Abstrak
Salah satu masalah fisik sehari-hari yang sering ditemukan pada lansia
adalah nyeri punggung bawah. Salah satu tindakan yang dapat dilakukan untuk
mengatasi masalah pada nyeri punggung bawahdapat digunakan Terapi latihan :
william flexion exercise. Terapi latihan william flexion exercise digunakan
untuk penguluran otot ekstensor daerah punggung dan penguatan otot-otot
daerah abdomen. Penelitian ini termasuk jenis penelitian dengan desain pre-
experimental dengan menggunakan rancangan the one group pretest-posttest
design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang mengalami
nyeri punggung bawah di Panti Werdha Mojopahit Mojokerto yaitu sejumlah 27
lansia, dan untuk sampel diambil berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang
ditentukan oleh peneliti. Untuk pengumpulan data digunakan lembar observasi
skala nyeri Bourbanis. Hasil penelitian didapatkan intensitas nyeri punggung
bawah sebelum dilakukan terapi william flexion exercise yaitu sebagian besar
responden mengalami nyeri sedang yaitu sebanyak 6 orang (55 %) dan terdapat
hampir setengah responden lainnya mengalami nyeri berat yaitu 5 orang (45 %).
Terjadi penurunan intensitas nyeri sesudah terapi yang ditunjukkan dengan
sebagian besar responden mengalami nyeri sedang yaitu sebanyak 7 orang (64
%) dan hampir setengah responden lainnya mengalami nyeri ringan yaitu 5
orang (36 %). Hasil uji statistik menyimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian
terapi william flexion exercise terhadap nyeri punggung bawah pada lansia.
Simpulan yang dapat ditarik adalah ada perubahan intensitas nyeri yang
dirasakan responden sesudah terapi karena terjadi penurunan ketegangan otot
terutama otot bagian lumbo sacral spine. Maka dari itu terapi latihan william
flexion exercise dapat digunakan sebagai salah satu terapi alternatif dan tidak
hanya berfokus pada terapi farmakologis dalam menangani nyeri khususnya
nyeri punggung bawah.
Kata kunci : lansia, nyeri punggung bawah, william flexion exercise
1) Penulis adalah Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit Mojokerto
2) Penulis adalah Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit Mojokerto
111
Vol 6. No. 1, Maret 2014 MEDICA MAJAPAHIT
A. PENDAHULUAN
Meningkatnya angka harapan hidup bagi penduduk Indonesia
berdampak pada meningkatnya masalah lanjut usia (lansia) yang semakin
kompleks, dari masalah kesehatan penyakit degeneratif sampai status
mental lansia. Hal ini didasari dengan makin lanjutnya usia seseorang maka
kemungkinan terjadinya penurunan anatomik dan fisiologik atas organ-
organnya semakin besar (Boedhi, 2006). Perubahan fisiologis bervariasi
pada setiap lansia. Beberapa lansia tidak mampu melakukan aktivitas atau
aktivitasnya terbatas karena adanya masalah fisik, emosional atau sosial
yang membuat lansia merasa sakit. Salah satu masalah fisik sehari-hari yang
sering ditemukan pada lansia adalah nyeri punggung bawah (Bandiyah,
2009). Dengan munculnya rasa nyeri yang dirasakan oleh lansia ini maka
akan mengakibatkan lansia tidak produktif terutama dalam hal aktivitas
maupun keterbatasan dalam merawat dirinya secara mandiri. Hal ini sangat
bertentangan dengan konsep bahwa selama individu tersebut memiliki
semangat untuk hidup serta melakukan kegiatan-kegiatan, maka ia akan
tetap produktif dan berbahagia meskipun usianya telah lanjut, sehingga
tidak menjadi beban bagi keluarga dan masyarakat (Maryam dkk, 2008).
Data epidemiologi mengenai nyeri punggung bawah yang ada yaitu
40% penduduk pulau Jawa berusia diatas 55 tahun pernah menderita nyeri
punggung bawah, prevalensi pada laki-laki 57,2% dan pada wanita 42,8%.
Insiden berdasarkan kunjungan pasien dengan keluhan nyeri punggung
bawah ke beberapa rumah sakit di Indonesia berkisar antara 13-17% dari
total penyakit yang dikeluhkan pasien (Sadeli, 2011). Berdasarkan hasil
studi pendahuluan yang dilakukan di Panti Werdha Mojopahit Mojokerto
didapatkan data jumlah lansia sampai bulan Maret 2012 sebanyak 43 orang
dan ditemukan 27 lansia (62,8%) mengalami nyeri punggung bawah. Dari
hasil wawancara, dalam menangani masalah nyeri punggung bawah tersebut
sebanyak 16 lansia (59,26%) mengatakan langsung minum obat saat nyeri
dan sebanyak 11 lansia (40,74%) mengatakan hanya membiarkannya saja.
