Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH FT KARDIOVASKULARPULMONAL

“PEMERIKSAAN
CARDIOVASKULERPULMONAL (ASMA)”

DISUSUN OLEH:
ANDI YULIANA KAMALUDDIN PO714241181006

KHAHLISYA AINUN NISA PO714241181025

NURUL MAGHFIRAH PO714241181062

TITIN PUSPITASARI PO714241181071

D.IV FISIOTERAPI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 25 November 2020

Kelompok 6

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
2.1 LATAR BELAKANG........................................................................................................................4
2.2 RUMUSAN MASALAH...................................................................................................................4
2.3 TUJUAN........................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................6
2.1 ANATOMI FISIOLOGI KARDIOVASKULAR PULMONAL..................................................................6
2.2 DEFINISI ASMA...........................................................................................................................15
2.3 PATOFISIOLOGI ASMA...............................................................................................................16
2.4 ETIOLOGI ASMA.........................................................................................................................16
2.5 DIAGNOSA ASMA.......................................................................................................................17
2.6 KLASIFIKASI ASMA.....................................................................................................................18
2.7 KOMPLIKASI ASMA....................................................................................................................18
2.8 PEMERIKSAAN DAN INTERVERENSI FT PADA PENDERITA ASMA...............................................18
BAB III......................................................................................................................................................25
PENUTUP.................................................................................................................................................25
3.1 KESIMPULAN..........................................................................................................................25
3.2 SARAN :............................................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................26

3
BAB I
PENDAHULUAN

2.1 LATAR BELAKANG


Sistem kardiovaskuler adalah kumpulan organ yang bekerja sama
untuk melakukan fungsi transportasi dalam tubuh manusia. Sistem ini
bertanggung jawab untuk mentransportasikan darah, yang mengandung
nutrisi, bahan sisa metabolisme, hormone, zat kekebalan tubuh, dan zat
lain ke seluruh tubuh. Sehingga, tiap bagian tubuh akan mendapatkan
nutrisi dan dapat membuang sisa metabolismenya ke dalam darah. Dengan
tersampainya hormone ke seluruh bagian tubuh, kecepatan metabolisme
juga akan dapat diatur. Sistem ini jugamenjamin pasokan zat kekebalan
tubuh yang berlimpah pada bagian tubuh yang terluka, baik karena
kecelakaan atau operasi, dengan bertujuan mencegah infeksi di daerah
tersebut. Dengan demikian, dapat dilihat bahwa sistem kardiovaskuler
memiliki fungsi utamauntuk mentransportasikan darah dan zat-zat yang
dikandungnya ke seluruh bagian tubuh.
Sistem kardiovaskuler terdiri atas organ jantung dan pembuluh
darah. Fungsi sistem ini dapat dianalogikan dengan sistem pengairan di
rumah tangga, dimana organ jantung berperan sebagai pompa dan
pembuluh darah berperan sebagai salurannya atau pipanya. Sistem ini
bertanggung jawab untuk mentransportasikan darah dan zat yang
dikandungnya ke seluruh bagian tubuh manusia. Untuk menjaga agar
darah tetap mencapai seluruh bagian tubuh secara terus-menerus maka
jantung sebagai pompa harus berdenyut secara terus menerus pula.
Denyutanjantung diatur oleh sistem saraf otonom (SSO) yang berada di
luar kesadaran atau kendali kita sehingga kita tidak dapat mengatur
denyutan jantung seperti kehendak kita. Sistem kardiovaskuler merupakan

4
sistem tertutup artinya darah yang ditransportasikan akan berada di dalam
jantung dan pembuluh darah, tidak dialirkan ke luar pembuluh darah.
Berdasarkan arah aliran darah maka pembuluh darah dapat
dikelompokkan menjadi dua. Pertama adalah pembuluh darah yang
meninggalkan jantung (arteri) dan pembuluh darah yang menuju jantung
(vena). Berdasarkan ukuran penampangnya (diameter) maka pembuluh
darah (arteri dan vena) dapat dikelompokkan menjadi pembuluh darah
besar, sedang, dan kecil. Contoh pembuluh arteri besar adalah aorta, a.
iliaca commonis; pembuluh arteri sedang adalah a. tibialis, a. radialis;
sedangkan contoh vena besar adalah v. cafa superior dan inferior. Diantara
pembuluh darah arteri kecil (arteriole) dan vena kecil (venule) akan
terdapat saluran kecil yang disebut pembuluh kapiler. Pembuluh kapiler
ini menghubungkan bagian pembuluh darah arteri dan vena. Pembuluh
kapiler ini memiliki struktur histologis tertentu.

