“PEMERIKSAAN
CARDIOVASKULERPULMONAL (ASMA)”
DISUSUN OLEH:
ANDI YULIANA KAMALUDDIN PO714241181006
D.IV FISIOTERAPI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 6
DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
2.1 LATAR BELAKANG........................................................................................................................4
2.2 RUMUSAN MASALAH...................................................................................................................4
2.3 TUJUAN........................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................6
2.1 ANATOMI FISIOLOGI KARDIOVASKULAR PULMONAL..................................................................6
2.2 DEFINISI ASMA...........................................................................................................................15
2.3 PATOFISIOLOGI ASMA...............................................................................................................16
2.4 ETIOLOGI ASMA.........................................................................................................................16
2.5 DIAGNOSA ASMA.......................................................................................................................17
2.6 KLASIFIKASI ASMA.....................................................................................................................18
2.7 KOMPLIKASI ASMA....................................................................................................................18
2.8 PEMERIKSAAN DAN INTERVERENSI FT PADA PENDERITA ASMA...............................................18
BAB III......................................................................................................................................................25
PENUTUP.................................................................................................................................................25
3.1 KESIMPULAN..........................................................................................................................25
3.2 SARAN :............................................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................26
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
sistem tertutup artinya darah yang ditransportasikan akan berada di dalam
jantung dan pembuluh darah, tidak dialirkan ke luar pembuluh darah.
Berdasarkan arah aliran darah maka pembuluh darah dapat
dikelompokkan menjadi dua. Pertama adalah pembuluh darah yang
meninggalkan jantung (arteri) dan pembuluh darah yang menuju jantung
(vena). Berdasarkan ukuran penampangnya (diameter) maka pembuluh
darah (arteri dan vena) dapat dikelompokkan menjadi pembuluh darah
besar, sedang, dan kecil. Contoh pembuluh arteri besar adalah aorta, a.
iliaca commonis; pembuluh arteri sedang adalah a. tibialis, a. radialis;
sedangkan contoh vena besar adalah v. cafa superior dan inferior. Diantara
pembuluh darah arteri kecil (arteriole) dan vena kecil (venule) akan
terdapat saluran kecil yang disebut pembuluh kapiler. Pembuluh kapiler
ini menghubungkan bagian pembuluh darah arteri dan vena. Pembuluh
kapiler ini memiliki struktur histologis tertentu.
2.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui Anatomi jantung
2. Untuk mengetahui Definisi asma
3. Untuk mengetahui Patofisiologi asma
4. Untuk mengetahui Epidemiologi asma
5. Untuk mengetahui Etiologi asma
5
6. Untuk mengetahui Diagnosis asma
7. Untuk mengetahui Pemeriksaan FT pada asma
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
sedemikian sehingga mereka membuka dan menutup secara pasif
akibat perbedaan tekanan, serupa dengan pintu satu arah.Empat katup
jantung mengalirkan darah ke arah yang benar dan mencegah darah
mengalir dalam arah sebaliknya.
8
Katup atrioventrikular (AV) kanan dan kiri mengarahkan darah
dari atrium ke ventrikel selama diastol dan mencegah aliran balik
darah dari ventrikel ke atrium selama sistol.Katup semilunaris aorta
dan pulmonal masing-masing meng-arahkan dari ventrikel ke aorta
dan arteri pulmonaris selama sistol dan mencegah aliran balik darah
dari kedua pembuluh utama ini ke ventrikel selama diastol.
9
Dinding jantung memiliki tiga lapisan tersendiri:
1) Suatu lapisan tipis di bagian dalam, endotel, yaitu jenis suatu
jaringan epitel unik yang melapisi bagian dalam seluruh sistem
sirkulasi.