Penyebab dari nyeri punggung bawah adalah peregangan dari
struktur yang sensitif terhadap nyeri. Hal lain yang dapat mengakibatkan
nyeri punggung bawah misalnya batuk, bersin, mengangkat benda yang
berat, atau peregangan dapat menimbulkan nyeri (Lyndon, 2009).
Gangguan yang terjadi akibat nyeri punggung bawah adanya nyeri tekan
pada regio lumbal, spasme otot-otot punggung, keterbatasan gerak
112
Vol 6. No. 1, Maret 2014 MEDICA MAJAPAHIT
113
Vol 6. No. 1, Maret 2014 MEDICA MAJAPAHIT
Menentukan Subyek
Penelitian
Melakukan pengukuran intensitas
Pre-Test nyeri sebelum diberikan terapi
Wiliam Flexion Exercise Hasil
pengukuran
Memberikan terapi
dibandingkan
William Flexion Exercise
antara sebelum
yang dilakukan 4-5 menit,
dan sesudah
diberikan sebanyak 2 kali
diberikan terapi
per minggu selama 1
Wiliam Flexion
bulan
Exercise
(Adhyati,2011)
115
Vol 6. No. 1, Maret 2014 MEDICA MAJAPAHIT
116
Vol 6. No. 1, Maret 2014 MEDICA MAJAPAHIT
C. HASIL PENELITIAN
1. Data Umum
Data ini menggambarkan karakteristik responden yang berada
di Panti Werdha Mojopahit Mojokerto yang meliputi :
a. Karakteristik responden berdasarkan umur
8 64 %
6
36 %
4
Umur
2
0%
0
55 - 64 tahun65 - 74 tahun 75 tahun
117
Vol 6. No. 1, Maret 2014 MEDICA MAJAPAHIT
7 55 %
6
5 36 %
4
3
2 Tingkat
9% Pendidikan
1 0%
0
Tidak SD SMP SMA
Sekolah
4
Pekerjaan
18 % 18 %
2
0
petani pedagang penjahit
118
Vol 6. No. 1, Maret 2014 MEDICA MAJAPAHIT
2. Data Khusus
Data ini menggambarkan hasil penelitian yang diperoleh dari
responden di Panti Werdha Mojopahit Mojokerto yang meliputi :
a. Intensitas nyeri punggung bawah pada lansia sebelum diberikan
terapi William Flexion Exercise.
Tabel 2. Distribusi frekuensi intensitas nyeri punggung
bawah sebelum diberikan terapi william flexion
exercise
No. Intensitas nyeri
Frekuensi Prosentase (%)
punggung bawah
1. Tidak Nyeri 0 0
2. Nyeri Ringan 0 0
3. Nyeri Sedang 6 55
4. Nyeri Berat 5 45
5. Nyeri Sangat Berat 0 0
Jumlah 11 100
2. Nyeri Ringan 4 36
3. Nyeri Sedang 7 64
4. Nyeri Berat 0 0
5. Nyeri Sangat Berat 0 0
Jumlah 11 100
Sesudah terapi
Intensitas Nyeri
Tidak Nyeri Nyeri Nyeri
nyeri Sangat Jumlah
Nyeri Ringan Sedang Berat
punggung Berat
bawah F % F % F % F % F %
Tidak
- - - - - - - - - - -
Nyeri
Nyeri
- - - - - - - - - - -
Ringan
Nyeri
- - 4 36 2 19 - - - - 6 (55%)
Sebelum Sedang
terapi Nyeri Berat - - - - 5 4% - - - - 5 (45%)
Nyeri
Sangat - - - - - - - - - - -
Berat
11
Jumlah - - 4 36 7 64 - - - -
(100%)
Analisa
Wilcoxon Signed Ranks Test 0,003
uji
120
Vol 6. No. 1, Maret 2014 MEDICA MAJAPAHIT
121
Vol 6. No. 1, Maret 2014 MEDICA MAJAPAHIT
122
Vol 6. No. 1, Maret 2014 MEDICA MAJAPAHIT
dari keadaan duduk, saat membungkuk, saat duduk atau berdiri lama
dan berjalan.
2. Intensitas nyeri punggung bawah pada lansia sesudah diberikan
terapi william flexion exercise.
