 cm
• Panjang sirip dada: 3,5 cm
• Panjang sirip perut: 3,5 cm
Tinggi ikan
• Rasio tubuh : Panjang standar ikan
6,5
: 16,5

:0,39 cm
4. Cyprinus carpio L.
• Panjang total : 19,2 cm
• Panjang standard: 15,5 cm
• Panjang kepala: 4,7 cm
• Panjang batang ekor: 3,5 cm
• Panjang moncong: 1,3 cm
• Tinggi sirip punggung: 1 cm
• Panjang pangkal sirip punggung: 4,7 cm
• Tinggi batang ekor: 2,9 cm
• Tinggi badan: 2,6 cm
• Panjang sirip dada: 2,5 cm
• Panjang sirip perut: 5,3 cm
Tinggi ikan
• Rasio tubuh : Panjang standar ikan
2,6
: 15,5

:0,16 cm

D. Perhitungan Jumlah Sisik Ikan


1. Oreochromis mossambicus
• Jumlah sisik sepanjang badan: 29
• Jumlah sisik melintang badan: 15
• Jumlah sisik di depan sirip punggung: 11
• Jumlah sisik di sekeliling batang ekor: 14
2. Oreochromis niloticus
• Jumlah sisik sepanjang badan: 34
• Jumlah sisik melintang badan: 3
• Jumlah sisik di depan sirip punggung: 11
• Jumlah sisik di sekeliling batang ekor: 12
3. Barbonymus gonionotus
• Jumlah sisik sepanjang badan: 29
• Jumlah sisik melintang badan: 7+5=12
• Jumlah sisik di depan sirip punggung: 11
• Jumlah sisik di sekeliling batang ekor: 13
4. Cyprinus carpio L.
• Jumlah sisik sepanjang badan: 31
• Jumlah sisik melintang badan: 7+3=10
• Jumlah sisik di depan sirip punggung: 7
• Jumlah sisik di sekeliling batang ekor: 17
E. Pembahasan
➢ Deskripsi ikan
a. Oreochromis mossambicus
Ikan mujair adalah ikan domestikasi yang berasal dari perairan Afrika
dan pertama kali ditemukan di Indonesia di muara sungai Serang pantai selatan
Blitar Jawa Timur pada tahun 1939. Ikan ini memang sekilas mirip dengan ikan
nila, namun secara morfologi berbeda. Ikan mujair dapat hidup pada perairan
yang memiliki kadar garam/ salinitas tinggi sampai 35 ppm (Kasmin & Nadia,
2022). Ikan ini toleran pada perbedaan suhu air yang berkisar 14- 32°C. Ikan
mujair dapat tumbuh dengan baik pada suhu optimum antara 22-28°C. Ikan
mujair memiliki kemampuan adaptasi yang baik terhadap perubahan kandungan
oksigen terlarut yang ada didalam air (Purnomo & Chika, 2022).
Ikan mujair memiliki sifat yang adaptif di lingkungan yang baru. Di
seluruh penjuru dunia, terdapat sebaran ikan mujair dengan berbagai strain.
Morfologi ikan mujair adalah mempunyai bentuk tubuh yang memipih ke
samping (compressed), agak memanjang dan ekor dengan warna jingga
kemerahan saat sudah dewasa. Tubuh ikan mujair tertutup sisik kecuali pada
beberapa strain dengan sisik yang sedikit. Moncongnya terletak pada ujung
tengah (terminal). Pada bibirnya dapat ditemukan adanya sungut (berbel)
sebanyak dua pasang dan tidak memiliki gigi. Pada bagian mulut ikan mujair,
terdapat tiga baris gigi kerongkongan (pharynreal teeth) yang berbentuk geraham
(Purnomo & Chika, 2022).
Warna ikan mujair kehitaman atau gelap, memiliki sisik yang kecil-kecil
bertipe Ccenoid, sirip ekor pada ikan ini berwarna merah. Mulut pada ikan
mujair agak besar, letak mulutnya terminal atau diujung tubuh (Apriani et al.,
2021).
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan kelompok 7, Oreochromis
mossambicus memiliki tipe mulut terminal, tipe sisik cycloid, tipe ekor
homocercal, bentuk irisan melintang ramping bergeligir, dan diameter mata ikan
