PENDAHULUAN
1.2 Latar belakang
Pengukuran linear tubuh dan organ vital adalah prosedur penting dalam
bidang kesehatan dan lmu pengetahuan biologis. Pemeriksaan ini memberikan
pemahaman mendalam tentang dimensi fisik individu serta kesehatan organ vital
mereka. Data yang diperoleh dari pengukuran ini dapat digunakan untuk berbagai
tujuan, termasuk pemantauan kesehatan, diagnosis kondisi medis, dan penilaian
perkembangan fisik.
Pengukuran linear tubuh mencakup penentuan panjang, lebar, dan tinggi
tubuh seseorang. Panjang tubuh, seperti tinggi badan, sering kali digunakan
sebagai parameter dasar untuk mengevaluasi pertumbuhan anak-anak dan remaja.
Lebar tubuh, seperti lingkar.
Pemeriksaan ini memegang peran penting dalam berbagai konteks,
termasuk praktik medis, penelitian ilmiah, olahraga, dan nutrisi. Dalam laporan
ini, kami akan menjelaskan prosedur pengukuran linear tubuh dan organ vital
yang kami lakukan serta hasilnya. Informasi yang diberikan dalam laporan ini
dapat digunakan untuk pemahaman lebih lanjut tentang kesehatan dan
perkembangan fisik subjek yang diperiksa.
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa praktikum dapat menjelaskan dan mengetahui cara-cara
melakukan pengambilan data tentang pengukuran linear tubuh dan organ
vital ternak.
2. Mahasiswa praktikum dapat menjelaskan kriteria ukuran tubuh ternak.
1.3 Manfaat
1
BAB II
MATERI DAN METODE
Ukuran Panjang
a. Panjang kepala ialah jarak (cm) dari puncak kepala sampai ujung moncong.
b. Panjang badan ialah jarak lurus (cm) dari benjolan tulang bahu (pertamuan
tulang scapula dan humerus ) sampai benjolan/ujung tulang duduk/tulang
tapis ( tuber ischii ).
2
c. Panjang kemudi/panjang kelangkang/panjang pelvis ialah jarak lurus (cm)
antara tuber coxae dan tuber ischii pada sisi sama
d. Panjang telinga ialah jarak (cm) antara ujung telinga sampai pangkal telinga
bagian dalam. Dapat diukur dengan penggaris atau pita ukur.
e. Panjang tanduk ialah jarak (cm) antara ujung tanduk sampai ke dasar/pangkal
tanduk. Diukur dengan pita ukur.
Ukuran Lingkar
a. Lingkar dada ialah ukuran (cm) melingkar dada yang diukur tepat di belakang
siku, tegak lurus dengan sumbu tubuh.
b. Lingkar tulang pipa ialah ukuran melingkar yang diukur di tengah- tengah
tulang pipa, yaitu pada bagian yang terkecil dan terbulat. Ukuran tulang pipa
digunakan untuk menilai kekokohan dari ternak terutama ternak kerja.
c. Lingkar tulang pipa ialah ukuran melingkar yang diukur di tengah- tengah
tulang pipa, yaitu pada bagian yang terkecil dan terbulat. Ukuran tulang pipa
digunakan untuk menilai kekokohan dari ternak terutama ternak kerja.
Umur
Kondisi gigi Penjelasan
(tahun)
Gigi seri tetap belum ada yang tumbuh
menggantikan gigi seri susu, atau gigi seri susu
Gigi nol masih lengkap 8 buah. Gigi seri susu berwarna lebih < 1,5
putih dan berukuran jauh lebih kecil daripada gigi
seri tetap. (Gambar 1)
Gigi 2 Gigi seri tetap sudah ada 2 buah/sudah tumbuh 1,5 - 2,5
menggantikan gigi seri susu 2 buah bagian dalam,
3
atau gigi seri susu sisa 6 buah. Pada kondisi ini akan
terlihat jelas ukuran gigi tetap jauh lebih besar
daripada gigi susu.
Gigi seri tetap sudah ada 4 buah/sudah tumbuh
Gigi 4 menggantikan gigi seri susu 4 buah bagian tengah > 2,5 - 3,0
dalam, atau gigi seri susu sisa 4 buah.
Gigi seri tetap sudah ada 6 buah/sudah tumbuh
Gigi 6 menggantikan gigi seri susu 6 buah bagian tengah > 3,0 - 3,5
dalam, atau gigi seri susu sisa 2 buah.
Gigi seri tetap sudah ada 8 buah/sudah tumbuh
Gigi 8 menggantikan gigi seri susu 8 buah bagian tengah > 3,5 - 4
dalam, atau gigi seri susu sudah tergantikan semua.
Gigi seri tetap bagian dalam mulai aus (terasah) >5-6
Gigi seri tetap bagian tengah dalam mulai aus (terasah) >6-7
Gigi seri tetap bagian tengah luar mulai aus (terasah) >7-8
Gigi seri tetap bagian luar mulai aus (terasah) >8
Tabel 2.1 Pendugaaan Umur Berdasarkan Gigi
4
2.2.4 Pendugaan Umur Melalui Cincin Pada Tanduk
Cara menghitung jumlah cincin tanduk dengan penafsiran umur ternak yaitu
menjumlahkan angka dua pada tiap lingkar cincin tanduk dengan rumus sebagai
berikut:
Y=X+2
Dimana: X = jumlah cincin tanduk
Pendugaan umur ternak sapi didasarkan dengan melihat lingkar cincin pada
tanduk.
