Anda di halaman 1dari 34

1.

Berita Acara Praktikum

Acara Agenda Keterangan


ke-
1 Morfologi Ikan Air Tawar Hasil praktikum berupa laporan identifikasi
2 Morfometri Ikan Air Tawar
3 Anatomi Ikan Air Tawar
4 Morfologi Ikan Air Payau & Laut Hasil praktikum berupa laporan identifikasi
5 Morfometri Ikan Air Payau & Laut
6 Anatomi Ikan Air Payau & Laut
7 Morfologi Ikan Hias Hasil praktikum berupa laporan identifikasi
8 Morfometri Ikan Hias
9 Anatomi Ikan Hias
10 Sistem Integumen Hasil praktikum berupa laporan analisa sistem yang
11 Sistem Rangka diamati beserta fungsinya
12 Sistem Urat Daging
13 Sistem Pencernaan Hasil praktikum berupa laporan analisa sistem yang
14 Sistem Pernapasan diamati beserta fungsinya
2. Morfologi
A. Tujuan
 Mahasiswa mengetahui jenis-jenis atau fitur-fitur yang tampak oleh mata (bagian
luar tubuh ikan)
 Mahasiswa memahami fungsi fitur-fitur morfologi pada ikan dikaitkan dengan
habitat tumbuh ikan.
 Mahasiswa dapat menganalisa fungsi memahami morfologi ikan dengan kegiatan
budidaya.

B. Alat dan Bahan


Alat:
 Baki bedah
 Kamera
 Pensil
 Jarum penusuk
 Lembar kerja

Bahan:
 Ikan air tawar (lele, bawal, gurami, mujaer, nila, nilem, patin)
 Ikan air payau/laut (kerapu, tongkol, kakap, bawal laut, bandeng)
 Ikan hias minimal 5 jenis ikan

C. Prosedur Praktikum
1. Letakan ikan sampel pada baki yang telah disiapkan
2. Sirip-sirip ikan dibuat dengan posisi meregang dengan bantuan paku atau
jarum pentul
3. Gambarlah ikan tersebut secara utuh dan dibuat mirip dengan keadaan aslinya
dan ditunjukkan bagian-bagian morphologi secara lengkap.
4. Amati bentuk kepala ikan dan identifikasikan jenisnya (berjari-jari lunak atau
keras!

Kepala ikan berjari-jari lunak: Kepala Ikan berjari-jari keras:


A. Mulut A. Pangkal kepala
B. Tulang rahang atas depan B. Keping tutup insang depan
C. Tulang rahang atas C. Keping tutup insang
D. Lubang hidung D. Keping tutup insang bawah
E. Tengkuk E. Tulang-tulang tambahan
F. Keping tutup insang
G. Keping tutup insang bawah
H. Tulang-tulang tambahan
I. Keping tutup insang antara
J. Keping tutup insang depan

5. Gambarlah bagian kepala ikan tersebut dan dibuat mirip dengan keadaan
aslinya
6. Amati dan identifikasi posisi mulut ikan!
7. Identifikasi bentuk mulut ikan yang diamati!

8. Amati bentuk, jumlah dan letak sungut!


9. Amati dan identifikasi bentuk tubuh ikan!

Bentuk tubuh ikan kombinasi:

10. Amati dan identifikasi jenis linea lateralis ikan!


11. Amati jumlah dan jenis sirip ikan serta identifikasi modifikasinya!
12. Amati letak sirip perut dan identifikasi jenisnya!
a. Abdominal
b. Sub-abdominal
c. Thoracic
d. Jugular
13. Amati bentuk bagian ekor dan identifikasikan tipe sirip ekornya!

A. Bentuk sabit E. Bundar/membundar


B. Bercagak F. Meruncing
C. Berpinggiran berlekuk G. Berpinggiran berlekuk kembar
D. Berpinggiran tegak

14. Amati jenis bentuk ekor ikan berdasarkan bentuk luarnya pinna caudalis!

15. Gambarlah bagian ekor ikan tersebut dan dibuat mirip dengan keadaan
aslinya!
16. Amati ciri-ciri khusus pada ikan seperti:
i. Finlet yaitu sirip kecil yg terdapat dibelakang sirip dubur
ii. Scute: Kelopak tebal yang mengeras tersusun seperti genteng
iii. Keel: rigi2 kecil yang terdapat pada bagian ekor
iv. Adifosefin: sirip tambahan yg berupa lapisan lemak yg terdapat
dibelakang sirip punggung
17. Amati warna ikan!
18. Buatlah keterangan pada bagian-bagian tubuh ikan di setiap gambarnya!
Lembar Kerja Praktikum Morfologi