2) Suatu lapisan tengah, miokardium, yang terdiri dari otot
jantung dan membentuk bagian terbesar dinding jantung (mio
artinya "otot")
3) Suatu lapisan tipis di bagian luar, epikardium, yang
membungkus jantung (epi artinya "pada")
1. Pembuluh Darah (Vaskuler)
Pembuluh darah merupakan saluran untuk mengarahkan dan
menyebarkan darah dari jantung ke semua bagian tubuh dan kemudian
dikembalikan ke jantung.Pembuluh darah terkecil dirancang otot untuk
pertukaran cepat bahan-bahan antara sel sekitar dengan darah di dalam
pembuluh. Pembuluh darah mengangkut dan mendistribusikan darah
yang dipompa oleh jantung untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan
oksigen dan penghantaran nutrien pembuangan zat sisa, dan
penghantaran sinyal hormone.
a. Arteri
Arteri adalah saluran bergaris tengah besar dan beresistensi
rendah dari jantung ke organ.
10
Jantung berkontraksi secara bergantian untuk memompa darah
ke dalam arteri dan kemudian melemas untuk diisi oleh darah
vena.Ketika jantung melemas dan terisi kembali, tidak ada darah
yang dipompa keluar.Namun, aliran darah kapiler tidak
berfluktuasi antara sistol dan diastol jantung—yaitu, darah terus
mengalir melalui kapiler yang mendarahi organ-organ.Gaya
pendorong bagi aliran darah yang terus-menerus ke organ
sewaktu relaksasi jantung ini dihasilkan oleh sifat elastik dinding
arteri.
Arteri juga berfungsi sebagai reservoir tekanan.Karena sifat
elastisnya, akibat serat elastinnya yang banyak, arteri
mengembang untuk mengakomodasi volume ekstra darah yang
dipompa ke dalamnya oleh kontraksi jantung dan kemudian
mengalami rekoil untuk terus mendorong darah ketika jantung
berelaksasi. Arteri dikhususkan untuk (1) berfungsi sebagai
saluran transit-cepat bagi darah dari jantung ke berbagai organ
(karena jari-jarinya yang besar, arteri tidak banyak menimbulkan
resistensi terhadap aliran darah) dan (2) berfungsi sebagai
reservoir tekanan untuk menghasilkan gaya pendorong bagi
darah ketika jantung dalam keadaan relaksasi.
11
Tekanan sistol (rerata 120 mm Hg) adalah tekanan puncak
yang ditimbulkan oleh semburan darah terhadap dinding
pembuluh sewaktu sistol jantung.Tekanan diastol (rerata 80 mm
12
c. Kapiler
Kapiler yang berdinding tipis, berjari-jari kecil, dan bercabang
luas ini adalah tempat ideal bagi pertukaran antara darah dan sel
jaringan sekitar.
13
menyimpan volume darah yang lebih banyak sehingga berfungsi
sebagai reservoir darah yaitu ketika kebutuhan akan darah
rendah, vena dapat Menyimpang kelebihan. Kapasitas vena
untuk menampung darah dapat berubah banyak dengan sedikit
perubahan pada tekanan vena.Saat istirahat, vena menampung
lebih dari 60% volume darah total.
Katup vena satu-arah memastikan bahwa darah terdorong ke
arah jantung dan tidak mengalir balik ke jaringan
2. Paru-Paru (Pulmonal)
Paru-paru manusia terletak pada rongga dada, bentuk dari
paruparu adalah berbentuk kerucut yang ujungnya berada di atas
tulang iga pertama dan dasarnya berada pada diafragma.Paru terbagi
menjadi dua yaitu bagian yaitu, paru kanan dan paru kiri.Paru-paru
kanan mempunyai tiga lobus sedangkan paru-paru kiri mempunyai dua
lobus.Setiap paruparu terbagi lagi menjadi beberapa sub-bagian,
terdapat sekitar sepuluh unit terkecil yang disebut bronchopulmonary
segments.Paru-paru bagian kanan dan bagian kiri dipisahkan oleh
sebuah ruang yang disebut mediastinum (Evelyn, 2009).
