Disusun Oleh :
1.Baiq Anggi Andiana
2. Fasha Artha Putri
3. Ghina Azzahra Alam
4. Lalu Muhammad Rizky Alfatihin
5. Nadiya Fahriani
6. Samratul Qalbi Assani
7. Tri Emi Liani
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat,karunia dan
petunjuk-Nya kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah ilmu gizi ini, yang dimana kami
harapkan dapat menjadi pedoman pembelajaran untuk seluruh mahasiswa jurusan keperawatan.
Pada kesempatan kali ini kami mengucapkan terimakasi kepada ibu dosen mata kuliah Ilmu Gizi
yaitu ibu Mas’adah yang telah memberikan bimbingan maupun pengarahan demi
terselesaikannya makalah ini dan terimakasih pula kepada semua pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami tentu menyadari banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan dan penyusunan
makalah ini. Makadari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis Makalah
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................................3
BAB I PEMBAHASAN
1.1 Definisi..............................................................................................................4.
1.2 Etiologi..............................................................................................................6
1.3 Klasifikasi Anemia Dalam Kehamilan.............................................................6
1.4 Tanda dan Gejala...............................................................................................
1.5 Patofisiologi.......................................................................................................
1.6 Pemeriksaan Penunjang.....................................................................................
1.7 Penatalaksaan Keperawatan................................................................................
B. PATHWAY
2.1 Pengkajian........................................................................................................13
2.2 Diagnosa...........................................................................................................13
2.3 Intervensi..........................................................................................................14
2.4 Implementasi....................................................................................................18
2.5 Evaluasi.............................................................................................................20
BAB III PENUTUP................................................................................................................21
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................21
3.2 Saran...................................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................23
BAB I
PEMBAHASAN
1.1 Definisi
Anemia adalah suatu keadaan di mana jumlah eritrosit yang beredar atau
konsentraisi hemoglobin menurun. Sabagai akibat, ada penurunan trasportasi oksigen
dari paru-paru ke jaringan perifer. Selama kehamilan, anemia lazim terjadi dan
biasanya disebabkan oleh difesiensi besi sekunder terhadap kehilangan darah
sebalumnya atau asupan besi yang tidak jarang adekuat.
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya
kurang dari 12 gr% (Wiknjosastro, 2002). Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah
kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau
kadar <10,5 gr% pada trimester II (Saifuddin, 2002). Anemia dalam kehamilan yang
disebabkan karena kekurangan zat besi, jenis pengobatannya relatif mudah, bahkan
murah. Anemia diindikasikan bila hemoglobin ( Hb) kurang dari 12 g/dl pada wanita
yang tidak hamil atau kurang dari 10 g/dl pada wanita hamil.
1.2 Etiologi
1. Perdarahan (jelas atau samar). Perdarahan yang jelas (dari perdarahan pervagina,
epistaksis dan sebagainya) menjadi penyebab/ keterangan yang nyata untuk anemia.
Perdarahan samar dapat karena perdarahan gastrointestinal yang diperiksa melalui feses.
2. Defesiensi gizi(factor nutrisi). Akibat kurangnya jumlah besi total dalam makanan atau
kualitas besi yang tidak baik( makanan yang mengandung serat, rendah vitamin C. dan rendah
daging)
3. Kebutuhan zat besi yang meningkat untuk prematuritas janin.
4. Gangguan absorbs zat besi seperti gastrektomi, colitis kronis.
5. Ketidaksanggupan sum-sum tulang membentuk sel- sel darah.
6. Kelainan darah.
1. Kadar hemoglobin untuk wanita tidak hamil biasanya adalah 13,5 g/dL. Namun
kadar hemoglobin selama trimester kedua dan ketiga kehamilan berkisar 11,6 g/dL
sebagai akibat pengenceran darah ibu karena peningkatan volume plasma. Ini disebut
sebagai anemia fisiologis dan merupakan keadaan yang normal selama kehamilan.
2. Selama kehamilan, zat besi tidak dapat dipenuhi secara adekuat dalam makanan
sehari- hari. Zat dalam makanan seperti susu, teh dan kopi menurunkan absorbs besi.
Selama kehamilan, tambahan zat besi diperlukan untuk meningkatkan sel- sel darah
ibu dan transfer ke janin untuk penyimpanan dan produksi sel- sel darah merah.
Janin harus menyimpan cukup zat besi pada 4 sampai 6 bulan terkhir setelah
kelahiran.
3. Selama trimester ketiga, jika asupan zat besi wanita tersebut tidak memadai,
hemoglobin tidak akan meningkat sampai nilai 12,5 g/dL dan dapat terjadi anemia
karena nutrisi. Ini akan mengakibatkan penurunan transfer zat besi kejanin.
4. Hemoglobinopati, seperti thalasemia, penyakit sel sabit, dan G-6-PD
mengakibatkan anemia melalui hemolisis atau peningkatan penghancuran sel- sel
darah merah.
5. Secara umum dengan kehilangan zat besi hal ini akan menyebabkan cadangan
besi menurun. Apabila cadangan kosong, maka keadaan ini disebut iron depleted
state. Apabila kekurangan besi berlanjut terus, maka penyediaan besi untuk
eritropoesis berkurang, sehingga menimbulkan gangguan pada bentuk eritrosit, tetapi
anemia secara klinik belum terjadi, keadaan ini disebut iron deficient erythropoesis.
Selanjutnya timbul anemia hipokromik mikrositer, sehingga disebut sebagai iron
deficiency anemia. Pada saat ini juga terjadi kekurangan besi pada epiter serta
beberapa enzim yang dapat menimbulkan manifestasi anemia.