Hari/Tanggal :
Sampel ke :
Nama lokal :
Gambar
ikan
utuh:

Gambar
kepala:

Gambar
ekor:
Keterangan
No. Bagian morfologi Hasil pengamatan
1. Bentuk tubuh
2. Bentuk kepala ikan
3. Bentuk mulut
4. Posisi mulut
5. Letak sungut
6. Bentuk sungut
7. Jumlah sungut
8. Jenis linea lateralis
9. Letak sirip perut
10. Tipe sirip ekor
11. Bentuk ekor
12. Ciri khusus
13. Warna ikan
14. Jenis modikasi sirip
15. Jumlah dan jenis
sirip
Bab 3. Morfometri dan Meristik
A. Tujuan
a. Mengamati morfometri dan meristic ikan
b. Mengidentifikasi ikan dengan pengamatan morfometri dan meristik
B. Alat dan Bahan

Alat:

 Baki bedah
 Kamera
 Pensil
 Jarum penusuk
 Lembar kerja
 Caliper (jangka sorong)

Bahan:

 Ikan air tawar minimal 5 jenis ikan


 Ikan air payau/laut minimal 5 jenis ikan
 Ikan hias minimal 5 jenis ikan
C. Prosedur Morfometri

PT Panjang Total PS Panjang Standar


PK Panjang Kepala TK Tinggi Kepala
TB Tinggi Badan TPE Tinggi Pangkal Ekor
DM Diameter Mata JAM Jarak Antar Mata
LB Lebar Badan PSSD Panjang sebelum Sirip Dorsal
PSSV Panjang Sebelum Sirip Ventral PSSA Panjang Sebelum Sirip Anal
PDSD Panjang Dasar Sirip Dorsal PDSA Panjang Dasar Sirip Anal
PDSP Panjang Dasar Sirip Pectoral PSEA Panjang SIrip Ekor Atas
PSET Panjang Sirip Ekor Tengah PSEB Panjang Sirip Ekor Bawah
TSD Tinggi Sirip Dorsal TSC Tinggi Sirip eor
PH Panjang Hidung PBM Panjang Belakang mata
JMSP Jarak Mulut ke Pangkal Sirip JSVSA Jarak sirip perut ke PAngkal sirip
Pectoral anal
JMSV Jarak mulut ke pangkal sirip ventral JMTI Jarak mulut ke tutup insang
JSASC Jarak sirip anus ke pangkal sirip JMSD Jarak mulut ke pangkal sirip dorsal
ekor
JSDS Jarak sirip penggung ke pangkal
C sirip ekor