2.2 RUMUSAN MASALAH


1. Anatomi jantung
2. Definisi asma
3. Patofisiologi asma
4. Epidemiologi asma
5. Etiologi asma
6. Diagnosis asma
7. Pemeriksaan FT pada asma

2.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui Anatomi jantung
2. Untuk mengetahui Definisi asma
3. Untuk mengetahui Patofisiologi asma
4. Untuk mengetahui Epidemiologi asma
5. Untuk mengetahui Etiologi asma

5
6. Untuk mengetahui Diagnosis asma
7. Untuk mengetahui Pemeriksaan FT pada asma

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 ANATOMI FISIOLOGI KARDIOVASKULAR PULMONAL


1. JANTUNG (KARDIO)
Jantung adalah organ berongga dan berotot seukuran kepalan
tangan.Organ ini terletak di rongga toraks (dada) sekitar garis tengah
antara sternum (tulang dada) di sebelah anterior dan vertebra (tulang
belakang) di posterior.Meskipun secara anatomis jantung adalah organ
tunggal, sisi kanan dan kiri jantung berfungsi sebagai dua pompa
terpisah. Jantung dibagi menjadi paruh kanan dan kiri serta memiliki
empat rongga, satu rongga atas dan satu bawah di tiap-tiap bagian

Rongga-rongga atas, atrium, menerima darah yang kembali ke


jantung dan memindahkannya ke rongga bawah, ventrikel, yang
memompa darah dari jantung.Pembuluh yang mengembalikan darah
dari jaringan ke atrium adalah vena, dan yang membawa darah
menjauhi ventrikel ke jaringan adalah arteri.Kedua paruh jantung
dipisahkan oleh septum, suatu partisi berotot kontinu yang mencegah
pencampuran darah dari kedua sisi jantung.Pemisahan ini sangat
penting karena separuh kanan jantung menerima dan memompa darah
miskin O2, sementara sisi kiri jantung menerima dan memompa darah
kaya O2.
Darah mengalir melalui jantung dalam satu arah tetap, yaitu dari vena
ke atrium ke ventrikel ke arteri.Adanya 4 katup jantung satu arah
memastikan darah mengalir ke satu arah.Katup-katup diposisikan

7
sedemikian sehingga mereka membuka dan menutup secara pasif
akibat perbedaan tekanan, serupa dengan pintu satu arah.Empat katup
jantung mengalirkan darah ke arah yang benar dan mencegah darah
mengalir dalam arah sebaliknya.

8
Katup atrioventrikular (AV) kanan dan kiri mengarahkan darah
dari atrium ke ventrikel selama diastol dan mencegah aliran balik
darah dari ventrikel ke atrium selama sistol.Katup semilunaris aorta
dan pulmonal masing-masing meng-arahkan dari ventrikel ke aorta
dan arteri pulmonaris selama sistol dan mencegah aliran balik darah
dari kedua pembuluh utama ini ke ventrikel selama diastol.

9
Dinding jantung memiliki tiga lapisan tersendiri:
1) Suatu lapisan tipis di bagian dalam, endotel, yaitu jenis suatu
jaringan epitel unik yang melapisi bagian dalam seluruh sistem
sirkulasi.
2) Suatu lapisan tengah, miokardium, yang terdiri dari otot
jantung dan membentuk bagian terbesar dinding jantung (mio
artinya "otot")
3) Suatu lapisan tipis di bagian luar, epikardium, yang
membungkus jantung (epi artinya "pada")
1. Pembuluh Darah (Vaskuler)
Pembuluh darah merupakan saluran untuk mengarahkan dan
menyebarkan darah dari jantung ke semua bagian tubuh dan kemudian
dikembalikan ke jantung.Pembuluh darah terkecil dirancang otot untuk
pertukaran cepat bahan-bahan antara sel sekitar dengan darah di dalam
pembuluh. Pembuluh darah mengangkut dan mendistribusikan darah
yang dipompa oleh jantung untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan
oksigen dan penghantaran nutrien pembuangan zat sisa, dan
penghantaran sinyal hormone.
a. Arteri
Arteri adalah saluran bergaris tengah besar dan beresistensi
rendah dari jantung ke organ.

10
Jantung berkontraksi secara bergantian untuk memompa darah
ke dalam arteri dan kemudian melemas untuk diisi oleh darah
vena.Ketika jantung melemas dan terisi kembali, tidak ada darah
yang dipompa keluar.Namun, aliran darah kapiler tidak
berfluktuasi antara sistol dan diastol jantung—yaitu, darah terus
mengalir melalui kapiler yang mendarahi organ-organ.Gaya
pendorong bagi aliran darah yang terus-menerus ke organ
sewaktu relaksasi jantung ini dihasilkan oleh sifat elastik dinding
arteri.
Arteri juga berfungsi sebagai reservoir tekanan.Karena sifat
elastisnya, akibat serat elastinnya yang banyak, arteri
mengembang untuk mengakomodasi volume ekstra darah yang
dipompa ke dalamnya oleh kontraksi jantung dan kemudian
mengalami rekoil untuk terus mendorong darah ketika jantung
berelaksasi. Arteri dikhususkan untuk (1) berfungsi sebagai
saluran transit-cepat bagi darah dari jantung ke berbagai organ
(karena jari-jarinya yang besar, arteri tidak banyak menimbulkan
resistensi terhadap aliran darah) dan (2) berfungsi sebagai
reservoir tekanan untuk menghasilkan gaya pendorong bagi
darah ketika jantung dalam keadaan relaksasi.