14
Paru-paru manusia dibungkus oleh selaput tipis yang bernama
pleura.Pleura terbagi menjadi pleura viseralis dan pleura
pariental.Pleura viseralis yaitu selaput tipis yang langsung
membungkus paru, sedangkan pleura parietal yaitu selaput yang
menempel pada rongga dada.Diantara kedua pleura terdapat rongga
yang disebut cavum pleura (Guyton, 2007).
Menurut Alsagaff (2015) sistem pernapasan terbagi menjadi
dari dua proses, yaitu inspirasi dan ekspirasi. Inspirasi adalah
pergerakan dari atmosfer ke dalam paru, sedangkan ekspirasi adalah
pergerakan dari dalam paru ke atmosfer. Agar proses ventilasi dapat
berjalan lancar dibutuhkan fungsi yang baik pada otot pernafasan dan
elastisitas jaringan paru. Otot-otot pernafasan dibagi menjadi dua yaitu
:
a) O
t
o
t
15
inspirasi yang terdiri atas, otot interkostalis eksterna,
sternokleidomastoideus, skalenus dan diafragma.
b) Otot-otot ekspirasi adalah rektus abdominis dan
interkostalis internus.
Fungsi utama dari paru-paru adalah untuk pertukaran gas antara darah
dan atmosfer.Pertukaran gas tersebut bertujuan untuk menyediakan
oksigen bagi jaringan dan mengeluarkan karbon dioksida. Kebutuhan
oksigen dan karbon dioksida terus berubah sesuai dengan tingkat
aktivitas dan metabolisme seseorang, akan tetapi pernafasan harus
tetap dapat berjalan agar pasokan kandungan oksigen dan karbon
dioksida bisa normal (Jayanti, 2013).
Udara yang dihirup dan masuk ke paru-paru melalui sistem
berupa pipa yang menyempit (bronchi dan bronkiolus) yang bercabang
di kedua belah paru-paru utama (trachea).Pipa tersebut berakhir di
gelembunggelembung paru-paru (alveoli) yang merupakan kantong
udara terakhir dimana oksigen dan karbondioksida dipindahkan dari
tempat dimana darah mengalir.Ada lebih dari 300 juta alveoli di dalam
paru-paru manusia dan bersifat elastis.Ruang udara tersebut dipelihara
dalam keadaan terbuka oleh bahan kimia surfaktan yang dapat
menetralkan kecenderungan alveoli untuk mengempis (Yunus, 2007).
Menurut Guyton (2007) untuk melaksanakan fungsi tersebut,
pernafasan dapat dibagi menjadi empat mekanisme dasar, yaitu :
a) Ventilasi paru yang berfungsi untuk proses masuk dan
keluarnya udara antara alveoli dan atmosfer.
b) Difusi dari oksigen dan karbon dioksida antara alveoli
dan darah.
c) Transport dari pasokan oksigen dan karbon dioksida
dalam darah dan cairan tubuh ke dan dari sel. d.
Pengaturan ventilais pada sistem pernapasan.
16
Pada waktu menarik nafas atau inspirasi maka otot-otot
pernapasan berkontraksi, tetapi pengeluaran udara pernafasan dalam
proses yang pasif. Ketika diafragma menutup, penarikan nafas melalui
isi rongga dada kembali memperbesar paru-paru dan dinding badan
bergerak hingga diafragma dan tulang dada menutup dan berada pada
posisi semula (Evelyn, 2009).
17
untuk karbondioksida. Difusi dapat terjadi dari daerah yang bertekanan
tinggi ke tekanan rendah.Ada beberapa faktor yang berpengaruh pada
difusi gas dalam paru yaitu, faktor membran, faktor darah dan faktor
sirkulasi. Selanjutnya adalah proses transportasi, yaitu perpindahan gas
dari paru ke jaringan dan dari jaringan ke paru dengan bantuan aliran
darah (Guyton, 2007).