0,6 cm. Pada perhitungan sirip, sirip punggung memiliki 16 jari-jari keras, 12
jari-jari lunak. Pada sirip perut memiliki 2 jari-jari keras, 10 jari-jari lunak. Pada
sirip dubur memiliki 3 jari-jari keras dan 9 jari-jari lunak. Pada sirip ekor
memiliki 16 jari-jari lunak dan pada sirip dada memiliki 24 jari-jari lunak. Pada
perhitungan ukuran tubuh didapatkan panjang total 19,6 cm, panjang standard
6,7 cm, panjang kepala 5,4 cm, panjang batang ekor 2,2 cm, panjang moncong
1,6 cm, tinggi sirip punggung 2,3 cm, panjang pangkal sirip punggung 9 cm,
tinggi batang ekor 2,8 cm, tinggi badan 10,2 cm, panjang sirip dada 5,7 cm,
panjang sirip perut 4,4 cm, dan rasio tubuh 1,52 cm.
b. Oreochromis niloticus
Ikan nila digolongkan jenis ikan yang mampu hidup pada toleransi
salinitas yang cukup tinggi sehingga penyebarannya mencakupi daerah yang
luas, seperti sungai, danau, waduk, rawa-rawa, dan air payau. Hal ini
mempengaruhi pertumbuhan dan produktivitas sebagai akibat dari mekanisme
homeostatis dalam tubuh yang terganggu (Francissca & Muhsoni, 2021)
Ikan nila memiliki bentuk pipih memanjang secara vertikal dengan profil
empat persegi panjang ke arah posterior. Posisi mulut terletak di hidung atau
disebut terminal. Pada bagian sirip ekornya terlihat jelas adanya garis vertikal
dan sirip punggungnya terletak secara condong. Ciri khasnya berupa garis-garis
vertikal warna hitam di bagian sirip ekor, punggung, dan dubur. Bagian sirip
ekornya berbentuk membulat berwarna kemerahan sebagai indikasi kematangan
gonad dengan bercak kehitaman pada bagian rahangnya. Ikan nila memiliki sisik
bertipe stenoid. Jari-jari dorsal dan anal keras denga posisi sirip anal
membelakangi sirip dada. Di ikan nila memiliki mata menonjol dan
pinggirannya berwarna kebiru-biruan, posisi thoric pada sirip perut terhadap
sirip dada, linea lateralis terputus menjadi dua bagian berjumlah 36 buah
memanjang di atas sirip dada (Arifin & Kurniasih, 2016)
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan kelompok 8, Oreochromis
niloticus memiliki tipe mulut terminal, tipe sisik ctenoid, tipe ekor protocercal,
dengan morfo;pgi irsan melintang berupa pipih tegak. Pada perhitugan siripnya
didapatkan sirip punggung 17 jari-jari keras dan 12 jari-jari lunak. Pada sirip
perut memiliki 4 jari-jari keras. Pada sirip dubur memiliki 3 jari-jari keras dan 7
jari-jari lunak. Pada sirip ekor memiliki 16 jari-jari lunak, dan pada sirip dada
memiliki 14 jari-jari lunak. Perhtungan ukuran tubuh mendapatkan hasil berupa
panjang total 26 cm, panjang standard 21,5 cm, diameter mata 1,1 cm, panjang
kepala 6,5 cm, panjang batang ekor 3,5 cm, panjang moncong 2 cm, tinggi sirip
punggung 4,5 cm, panjang pangkal sirip 13 cm, tinggi batang ekor 3,5 cm, tinggi
badan 9 cm, panjang sirip dada 6 cm, panjang sirip perut 3,5 cm dan rasio
tubuhnya 0,42 cm. Terakhir, pada perhitungan sisik mendapatkan jumlah pada
sisik sepanjang badan 34, sisik melintang badan 3, sisik didepan sirip punggung
11, dan sisik di sekeliling batang ekor 12.
c. Barbonymus gonionotus
Ikan tawes (Barbonymous gonionotus) mampunyai ciri morfologi badan
dengan bentuk pipih dan menyerupai segitiga, sisik dengan ukuran yang besar