11
Tekanan sistol (rerata 120 mm Hg) adalah tekanan puncak
yang ditimbulkan oleh semburan darah terhadap dinding
pembuluh sewaktu sistol jantung.Tekanan diastol (rerata 80 mm

Hg) adalah tekanan minimal di arteri ketika darah disalurkan ke


dalam pembuluh di sebelah hilir sewaktu diastol jantung.Ketika
tekanan darah adalah 120180, tekanan nadi (perbedaan antara
tekanan sistolik dan diastolik) adalah 40 mm Hg.
Tekanan sistolik adalah tekanan puncak yang ditimbulkan
pada arteri ketika darah dipompa ke dalam pembuluh tersebut
sewaktu sistolik ventrikel.Tekanan diastolik adalah tekanan
terendah yang ditimbulkan pada arteri ketika darah mengalir
keluar darinya ke pembuluh di hilir sewaktu diastolik
ventrikel.Tekanan nadi adalah perbedaan antara tekanan sistolik
dan diastolik.Tekanan rerata adalah tekanan rata-rata di
sepanjang siklus jantung.
b. Arteriol
Arteriol adalah pembuluh resistensi utama.Tingginya resistensi
mereka menyebabkan tekanan rerata antara arteri dan kapiler
turun drastis.Penurunan ini meningkatkan aliran darah karena
membentuk perbedaan tekanan antara jantung dan organ.

12
c. Kapiler
Kapiler yang berdinding tipis, berjari-jari kecil, dan bercabang
luas ini adalah tempat ideal bagi pertukaran antara darah dan sel
jaringan sekitar.

Secara anatomis, luas permukaan untuk pertukaran


dimaksimalkan dan jarak difusi diminimalkan di kapiler.Selain
itu, karena luas potongan melintangnya yang besar, kecepatan
aliran darah melalui kapiler (dalam jarak per satuan waktu)
relatif rendah sehingga tersedia cukup waktu untuk
berlangsungnya pertukaran.
Darah mengalir lebih lambat di kapiler daripada di bagian lain
sistem sirkulasi.Percabangan kapiler yang ekstensif merupakan
penyebab lambatnya aliran darah melalui kapiler.
d. Vena
Vena adalah saluran berjari-jari besar dan beresistensi rendah
tempat darah mengalir kembali dari organ ke jantung. Selain itu,
vena yang berdinding tipis dan sangat mudah tergang, sebagai
pembuluh kapsitansi, dapat teregang secara pasif untuk

13
menyimpan volume darah yang lebih banyak sehingga berfungsi
sebagai reservoir darah yaitu ketika kebutuhan akan darah
rendah, vena dapat Menyimpang kelebihan. Kapasitas vena
untuk menampung darah dapat berubah banyak dengan sedikit
perubahan pada tekanan vena.Saat istirahat, vena menampung
lebih dari 60% volume darah total.
Katup vena satu-arah memastikan bahwa darah terdorong ke
arah jantung dan tidak mengalir balik ke jaringan

2. Paru-Paru (Pulmonal)
Paru-paru manusia terletak pada rongga dada, bentuk dari
paruparu adalah berbentuk kerucut yang ujungnya berada di atas
tulang iga pertama dan dasarnya berada pada diafragma.Paru terbagi
menjadi dua yaitu bagian yaitu, paru kanan dan paru kiri.Paru-paru
kanan mempunyai tiga lobus sedangkan paru-paru kiri mempunyai dua
lobus.Setiap paruparu terbagi lagi menjadi beberapa sub-bagian,
terdapat sekitar sepuluh unit terkecil yang disebut bronchopulmonary
segments.Paru-paru bagian kanan dan bagian kiri dipisahkan oleh
sebuah ruang yang disebut mediastinum (Evelyn, 2009).

14
Paru-paru manusia dibungkus oleh selaput tipis yang bernama
pleura.Pleura terbagi menjadi pleura viseralis dan pleura
pariental.Pleura viseralis yaitu selaput tipis yang langsung
membungkus paru, sedangkan pleura parietal yaitu selaput yang
menempel pada rongga dada.Diantara kedua pleura terdapat rongga
yang disebut cavum pleura (Guyton, 2007).
Menurut Alsagaff (2015) sistem pernapasan terbagi menjadi
dari dua proses, yaitu inspirasi dan ekspirasi. Inspirasi adalah
pergerakan dari atmosfer ke dalam paru, sedangkan ekspirasi adalah
pergerakan dari dalam paru ke atmosfer. Agar proses ventilasi dapat
berjalan lancar dibutuhkan fungsi yang baik pada otot pernafasan dan
elastisitas jaringan paru. Otot-otot pernafasan dibagi menjadi dua yaitu
:

a) O
t
o
t

15
inspirasi yang terdiri atas, otot interkostalis eksterna,
sternokleidomastoideus, skalenus dan diafragma.
b) Otot-otot ekspirasi adalah rektus abdominis dan
interkostalis internus.
Fungsi utama dari paru-paru adalah untuk pertukaran gas antara darah
dan atmosfer.Pertukaran gas tersebut bertujuan untuk menyediakan
oksigen bagi jaringan dan mengeluarkan karbon dioksida. Kebutuhan
oksigen dan karbon dioksida terus berubah sesuai dengan tingkat
aktivitas dan metabolisme seseorang, akan tetapi pernafasan harus
tetap dapat berjalan agar pasokan kandungan oksigen dan karbon
dioksida bisa normal (Jayanti, 2013).
Udara yang dihirup dan masuk ke paru-paru melalui sistem
berupa pipa yang menyempit (bronchi dan bronkiolus) yang bercabang
di kedua belah paru-paru utama (trachea).Pipa tersebut berakhir di
gelembunggelembung paru-paru (alveoli) yang merupakan kantong
udara terakhir dimana oksigen dan karbondioksida dipindahkan dari
tempat dimana darah mengalir.Ada lebih dari 300 juta alveoli di dalam
paru-paru manusia dan bersifat elastis.Ruang udara tersebut dipelihara
dalam keadaan terbuka oleh bahan kimia surfaktan yang dapat
menetralkan kecenderungan alveoli untuk mengempis (Yunus, 2007).
Menurut Guyton (2007) untuk melaksanakan fungsi tersebut,
pernafasan dapat dibagi menjadi empat mekanisme dasar, yaitu :
a) Ventilasi paru yang berfungsi untuk proses masuk dan
keluarnya udara antara alveoli dan atmosfer.
b) Difusi dari oksigen dan karbon dioksida antara alveoli
dan darah.
c) Transport dari pasokan oksigen dan karbon dioksida
dalam darah dan cairan tubuh ke dan dari sel. d.
Pengaturan ventilais pada sistem pernapasan.