18
Akibat hipereaksi bronkus dan rangsangan dari luar berupa
allergen yang merupakan faktor lingkungan. Serangan asma pertama kali
menyerang otot bronkus sehingga saluran napas menjadi spasme,lalu
terjedai hyperemia karena adanya peradangan pada dinding mucosa dari
bronchus. Produksi mucosa meningkat dan bisa menyumbat bronchus
sehingga ventilasi alveolus berkurang. Radang saluran pernapasan
bronkontriksi menyebabkan saluran pernapasan menyempit dan sesak
napas yang diikuti dengan suara wheezing.\
19
jika terpapar dengan faktor pencetus. Selain itu hipersensivitas
saluran pernapasannya juga bisa diturunkan.
b) Faktor presipitas
- Alergen
Dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
o Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan.
Ex : debu,bulu bintang, serbuk bunga, spora jamur,
bakteri dan polusi.
o Ingestan, yang masuk melalui mulut
Ex : makanan dan obat obatan
o Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit.
Ex : perhiasan, logam dan jam.
- Perubahan cuaca
Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin
sering mempengaruhi asma. Atmosfir yang mendadak dingin
merupakan faktor pemicu terjadinya serangan asma. Kadang-
kadang serangan berhubungan dengan musim, seperti : musim
hujan, musim kemarau, musim bunga. Hal ini berhubungan
dengan arah angin, serbuk bunga dan debu.
20
pribadinya. Karena jika stressnya belum diatasi maka gejala
asmanya belum bisa diobati.
- Lingkungan kerja
Mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya
serangan asma. Hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja.
Misalnya orang yang bekerja di laboratorium hewan, indukstru
tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas. Gejala ini membaik pada
waktu libur dan cuti.
21
2. Faktor pencetus (inciter) dapat berupa iritan (debu) pendinginan saluran
nafas, alergen dan emosi, sedangkan perangsang (inducer) berupa kimia,
infeksi dan alergen.
3. Pemeriksaan fisik sesak nafas (dyspnea), mengi, nafas cuping hidung pada
saat inspirasi (anak), bicara terputus putus, agitas, hiperinflasi toraks,
lebih suka posisi duduk. Tanda-tanda lain sianosis, ngantuk susah bicara,
takikardi dan hiperinflasi torak.
4. Pemeriksaan uji fungsi paru sebelum dan sesudah pemberian metakolin
atau bronkodilator sebelum dan sesudah olahraga dapat membantu
menegakkan diagnosis asma.
1. Asma alergic
Disebabkan oleh allergen / allergen-alergen yang dikenal (misal: serbuk sari
binatang, amarah, makanan, jamur) Kebanyak allergen terdapat di udara dan
musiman. Pasien dengan asma allergic biasanya mempunyai riwayat keluarga
yang allergic dan riwayat medis masa lalu eczema / rhinitis
allergic.Pemajanan terhadap allergen mencetuskan serangan asma.Anak-anak
dengan asma allergic sering dapat mengatasi kondisi sampai masa remaja.
2. Asma idiopatik / non allergic
Tidak berhubungan dengan allergen spesifik.Faktor-faktor seperti common
cold, infeksi traktus respiratorius, latihan, emosi, dan polutan lingkungan
dapat mencetuskan serangan.Beberapa agen farmakologi, seperti aspirin dan
22
agen anti inflamasi nonsteroid lain, antagonis beta - adrenergic, dan agen
sulfit (pengawet makanan), juga mungkin menjadi faktor.Serangan asma
idiopatik atau non allergic menjadi lebih berat dan sering sejalan dengan
berlalunya waktu dan dapat berkembang menjadi bronchitis kronis dan
emfisema.
3. Asma Gabungan
Adalah bentuk asma yang paling umum.Asma ini mempunyai karakteristik
dar bentuk allergic maupun bentuk ideopatic atau non allergic.
a. Bronchitis kronik
b. Emphysema
c. PPOK
23
Jenis kelamin : Laki-Laki
Pekerjaan : buruh pabrik semen
Alamat : Jl. Paccerakkang No.23, Daya. Makassar
b. Khusus
Keluhan utama : sesak nafas
Lama keluhan : 8 bulan yang lalu
Pajanan : debu
Hubungan pajanan dengan penyakit : asma dipicu oleh
beberapa faktor, salah satunya faktor prepitasi atau alergen
yang masuk melalui saluran pernapasa (inhalasi), dan debu
adalah salah satu bentuk alergen yang sangat sering memicu
terjadinya penyakit asma.