dan memiliki warna putih keabu-abuan atau berwarna perak. Ikan tawes
memiliki panjang 2,4-2,6 kali lebih panjang dari ukuran standar. Mulut ikan
tawes berbentuk runcing di tengah (terminal), dan memiliki sungut kecil
sebanyak dua pasang. Sisik pada punggung memiliki warna lebih gelap,
sedangkan pada bagian perut lebih putih. Sisik dasarnya memiliki warna kelabu
sampai gelap. Ikan tawes memiliki sirip ekor yang bercagak dalam dengan lobus
berbentuk membulat (Purnomo & Chika, 2022).
Ikan tawes hidup pada habitat dengan tipe perairan berupa waduk, sungai
dan danau dengan persebaran di Indonesia meliputi Jawa, Sulawesi dan
Sumatera, salah satunya adalah di waduk Kedung Ombo. Ikan tawes adalah salah
satu ikan asli Indonesia yang memiliki nama “Bander Putihan atau Putuhan”.
Ikan tawes dapat dilakukan budidaya mulai di tambak air payau (di tepi pantai)
hingga sampai ketinggian 800 m di atas permukaan laut. Ikan tawes hidup pada
suhu optimum 25-30°C (Salam et al., 2021). ikan tawes adalah salah satu
penghuni sungai yang berarus deras. Tubuh ikan tawes langsing dan tinggi yang
digunakan untuk menghadapi kondisi alam dengan perairan yang mempunyai
arus deras (Purnomo & Chika, 2022).
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan kelompok 6, Barbonymous
gonionotus memiliki tipe mulut terminal, tipe sisik cycloid, tipe ekor
homocercal, bentuk irisan melintang ramping bergeligir dan diameter mata ikan
1,1 cm. Pada perhitungan sirip, sirip punggung memiliki 4 jari-jari keras dan 5
jari-jari lunak. Pada sirip perut memiliki 9 jari-jari keras. Pada sirip dubur
memiliki 2 jari-jari keras, 5 jari-jari lunak. Pada sirip ekor memiliki12 jari-jari
keras dan 8 jari-jari lunak, dan pada sirip dada memiliki 8 jari-jari keras dan 6
jari-jari lunak. Pada perhitungan ukuran tubuh mendapatkan hasil bahwa
panjang total 21,5 cm, panjang standard 16,5 cm, panjang kepala 4 cm, panjang
batang ekor 2,8 cm, panjang moncong 0,9 cm, tinggi sirip punggung 3,8 cm,
panjang pangkal sirip punggung 2,2 cm, tinggi batang ekor 2,8 cm, tinggi badan
6,5 cm, panjang sirip dada 3,5 cm, panjang sirip perut 3,5 cm, rasio tubuh, dan
rasio tubuh 0,39 cm. Terakhir, pada perhitungan sisik, memiliki jumlah sisik
sepanjang badan 29, sisik melintang badan 12, sisik di depan sirip punggung 11,
sisik di sekeliling batang ekor 13
d. Cyprinus carpio L.
Cyprinus carpio memiliki bentuk tubuh lateral compress, agak memanjang
dan ditutupi dengan sisik lingkaran besar. Moncong tumpul, mulut besar dan
rendah. Dua pasang barbel pendek ada di setiap sisi rahang atas. Bibir tebal,
mulut tanpa gigi, dengan rahang atas sedikit menonjol. Salah satu sirip punggung
panjang ada 21 bagian, dan terdapat tulang belakang yang terletak di depan sirip
punggung dan anus. Sirip dada dengan 14 bagian sirip. Sirip panggul dada terdiri
dari 8 bagian sirip, berasal dari bawah sirip punggung, satu sirip dubur dengan 5
bagian sirip bercabang. Warna gelap pada punggung dan emas di sampingnya.
Perut, dada dan pelvic berwarna kuning menyala, warna abu-abu pada sirip ekor
dengan warna oranye (Negi & Banyal, 2016).
Bentuk tubuh ikan mas (Cyprinus carpio) memiliki peran signifikan dalam