5
Tabel 2.3 Skala pendugan BCS Ternak Sapi
6
BAB III
HASIL & PEMBAHASAN
3.1 Hasil
3.1.1 Pengukuran Linear Tubuh dan Organ Vital
Pengukuran linear tubuh dan organ vital pada ternak sapi dilakukan dengan
mengukur 2 ternak sapi berjenis kelamin jantan meliputi ukuran tinggi, ukuran
panang dan ukuran lingkar tubuh ternak sapi dan didapati ukuran sebagai berikut:
Ukuran Tinggi Sapi A Sapi B
Tinggi pundak 97 cm 96 cm
Tinggi punggung 102 cm 98 cm
Tinggi pinggang 99 cm 94 cm
Tinggi kemudi 98 cm 97 cm
Tinggi pangkal ekor 96 cm 101 cm
Tabel 3.1 Ukuran Tinggi Ternak
7
Dari hasil pengukuran diatas maka dapat melakukan pendugaan berat
badan ternak menggunakan rumus schoorl dan rumus winter.
Sapi A
Memiliki lingkar dada sebesar 119 cm
2
(119 cm+22)
=
100
2
(141)
=
100
19.881
= 100
= 198,81kg
Jadi bobot badan ternak sapi adalah 198,81kg.
Sapi B
Memiliki lingkar dada sebesar 120 cm
2
(120 cm+22)
=
100
2
(142)
=
100
20.164
= 100
= 201,64kg
Jadi bobot badan ternak sapi adalah 201,64kg.
8
2. Rumus Winter
2
(lingkar dada cm) x ( panjang badan cm)
Bb(kg) =
300
Sapi A
Memiliki lingkar dada sebesar 119 cm panjang badan 72 cm.
2
(119 cm) x (72 cm)
= 300
(14.161)x (72)
= 300
1.019.592
= 300
= 3,398,64
Jadi bobot badan ternak sapi adalah 339,864kg.
Sapi B
Memiliki lingkar dada sebesar 120 cm panjang badan 75 cm.
2
(120 cm) x (75 cm)
= 300
(14.400)x (75)
= 300
1.080.000
= 300
= 3.600
Jadi bobot badan ternak sapi adalah 360 kg.
9
sapi yang kami amati, baik sapi A maupun sapi B memiliki umur sekitar 1,5
tahun.
Sapi A
Sapi A memiliki Pendugaan Body Condition Score sebagai berikut:
Tulang belakang dan tulang iga secara umum tidak terlalu nyata
Tulang belakang dan tulang iga dapat dirasakan dengan adanya
tekanan tangan. Memiliki lapisan lemak sedang.
Tulang hip dan tulang pin terlhiat nyata. Rum terliat datar dan mulai
diisi lemak.
Pangkal ekor terliat agak cembung dan dapat dirasakan adanya
lapisan lemak.
Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa sapi yang diamati memiliki skor
5 dengan Body Condition Score (BCS) 3.
Sapi B
Sapi B memiliki Pendugaan Body Condition Score sebagai berikut:
Tulang belakang dan tulang iga secara umum tidak terlalu nyata,
namun masih memiliki tonjolan. 1-2 tulang iga masi kelihatan.
Tulang belakang dan tulang iga dapat dirasakan dengan adanya
tekanan tangan. Memiliki lapisan lemak tipis.
Tulang hip dan tulang pin terlhiat nyata. Rum terliat datar dan
mulai diisi lemak.terasa adanya lapisan lemak tipis.
Pangkal ekor memiliki lapisan lemak tipis.
10
Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa sapi yang diamati memiliki
skor 4 dengan Body Condition Score (BCS) 3.
3.2 Pembahasan
Dari data diatas dan hasil pengukuran yang tela dilakukan pada sapi A dan
sapi B tunjukan hasil sebagai berikut:
Pendugaan berat badan menggunakan rumus Schrool berbeda
hasilnya dengan menggunakn rumus Winter.
Pada sapi usia 1,5 tahun belum memiliki cinci pada tanduk
Sentosa (2008) menyatakan lingkar dada dapat pula digunakan
sebagai indikator kapasitas tubu sapi, sebab semakin besar lingkar
dada maka organ-organ yang terdapat didalamnya juga semakin
besar seperti paru-paru dan jantung.
11
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Pada praktikum kali ini diharapkan agar ternak yang ada pada kandang
mempunyai rekording yang jelas, agar kedepannya mahasiswa yang melakukan
praktikum pengukuran tubuh pada ternak bisa menggunakannya sebagai
perbandingan data.
12
LAMPIRAN
97 cm 96 cm
T. punggung
102 cm 98 cm
T. pinggang
99 cm 94 cm
13
T. pangkal
ekor
96 cm 101 cm
31 cm
34 cm
L. kepala
18 cm 17 cm
14
P. badan
72 cm 75 cm
P. kemudi
21 cm 24 cm
P. telinga
16 cm 18 cm
P. tanduk
15 cm
20 cm
15
Ukuran Sapi A Sapi B
Lingkara
n
L. dada
119 cm
120 cm
L.tulang
pipa 13 cm
13 cm
L.
scrotum
20 cm 23 cm
16
L. tanduk
13 cm
16 cm
17
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/450163389/LAPORAN-PENGUKURAN
TUBUH-TERNAK-docx
18