16
Pada waktu menarik nafas atau inspirasi maka otot-otot
pernapasan berkontraksi, tetapi pengeluaran udara pernafasan dalam
proses yang pasif. Ketika diafragma menutup, penarikan nafas melalui
isi rongga dada kembali memperbesar paru-paru dan dinding badan
bergerak hingga diafragma dan tulang dada menutup dan berada pada
posisi semula (Evelyn, 2009).

Inspirasi merupakan proses aktif kontraksi otot-otot. Selama


bernafas tenang, tekanan intrapleura kira-kira 2,5 mmHg relatif lebih
tinggi terhadap atmosfer. Pada permulaan, inspirasi menurun sampai -
6mmHg dan paru-paru ditarik ke posisi yang lebih mengembang dan
tertanam dalam jalan udara sehingga menjadi sedikit negatif dan udara
mengalir ke dalam paru-paru.Pada akhir inspirasi, recoil menarik dada
kembali ke posisi ekspirasi dimana tekanan recoil paru-paru dan
dinding dada seimbang. Tekanan dalam jalan pernafasan seimbang
menjadi sedikit positif sehingga udara mengalir ke luar dari paru-paru
(Algasaff, 2015)

Selama pernafasan tenang, ekspirasi merupakan gerakan pasif


akibat elastisitas dinding dada dan paru-paru.Pada waktu otot
interkostalis eksternus relaksasi, dinding dada turun dan lengkung
diafragma naik ke atas ke dalam rongga toraks, menyebabkan volume
toraks berkurang.Pengurangan volume toraks ini meningkatkan
tekanan intrapleura maupun tekanan intrapulmonal. Selisih tekanan
antara saluran udara dan atmosfir menjadi terbalik, sehingga udara
mengalir keluar dari paru-paru sampai udara dan tekanan atmosfir
menjadi sama kembali pada akhir ekspirasi (Miller et al, 2011).

Proses setelah ventilasi adalah difusi yaitu, perpindahan


oksigen dari alveoli ke dalam pembuluh darah dan berlaku sebaliknya

17
untuk karbondioksida. Difusi dapat terjadi dari daerah yang bertekanan
tinggi ke tekanan rendah.Ada beberapa faktor yang berpengaruh pada
difusi gas dalam paru yaitu, faktor membran, faktor darah dan faktor
sirkulasi. Selanjutnya adalah proses transportasi, yaitu perpindahan gas
dari paru ke jaringan dan dari jaringan ke paru dengan bantuan aliran
darah (Guyton, 2007).

2.2 DEFINISI ASMA


Asma adalah sindrom klinis yang dipengaruhi oleh serangan sesak
napas yang disebabkan oleh saluran napas intrapulmonal. Tingkat
keparahan penyempitan bervariasi dalam waktu singkat secara spontan
atau sebagai pengobatan ulang (Hargreave et al. 1990).
Asma bronchiale adalah penyakit radang /inflamasi kronik pada
paru,yang di karakterisir oleh adanya penyumbatan saluran
nafas(obstruksi) yang berifat reverseble baik secara spontan maupun
pengobtan,peradangan pada jalan nafas dan peningkatan respon jalan
nafas terhadap berbagai rangsangan(hiperesponsensitivitas). Asma
bronchiale secara umum adalah penyakit saluran pernapasan yang di
tandai dengan beberapa gejala,seperti sesak nafas di sertai bunyi
wheezing,rasa berat dan kejang pada dada sehingga nafas menjadi
terengah – engah,biasanya biasanya di sertai batuk dan
dahak(sputum),perasaan menjadi gelisah dan cemas.