1. Panjang standar atau biasa diujur dari bagian kepala atau ujung rahang sampai pelipatan
pangkal sirip ekor
2. Panjang cagak (fork length), dengan mengukur tubuh mulai dari ujung kepala terdepan
sampai ujung bagian luar lekukan cabang sirip ekor.
3. Panjang total, adalah diukur jarak garis lurus mulai ujung kepala yang terdepan dengan
ujung sirip ekor yang paling belakang.
4. Tinggi badan, diukur pada tempat yang tertinggi antara bagian dorsal dengan ventral,
dimana bagian dari dasar sirip yang melewati garis punggung tidak ikut diukur.
5. Tinggi pangkal ekor, pengukuran pada batang ekor dengan memilih pada tujuan yang
tingginya paling terkecil.
6. Panjang sirip ekor tengah, dengan mengukur jarak miring antara ujung dasar sirip dubur
dengan pangkal jari-jari tengah sirip ekor.
7. Panjang dasar sirip dorsal/punggung (PDSD) dan sirip dubur (PDSA), dengan mengukur
jarak antara pangkal jari-jari pertama dengan tempat selaput sirip di belakang jari-jari
terakhir bertemu dengan badan. Jarak ini diukur melalui dasar sirip.
8. Panjang di bagian depan sirip punggung (PSSD), dengan mengukur jarak antara ujung
kepala terdepan sampai ke pangkal jari-jari pertama sirip punggung.
9. Tinggi sirip punggung (TSD) dan sirip dubur (TSA), dengan mengukur mulai dari pangkal
keping pertama sirip sampai ke bagian puncaknya.
10. Panjang sirip dada (PDSP) dan sirip perut (PDSV), dengan mengukur panjang terbesar
menurut arah jari-jari dan diukur dari bagian dasar sirip yang paling depan atau terjauh
dari puncak sirip sampai ke puncak sirip ini. Sambungan sirip berupa rambut atau
benang halus, oleh beberapa ahli juga ikut diukur, sehingga harus lebih waspada.
Pengukuran panjang sirip dada hanya dilakukan jika bentuk sirip dada itu tidak simetris.
11. Panjang jari-jari sirip dada yang terpanjang, pengukuran ini hanya dilakukan jika jari-jari
yang terpanjang terletak di tengah-tengah atau di bagian tengah sirip. Pengukuran
dilakukan mulai dari pertengahan dasar sirip sampai ke ujung jari-jari tersebut. Jika jari-
jari lain yang dimaksudkan dan bukan jari-jari tengah maka hal ini harus dinyatakan.
12. Panjang jari-jari keras dan jari-jari lemah. Panjang jari-jari keras adalah panjang pangkal
yang sebenarnya sampai ke ujung bagian yang keras, walaupun ujung ini masih
disambung oleh bagian yang lemah atau sambungan seperti rambut. Panjang jari-jari
lemah diukur dari pangkal sampai ke ujungnya.
13. Panjang kepala, adalah jarak antara ujung termuka dari kepala hingga ujung terbelakang
dari keping tutup insang. Beberapa peneliti melakukan pengukuran sampai ke pinggiran
terbelakang selaput yang melekat pada tutup insang (membrana branchiostega)
sehingga diperoleh panjang kepala yang lebih besar.
14. Tinggi kepala, merupkan panjang garis tegak antara pertengahan pangkal kepala dan
pertengahan kepala di sebelah bawah.
15. Lebar kepala, merupakan jarak lurus terbesar antara kedua keping tutup insang pada
kedua sisi kepala.
16. Lebar / tebal badan, adalah jarak lurus terbesar antara kedua sisi badan.
17. Panjang hidung, merupakan jarak antara pinggiran terdepan dari hidung atau bibir dan
pinggiran rongga mata sebelah ke depan.
18. Panjang ruang antar mata, merupakan jarak antara pinggiran atas dari kedua rongga
mata (orbita).
19. Panjang bagian kepala di belakang mata, adalah jarak antara pinggiran belakang dari
orbita sampai pinggir belakang selaput keping tutup insang (membrana branchiostega).
20. Tinggi bawah mata, merupakan jarak kecil antara pinggiran bawah orbita dan rahang
atas.
21. Tinggi pipi, merupakan jarak tegak antara orbita dan pinggiran bagian depan keping
tutup insang depan (os preoperculare).
22. Panjang rahang atas, adalah panjang tulang rahang atas yang diukur mulai dari ujung
terdepan sampai ujung terbelakang tulang rahang atas.
23. Panjang rahang bawah, adalah panjang tulang rahang bawah yang diukur mulai dari
ujung terdepan sampai pinggiran terbelakang pelipatan rahang.
24. Lebar bukaan mulut, merupakan jarak antara kedua sudut mulut jika mulut dibuka
selebar-lebarnya

D. Prosedur Meristik
1. Sirip Ikan
a. Amati jari-jari keras: dari bahan tulang, bersifat keras, tidak dapat dibengkokan,
pejal, tidak berbuku-buku, berupa bangunan, seperti duri-duri atau patil
b. Amati jari-jari lunak: Agak bening seperti tulang rawan, berbuku-buku, bercabang,
dan dapat dibengkokan.
c. Penamaan dan penomoran jenis sirip menggunakan huruf seperti:
i. D; untuk sirip dorsal, D1: Sirip dorsal 1, D2: sirip dorsal 2
ii. P: sirip pectoral (dada)
iii. V: sirip ventral (perut)
iv. A: sirip anal, dekat anus
v. C:sirip caudal (ekor)
d. Jari-jari keras digambarkan dengan angka Romawi, sedangkan jari-jari lunak
digambarkan dengan angka arab atau angka biasa. Misalnya suatu sirip punggung
(dorsal) berjari-jari keras 10 dan berjari-jari lunak 8 maka rumus sirip itu menjadi
D.X.8.
e. Ikan yang sebagian jari-jarinya mengeras memiliki rumusan yang berbeda, misalnya
D.4.16-22. Ini berarti bahwa jarijari sirip punggung tersebut, empat di antaranya
mengeras, dan 16-22 jari-jari tetap lunak.
f. Apabila sirip punggung tersebut, terdiri atas dua sirip yang
berbeda, satu berjari-jari keras dan yang lain berjari-jari lunak rumusnya
menjadi D1.X dan D2.8.

