Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

“NUTRISI PADA IBU HAMIL DENGAN MASALAH ANEMIA”


MATA KULIAH ILMU GIZI
Dosen pengampu : Mas’adah

Disusun Oleh :
1.Baiq Anggi Andiana
2. Fasha Artha Putri
3. Ghina Azzahra Alam
4. Lalu Muhammad Rizky Alfatihin
5. Nadiya Fahriani
6. Samratul Qalbi Assani
7. Tri Emi Liani

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK


KESEHATAN MATARAM PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN
KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS
TA. 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat,karunia dan
petunjuk-Nya kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah ilmu gizi ini, yang dimana kami
harapkan dapat menjadi pedoman pembelajaran untuk seluruh mahasiswa jurusan keperawatan.

Pada kesempatan kali ini kami mengucapkan terimakasi kepada ibu dosen mata kuliah Ilmu Gizi
yaitu ibu Mas’adah yang telah memberikan bimbingan maupun pengarahan demi
terselesaikannya makalah ini dan terimakasih pula kepada semua pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami tentu menyadari banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan dan penyusunan
makalah ini. Makadari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Mataram, 22 Oktober 2022


Hormat Kami,

Penulis Makalah
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................................3

BAB I PEMBAHASAN

A. KONSEP ANEMIA PADA IBU HAMIL

1.1 Definisi..............................................................................................................4.
1.2 Etiologi..............................................................................................................6
1.3 Klasifikasi Anemia Dalam Kehamilan.............................................................6
1.4 Tanda dan Gejala...............................................................................................
1.5 Patofisiologi.......................................................................................................
1.6 Pemeriksaan Penunjang.....................................................................................
1.7 Penatalaksaan Keperawatan................................................................................

B. PATHWAY

BAB II ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN ANEMIA

2.1 Pengkajian........................................................................................................13
2.2 Diagnosa...........................................................................................................13
2.3 Intervensi..........................................................................................................14
2.4 Implementasi....................................................................................................18
2.5 Evaluasi.............................................................................................................20
BAB III PENUTUP................................................................................................................21

3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................21
3.2 Saran...................................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................23
BAB I
PEMBAHASAN

A. Konsep Anemia Pada Ibu Hamil

1.1 Definisi
Anemia adalah suatu keadaan di mana jumlah eritrosit yang beredar atau
konsentraisi hemoglobin menurun. Sabagai akibat, ada penurunan trasportasi oksigen
dari paru-paru ke jaringan perifer. Selama kehamilan, anemia lazim terjadi dan
biasanya disebabkan oleh difesiensi besi sekunder terhadap kehilangan darah
sebalumnya atau asupan besi yang tidak jarang adekuat.
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya
kurang dari 12 gr% (Wiknjosastro, 2002). Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah
kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau
kadar <10,5 gr% pada trimester II (Saifuddin, 2002). Anemia dalam kehamilan yang
disebabkan karena kekurangan zat besi, jenis pengobatannya relatif mudah, bahkan
murah. Anemia diindikasikan bila hemoglobin ( Hb) kurang dari 12 g/dl pada wanita
yang tidak hamil atau kurang dari 10 g/dl pada wanita hamil.

Center for deases control and prevention(CDC) mendefenisikan anemia


sebagai kadar hemoglobin lebih rendah dari 11 g/dl pada trimester pertama dan
ketiga, dan kurang dari 10,5 d/dL pada trimester kedua(Leveno,2009).
Berdasarkan WHO, anemia pada ibu hamil adalah bila Hb kurang dari 11 gr%
(manuaba, 2007)

1.2 Etiologi
1. Perdarahan (jelas atau samar). Perdarahan yang jelas (dari perdarahan pervagina,
epistaksis dan sebagainya) menjadi penyebab/ keterangan yang nyata untuk anemia.
Perdarahan samar dapat karena perdarahan gastrointestinal yang diperiksa melalui feses.
2. Defesiensi gizi(factor nutrisi). Akibat kurangnya jumlah besi total dalam makanan atau
kualitas besi yang tidak baik( makanan yang mengandung serat, rendah vitamin C. dan rendah
daging)
3. Kebutuhan zat besi yang meningkat untuk prematuritas janin.
4. Gangguan absorbs zat besi seperti gastrektomi, colitis kronis.
5. Ketidaksanggupan sum-sum tulang membentuk sel- sel darah.
6. Kelainan darah.