2.3 PATOFISIOLOGI ASMA

18
Akibat hipereaksi bronkus dan rangsangan dari luar berupa
allergen yang merupakan faktor lingkungan. Serangan asma pertama kali
menyerang otot bronkus sehingga saluran napas menjadi spasme,lalu
terjedai hyperemia karena adanya peradangan pada dinding mucosa dari
bronchus. Produksi mucosa meningkat dan bisa menyumbat bronchus
sehingga ventilasi alveolus berkurang. Radang saluran pernapasan
bronkontriksi menyebabkan saluran pernapasan menyempit dan sesak
napas yang diikuti dengan suara wheezing.\

2.4 ETIOLOGI ASMA


Ada dua faktor pencetus asma, antara lain :
1. Pemicu (iriggen) yang menyebabkan penyempitan saluran
pernapasan (bronkokonstriksi) dan tidak menyebabkan
peradangan.
2. Penyebab (inducer) yang menyebabkan peradangan dan inflamasi
pada saluran pernapasan

Ada beberapa pemicu terjadinya asma yang termasuk dalam faktor


predisposisi dan presipitasi timbulnya serangan asma :
a) Faktor predisposisi
- Genetik
Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun
belum diketahui bagaimana cara penurunannya yang jelas.
Penderita dengan penyakit alergi biasanya mempunyai
keluarga dekat juga menderita penyakit alergi. Karena adanya
bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit asma

19
jika terpapar dengan faktor pencetus. Selain itu hipersensivitas
saluran pernapasannya juga bisa diturunkan.

b) Faktor presipitas
- Alergen
Dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
o Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan.
Ex : debu,bulu bintang, serbuk bunga, spora jamur,
bakteri dan polusi.
o Ingestan, yang masuk melalui mulut
Ex : makanan dan obat obatan
o Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit.
Ex : perhiasan, logam dan jam.

- Perubahan cuaca
Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin
sering mempengaruhi asma. Atmosfir yang mendadak dingin
merupakan faktor pemicu terjadinya serangan asma. Kadang-
kadang serangan berhubungan dengan musim, seperti : musim
hujan, musim kemarau, musim bunga. Hal ini berhubungan
dengan arah angin, serbuk bunga dan debu.

- Stress (penggunaan emosi)


Stress atau gangguan emosi dapat menjadi pencetus
serangan asma, selain itu juga memperberat serangan asma yang
sudah ada. Disamping gejala asma yang timbul harus segera
diobati penderita asma yang mengalami stress atau gangguan
emosi perlu diberi nasehat untuk menyelesaikan masalah

20
pribadinya. Karena jika stressnya belum diatasi maka gejala
asmanya belum bisa diobati.
- Lingkungan kerja
Mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya
serangan asma. Hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja.
Misalnya orang yang bekerja di laboratorium hewan, indukstru
tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas. Gejala ini membaik pada
waktu libur dan cuti.

- Olahraga/aktivitas jasmani yang berat


Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan
jika melalui aktivitas olahraga atau jasmani yang berat. Lari cepat
paling mudah menimbulkan asma. Serangan asma karena aktivitas
biasanya terjadi segerah seteah selesai aktivitas tersebut.

Asma adalah suatu obstruktif jalan nafas yang reversibel yang


disebabkan oleh:
o Kontraksi otot disekitar bronkus sehingga terjadi
penyempitan jalan napas
o Pembengkakan membran bronkus
o Terisinya bronkus oeh mokus yan kental

2.5 DIAGNOSA ASMA


Penegakan diagnosa asma didasarkan pada anamnesi, tanda-tanda
klinik dan pemeriksaan tambahan
1. Pemeriksaan anamnesis keluhan episodik bentuk kronik berulang, mengi,
sesak dada, kesulitan bernapas.

21
2. Faktor pencetus (inciter) dapat berupa iritan (debu) pendinginan saluran
nafas, alergen dan emosi, sedangkan perangsang (inducer) berupa kimia,
infeksi dan alergen.
3. Pemeriksaan fisik sesak nafas (dyspnea), mengi, nafas cuping hidung pada
saat inspirasi (anak), bicara terputus putus, agitas, hiperinflasi toraks,
lebih suka posisi duduk. Tanda-tanda lain sianosis, ngantuk susah bicara,
takikardi dan hiperinflasi torak.
4. Pemeriksaan uji fungsi paru sebelum dan sesudah pemberian metakolin
atau bronkodilator sebelum dan sesudah olahraga dapat membantu
menegakkan diagnosis asma.

2.6 KLASIFIKASI ASMA

Asma sering dicirikan sebagai alergi, idiopatiknon alergi, serta


gabungan.

1. Asma alergic
Disebabkan oleh allergen / allergen-alergen yang dikenal (misal: serbuk sari
binatang, amarah, makanan, jamur) Kebanyak allergen terdapat di udara dan
musiman. Pasien dengan asma allergic biasanya mempunyai riwayat keluarga
yang allergic dan riwayat medis masa lalu eczema / rhinitis
allergic.Pemajanan terhadap allergen mencetuskan serangan asma.Anak-anak
dengan asma allergic sering dapat mengatasi kondisi sampai masa remaja.
2. Asma idiopatik / non allergic
Tidak berhubungan dengan allergen spesifik.Faktor-faktor seperti common
cold, infeksi traktus respiratorius, latihan, emosi, dan polutan lingkungan
dapat mencetuskan serangan.Beberapa agen farmakologi, seperti aspirin dan

22
agen anti inflamasi nonsteroid lain, antagonis beta - adrenergic, dan agen
sulfit (pengawet makanan), juga mungkin menjadi faktor.Serangan asma
idiopatik atau non allergic menjadi lebih berat dan sering sejalan dengan
berlalunya waktu dan dapat berkembang menjadi bronchitis kronis dan
emfisema.
3. Asma Gabungan
Adalah bentuk asma yang paling umum.Asma ini mempunyai karakteristik
dar bentuk allergic maupun bentuk ideopatic atau non allergic.