Pajanan cukup besar :
1. Dibagian pengolahan kadar debu melalui NAB
2. Tidak menggunakan masker
Apa gejala asma hanya kena pada tuan X saja? Tidak
Adakah teman yang satu bagian yang sakit seperti tuan X? 2
teman tuan X juga menderita penyakit asma
Apa selain di pabrik tepung pernah terpajan debu-debu
lainnya? Tidak
Apa ini PAK atau bukan PAK? Asma kerja karena terpajan
debu semen yang berlebih saat bekerja dibagian pengolahan
pabrik semen
Mukus
o Jumlah : 120 ml
o Warna : putih bening (jernih)
o Kekentalan : cair dan berbusa
24
2. Pemeriksaan vitall sign
Pemeriksaan vitall sign terdiri atas pemeriksaan denyut nadi,
frekuensi napas, suhu, dan tekanan darah. Temuan pemeriksaan adalah
frekuensi napas yang meningkat (tachypnea) dan tachycardia.
Denyut nadi : 72 x/menit
Pernapasan : 35 x/menit
Suhu : 35,5 C
Tekanan darah : 120/80 MmHg
3. Inspeksi
a. Regio kepala dan leher :
o Ekspresi wajah menunjukkan kecemasan dan gelisah, serta
tampak pucat
o Ditemukan hiperarthropi otot-otot accessory muscle tanda
adanya penggunaan otot yang berlebihan
o Adanya ceanosis pada ujung jari dan bibir yang diakibatkan
karena kurangnya suplai oksigen dalam darah
25
o Bahu nampak sedikit elevasi dan protraksi bahu dikarenakan
pada saat ekspirasi selalu menguunakan otot aksesoris
pernapasan (scalene, sterno cledomastoideus)
o Postur tubuh laen forward
o Bentuk thoraks barrel chest antero posterior 2:1
c. Pola napas
o Penderita berusaha untuk bernapas dalam ekspirasi memanjang
diikuti bunyi mengi (wheezing)
4. Palpasi
Pada palpasi dikaji tentang kesimetrisan, ekspansi dan taktil fremitus.
a. Kesimetrisan chest
26
Palpasi dilakukan dengan menempatkan kedua telapak tangan
pada dinding dada untuk memeriksa setiap sisi pengembangan
(ekspansi ) thorax selama inspirasi dan ekspirasi. Pada pemeriksaan ini
akan di elevasi tentang pengembangan (ekspansi) thorax selama
inspirasi dan ekspirasi. Pada pemeriksaan ini akan di evaluasi tentang
pengembangan ketiga area lobus dengan cara :
o Cek ekspansi upper lobus : pasien dalam posisi duduk,
therapist dihadapannya lalu tempat kedua ujung thumb pada
mid sterna line di sternal notch, jari-jari diluruskan diatas
clavicula lalu anjurkan pasien ekspirasi maksimal lalu diikuti
inspirasi maksimal dan dalam.
o Cek ekspansi midle lobus : posisi pasien tetap seperti poin
diatas. Letakkan kedua ujung thumb di processus xyphoideus
dan jari-jari kearah lateral costa lalu anjurkan pasien ekspirasi
maksimal kemudian inspirasi dalam.
o Cek ekspansi lower lobus : posisi pasien tetap seperti kedua
poin diatas, kemudian letakkan kedua ujung thumb dibelakang
pada processus spinosus vertebra setinggi lower costa, lalu
anjurkan pasien ekspirasi maksimal kemudian inspirasi dalam.