1.3 Klasifikasi Anemia Dalam Kehamilan


Klasifikasi anemia dalam kehamilan menurut Mochtar (1998), adalah sebagai
berikut:
1. Anemia Defisiensi Zat Besi
Anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah. Pengobatannya
yaitu, keperluan zat besi untuk wanita hamil, tidak hamil dan dalam laktasi yang
dianjurkan adalah pemberian tablet besi.
a. Terapi Oral adalah dengan memberikan preparat besi yaitu fero sulfat, fero
glukonat atau Na-fero bisirat. Pemberian preparat 60 mg/ hari dapat menaikan kadar
Hb sebanyak 1 gr%/ bulan. Saat ini program nasional menganjurkan kombinasi 60
mg besi dan 50 nanogram asam folat untuk profilaksis anemia (Saifuddin, 2002).
b. Terapi Parenteral baru diperlukan apabila penderita tidak tahan akan zat besi
per oral, dan adanya gangguan penyerapan, penyakit saluran pencernaan atau masa
kehamilannya tua (Wiknjosastro, 2002). Pemberian preparat parenteral dengan
ferum dextran sebanyak 1000 mg (20 mg) intravena atau 2 x 10 ml/ IM pada gluteus,
dapat meningkatkan Hb lebih cepat yaitu 2 gr% (Manuaba, 2001).
Untuk menegakan diagnosa Anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan
anamnesa. Hasil anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata
berkunang-kunang dan keluhan mual muntah pada hamil muda. Pada pemeriksaan
dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat sachli, dilakukan
minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I dan III. Hasil pemeriksaan Hb
dengan sachli dapat digolongkan sebagai berikut:
1) Hb 11 gr% : Tidak anemia
2) Hb 9-10 gr% : Anemia ringan
3) Hb 7 – 8 gr%: Anemia sedang
4) Hb < 7 gr% : Anemia berat
Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekatai 800 mg. Kebutuhan
ini terdiri dari, sekitar 300 mg diperlukan untuk janin dan plasenta serta 500 mg lagi
digunakan untuk meningkatkan massa haemoglobin maternal. Kurang lebih 200 mg
lebih akan dieksresikan lewat usus, urin dan kulit. Makanan ibu hamil setiap 100
kalori akan menghasilkan sekitar 8–10 mg zat besi. Perhitungan makan 3 kali
dengan 2500 kalori akan menghasilkan sekitar 20–25 mg zat besi perhari. Selama
kehamilan dengan perhitungan 288 hari, ibu hamil akan menghasilkan zat besi
sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi masih kekurangan untuk wanita hamil
(Manuaba, 2001).
2. Anemia Megaloblastik
Anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan asam folik, jarang sekali
karena kekurangan vitamin B12.
Pengobatannya:
a. Asam folik 15 – 30 mg per hari
b. Vitamin B12 3 X 1 tablet per hari
c. Sulfas ferosus 3 X 1 tablet per hari
d. Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban sehingga dapat
diberikan transfusi darah.
3. Anemia Hipoplastik
Anemia yang disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang, membentuk sel
darah merah baru. Untuk diagnostik diperlukan pemeriksaan-pemeriksaan
diantaranya adalah darah tepi lengkap, pemeriksaan pungsi ekternal dan pemeriksaan
retikulosi.
4. Anemia Hemolitik
Anemia yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah merah yang
lebih cepat dari pembuatannya. Gejala utama adalah anemia dengan kelainan-
kelainan gambaran darah, kelelahan, kelemahan, serta gejala komplikasi bila terjadi
kelainan pada organ-organ vital.
Pengobatannya tergantung pada jenis anemia hemolitik serta penyebabnya.
Bila disebabkan oleh infeksi maka infeksinya diberantas dan diberikan obat-obat
penambah darah. Namun pada beberapa jenis obat-obatan, hal ini tidak memberi
hasil. Sehingga transfusi darah berulang dapat membantu penderita ini.

1.4 Tanda dan Gejala Anemia Pada Ibu Hamil


• Ibu mengeluh cepat lelah,
• Sering pusing,
• Mata berkunang-kunang,
• Malaise,
• Lidah luka,
• Nafsu makan turun (anoreksia),
• Konsentrasi hilang,
• Nafas pendek (pada anemia parah); dan
• Keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda.

1.5 Patofisiologi Anemia Pada Ibu Hamil

1. Kadar hemoglobin untuk wanita tidak hamil biasanya adalah 13,5 g/dL. Namun
kadar hemoglobin selama trimester kedua dan ketiga kehamilan berkisar 11,6 g/dL
sebagai akibat pengenceran darah ibu karena peningkatan volume plasma. Ini disebut
sebagai anemia fisiologis dan merupakan keadaan yang normal selama kehamilan.
2. Selama kehamilan, zat besi tidak dapat dipenuhi secara adekuat dalam makanan
sehari- hari. Zat dalam makanan seperti susu, teh dan kopi menurunkan absorbs besi.
Selama kehamilan, tambahan zat besi diperlukan untuk meningkatkan sel- sel darah
ibu dan transfer ke janin untuk penyimpanan dan produksi sel- sel darah merah.
Janin harus menyimpan cukup zat besi pada 4 sampai 6 bulan terkhir setelah
kelahiran.
3. Selama trimester ketiga, jika asupan zat besi wanita tersebut tidak memadai,
hemoglobin tidak akan meningkat sampai nilai 12,5 g/dL dan dapat terjadi anemia
karena nutrisi. Ini akan mengakibatkan penurunan transfer zat besi kejanin.
4. Hemoglobinopati, seperti thalasemia, penyakit sel sabit, dan G-6-PD
mengakibatkan anemia melalui hemolisis atau peningkatan penghancuran sel- sel
darah merah.
5. Secara umum dengan kehilangan zat besi hal ini akan menyebabkan cadangan
besi menurun. Apabila cadangan kosong, maka keadaan ini disebut iron depleted
state. Apabila kekurangan besi berlanjut terus, maka penyediaan besi untuk
eritropoesis berkurang, sehingga menimbulkan gangguan pada bentuk eritrosit, tetapi
anemia secara klinik belum terjadi, keadaan ini disebut iron deficient erythropoesis.
Selanjutnya timbul anemia hipokromik mikrositer, sehingga disebut sebagai iron
deficiency anemia. Pada saat ini juga terjadi kekurangan besi pada epiter serta
beberapa enzim yang dapat menimbulkan manifestasi anemia.

Anda mungkin juga menyukai