2.7 KOMPLIKASI ASMA


Komplikasi timbul karena kurang tepatnya penanganan pada suatu
kondisi. Begitu pula ada penderita Asma Bronchiale jka tidak ditangani
dengan tepat akan menimbulkan penyakit baru dan memperparah keadaan.
Komplikasi itu antara lain:

a. Bronchitis kronik
b. Emphysema
c. PPOK

2.8 PEMERIKSAAN DAN INTERVERENSI FT PADA


PENDERITA ASMA
Pemeriksaan FT
1. Anamnesis
a. Umum
 Nama : T.x
 Umur : 25 Tahun

23
 Jenis kelamin : Laki-Laki
 Pekerjaan : buruh pabrik semen
 Alamat : Jl. Paccerakkang No.23, Daya. Makassar
b. Khusus
 Keluhan utama : sesak nafas
 Lama keluhan : 8 bulan yang lalu
 Pajanan : debu
 Hubungan pajanan dengan penyakit : asma dipicu oleh
beberapa faktor, salah satunya faktor prepitasi atau alergen
yang masuk melalui saluran pernapasa (inhalasi), dan debu
adalah salah satu bentuk alergen yang sangat sering memicu
terjadinya penyakit asma.
 Pajanan cukup besar :
1. Dibagian pengolahan kadar debu melalui NAB
2. Tidak menggunakan masker
 Apa gejala asma hanya kena pada tuan X saja? Tidak
 Adakah teman yang satu bagian yang sakit seperti tuan X? 2
teman tuan X juga menderita penyakit asma
 Apa selain di pabrik tepung pernah terpajan debu-debu
lainnya? Tidak
 Apa ini PAK atau bukan PAK? Asma kerja karena terpajan
debu semen yang berlebih saat bekerja dibagian pengolahan
pabrik semen
 Mukus
o Jumlah : 120 ml
o Warna : putih bening (jernih)
o Kekentalan : cair dan berbusa

24
2. Pemeriksaan vitall sign
Pemeriksaan vitall sign terdiri atas pemeriksaan denyut nadi,
frekuensi napas, suhu, dan tekanan darah. Temuan pemeriksaan adalah
frekuensi napas yang meningkat (tachypnea) dan tachycardia.
 Denyut nadi : 72 x/menit
 Pernapasan : 35 x/menit
 Suhu : 35,5 C
 Tekanan darah : 120/80 MmHg

3. Inspeksi
a. Regio kepala dan leher :
o Ekspresi wajah menunjukkan kecemasan dan gelisah, serta
tampak pucat
o Ditemukan hiperarthropi otot-otot accessory muscle tanda
adanya penggunaan otot yang berlebihan
o Adanya ceanosis pada ujung jari dan bibir yang diakibatkan
karena kurangnya suplai oksigen dalam darah

b. Analisis bentuk dada dan postur

25
o Bahu nampak sedikit elevasi dan protraksi bahu dikarenakan
pada saat ekspirasi selalu menguunakan otot aksesoris
pernapasan (scalene, sterno cledomastoideus)
o Postur tubuh laen forward
o Bentuk thoraks barrel chest antero posterior 2:1

c. Pola napas
o Penderita berusaha untuk bernapas dalam ekspirasi memanjang
diikuti bunyi mengi (wheezing)

4. Palpasi
Pada palpasi dikaji tentang kesimetrisan, ekspansi dan taktil fremitus.
a. Kesimetrisan chest

26
Palpasi dilakukan dengan menempatkan kedua telapak tangan
pada dinding dada untuk memeriksa setiap sisi pengembangan
(ekspansi ) thorax selama inspirasi dan ekspirasi. Pada pemeriksaan ini
akan di elevasi tentang pengembangan (ekspansi) thorax selama
inspirasi dan ekspirasi. Pada pemeriksaan ini akan di evaluasi tentang
pengembangan ketiga area lobus dengan cara :
o Cek ekspansi upper lobus : pasien dalam posisi duduk,
therapist dihadapannya lalu tempat kedua ujung thumb pada
mid sterna line di sternal notch, jari-jari diluruskan diatas
clavicula lalu anjurkan pasien ekspirasi maksimal lalu diikuti
inspirasi maksimal dan dalam.
o Cek ekspansi midle lobus : posisi pasien tetap seperti poin
diatas. Letakkan kedua ujung thumb di processus xyphoideus
dan jari-jari kearah lateral costa lalu anjurkan pasien ekspirasi
maksimal kemudian inspirasi dalam.
o Cek ekspansi lower lobus : posisi pasien tetap seperti kedua
poin diatas, kemudian letakkan kedua ujung thumb dibelakang
pada processus spinosus vertebra setinggi lower costa, lalu
anjurkan pasien ekspirasi maksimal kemudian inspirasi dalam.

Interpretasinya : tidak ditemukan asimetris pada chest


(pengembangan thorax)

27
b. Taktil Fremitus
Palpasi dilakukan dengan melakukan uji fremitus pada dinding dada palpasi.
Palpasi dilakukan dengan meletakkan kedua telapak tangan kita menempel
pada dinding thoraks. Misalnya melakukan palpasi pada dada posterior atau
punggung, pasien di suruh berucap kata-kata seperti “99” dengan nada yang
sedang, kemudian secara simetris dibandingkan getaran yang timbul pada
dinding thoraks yang dirasakan pada kedua telapak tangan.Tangan kita
sebagai pemeriksa kata-kata yang diucapkan menimbulkan getaran yang dapat
dirasakan pada kedua telapak tangan.