berbudaya. Bentuk tubuh berbentuk bulat, kepala relatif kecil dan ekor pendek
memberikan kesan yang baik dalam pembudidayaan. Bentuk tubuh ditentukan
oleh struktur dari kerangka, namun dalam bentuk akhir, kelimpahan makanan
dan kondisi lingkungan memainkan peran penting dalam pertumbuhan juga.
Gigi faring adalah karakteristik yang membedakan dalam keluarga Cyprinid.
Ikan mas (Cyprinus carpio) dipelihara dalam kondisi produksi (Negi & Banyal,
2016)
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh kelompok 4,
mendapatkan hasil bahwa Cyprinus carpio memiliki tipe mulut terminal, tipe
sisik cycloid, tipe ekor homocercal dengan bentuk irisan melintang ramping
bergeligir, perhitungan diameter mata ikan 1 cm. Pada perhitungan sirip
didapatkan bahwa sirip punggung (D.II.16), sirip perut (V.VI.2) sirip dubur
(A.III.4), sirip ekor (C.IV.14), sirip dada (P.II.8), Pada perhitungan ukuran tubuh
diketahui bahwa panjang total 20 cm, panjang standar 17 cm, panjang kepala 5
cm, panjang batang ekor 3,5 cm, panjang moncong 1 cm, panjang sirip dada 3,5
cm, panjang sirip perut 3 cm, tinggi sirip punggung 3 cm, panjang pangkal sirip
punggung 6,5 cm, diameter mata 1 cm, tinggi batang ekor 3 cm, tinggi badan 5,5
cm. Terakhir, pada perhitungan jumlah sisik didapatkan bahwa sisik sepanjang
sisi badan 33, jumlah sisik melintang badan 9, jumlah sisik di depan sirip
punggung 8, jumlah sisik di sekeliling batang ekor 13.
VI. KESIMPULAN
Osteichthyes merupakan kelompok kelas Pisces yang memiliki tulang rawan sejati
yang memiliki tulang tengkorak, tulang belakang, dan kulitnya ditutupi oleh sisik
berbentuk torpedo. Kelas Osteichthyes terbagi menjadi dua sub kelas yaitu Actinopterygii
dan Sarcopterygii. Umumnya kelas ini hidup di perairan air tawar, payau, hingga lautan.
Osteichthyes memiliki tubuh berbentuk fusiform dengan berbagai variasi, celah insang
tunggal di setiap sisi tubuh dengan penutup insang yang disebut operculum, mempunyai
gelembung renang sebagai paru-paru.
Dari hasil pengamatan morfologi empat jenis ikan, yaitu ikan mujair (Oreochromis
mossambicus), ikan nila (Oreochromis niloticus), ikan tawes (Barbonymous gonionotus),
dan ikan mas (Cyprinus carpio), dapat disimpulkan bahwa setiap jenis ikan memiliki ciri-
ciri morfologi yang khas. Ikan mujair memiliki bentuk tubuh pipih dengan sisik, mulut
terminal, dan warna tubuh kehitaman atau gelap. Ikan nila memiliki bentuk tubuh pipih
dengan sisik, mulut terminal, dan ciri khas berupa garis-garis vertikal hitam pada bagian
tubuhnya. Ikan tawes memiliki bentuk tubuh pipih dengan sisik besar, mulut terminal, dan
warna tubuh yang putih keabu-abuan. Ikan mas memiliki bentuk tubuh pipih tegak dengan
warna tubuh yang beragam, moncong tumpul, mulut besar, dan adanya dua pasang barbel.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Apriani, Y. D., Rahmawati, N., Astriana, W., Mersi, Makri, & Fatiqin, A. (2021). Analisis
Morfometrik dan Meristik Ikan Genus Oreochromis sp. Universitas Negeri Padang,
01(2021), 412–422.
Arifin, O. Z., & Kurniasih, T. (2016). Karakterisasi Morfologi Keturunan Pertama Ikan
Nila (Oreochromis niloticus) Get dan Gift berdasarkan Metode Truss
Morphometrics. Jurnal Riset Akuakultur, 2(3), 373. 83