27
b. Taktil Fremitus
Palpasi dilakukan dengan melakukan uji fremitus pada dinding dada palpasi.
Palpasi dilakukan dengan meletakkan kedua telapak tangan kita menempel
pada dinding thoraks. Misalnya melakukan palpasi pada dada posterior atau
punggung, pasien di suruh berucap kata-kata seperti “99” dengan nada yang
sedang, kemudian secara simetris dibandingkan getaran yang timbul pada
dinding thoraks yang dirasakan pada kedua telapak tangan.Tangan kita
sebagai pemeriksa kata-kata yang diucapkan menimbulkan getaran yang dapat
dirasakan pada kedua telapak tangan.
28
Keadaan klinis yang mengurangi penghantaran gelombang suara ini akan
mengurangi fremitus taktil. Jika ada jaringan lemak yang berlebihan di dada,
udara atau cairan di dalam rongga dada, atau paru-paru yang mengembang
secara berlebihan, fremitus taktil akan melemah.
Pemeriksaan Fisik
4. Auskultasi
auskultasi paru dilakukan dilaksanakan secara indirect yaitu dengan memakai
stetoskop. Posisi pasien sebaiknya duduk seperti melakukan perkusi, jika
pasien tidak bisa duduk auskultasi dapat dilakukan dalam posisi tidur.Pasien
dapat disuruh bernapas dengan mulut, tidak melalui hidung. Yang diperiksa
pada saat alkulturasi adalah:
Suara nafas/bunyi pernapasan
Wheezing
Pleura Friction ( bunyi gesekan pleura )
Voice sounds ( bunyi bersuara )
untuk mendengar suara nafas, maka perhatikan intensitas, durasi dan pitch ( nada )
dari inspirasi dibandingkan dengan ekspirasi. Pada orang sehat maka dapat di dengar
suara nafas yaitu fase vesikuler trakeal, bronkial dan bronkovesikuler.
29
Bunyi pernapasan trakeal adalah bunyi yang sangat kasar, keras dan dengan
nada tinggi yang terdengar pada bagian trakea extratoraks. Kedua komponen
baik inspirasi maupun ekspirasi sama panjangnya.
Bunyi pernapasan bronkial adalah bunyi yang keras dengan nada tinggi,
seperti udara mengalir melalui pipa . Komponen ekspirasinya lebih keras dan
lebih lama dibanding dengan komponen inspirasi . Bunyi ini biasanya ada bila
kita mendengarkan di atas manubrium.
Bunyi pernapasan bronkovesikuler adalah campuran bunyi bronkial dan
vasikuler. Komponen inspirasi dan ekspirasi nya sama panjang. Dalam
keadaan normal, bunyi ini hanya terdengar pada sela iga pertama dan kedua
bagian depan dan diantara scapula di bagian belakang disekat Karina dan
bronkus utama.
Wheezing merupakan suara yang terdengar pada saat ekspirasi disebabkan
oleh penyumbatan jalan nafas yang disebabkan oleh penyempitan pada
bronchial lumen, broncospasme, dan oe-dem pada bronchial mukosa atau
sekresi yang berlebih. Wheezing sendiri terdiri dari beberapa derajat, yaitu:
1) Ringan, wheezing terdengar pada saat akhir ekspirasi atau bahkan saat
ekspirasi paksa.
2) Sedang, wheezing terdengar pada pertengahan sampai akhir ekspirasi.
3) Berat, wheezing terdengar sepanjang ekspirasi atau bahkan terdengar saat
inspirasi.
5. Perkusi
Perkusi adalah jenis pemeriksaan fisik yang berdasarkan interpretasi dari
suara yang dihasilkan oleh ketukan pada dinding toraks. Tekniknya: pasien
30
dalam posisi tidur dan bisa juga dalam posisi duduk titik pemeriksaan
menggunakan jari tengah tangan kiri yang menempel pada permukaan dinding
toraks tegak lurus dan sejajar dengan 3 yang disebut sebagai fleksi meter.