Fremitus taktil memberikan informasi yang berguna mengenai kepadatan


jaringan paru-paru dan rongga dada dibawahnya itu meningkat pada keadaan
dengan infiltrat paru, compressive atelektasis,cavitas paru. Keadaan seperti
ini kepadatan paru-paru meningkat seperti konsolidasi, sehingga
meningkatkan penghantaran fremitus taktil.Fremitus menurun atau melemah
pada keadaan penebalan pleura, efusi pleura, pneumothorax, emfisema paru
dan obstruksi dari bronkus.

28
Keadaan klinis yang mengurangi penghantaran gelombang suara ini akan
mengurangi fremitus taktil. Jika ada jaringan lemak yang berlebihan di dada,
udara atau cairan di dalam rongga dada, atau paru-paru yang mengembang
secara berlebihan, fremitus taktil akan melemah.

Interprestasinya : fremitus taktil melemah karena ada cairan dalam kurung


dalam kurung khusus dalam rongga dada.

Pemeriksaan Fisik

4. Auskultasi
auskultasi paru dilakukan dilaksanakan secara indirect yaitu dengan memakai
stetoskop. Posisi pasien sebaiknya duduk seperti melakukan perkusi, jika
pasien tidak bisa duduk auskultasi dapat dilakukan dalam posisi tidur.Pasien
dapat disuruh bernapas dengan mulut, tidak melalui hidung. Yang diperiksa
pada saat alkulturasi adalah:
 Suara nafas/bunyi pernapasan
 Wheezing
 Pleura Friction ( bunyi gesekan pleura )
 Voice sounds ( bunyi bersuara )

untuk mendengar suara nafas, maka perhatikan intensitas, durasi dan pitch ( nada )
dari inspirasi dibandingkan dengan ekspirasi. Pada orang sehat maka dapat di dengar
suara nafas yaitu fase vesikuler trakeal, bronkial dan bronkovesikuler.

 Pada pernapasan vesikuler, suara inspirasi jauh lebih panjang dibandingkan


ekspirasi yang jauh lebih lemah dan seringkali tidak terdengar. bunyi
vesikuler ini merupakan bunyi lemah dengan tinggi nada rendah yang
terdengar di atas kebanyakan lapangan paru.

29
 Bunyi pernapasan trakeal adalah bunyi yang sangat kasar, keras dan dengan
nada tinggi yang terdengar pada bagian trakea extratoraks. Kedua komponen
baik inspirasi maupun ekspirasi sama panjangnya.
 Bunyi pernapasan bronkial adalah bunyi yang keras dengan nada tinggi,
seperti udara mengalir melalui pipa . Komponen ekspirasinya lebih keras dan
lebih lama dibanding dengan komponen inspirasi . Bunyi ini biasanya ada bila
kita mendengarkan di atas manubrium.
 Bunyi pernapasan bronkovesikuler adalah campuran bunyi bronkial dan
vasikuler. Komponen inspirasi dan ekspirasi nya sama panjang. Dalam
keadaan normal, bunyi ini hanya terdengar pada sela iga pertama dan kedua
bagian depan dan diantara scapula di bagian belakang disekat Karina dan
bronkus utama.
 Wheezing merupakan suara yang terdengar pada saat ekspirasi disebabkan
oleh penyumbatan jalan nafas yang disebabkan oleh penyempitan pada
bronchial lumen, broncospasme, dan oe-dem pada bronchial mukosa atau
sekresi yang berlebih. Wheezing sendiri terdiri dari beberapa derajat, yaitu:
1) Ringan, wheezing terdengar pada saat akhir ekspirasi atau bahkan saat
ekspirasi paksa.
2) Sedang, wheezing terdengar pada pertengahan sampai akhir ekspirasi.
3) Berat, wheezing terdengar sepanjang ekspirasi atau bahkan terdengar saat
inspirasi.

interpretasinya: terdengar wheezing selama inspirasi pada lobus kiri segmen


anterior.

5. Perkusi
Perkusi adalah jenis pemeriksaan fisik yang berdasarkan interpretasi dari
suara yang dihasilkan oleh ketukan pada dinding toraks. Tekniknya: pasien