Francissca, N. E., & Muhsoni, F. F. (2021). Laju Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup
Ikan Nila (Oreochromis niloticus) pada Salinitas yang Berbeda. Jurnal Ilmiah
Kelautan Dan Perikanan, 2(3), 166–175.
Kaidi, A. M., Tangke, U., & Daeng, R. A. (2021). Identifikasi Jenis-Jenis Ikan Teleostei
yang Tertangkap Nelayan di Wilayah Perairan Pesisir Kota Ternate Selatan. Jurnal
Sains, Sosial Dan Humaniora, 1(1), 37–50. https://doi.org/10.52046/jssh.v1i1.713
Kasmin, Nadia, & H. (2022). Karakteristik Morfologi dan Kelimpahan Ikan Mujair
(Oreochromis mossambicus ) di Perairan Danau Tailaronto’oge Kapota Kacamatan
Wangi-Wangi Selatan Kabupatan Wakatobi. Jurnal Manajemen Sumber Daya
Perairan, 7(4), 177–188.
Lukum, M. R., Tamboo, C. I., Malasugi, R. R., Igirisa, T., Matili, N., Daud, D. J., Taib,
R. H., & Husin, I. S. (2022). Indetifikasi Anggota Hewan Vertebrata (Pisces) di
Kawasan Pantai Batupinagut, Pantai Minanga dan Area Kampus IV UNG. Seminar
Nasional Teknologi, Sains Dan Humaniora 2022, 1(3), 238–246.
Negi, R. K., & Banyal, H. S. (2016). Ichthyofaunal Study in Trans-Himalayan Rakchham-
Chhitkul Wildlife Sanctuary in Baspa (Sangla) Valley, District Kinnaur, Himachal
Pradesh, India. International Journal of Biology, 9(1), 36.
https://doi.org/10.5539/ijb.v9n1p36
Nurmuhajirah, M., A. S. & A. (2020). Deskripsi Osteichthyes di Ekosistem Mangrove
Kecamatan Teunom Kabupaten Aceh Jaya. Jurnal Biologi Edukasi Edisi 25, 12(2),
99–104.
Pough, F. H., & Janis, C. (2018). Vertebrate Life eds. 10. Brown University.
Purnomo, E., & Chika, S. (2022). Potensi Keragaman Ikan Di Waduk Kedung Ombo
Sebagai Penyedia Kebutuhan Pangan Berkelanjutan. Jurnal Biogenerasi, 7(1), 99–
107. https://doi.org/10.30605/biogenerasi.v7i1.1679
Salam, M. A., Rahman, M. A., Paul, S. I., Islam, F., Barman, A. K., Rahman, Z., Shaha,
D. C., Rahman, M. M., & Islam, T. (2021). Dietary chitosan promotes the growth,
biochemical composition, gut microbiota, hematological parameters and internal
organ morphology of juvenile Barbonymus gonionotus. PLos One, 16(11
November), 1–23. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0260192
Stosik, M., Tokarz-Deptuła, B., & Deptuła, W. (2019). Characterisation of thrombocytes
in Osteichthyes. Journal of Veterinary Research, 6(1), 123–131.
Suganda, R., Sutrisno, E., & Wardana, I. W. (2014). Spesies Ikan Bertulang Keras
(Ostheichethes) Hasil Tangkapan Nelayan di Kawasan Pante Raja Kabupaten Pidie
Jaya. Journal of Chemical Information and Modeling, 5(9), 1689–1699.
VIII. LAMPIRAN
a. Laporan sementara: 2 halaman
b. Dokumentasi kegiatan: 1 halaman
c. Screenshot abstrak jurnal: 1 halaman
IX. LEMBAR PENGESAHAN

Surakarta, 18 Oktober 2023

Asisten Praktikum Praktikan

(Tegar Budi Utomo) (Jihan Afifah Nugrahaini)


NIM. K4321083 NIM. K4322063
LAMPIRAN

e. Kelompok 5 (Cyprinus carpio L.)

f. Kelompok 6 (Borbonymus gonionotus)

g. Kelompok 7 (Oreochromis mossambicus)


h. Kelompok 8 (Oreochromis niloticus)
Dokumentasi Kegiatan
1. Oreochromis mossambicus (Kelompok 7)

2. Oreochromis niloticus (Kelompok 8)

3. Barbonymus gonionotus (Kelompok 6)

4. Cyprinus carpio L. (kelompok 5)


Abstrak Jurnal

Anda mungkin juga menyukai