Sementara jari tengah tangan kanan digunakan sebagai pemukul ( pengetok )
disebut fleksor pada Flexi meter tadi. Jika pasien duduk, kedua tangan pasien
pada paha dengan fleksi pada sendi siku.Jika pasien tidur oleh karena tidak
dapat duduk, maka untuk perkusi daerah punggung, pasien dimiringkan ke
kiri dan ke kanan kanan secara bergantian.Perkusi dimulai dari lapangan atas
Paru menuju ke lapangan bawah sambil membandingkan bunyi perkusi antara
hemitoraks kanan dan kiri.
kekuatan perkusi disesuaikan, pada dinding dada yang ototnya tebal, maka
perkusi agak lebih kuat. Sedangkan pada daerah yang ototnya lebih tipis
seperti daerah axhilla dan lapangan bawah paru, kekuatan perkusi tidak
terlalu.
suara perkusi normal dari thoraks pada lapangan paru adalah sonor.
Hiperinflasi dari paru di mana udara tertahan lebih banyak dalam alveoli
menghasilkan perkusi yang hipersonor. Perkusi pada infiltrat paru di mana
parenkim lebih sulit (padat/mengandung sedikit udara) perkusi akan
menghasilkan redup ( dullnes ). Perkusi pada efusi pleura akan menghasilkan
suara pekat ( flatness ), pada keadaan ini rongga pleura berisi cairan yang
merupakan struktur yang solid. Adanya udara di dalam rongga pleura
(pneumothorax) akan menimbulkan suara perkusi timpani atau hipersonor.
bagian anterior toraks bunyi sonor mulai dari clavikula ke arah arcus
costarum, kecuali pada daerah jantung dan hati yang memberikan perkusi
redup atau pekak. Pada daerah anterior kanan pada RIC 4-6 akan didapatkan
overload parenkim paru dengan hati ( perkusi dilakukan pada linea
midclavicula kanan ). Dari RIC 6 sampai arcus costarum kanan kanan perkusi
adalah pekat daerah hati ( daerah hati ) yang tidak ditutupi parenkim paru.
31
Pada bagian anterior kiri bawah, didapatkan perkusi timpani (daerah
lambung). Daerah bunyi perkusi sonor dan aspek paruh sampai batas bawah.
Interprestasinya : terdapat suara pekat ( flatness ) pada sela Costa 2.
6. Pemeriksaan Tambahan
a. Pemeriksaan warna sputum/dahak
sputum adalah zat muka osi (terdiri dari sel-sel dan materia lainnya ) yang
disekresikan ke dalam saluran udara dari saluran pernapasan. Sputum
tidak sama dengan air liur, air liur merupakan suatu zat yang disekresi
dalam mulut untuk membantu pencernaan.
Hasil : warna dahak bening
b. Data lab
c. Foto x-ray
History Taking :
Inspeksi :
32
Pemeriksaan Fisik
Strategi Ft :
Postural drainage
Tapotement
Batuk efektif
Jet nebulizer
Breathing exercise
PENUTUP
Purse lips breathing
3.1 KESIMPULAN
Relaksasi
IR dan MWD
33
Rongga-rongga atas, atrium, menerima darah yang kembali ke jantung
dan memindahkannya ke rongga bawah, ventrikel, yang memompa
darah dari jantung. Pembuluh yang mengembalikan darah dari jaringan
ke atrium adalah vena, dan yang membawa darah menjauhi ventrikel
ke jaringan adalah arteri. Kedua paruh jantung dipisahkan oleh
septum, suatu partisi berotot kontinu yang mencegah pencampuran
darah dari kedua sisi jantung. Empat katup jantung mengalirkan darah
ke arah yang benar dan mencegah darah mengalir dalam arah
sebaliknya.
34
3.2 SARAN :
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banya
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan.
Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak
sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca
35
DAFTAR PUSTAKA
Porter, S. (2013). Tidy's Physiotherapy E-Book. Elsevier Health Sciences.
36