2. Sisik Ikan
a. Sisik-sisik pada garis rusuk
Garis rusuk atau gurat sisi (linea lateralis) adalah gambaran seperti
garis yang terdapat pada ke dua sisi tubuh ikan, dibentuk oleh deretan poripori pada
sisik-sisik. Cara menghitung jumlah sisik pada garis rusuk, dimulai dari sisik
pertama paling depan dan berakhir pada pangkal ekor. Pangkal ekor tersebut
dapat ditentukan dengan melipat atau menekuk ekor ikan bersangkutan.
Sisik-sisik yang terletak pada lipatan tersebut maupun pada pangkal ekor
tidak dihitung meskipun sisik-sisik itu berpori.
b. Sisik-sisik di sebelah garis ventral dan dorsal garis rusuk.
Menghitung jumlah sisik bagian dorsal mulai dari tepi
anterior sirip punggung miring ke ventro-caudal ditambah dengan
jumlah sisik pada bagian ventral yang dihitung dari tepi anterior sirip
dubur miring ke dorso-cranial.
c. Sisik-sisik di depan sirip punggung
Jumlah sisik di depan sirip punggung dihitung dari sisik di bagian depan
sirip punggung hingga ke belakang mata.
d. Sisik-sisik pipi
Sisik pipi ialah jumlah baris sisik yang dilewati oleh garis yang ditarik dari mata ke
sudut keping tulang insang depan
e. Sisik di sekeliling badan
Jumlah sisik yang dimaksud adalah jumlah sisik yang dilalui garis melingkar badan
dan terletak langsung di depan sirip punggung.
Lembar Kerja Praktikum Morfometri

Hari/Tanggal :

Sampel :

Nama lokal :

No Fitur Hasil Pengukuran (mm) No Fitur Hasil Pengukuran (mm)


1 PT : 16 PS :
2 PK : 17 TK :
3 TB : 18 TPE :
4 DM : 19 JAM :
5 LB : 20 PSSD :
6 PSSV : 21 PSSA :
7 PDSD : 22 PDSA :
8 PDSP : 23 PSEA :
9 PSET : 24 PSEB :
10 TSD : 25 TSC :
11 PH : 26 PBM :
12 JMSP : 27 JSVSA :
13 JMSV : 28 JMTI :
14 JSASC : 29 JMSD :
15 JSDSC :
Parameter Morfometri :

Paremeter Meristik :

No Parameter Perhitungan
1. Jumlah jari-jari sirip punggung
Keras
Lunak
2. Jumlah jari-jari sirip dada
Keras
Lunak
3. Jumlah jari-jari sirip perut
Keras
Lunak
4. Jumlah jari-jari sirip anus
5. Jumlah jari-jari sirip ekor
6. Jumlah sisik di depan sirip punggung
7. Jumlah sisik di sekeliling badan
8. Jumlah sisik batang ekor
9. Jumlah sisik di linea lateralis
10. Jumlah sisik di atas linea lateralis
11. Jumlah sisik di bawah linea lateralis
Bab 4. Anatomi ikan
A. Tujuan
Tujuan dari praktikum anatomi ikan adalah untuk mengetahui bentuk-bentuk organ
dalam ikan serta melihat posisinya dalam tubuh ikan tersebut.