30
dalam posisi tidur dan bisa juga dalam posisi duduk titik pemeriksaan
menggunakan jari tengah tangan kiri yang menempel pada permukaan dinding
toraks tegak lurus dan sejajar dengan 3 yang disebut sebagai fleksi meter.
Sementara jari tengah tangan kanan digunakan sebagai pemukul ( pengetok )
disebut fleksor pada Flexi meter tadi. Jika pasien duduk, kedua tangan pasien
pada paha dengan fleksi pada sendi siku.Jika pasien tidur oleh karena tidak
dapat duduk, maka untuk perkusi daerah punggung, pasien dimiringkan ke
kiri dan ke kanan kanan secara bergantian.Perkusi dimulai dari lapangan atas
Paru menuju ke lapangan bawah sambil membandingkan bunyi perkusi antara
hemitoraks kanan dan kiri.
kekuatan perkusi disesuaikan, pada dinding dada yang ototnya tebal, maka
perkusi agak lebih kuat. Sedangkan pada daerah yang ototnya lebih tipis
seperti daerah axhilla dan lapangan bawah paru, kekuatan perkusi tidak
terlalu.
suara perkusi normal dari thoraks pada lapangan paru adalah sonor.
Hiperinflasi dari paru di mana udara tertahan lebih banyak dalam alveoli
menghasilkan perkusi yang hipersonor. Perkusi pada infiltrat paru di mana
parenkim lebih sulit (padat/mengandung sedikit udara) perkusi akan
menghasilkan redup ( dullnes ). Perkusi pada efusi pleura akan menghasilkan
suara pekat ( flatness ), pada keadaan ini rongga pleura berisi cairan yang
merupakan struktur yang solid. Adanya udara di dalam rongga pleura
(pneumothorax) akan menimbulkan suara perkusi timpani atau hipersonor.
bagian anterior toraks bunyi sonor mulai dari clavikula ke arah arcus
costarum, kecuali pada daerah jantung dan hati yang memberikan perkusi
redup atau pekak. Pada daerah anterior kanan pada RIC 4-6 akan didapatkan
overload parenkim paru dengan hati ( perkusi dilakukan pada linea
midclavicula kanan ). Dari RIC 6 sampai arcus costarum kanan kanan perkusi
adalah pekat daerah hati ( daerah hati ) yang tidak ditutupi parenkim paru.

31
Pada bagian anterior kiri bawah, didapatkan perkusi timpani (daerah
lambung). Daerah bunyi perkusi sonor dan aspek paruh sampai batas bawah.
Interprestasinya : terdapat suara pekat ( flatness ) pada sela Costa 2.
6. Pemeriksaan Tambahan
a. Pemeriksaan warna sputum/dahak
sputum adalah zat muka osi (terdiri dari sel-sel dan materia lainnya ) yang
disekresikan ke dalam saluran udara dari saluran pernapasan. Sputum
tidak sama dengan air liur, air liur merupakan suatu zat yang disekresi
dalam mulut untuk membantu pencernaan.
Hasil : warna dahak bening
b. Data lab
c. Foto x-ray

History Taking :

Pekerjaan buruh pabrik semen, Pemicu NAB kadar


debu tinggi, tdk menggunakan masker 8 bulan yg lalu,
terdpt mukul sejumlah 120ml wrna putih bening,
kekentapan cair dan berbusa

Inspeksi :

Hiperarthopi otot, syanosis pada ujung Jari dan bibir,


bahu nampak sdkt elevasi dan proktraksi, postur tubuh
lean forward, di ikuti bunyi mengi

32

Pemeriksaan Fisik
Strategi Ft :

Postural drainage

Tapotement

Batuk efektif

Jet nebulizer

BAB III Mobillisasi sangar thorax

Breathing exercise
PENUTUP
Purse lips breathing
3.1 KESIMPULAN
Relaksasi

IR dan MWD
33
 Rongga-rongga atas, atrium, menerima darah yang kembali ke jantung
dan memindahkannya ke rongga bawah, ventrikel, yang memompa
darah dari jantung. Pembuluh yang mengembalikan darah dari jaringan
ke atrium adalah vena, dan yang membawa darah menjauhi ventrikel
ke jaringan adalah arteri. Kedua paruh jantung dipisahkan oleh
septum, suatu partisi berotot kontinu yang mencegah pencampuran
darah dari kedua sisi jantung. Empat katup jantung mengalirkan darah
ke arah yang benar dan mencegah darah mengalir dalam arah
sebaliknya.

 Pembuluh darah mengangkut dan mendistribusikan darah yang


dipompa oleh jantung untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan oksigen
dan penghantaran nutrien pembuangan zat sisa, dan penghantaran
sinyal hormone. Ketika jantung melemas dan terisi kembali, tidak ada
darah yang dipompa keluar. Gaya pendorong bagi aliran darah yang
terus-menerus ke organ sewaktu relaksasi jantung ini dihasilkan oleh
sifat elastik dinding arteri. Karena sifat elastisnya, akibat serat
elastinnya yang banyak, arteri mengembang untuk mengakomodasi
volume ekstra darah yang dipompa ke dalamnya oleh kontraksi
jantung dan kemudian mengalami rekoil untuk terus mendorong darah
ketika jantung berelaksasi.

 Tekanan sistol adalah tekanan puncak yang ditimbulkan oleh


semburan darah terhadap dinding pembuluh sewaktu sistol jantung.
Tekanan sistolik adalah tekanan puncak yang ditimbulkan pada arteri
ketika darah dipompa ke dalam pembuluh tersebut sewaktu sistolik
ventrikel.

34
3.2 SARAN :
 Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banya
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan.
 Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak
sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca

35
DAFTAR PUSTAKA
Porter, S. (2013). Tidy's Physiotherapy E-Book. Elsevier Health Sciences.

Rahmayanti, R. (2020). Diagnosis, Tatalaksana dan Prognosis Bronkhiolitis pada Anak.


Jurnal Kedokteran Nanggroe Medika, 3(3), 30-35.

Thomson, A. M., Skinner, A. T., & Piercy, J. (1991). Tidy's physiotherapy.


Butterworth-Heinemann.

36

Anda mungkin juga menyukai