Intensitas nyeri punggung bawah pada lansia sesudah
diberikan terapi william flexion exercise menunjukkan bahwa
sebagian besar lansia mengalami nyeri sedang yaitu sebanyak 7 orang
(64 %) dan hampir setengah responden lainnya mengalami nyeri
ringan yaitu 4 orang (36 %).
Pada dasarnya dikenal dua tahapan terapi nyeri punggung
bawah: konservatif dan operatif. Kedua tahapan terapi tadi
mempunyai kesamaan tujuan ialah rehabilitasi (Harsono, 2003). Salah
satu tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah pada
nyeri punggung bawahdapat digunakan Terapi latihan : william flexion
exercise. Latihan ini dirancang untuk mengurangi nyeri punggung
dengan memperkuat otot-otot yang memfleksikan lumbo sacral spine,
terutama otot abdominal dan otot gluteus maximus dan meregangkan
kelompok ekstensor punggung bawah. Latihan ini sebaiknya
dilakukan tidak hanya pada waktu terasa sakit saja (Prasetyo, 2010).
Pengaruh dari terapi William Flexion Exercise yang
mempunyai prinsip memperkuat otot-otot abdominal sebagai otot
penggerak fleksi lumbosacral dan meregangkan otot-otot ekstensor
punggung bawah, karena semakin otot itu relax dan tidak tegang maka
otot tersebut dapat bergerak dengan penuh tanpa adanya rasa nyeri dan
spasme. Sehingga responden mengalami penurunan intensitas nyeri
terutama nyeri punggung bawah.
3. Pengaruh pemberian terapi william flexion exercise terhadap
nyeri punggung bawah pada lansia.
Dalam penelitian ini akan dibandingkan antara pengukuran
intensitas nyeri sebelum terapi dan sesudah terapi. Berdasarkan tabel 4
didapatkan hasil pada saat pengukuran intensitas nyeri punggung
bawah sebelum dilakukan terapi william flexion exercise responden
mengalami nyeri berat sebanyak 5 orang (45 %), sesudah dilakukan
terapi dan diukur kembali intensitas nyeri punggung bawah responden
menunjukkan responden mengalami penurunan intensitas nyeri
menjadi nyeri sedang. Untuk responden lainnya saat pengukuran
123
Vol 6. No. 1, Maret 2014 MEDICA MAJAPAHIT
125
Vol 6. No. 1, Maret 2014 MEDICA MAJAPAHIT
DAFTAR PUSTAKA
Agus, supriyanto. 2009. Pendekatan Fisioterapi Pada Problem Kapasitas Fisik
Dan Kemampuan Fungsional Pada Kondisi Low Back Pain Miogenik
(Online). (http://es.scribd.com, diakses pada tanggal 20 Maret 2012)
Adhyati,2011. Low back pain (LBP) - USU Repository (Online).
(http://repository.usu.ac.id, diakses pada tanggal 29 Mei 2012)
Bandiyah. 2009. Lanjut Usia. (http://bandiyahs.blogspot.com, diakses pada
tanggal 15 Desember 2011)
Boedhi, K. (2006). Asuhan Keperawatan Gerontik (Online). (http://boedhi-
ilmukeperawatan.blogspot.com, diakses pada tanggal 15 Desember
2011)
Candra, 2011. Peran Fisioterapi Dalam Penanganan LBP (Online).
(http://etd.eprints.ums.ac.id, diakses pada tanggal 17 Maret 2012)
Hadian, Agus.2010. Terapi Konservatif untuk Low back Pain (Online).
(http://www.jamsostek.co.id, diakses pada tanggal 29 Mei 2012)
Harsono. 2003. Kapita Selekta Neurologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Pers
Hidayat, A. Aziz. 2003. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah, Edisi
1. Jakarta : Salemba medika.
Hidayat, A. Aziz. 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa
Data. Jakarta : Salemba Medika
Lyndon, saputra. 2010. Intisari Ilmu Penyakit Dalam. Tangerang : Binarupa
Aksara
Maryam, R Siti. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta :
Salemba Medika
Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan, Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika
Potter, Patricia A & Perry, Anne Griffin. 2005. Buku Ajar Fundamental
Keperawatan : Konsep, Proses dan Praktik, Edisi 4. Jakarta : EGC
Prasetyo, Sigit Nian. 2010. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta
: Graha Ilmu
Priyambodo, Hanung. 2008. Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kondisi Low
Back Pain Miogenik Di RSUD Boyolali. Karya tulis ilmiah diploma
tidak dipublikasikan. Universitas Muhammadiyah Surakarta
126
Vol 6. No. 1, Maret 2014 MEDICA MAJAPAHIT
127