B. Alat dan Bahan


a. Alat
 Gunting bedah
 Pisau bedah
 Kaca pembesar
 Jarum pentul
 Kamera
 Pensil
b. Bahan
 Ikan gurami
 Ikan nila
 Ikan bawal
 Ikan tongkol
 Ikan kerapu
 Ikan bandeng
 Tisu
C. Prosedur Pembedahan
a. Ikan dimatikan menggunakan gunting bedah dengan menusuk bagian kepalanya
atau leher ikan dipatahkan, kemudian diletakkan di bak prerparat.
b. Tusuk ikan pada bagian mulut, sirip dan ekor dengan jarum pentul agar posisi stabil.
c. Bedah ikan mulai dari bawah mulut sampai ke sirip dada (dekat insang) kemudian ke
atas ke bagian punggung.
d. Kemudian dari bagian atas sirip dada (belakang insang) bedah kea rah ekor lalu ke
bawah melewati anus (depan sirip anus) sehingga bagian perut terbuka. Pastikan isi
perut tidak tergores oleh gunting sehingga organ dalam utuh.
e. Darah yang keluar dari hasil sayatan dibersihkan dengan tisu.
f. Penutup insang disayat sehingga terlihat organ insang.
g. Posisi ikan diatur dan bila perlu dibuang lemak yang menempel pada bagian perut.
h. Foto anatomi organ dalam dan insang.
i. Amati dengan kaca pembesar dan digambar pada lembar kerja praktikum.
j. Bedah organ dalam ikan dan pisah-pisahkan bagian berikut ini:
 Hati
 Empedu
 Lambung dan usus
 Gonad
 Gelembung renang
 Jantung
 Saluran urin
 insang
k. Amati organ-organ tersebut dg kaca pembesar dan didokumentasikan dengan
kamera serta digambar di lembar kerja praktikum.
Lembar Kerja Praktikum Anatomi

Hari/Tanggal :

Sampel ke- :

Nama lokal :

Nama ilmiah :

Gambar Anatomi Keseluruhan:

Keterangan:

1. 9.
2. 10.
3. 11.
4. 12.
5. 13.
6. 14.
7. 15.
8. 16.
Gambar bagian-bagian orang dalam:

Gambar Organ Keterangan


Hati

Empedu

Lambung dan usus

Gonad
Gelembug renang

Jantung

Saluran urin

Insang
Bab 5. Sistem Integumen
A. Tujuan
Mengetahui kulit ikan dan derivat-derivatnya seperti sirip, organ tambahan dan kelenjar
beracun.
B. Alat dan Bahan
a. Alat
i. Pinset
ii. Mikroskop
iii. Kaca pembesar
iv. Baki preparat
b. Bahan
i. Beberapa jenis ikan
C. Prosedur Pengamatan
a. Amati warna dan corak ikan kemudian digambar dan dicatat.
b. Amati keberadaan lendir ikan (kurang berlendir, berlendir, atau sangat berlendir)
c. Cabutlah selembar sisik pada bagian kanan tubuh ikan yang disediakan dengan
menggunakan pinset
d. Bersihkanlah sisik tersebut dari kotoran maupun lendir yang menempel sehingga
tampak transparan.
e. Letakkanlah sisik tersebut di bawah mikroskop atau kaca pembesar, dengan posisi
bagian anterior berada di sebelah kiri dan bagian posterior di sebelah kanan; maka
dengan demikian posisi sisik tetap seperti kedudukan semula sebelum dicabut dari
tubuh ikan
f. Amati sisik ikan di bawah mikroskop dan dkumentasikan. Gambar sisik ikan yang
diamati di bawah mikroskop dan identifikasi jenis sisiknya.
g. Amati ikan dengan mata telanjang atau kaca pembesar apakah memiliki skute atau
keel. Jika ada, dokumentasikan dan gambarkan di lembar kerja praktikum.
h. Iris kulit ikan secara melintang vertikal dan amati di bawah mikroskop.
Lembar Kerja Praktikum Sistem Integumen

Hari/Tanggal :
Sampel ke- :
Nama lokal :
Nama ilmiah :
Habitat :
Warna :
Bentuk permukaan :
Hasil Pengamatan Keterangan
Gambar sisik ikan
Gambar skute dan keel

Gambal kelenjar racun


Bab 6. Sistem Urat Daging
A. Tujuan
 Mengetahui bagian-bagian otot ikan pada dari bagian pangkal hingga ekor ikan.
 untuk melihat dan mengenal letak dan fungsi otot yang bekerja pada bagian-
bagian tertentu dari tubuh ikan.
B. Alat dan Bahan
a. Alat
i. Panci
ii. Kompor
iii. Pisau
iv. Kaca pembesar
v. Pinset
b. Bahan
i. Ikan dengan berat kurang lebih 250 gram
ii. Air
C. Prosedur Pengamatan
a. Air kurang lebih 3 liter direbus hingga mendidih sebelum praktikum dimulai.
b. Ikan dimatikan dengan menekan medulla oblongata dengan gunting bedah
c. Ikan ditempatkan pada baki dengan kepala sebelah kiri dan ekor sebelah kanan
d. Siangi sisik ikan dengan pisau.
e. Kuliti ikan dengan beberapa cara berikut:
i. Penyiraman dengan air panas: Ambillah air panas dan siramkan sedikit demi
sedikit pada bagian yang akan dikuliti. Pengelupasan kulit dimulai pada
seluruh permukaan (lateral) tubuh kemudian bagian kepala dan semua
dasar-dasar sirip.
ii. Tanpa penyiraman dan perendaman air panas: kulit yang menyelimuti otot-
otot dikelupas dengan mempergunakan pinset dan pisau. Iris dengan pisau
tajam kulit ikan tersebut hingga mencapai dasar kulit. Kelupaskan ujung kulit
yang diirisi tersebut dengan pisau, setelah pinset dan kulit sedikit demi
sedikit dibuka/ditarik. Pekerjaan selanjutnya adalah menarik kulit tersebut
dan bagian dasarnya didorong atau ditekan dengan ujung pisau bagian
tumpulnya.
f. Bila kulit sudah terkelupas seluruhnya, blok otot daging akan terlihat kemudian
diamati dan digambar.
g. Tubuh ikan dipotong secara melintang pada bagian perut dan ekor, kemudian
diamati dan digambar bagian epaksial dan hepaksial beserta bagian-bagiannya.
h. Pengamatan otot pada bagian kepala dilakukan dengan membuang terlebih dahulu
beberapa keping tulang.
Lembar Kerja Praktikum Sistem Urat Daging

Hari/Tanggal :

Sampel ke- :

Nama lokal :

Nama ilmiah :

Gambar Urat Daging :

Hasil Pengamatan Keterangan Hasil Pengamatan Keterangan


Blog Otot Daging Segmen 1

Segmen 2 Segmen 3
Bab 7. Sistem Rangka
A. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk memudahkan praktikan dalam memahami bagian-
bagian dari tulang rangka pada tubuh ikan.
B. Alat dan Bahan
a. Alat
i. Baki
ii. Pisau
iii. Pinset
iv. Sikat
v. Kompor
vi. Panci
b. Bahan:
i. Ikan nila
ii. Tongkol
iii. Lele
C. Prosedur Penelitian
a. Ikan diletakkan pada baki dengan posisi kepala sebelah kiri dan ekor sebelah kanan.
b. Ikan disiangi sisiknya kemudian difilet
c. Bersihkan otot-otot pada tubuh ikan dengan pinset dan pisau. Agar semakin bersih
dan hanya bersisa tulang digunakan sikat pada tulang belakang, sirip ekor, ataupun
bagian penyokong tulang insang.
d. Atur tulang sesuai dengan posisinya
e. Gunakan perekat jika terdapat tulang-tulang yang terlepas dari sendinya
f. Rekatkan tulang-tulang pada kertas karton untuk mempermudah dokumentasi dan
identifikasi.
g. Gambarlah rangka ikan tersebut
Lembar Kerja Praktikum Sistem Rangka

Hari/Tanggal :

Sampel ke- :

Nama lokal :

Nama ilmiah :

Gambar Rangka :

Kepala
Keterangan:

Badan
Keterangan:

Ekor
Keterangan:
Rangka
Visceral
Keterangan:
Bab 8. Sistem Pencernaan
A. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengenal bagian-bagian dari alat-alat pencernaan pada
beberapa jenis ikan dan mengetahui posisi organ-organ yang berperan dalam
pencernaan makanan.
B. Alat dan Bahan
a. Alat
i. Gunting bedah
ii. Pinset
iii. Mikroskop
iv. Cawan petri
b. Bahan
i. Ikan herbivora (gurami)
ii. Ikan karnivora (bawal, kerapu)
iii. Ikan omnivore (nila, lele)
C. Prosedur Penelitian
a. Ambillah gunting bedah (dengan ujung runcingtumpul) dan tusukkan bagian yang
runcing ke bagian anus hingga terbentuk lubang kecil.
b. Kemudian gunting dirubah posisinya yang tadi di atas sekarang di bawah. Dengan
posisi ujung gunting tumpul di bawah, guntinglah tubuh ikan ke arah rongga perut
bagian atas, pengguntingan harus hati-hati agar organ-organ dalam tidak rusak
karena tertusuk ataupun robek.
c. Setelah gunting mencapai ujung terdepan dari rongga perut bagian atas (belakang
kepala), gunting diarahkan ke bagian bawah hingga ke dasar perut. Kemudian
bukalah daging yang telah tergunting tersebut dengan cara demikian beberapa
organ tubuh bagian dalam akan terlihat.
d. Untuk dapat melihat alat pencernaan dari mulai faring sampai ke anus, guntinglah
bagian bawah kepala hingga terbelah dua. Dengan cara ini alat
pencernaan bagian depan (pharing dan esophagus) dapat dilihat.
e. Setelah organ pencernaan terlihat, gambarlah untuk mengetahui posisinya
f. Angkat dan keluarkan alat pencernaan dari rongga perut dengan menggunakan
pinset mengikuti prosedur berikut:
i. peganglah bagian esophagus terdepan dengan menggunakan pinset,
kemudian tariklah pelan-pelan ke arah luar
ii. Penarikan saluran pencernaan dilakukan hingga seluruh saluran pencernaan
terangkat (esophagus hingga anus)
iii. Letakkan saluran pencernaan pada cawan patri, kemudian usus ditarik dari
kumparannya (untuk ikan omnivora dan herbivora) dan ukurlah panjang
ususnya.
g. Amati masing-masing segmen dari saluran pencernaan, amati batas antar segmen
dari mulai segmen esophagus hingga segmen rectum.
h. Guntinglah salah satu sisi dari saluran pencernaan mulai dari bagian esophagus
hingga anus. Amatilah di bawah mikroskop stereo, bagian dalam dari saluran
pencernaan tersebut
i. Dengan menggunakan pinset peganglah organ hati dan guntinglah jaringan yang
meningkatkannya dengan bagian esophagus dan lambung bagian depan. Kemudian
angkat keluar dan letakkan pada cawan petri dan amati.
j. Kantung empedu berhubungan dengan hati dan usus depan. Guntinglah saluran
yang menghubungkan antara empedu dengan usus depan. Bersama-sama dengan
organ hati, amatilah bentuk posisi, serta warna dari kantung empedu tersebut.
Lembar Kerja Praktikum Sistem Pencernaan

Hari/Tanggal :

Sampel ke- :

Nama lokal :

Nama ilmiah :

Gambar sistem pencernaan :

Keterangan:

1. 9.
2. 10.
3. 11.
4. 12.
5. 13.
6. 14.
7. 15.
8. 16.
Bab 9. Sistem Pernapasan
A. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengenal organ pernafasan ikan baik yang utama (insang)
maupun tambahan.
B. Alat & Bahan
a. Alat
b. Bahan
i. Ikan lele
ii. Ikan nilem
C. Prosedur Pengamatan
a. Ikan diletakkan pada baki dengan kepala sebelah kiri dan ekor sebelah kanan
b. Guntinglah tulang tutup insang ikan nilem dengan gunting berujung tumpul sehingga
terlihat insangnya.
c. Amatilah insang tersebut dan gambarlah bagian kepala dimana insang tersebut
berada dan sebutkanlah bagian-bagiannya.
d. Ambillah satu lembar insang dan gambarlah serta sebutkan bagian-bagiannya.
Perhatikan bentuk tapis ikannya.
e. Khusus ikan lele:
i. Pada ikan Lele terdapat alat pernafasan tambahan yang disebut arboresen
yang terletak di bagian atas depan insang. Amati saluran penghubung antara
labirin dengan insang. Tunjukkanlah dalam gambar.
ii. Ambillah arboresen tersebut dengan pinset dan gambarlah.
f. Khusus ikan gabus:
i. Pada ikan gabus terdapat alat pernafasan tambahan yang disebut
divertikula. Untuk dapat melihatnya lakukanlah pemotongan dari pinggir
mulut (sudut mulut) ke arah belakang.
ii. Dengan demikian maka mulut bagian bawah dapat dikuakkan dengan
leluasa sehingga lipatanlipatan permukaan rongga dalam pada bagian atas
rongga mulut dapat dilihat. Perhatikanlah divertikula ikan gabus.
Lembar Kerja Praktikum Sistem Pencernaan

Hari/Tanggal :

Sampel : Ikan nilem

Nama lokal :

Nama ilmiah :

Hasil Pengamatan Keterangan


Bagian-bagian insang

Lembaran insang
Lembar Kerja Praktikum Sistem Pencernaan

Hari/Tanggal :

Sampel : Ikan lele

Nama lokal :

Nama ilmiah :

Hasil Pengamatan Keterangan


Bagian-bagian insang

Lembaran insanng

Arboresen

Anda mungkin juga menyukai